PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL PADA PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS BANTUL UNTUK SMA/MA KELAS XI
Literasi
2. Identifikasi Masalah
Kurangnya bahan ajar fisika sebagai sumber belajar mandiri peserta didik
3. Batasan Masalah
GURU PENELITI
a. Memfasilitasi sumber belajar berupa buku a. Memberikan pengalaman terkait
ajar fisika yang mengaitkan materi fisika ke pengembangan bahan ajar dalam dunia
kearifan lokal yang ada disekitarnya. pendidikan yang meintegrasikan dengan
kearifan lokal.
b. Sebagai referensi bahan ajar dalam proses b. Sarana dalam belajar untuk menjadi
KBM. seorang pendidik.
8. Keterbatasan Pengembangan
1. Kajian Teori
Pembelajaran Fisika
Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya
aktivitas belajar dalam individu. Belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep
dasar fisika melalui pemahaman.
Modul
Sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka
dapat belajar sendiri atau mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru.
Kearifan Lokal
Kearifan lokal menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan atau nilai setempat atau lokal
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakat.
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah bentuk jamak dari budi yang
berarti akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu hal yang berhubungan dengan
akal.
Batik
Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan yang dikenal sejak nenek moyang. Batik
sangat dikagumi bukan hanya karena prosesnya yang rumit tetapi juga dalam motif dan
warnanya yang unik dan indah, yang sarat akan makna simbolik. Batik masuk kearifan
lokal yang berwujud nyata (tangible) yaitu karya seni.
Fluida Statis
Kemampuan materi untuk mengalir. Fluida statis mempelajari fluida dalam keadaan diam.
Adapun pada bab fluida statis akan dibahas subbab di antaranya adalah tekanan, hukum
pokok hidrostatika, hukum pascal dan hukum archimedes.
A. MODEL PENGEMBANGAN
B. PROSEDUR PENGEMBANGAN
Uji coba dilakukan satu kali yaitu uji coba skala kecil atau terbatas. Uji coba ini dilakukan
secara daring atau online kepada siswa kelas IX MIPA di SMAN 1 Bambanglipuro.
Penilai : Dua ahli materi, dua ahli media, dan satu guru fisika.
Responden : Enam peserta didik kelas XI MIPA di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul.
Jenis Data
Data Kualitatif : Sumber data kualitatif didapatkan dari tim validator, tim ahli penilaian
kualitas produk, respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan.
Data Kuantitatif : Data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan skala likert pada hasil
penilaian kualitas buku ajar, untuk respon peserta didik diubah ke dalam skala
guttman.
1. Produk Awal
Bagian Inti
Apersepsi, Uraian materi, kegiatan pembelajaran, contoh soal, rangkuman, diskusi dan uji
kompetensi.
Bagian Penutup
Bagian Inti
Ahli media memvalidasi modul fisika bermuatan kearifan lokal ini berdasarkan aspek
kegrafikaan dan aspek pengorganisasian modul.
Saran dan masukan dari validator ahli media diantaranya perlu diperhatikan pemilihan
warna pada modul agar tidak monoton, sumber gambar dan tabel dilengkapi, serta perly
dirapikan kembali pada bagian daftar isi, glosarium dan daftar pustaka.
3. Penilaian Modul Fisika
4. Uji Coba Terbatas
5. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Modul ini membahas materi fluida statis, suhu kalor dan perpindahan kalor
bermuatan kearifan lokal berupa proses pembuatan batik tulis.
3. Modul menyajikan fakta-fakta ilmiah kaitannya dengan kearifan lokal dan kehidupan
sehari-hari sehingga dapat melatih lieransi sains pada peserta didik.
4. Modul yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 revisi dan sesuai dengan
kurikulum yang diterapkan di SMAN 1 Bambanglipuro.
Kekurangan
1. Modul yang dikembangkan hanya memuat satu kearifan lokal saja dan
mengkhususkan hanya pada proses pembuatan batik tulis Bantul.
2. Modul yang dikembangkan hanya mengangkat dua materi fisika saja yaitu fluida
statis pada bab I dan suhu, kalor, perpindahan kalor pada bab II.
3. Bab I fluida statis masih kurang dalam hal uraian materi fisika yang dikaitkan dengan
proses pembuatan batuk tulis Bantul.
4. Modul yang dikembangkan belum diuji cobakan kepada peserta didik dikarenakan
situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan peserta didik belajar dari rumah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan Pengembangan
C. Saran Pengembangan
Kesimpulan
1. Penelitian ini menghasilkan bahan ajar yaitu modul fisika bermuatan kearifan lokal
yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang meliputi analisis peserta didik dan
materi di SMAN 1 Bambanglipuro. Analisis kebutuhan kemudian ditindaklanjuti
dengan pemilihan bahan ajar berupa modul fisika.
2. Kualitas modul fisika bermuatan kearifan lokal berupa proses pembuatan batik tulis
Bantul dinilai oleh ahli materi, ahli media dan guru fisika masuk ke dalam kategori
sangat baik (SB) dengan perorelahan rata-rata skor masing-masing penilai adalah
3.53, 3.69, 3.53.
3. Respon peserta didik terhadap modul fisika bermuatan kearifan lokal berupa proses
pembuatan batik tulis Bantul masuk ke dalam kategori setuju (S) dengan perolehan
rata-rata skor sebesar 0,98.
Keterbatasan Pengembangan
1. Peneliti berharap modul fisika yang telah dikembangkan dapat digunakan peserta
didik sebagai salah satu referensi dalam belajar mandiri maupun dengan bimbingan.
2. Modul fisika ini diharapkan dapat menambah wawasan peserta didik bahwa terdapat
konsep-konsep fisika dalam proses pembuatan batik tulis Bantul, sehingga melalui
pembelajaran fisika ini peserta didik dapat mengetahui tentang kearifan lokal yang
ada didaerahnya serta ikut andil dalam menjaga kelestarian kearifan lokal yang ada.
3. Harapan dari pemanfaatan modul fisika ini adalah dapat melatih literasi sains kepada
peserta didik di SMAN 1 Bambanglipuro.
Saran Pengembangan Modul Fisika
Penelitian pengembangan ini mengembangkan produk berupa modul fisika hanya sampai
kepada tahap develop pada uji coba terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut ketahap uji coba luas dan uji keterlaksanaan hingga sampai tahap dessiminate atau
penyerbarluasan agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik
ADD YOUR TITLE HERE