Anda di halaman 1dari 38

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL PADA PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS BANTUL UNTUK SMA/MA KELAS XI

Oleh : Nini Karnia (16690027)


Dosen Pembimbing : Ika Kartika, S.Pd.,M.Pd.Si
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 6. Spesifikasi Produk


2. Identifikasi Masalah 7. Manfaat Penelitian
3. Batasan Masalah 8. Keterbatasan Pengembangan
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
1. Latar Belakang

Kurikulum 2013 Revisi Sumber belajar fisika

Kearifan Lokal Degradasi Budaya

Literasi
2. Identifikasi Masalah

Belum tersedia bahan ajar di SMAN 1 Bambanglipuro yang


mengintegrasikan antara materi fisika dengan kearifan lokal pada proses
pembuatan batik tulis Bantul

Terbatasnya alokasi waktu pembelajaran fisika di sekolah yang menuntut


peserta didik belajar mandiri di luar jam kelas.

Kurangnya bahan ajar fisika sebagai sumber belajar mandiri peserta didik
3. Batasan Masalah

Penelitian pengembangan modul dibatasi pada kurikulum 2013 revisi


untuk kelas XI SMA/MA. Pengaitan materi fisika dengan kearifan lokal
ada pada langkah-langkah pembuatan batik tulis Bantul menggunakan
lilin malam dengan materi fluida statis dan suhu kalor.
4. Rumusan Masalah

Bagaimana mengembangkan bahan ajar fisika berupa modul fisika


bermuatan kearifan lokal pada proses pembuatan batik tulis Bantul untuk
SMA/MA kelas XI ?

Bagaimana kualitas modul fisika bermuatan kearifan lokal pada proses


pembuatan batik tulis Bantul untuk SMA/MA kelas XI jika dinilai oleh ahli
materi, ahli media dan guru fisika ?

Bagaimana respon peserta didik terhadap modul fisika bermuatan kearifan


lokal pada proses pembuatan batik tulis Bantul untuk SMA/MA kelas XI ?
5. Tujuan Penelitian

Menghasilkan bahan ajar fisika berupa modul fisika bermuatan kearifan


lokal pada proses pembuatan batik tulis Bantul untuk SMA/MA kelas XI.

Mengetahui kualitas modul fisika bermuatan kearifan lokal untuk SMA/MA


kelas XI.

Mengetahui respon peserta didik terhadap modul fisika bermuatan kearifan


lokal pada proses pembuatan batik tulis Bantul untuk SMA/MA kelas XI.
6. Spesifikasi Produk

Modul yang dikembangkan ditujukan untuk siswa


kelas XI IPA SMA/MA dengan materi fluida statis
dan suhu kalor

Materi fisika mengacu pada kompetensi inti dan


kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang
berlaku

Beberapa submateri dikaitkan dengan


pembuatan batik tulis Bantul menggunakan lilin
malam
7. Manfaat Penelitian
SISWA SEKOLAH
a. Siswa mempelajari fisika yang berkaitan
dengan kearifan lokal daerahnya.
b. Siswa dapat mengaitkan konsep materi Menambah referensi sumber belajar di sekolah
fisika pada proses pembuatan batik tulis. berupa buku ajar bermuatan kearifan lokal.
c. Meningkatkan minat belajar siswa pada
pembelajaran fisika.

GURU PENELITI
a. Memfasilitasi sumber belajar berupa buku a. Memberikan pengalaman terkait
ajar fisika yang mengaitkan materi fisika ke pengembangan bahan ajar dalam dunia
kearifan lokal yang ada disekitarnya. pendidikan yang meintegrasikan dengan
kearifan lokal.
b. Sebagai referensi bahan ajar dalam proses b. Sarana dalam belajar untuk menjadi
KBM. seorang pendidik.
8. Keterbatasan Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dibatasi hanya sampai tahap


ketiga untuk model 4-D yaitu develop pada tahap uji coba
terbatas.

Pembatasan materi yaitu pada materi kelas XI pada KD 3.3


dan KD 3.5
BAB II LANDASAN TEORI

1. Kajian Teori

2. Kajian Penelitian yang Relevan


1. Kajian Teori

 Pembelajaran Fisika
Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya
aktivitas belajar dalam individu. Belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep
dasar fisika melalui pemahaman.

 Modul
Sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka
dapat belajar sendiri atau mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru.
 Kearifan Lokal
Kearifan lokal menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan atau nilai setempat atau lokal
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakat.

 Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah bentuk jamak dari budi yang
berarti akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu hal yang berhubungan dengan
akal.

 Batik
Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan yang dikenal sejak nenek moyang. Batik
sangat dikagumi bukan hanya karena prosesnya yang rumit tetapi juga dalam motif dan
warnanya yang unik dan indah, yang sarat akan makna simbolik. Batik masuk kearifan
lokal yang berwujud nyata (tangible) yaitu karya seni.
 Fluida Statis
Kemampuan materi untuk mengalir. Fluida statis mempelajari fluida dalam keadaan diam.
Adapun pada bab fluida statis akan dibahas subbab di antaranya adalah tekanan, hukum
pokok hidrostatika, hukum pascal dan hukum archimedes.

 Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor


Suhu : Ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem.
Kalor : Bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah.
Perpindahan Kalor: Ada tiga cara perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
2. Kajian Penelitian yang Relevan

Peneliti : Febry Hidayanto, Sriyono dan Nur Ngazizah (Radiasi Volume 9 No


1 Oktober 2016)

Judul : Pengembangan Modul Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal untuk


Mengoptimalkan Karakter Peserta Didik.

Persamaan: Metode penelitian menggunakan metode R&D dengan model 4D


Perbedaan : Materi kearifan lokal yang diangkat “Fenomena Bun Upas”
Peneliti : Mustika Wati, Sri Hartani, Misbah,Resy (Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika ISSN : 2355-7109)

Judul : Pengembangan Modul Fisika Berintegrasi Kearifan Lokal Hulu


Sungai Selatan

Persamaan: Materi Suhu dan Kalor


Perbedaan : Mengunakan model pengembangan dengan desain ADDIE

Peneliti : Atabikrifki, M. Agus Martawijaya, Jasruddin (Jurnal Sains dan


Pendidikan Fisika Jilid 14 No 3 Desember 2018)

Judul : Pengembangan Buku Siswa Fisika Berbasis Kearifan Lokal ( Maja


Labo Dahu) di MAN 1 Kota Bima

Persamaan: Metode penelitian menggunakan metode R&D dengan model 4D


Perbedaan : Materi kearifan lokal yang diangkat “Maja Labo Dahu”
Peneliti : Endah Kartika ( Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta )

Judul : Pengembangan Modul Fisika Gelombang Bunyi dengan Integrasi


Budaya Gamelan sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Kelas
XI di MAN 4 Bantul Yogyakarta

Persamaan: Metode penelitian menggunakan metode R&D dengan model 4D


Perbedaan : Materi fisika gelombang bunyi dan meintegrasikan budaya gamelan
BAB III METODE PENELITIAN

A. MODEL PENGEMBANGAN

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN

C. UJI COBA PRODUK


A. Model Pengembangan

Penelitian menggunakan metode Research and


Development atau R&D ( penelitian dan pengembangan)
yang menghasilkan dan menguji produk tertentu yang
dihasilkan.
B. Prosedur Pengembangan
C. Uji Coba Produk

 Desain Uji Coba

Uji coba dilakukan satu kali yaitu uji coba skala kecil atau terbatas. Uji coba ini dilakukan
secara daring atau online kepada siswa kelas IX MIPA di SMAN 1 Bambanglipuro.

 Subyek Uji Coba

Penilai : Dua ahli materi, dua ahli media, dan satu guru fisika.
Responden : Enam peserta didik kelas XI MIPA di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul.
 Jenis Data

Data Kualitatif : Sumber data kualitatif didapatkan dari tim validator, tim ahli penilaian
kualitas produk, respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan.

Data Kuantitatif : Data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan skala likert pada hasil
penilaian kualitas buku ajar, untuk respon peserta didik diubah ke dalam skala
guttman.

 Instrumen Pengumpulan Data


a. Lembar Kritik dan Saran Validator
b. Lemar Penilaian Kualitas Modul
c. Lembar Respon Peserta Didik
Click to add text.
C ONTENTS

Click to add text.

Click to add text.

Click to add text.


Click to add text.
C ONTENTS

Click to add text.

Click to add text.

Click to add text.

Click to add text.


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Produk Awal

2. Validasi Modul Fisika

3. Penilaian Modul Fisika

4. Uji Coba Terbatas Modul Fisika

5. Kelebihan dan Kekurangan


1. Produk Awal
 Bagian Awal
Judul modul, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, daftar tujuan dan kompetensi, peta
konsep.

 Bagian Inti

Apersepsi, Uraian materi, kegiatan pembelajaran, contoh soal, rangkuman, diskusi dan uji
kompetensi.

 Bagian Penutup

Penilaian pemaham konsep, kunci jawaban, glosarium, daftar pustaka


2. Validasi Modul Fisika
 Validasi oleh ahli materi
Ahli materi memvalidasi modul fisika bermuatan kearifan lokal ini berdasarkan dari aspek
kelayakan materi dan aspek penyajian.
Saran dan masukan dari validator ahli materi diantaranya yaitu perlu revisi pada bagian
peta konsep, penambahan gambar skematik dan perlu mengganti beberapa gambar yang
resolusinya rendah.

 Bagian Inti
Ahli media memvalidasi modul fisika bermuatan kearifan lokal ini berdasarkan aspek
kegrafikaan dan aspek pengorganisasian modul.
Saran dan masukan dari validator ahli media diantaranya perlu diperhatikan pemilihan
warna pada modul agar tidak monoton, sumber gambar dan tabel dilengkapi, serta perly
dirapikan kembali pada bagian daftar isi, glosarium dan daftar pustaka.
3. Penilaian Modul Fisika
4. Uji Coba Terbatas
5. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan

1. Modul ini membahas materi fluida statis, suhu kalor dan perpindahan kalor
bermuatan kearifan lokal berupa proses pembuatan batik tulis.

2. Modul dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peserta didik mengenai


proses pembuatan batik tulis.

3. Modul menyajikan fakta-fakta ilmiah kaitannya dengan kearifan lokal dan kehidupan
sehari-hari sehingga dapat melatih lieransi sains pada peserta didik.

4. Modul yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 revisi dan sesuai dengan
kurikulum yang diterapkan di SMAN 1 Bambanglipuro.
 Kekurangan

1. Modul yang dikembangkan hanya memuat satu kearifan lokal saja dan
mengkhususkan hanya pada proses pembuatan batik tulis Bantul.

2. Modul yang dikembangkan hanya mengangkat dua materi fisika saja yaitu fluida
statis pada bab I dan suhu, kalor, perpindahan kalor pada bab II.

3. Bab I fluida statis masih kurang dalam hal uraian materi fisika yang dikaitkan dengan
proses pembuatan batuk tulis Bantul.

4. Modul yang dikembangkan belum diuji cobakan kepada peserta didik dikarenakan
situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan peserta didik belajar dari rumah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Keterbatasan Pengembangan

C. Saran Pengembangan
 Kesimpulan
1. Penelitian ini menghasilkan bahan ajar yaitu modul fisika bermuatan kearifan lokal
yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang meliputi analisis peserta didik dan
materi di SMAN 1 Bambanglipuro. Analisis kebutuhan kemudian ditindaklanjuti
dengan pemilihan bahan ajar berupa modul fisika.

2. Kualitas modul fisika bermuatan kearifan lokal berupa proses pembuatan batik tulis
Bantul dinilai oleh ahli materi, ahli media dan guru fisika masuk ke dalam kategori
sangat baik (SB) dengan perorelahan rata-rata skor masing-masing penilai adalah
3.53, 3.69, 3.53.

3. Respon peserta didik terhadap modul fisika bermuatan kearifan lokal berupa proses
pembuatan batik tulis Bantul masuk ke dalam kategori setuju (S) dengan perolehan
rata-rata skor sebesar 0,98.
 Keterbatasan Pengembangan

Penelitian pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya yaitu


penelitian hanya sampai pada tahap develop atau pengembangan. Tahap develop hanya
dilakukan pada tahap uji coba terbatas dan belum bisa melakukan uji coba dengan
responden dalam skala luas.
Saran Pengembangan
 Pemanfaatan Modul Fisika

1. Peneliti berharap modul fisika yang telah dikembangkan dapat digunakan peserta
didik sebagai salah satu referensi dalam belajar mandiri maupun dengan bimbingan.

2. Modul fisika ini diharapkan dapat menambah wawasan peserta didik bahwa terdapat
konsep-konsep fisika dalam proses pembuatan batik tulis Bantul, sehingga melalui
pembelajaran fisika ini peserta didik dapat mengetahui tentang kearifan lokal yang
ada didaerahnya serta ikut andil dalam menjaga kelestarian kearifan lokal yang ada.

3. Harapan dari pemanfaatan modul fisika ini adalah dapat melatih literasi sains kepada
peserta didik di SMAN 1 Bambanglipuro.
 Saran Pengembangan Modul Fisika

Penelitian pengembangan ini mengembangkan produk berupa modul fisika hanya sampai
kepada tahap develop pada uji coba terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut ketahap uji coba luas dan uji keterlaksanaan hingga sampai tahap dessiminate atau
penyerbarluasan agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik
ADD YOUR TITLE HERE

Terimakasih atas waktunya

Anda mungkin juga menyukai