Anda di halaman 1dari 7

SUKU

TENGGER
KELOMPOK 4
1. Rian
2. Damar
3. Vito
4. Fadhli
SUKU
TENGGER
Suku Tengger atau lazim disebut Jawa Tengger atau juga disebut orang Tengger
atau wong Brama adalah suku yang mendiami dataran tinggi sekitaran kawasan
pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur, Indonesia. Penduduk suku
Tengger menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang,
Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang.
Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama Tengger:
• Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang melambangkan watak
orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus tercermin dalam segala aspek
kehidupan.
• Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah kediaman suku Tengger.
• Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger, yakni Rara Anteng dan
Jaka Seger.
Agama asli orang Tengger kemungkinan
AGAMA ATAU adalah sejenis campuran agama hindu-
buddha zaman Majapahit dengan beberapa
elemen pemujaan kepada leluhur, berbeda
KEPERCAYAAN dengan agama Hindu Dharma dari Bali.
Agama mereka disebut agama Hindu Jawa
SUKU TENGGER atau Buda Tengger, untuk membedakan
dengan agama Buda Jawa (kejawen) dan
Buda Bali (Hindu Dharma Bali. Pada tahun
1970an, orang Tengger terpaksa menganut
agama resmi yang diakui pemerintah untuk
menghindari tuduhan sebagai pendukung
PKI.
Sebagian besar pemimpin adat (dukun
pandhita) menyerukan untuk menganut
agama hindu dharma dari Bali (yang pada
waktu itu lebih dulu mendapat pengakuan
resmi dari pemerintah) karena melihat
kemiripan dalam tata cara peribadatan.
Namun, dukun pandhita desa Ngadas di
Kabupaten Malang, menolak keputusan itu.
Penduduk desa tersebut kemudian menganut
agama buddha. Sebagian lagi menganut
Islam atau kristen, terutama penduduk di
lereng bawah.
Upacara Pujan: dilakukan pada bulan-bulan
tertentu, contohnya

BUDAY Pujan Kapat: dilaksanakan pada bulan ke-4


(Kapat) pada tanggal ke-4 di rumah kepala
desa/dukun pandhita di masing-masing

A
Bagi suku Jawa Tengger, Gunung Bromo atau Gunung
desa.
Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali
masyarakat Tengger mengadakan upacara 
Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di
sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo Upacara Galungan
utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke Upacara yang dilakukan pada wuku Galungan. Upacara
puncak gunung Bromo. Sebelum didirikan pura, di ini berbeda dengan hari raya Galungan dalam
agama Hindu Bali. Sejak orang Tengger menganut
tempat tersebut hanyalah pelataran dari semen, tempat
agama Hindu Bali, maka perayaannya kemudian
seluruh dukun pandhita se-Tengger melakukan Upacara disatukan dengan Hari Raya Galungan.
Kasadha. Upacara diadakan pada tengah malam hingga
dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15
pada bulan kasada (keduabelas) menurut 
penanggalan Tengger.
Unan-unan/Mayu Bumi
Upacara paling besar yang dilakukan sekali tiap
8 tahun wuku atau setiap 5 tahun masehi.
Dilakukan pada tahun Pahing/tahun
landhung (tahun panjang) pada kalender
Tengger yang terdiri dari 13 bulan.
BAHASA
● Bahasa tengger “terkadang disebut bahasa Jawa Tengger” ialah bahasa yang digunakan
Suku Tengger di kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru yang termasuk wilayah
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten
Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

● Secara linguistik bahasa Tengger termasuk rumpun bahasa Jawa dalam cabang rumpun
bahasa Formosa “Paiwanik” dari rumpun bahasa Austronesia. Beberapa orang menganggap
bahasa Tengger ialah turunan bahasa Kawi dan banyak mempertahankan kalimat-kalimat
kuno yang sudah tak digunakan lagi dalam bahasa Jawa Modern.

Bahasa Kawi adalah suatu


jenis bahasa yang pernah
berkembang di Pulau
Jawa pada zaman
kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha Nusantara dan
dipakai dalam penulisan
karya-karya sastra. Dalam
tradisi Jawa, bahasa Kawi
juga disebut dengan
istilah bahasa Jawa Kuno.
EKONOMI
● Masyarakat Tengger mengandalkan sektor lahan pertanian untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka tidak hanya
bekerja pada satu lahan pertanian, tetapi dapat juga bekerja di lahan
milik orang lain. Komoditas utama hasil pertanian masyarakat
mereka diantaranya adalah kentang, kubis, bawang merah, jagung,
dan sayuran lain.
● Sebagian dari masyarakat Suku Tengger juga ada yang menjadikan
jasa pariwisata sebagai mata pencahariannya, seperti penyewaan
mobil jeep, penyewaan kuda, penyewaan homestay, dan tour guide.
LINK VIDEO
https://www.youtube.com/watch?v=-DqZXpe2B70&t=225s

Anda mungkin juga menyukai