Anda di halaman 1dari 6

KLIPING

SUKU TENGGER

Guru Pembimbing:
Yetti Agisti S.Pd

Disusun oleh :
Akhmad Reza Pahlevi
Irfa Arzaki
Naila Mufida Rahma
Najwa Aliyah Novita
Ratri Revka Azzahrani

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA TANGERANG


Jl. Lamda Raya Jl. Cimone Permai Raya No. 1 Rt. 05/05, RT. 004/RW. 005,
Karawaci Baru, Kec. Karawaci, Kota Tangerang, Banten 15116
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,taufik
dan karunia-Nya. Sehingga alhamdulillah kami dapat menyelesaikan kliping ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan judul “Suku
Tengger” dengan tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing
yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya
Kliping ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi nilai tugas Sejarah
Indonesia. Tak hanya itu, kami juga berharap kliping ini bisa bermanfaat untuk penulis dan
khususnya pada pembaca.
Terlepas semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karen itu apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
ataupun adanya ketidaksesuaian isi materi yang kami buat. Tim penulis meneria kritik dan
saran seluas-luasnya dari pembaca agar dapat membuat kliping yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Tangerang, 25 Januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB 1 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 1
1.1 Pengertian Suku Tengger ..................................................................................................... 1
1.2 Fakta Unik Suku Tengger .................................................................................................... 1
1.3 Asal Nama Suku Tengger .................................................................................................... 2
1.4 Agama dan Kepercayaan Suku Tengger .............................................................................. 2
1.5 Tradisi Suku Tengger ........................................................................................................... 3

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN SUKU TENGGER


Tengger merupakan suku yang mendiami dataran tinggi di sekitar Pegunungan Tengger yang
juga meliputi wilayah Gunung Bromo dan Semeru. Suku ini disebut sebagai salah satu
peradaban yang sudah ada sejak Kerajaan Majapahit.
Ada banyak teori dari ahli mengenai asal mula suku Tengger. Namun, masyarakat suku
Tengger percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Majapahit. Secara etimologi
"tengger" berasal dari bahasa Jawa yang artinya tegak, diam tanpa bergerak..

1.2 FAKTA UNIK


1. Bahasa Suku Tengger
Suku Tengger menggunakan bahasa jawi kuno. Bahasa tersebut diyakini sebagai dialek pada
masa kerajaan Majapahit. Bahasa yang digunakan sebagai mantra ditulis dengan huruf jawa
kawi.
2. Sarung dipercaya untuk mengendalikan perilaku dan ucapan
Suku Tengger masih sering menggunakan sarung, ternyata hal tersebut memiliki makna.
Selain berfungsi untuk melindungi suhu tubuh dari udara dingin pegunungan, sarung juga
dipercaya berfungsi untuk mengendalikan perilaku dan ucapan masyarakat.

1
3. Karo, Hari Raya Suku Tengger
Karo adalah hari raya terbesar yang paling dinanti-nanti oleh suku Tengger. Karo, biasanya
diselenggarakan setelah hari raya Nyepi.
Acara ini meliputi pawai hasil bumi, kesenian adat seperti pagelaran Tari Sodoran. Kemudian
dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga dan sanak saudara.
Untuk ritual Karo ini dipimpin oleh seorang ratu. Ratu di sini mempunyai arti seorang
pemimpin yang selalu memimpin doa. Uniknya lagi, ratu adalah seorang laki-laki.
Masyarakat Tengger ada yang menyebut ratu dengan sebutan dukun.

1. 3 ASAL NAMA SUKU TENGGER

Asal nama suku Tengger berkaitan dengan nama Tengger yang disematkan untuk kelompok
etnis ini, setidaknya ada 3 teori yang bisa menjelaskannya, yaitu:
-Tengger bermakna pegunungan, hal ini sangat sesuai dengan tempat tinggal mereka yang
berada di dataran tinggi.
-Tengger memiliki arti berdiam diri tanpa gerak atau berdiri tegak. Hal ini sangat berkaitan
dengan karakteristik masyarakat Tengger yang berbudi pekerti luhur. Watak ini tercermin
dalam segala aspek kehidupan yang mereka jalani.
-Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger. Kedua nama tersebut adalah
Rara Anteng dan Jaka Seger.

1.4 AGAMA DAN KEPERCAYAAN SUKU TENGGER

Salah satu tradisi Suku Tengger adalah ketaatan dalam menjalankan aturan atau ajaran agama
Hindu. Sebagian besar orang tengger adalah pemeluk agama Hindu. Oleh sebab itu, sangat
diyakini Suku Tengger merupakan keturunan langsung dari Kerajaan Majapahit yang dahulu
merupakan kerajaan Hindu. Hal ini selaras dengan asal-usul kata Tengger yang berasal
legenda Rara Anteng dan Jaka Seger.

Bila dalam agama Hindu India ada sistem kasta dalam kehidupan sosial yang bertingkat-
tingkat, lain halnya dengan agama Hindu yang dianut masyarakat Tengger. Mereka
mengikuti ajaran Rara Anteng dan Jaka Seger yang mengajarkan rasa persaudaraan yang
kuat, sehingga tidak ada sistem kasta pada kehidupan masyarakat Tengger. Semua adalah
satu saudara dan satu keturunan.

2
1.5 TRADISI SUKU TENGGER
1. Upacara Kasada atau Yadnya Kasada

Upacara Kasada merupakan hari raya bagi masyarakat Tengger penganut ajaran Hindu Dharma.
Yadnya Kasada dilakukan pada pada hari ke-14 bulan Kasada dengan menggelar sesembahan
berupa sesaji kepada Sang Hyang Widhi, sebagai manifestasi dari Batara Brahma. Pelaksanaan
Upacara Kasada dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu puja Purkawa, Manggala upacara, Ngulat
umat, Tri Sandiya, Muspa, Pembagian Bija, Diksa Widhi, dan penyerahan sesaji di kawah Bromo.
Proses upacara dimulai pada Sadya Kala Puja dan berakhir pada Surya Puja. Masyarakat
Tengger beramai-ramai menuju Gunung Bromo untuk mengantarkan sesaji berupa hasil ternak
dan pertanian ke Pura Luhur Poten Agung. Selama pelaksanaan, Rama Dukun Pandita akan
membaca Japa Mantera, yang isinya mendoakan keselamatan seluruh alam semesta.

2. Raya Karo atau Yadnya Karo

Hari Raya Karo atau Yadnya Karo adalah perayaan kedua setelah Yadnya Kasada yang dilakukan
pada kedua menurut kalender Suku Tengger. Perayaan Yadnya Karo diikuti tiga desa meliputi
Desa Jetak, Wonotoro dan Ngadisari. Makna perayaan Yadnya Karo adalah sebagai perlambang
asal mula kelahiran manusia yang diciptakan Sang Hyang Widiwasa melalui perkawinan dua
orang jenis manusia yakni pria dan perempuan.

3. Tradisi Unan-unan

Warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo juga mengenal ritual atau tradisi unan–unan.
Istilan unan–unan berasal dari kata tuno yang artinya berkurang yang berkaitan dengan jumlah
hari dalam penanggalan Suku Tengger. Umumnya setiap bulan memiliki 30 hari, sementara, pada
bulan tertentu akan hanya memiliki 29 hari. Sehingga jika dijumlah terdapat selisih antara lima
hingga enam hari dalam setahun. Untuk melengkapi kekurangan tersebut, selisih hari itu
dimasukkan ke dalam Bulan Dhesta atau bulan kesebelas yang hanya ada dalam penanggalan
tiap lima tahun sekali. Sehingga pada Bulan Dhesta tiap lima tahun sekali warga Suku Tengger
menggelar ritual unan–unan untuk membersihkan desa supaya selamat dari malapetaka.

Anda mungkin juga menyukai