Anda di halaman 1dari 32

 Lesi desak ruang (space occupying lesion/

SOL) merupakan lesi yang meluas atau


menempati ruang dalam otak termasuk
tumor, hematoma, dan abses.
 Karena kranium merupakan tempat yang
kaku dengan volume yang terfiksasi maka
lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan
intrakranial.
 Posisi massa dalam otak dapat mempunyai
pengaruh yang dramatis pada tanda-tanda
dan gejala. Misalnya suatu tumor dapat
menyumbat aliran keluar dari cairan
serebrospinal atau yang langsung menekan
pada vena-vena besar, meyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan intrakranial
dengan cepat.
 Anatomi
 Bila timbul massa yang baru di dalam
kranium seperti tumor, abses atau bekuan
darah, pertama-tama ia akan menggeser isi
intrakranial normal.
 Doktrin Monro-Kellie:
Bahwa volume total isi intrakranial harus
tetap konstan. Bila V adalah volume, maka;
 VOtak + VCSS + VDarah + V Massa = Konstan
 Trias; nyeri kepala, edema papil, dan
muntah secara umum dianggap sebagai
karakteristik peningkatan TIK.
 Berdasarkan lokasinya lesi desak ruang (SOL)
dapat dibedakan menjadi SOL yang terletak
di Supratentorium dan SOL yang terletak di
Infratentorium.
Merepresentasikan gambaran kista epidermoid di fossa posterior.
CT-Scan tidak menunjukkan enhancement terhadap massa ini
Post-contrast axial CT scan
Kepala  
Gambaran Abscess Cerebri
SOL digambarkan dengan
hipodens
Smooth peripheral ring
enhancement (Garis Putih Linier)
Di sekelilingnya terdapat edem
Lokasi: Regio Fronto-parietal
 
MRI pada Ganglia Basalis.
Pasien Laki-laki 24 tahun
dengan HIV Infeksi.
Menggambarkan lesi
hipointens pada Talamus.
Disebabkan Toxoplasmosis.
 Tumor otak merupakan pertumbuhan
jaringan abnormal yang berasal dari sel-sel
otak atau dari struktur di sekelilingnya.
 Pada dewasa, 80-85 % terjadi supratentorial.
Tumor terbanyak adalah glioma, metastase,
dan meningioma. Pada anak-anak 60 %
terjadi infratentorial.
 Gangguan neurologik pada tumor otak
biasanya dianggap disebabkan oleh dua
faktor: gangguan fokal disebabkan oleh
tumor dan kenaikan tekanan intrakranial.
 Gangguan fokal terjadi apabila terdapat
penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi
atau invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron, misalnya
glioblastoma multiforme
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik. Semua jenis tumor
otak biasanya bisa terlihat pada CT Scan atau
MRI, yang juga bisa menentukan ukuran dan
letaknya yang pasti.
 Biopsi dilakukan untuk menentukan jenis
tumor dan sifatnya (ganas atau jinak). Kadang
pemeriksaan mikroskopik dari cairan
serebrospinal yang diperoleh melalui pungsi
lumbal, bisa menunjukkan adanya sel-sel
kanker.
 Neoplasma Supratentorial
 A. Meningioma
Pada umumnya terjadi di daerah yang
banyak mengandung granulatio arakhnoid
yaitu zona parasagital, falk, lengkung
serebral, sphenoid ridge, dan celah
olfaktorius, Berlokasi ekstraserebral
(ekstraaksial) dan berkapsul
 Semua meningioma memperlihatkan
enhancement kontras yang nyata.
 Pola enhancement biasanya homogen tajam
(intense) dan berbatas tegas.
 Bisa disertai gambaran hypodense semilunar
collar atau berbentuk cincin.
 Meningioma sering menunjukkan enhancement
heterogen kompleks. Biasanya merefleksikan
suatu lesi infiltratif dan patologi keganasan
tumor yang khas.
 Pasien 56th Laki-laki dengan rekuren Meningioma pasca
Pembedahan. MRI menunjukkan adanya
spaceoccupyinglesion (SOL) pada lobus parietal sinistra
(white arrow), dikelilingi oleh perifokal edem dan desakan
masa yang mendorong ventrikel lateral sinistra.
 Tumor ditunjukan dengan panah putih (hipointens)(A)
 Tumor dengan Hiperintens (heterogen- dengan kontras)(B)
 Terlihat penyangatan (enhancement) (C)
 (D) Gambaran desakan Tumor (black arrow)
 Papiloma pleksus khoroidalis, meningioma,
ependimoma, dan glioma merupakan neoplasma
yang paling sering ditemukan.
 Tumor-tumor ini menyebabkan hidrosefalus
obstruktif dan kemungkinan disertai dengan
dilatasi lokal dari rongga ventrikel yang
berhubungan dengan tumomya dan hipertensi
intrakranial
 Memperlihatkan dilatasi ventrikel lateralis yang
sangat jelas di daerah yang berhubungan dengan
tumor. Papiloma pleksus khoroidalis dan
meningioma memperlihatkan gambaran
hiperdens
berkapur (speckled in appearance) tetapi
biasanya tidak menunjukkan enhancement.
 Pada lesi-lesi intraventrikuler hipodens, tumor
dapat menyebabkan hidrosefalus obstruktif
Coronal postcontrast MRI
menunjukkan
Makroadenoma pituitari
dengan multipel kista.
Kista tampak Hiperintens.
 Glioma paling banyak didapatkan pada anak-anak
dan remaja, glioma dan metastasis frekuensinya
lebih kurang sama dengan penderita-penderita
dewasa. Tanda-tanda klinik berkembang secara
samar dengan tanda-tanda permulaan gangguan,
parese N. Fasialis dan diplopia karena parese
nervus VI (abducens).
 Bila tanda-tanda neurologi onsetnya akut,
cenderung suatu brainstem telangiectasia
daripada suatu glioma.
 Batang otak ukurannya membesar, pendesakan ke
posterior dan distorsi dari ventrikel-IV, pendesakan ke
anterior dan distorsi dari sistema interpedunkularis serta
distors dari struktur-struktur di sekitar batang otak
(sisterna kuadri gemina, arteria basilaris dan arteria
serebri posterior).
 Pada CT polos, regio batang otak dapat iso atau hipodens,
dapat menunjukkan enhancement noduler atau cincin.
-Post-kontras axial CT scan
Kepala  
-Tumor Otak (SOL, space
occupying lesion)

Massa SOL (irregular,


berlobus-lobus)
-hipodens irregular,
bernodul-nodul,
heterogenous enhancement

-dikelilingi edem
-ada pendesakan dari efek
massa

Pada regiotemporo-parietal
 Beberapa tumor jinak harus diangkat melalui
pembedahan karena mereka terus tumbuh di
dalam rongga sempit dan bisa menyebabkan
kerusakan yang lebih parah atau kematian.
 Meskipun pengangkatan tumor tidak dapat
menyembuhkan kanker, tetapi bisa mengurangi
ukuran tumor, meringankan gejala dan
membantu menentukan jenis tumor serta
pengobatan lainnya.
 Prognosisnya bergantung jenis tumor
spesifik. Meskipun diobati, hanya sekitar 25%
penderita kanker otak yang bertahan hidup
setelah 2 tahun.
 Prognosis yang lebih baik ditemukan pada
astrositoma dan oligodendroglioma, dimana
kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu
3-5 tahun setelah pengobatan.
 Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang
diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun.
 1. Herniasi Foramen magnum
 2. Kerusakan neurologis permanen, progresif,
dan amat besar
 3. Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi
atau berfungsi
 4. Rekurensi pertumbuhan tumor
 (A) Potongan koronal dari otak. Supratentorial subdural
hematoma sinistra menyebabkan herniasi transtentorial,
yang mendesak pedunculus serebri (panah merah).
 (B) Potongan koronal dari otak. Infratentorial meningioma
dextra menyebabkan pergeseran mesensephalon ke atas
dan kiri yang menyebabkan kompresi dari pedunkulus
serebri, traktus kortikospinal, dan tentorium serebeli.
 Massa solid menyebabkan pergeseran/ shift pada subdural
hematom maupun pada tumor.
 Lesi desak ruang (space occupying lesion/
SOL) merupakan lesi yang meluas atau
menempati ruang dalam otak termasuk
tumor, hematoma, dan abses.
 Posisi massa dalam otak dapat mempunyai
pengaruh yang dramatis pada tanda-tanda
dan gejala.
 Tumor otak merupakan pertumbuhan
jaringan abnormal yang berasal dari sel-sel
otak atau dari struktur di sekelilingnya.
 Semua jenis tumor otak biasanya bisa
terlihat pada CT Scan atau MRI, yang juga
bisa menentukan ukuran dan letaknya yang
pasti.
 Pengobatan tumor otak tergantung kepada
lokasi dan jenisnya. Jika memungkinkan,
maka tumor diangkat melalui pembedahan.
 Prognosisnya bergantung jenis tumor
spesifik. Meskipun diobati, hanya sekitar 25%
penderita kanker otak yang bertahan hidup
setelah 2 tahun.
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai