RELATIVITAS
KHUSUS
KELOMPOK 1
SUSANTO (A1K115105)
ABJUL RAHMAT (A1K120001)
ALMA SEPTIANA (A1K120003)
WD SITTI RAHMA ASAUM (A1K120081)
2
Vx' Vx u (1.1a)
'
V Vy
y1 (1.1b)
Vz' Vz (1.1c
Tampak bahwa hanya komponen-x kecepatan yang terpengaruh. Dengan mengintegrasikan persamaan
pertama kita peroleh
x ' x ut (1.2)
sedangkan diferensiasinya memberikan
dv 'z dv x
dt dt
Atau
'
a x a x (1 . 3 )
6
Contoh 1.1
Seorang perenang yang mampu berenang dengan laju c dalam air tenang, berenang mengarungi sebuah
sungai yang laju arusnya u. Andaikanlah perenang ini berenang melawan aliran arus sejauh L. kemudian
berbalik dalam arah menuruti aliran arus ke titik awal berangkatnya. Carilah waktu yang dibutuhkan si
perenang untuk melakukan perenangan pulang-balik ini, dan bandingkan dengan waktu yang
diperlukannya untuk berenang menyilangi aliran arus sejauh jarak L kemudian kembali.
pemecahan :
Misalkan kerangka acuan O adalah tanah dan kerangka acuan O adalah air, yang bergerak dengan laju
(Gambar 2.1a). Si perenang selalu bergerak dengan laju c relatif terhadap air, jadi
v' = -c untuk arah renang melawan aliran arus. (Ingat u selalu mendefinisikan arah x negatif). Menurut
Persamaan (2.1a), . sehingga . (Sebagaimana yang diperkirakan, laju relatifnya terhadap tanah lebih kecil
daripada c; juga bertanda negatif, karena perenang sedang berenang dalam arah x negatif, maka . Oleh
karena itu, . Untuk arah renang yang menuruti aliran arus, jadi, sehingga . Jadi, waktu total yang dibutuh
kan adalah
L L L(c u ) L(c u ) 2 Lc 1
t' 2 2
c u c u c u c 1 u 2 / c2
Agar si perenang dapat berenang dalam arah menyilang aliran arus, maka ia harus 7
berenang dalam arah yang agak sedikit condong dari arah melawan arus agar ia dapat
mengimbangi tarikan arus (Gambar 2.16). Artinya, dalam kerangka acuan O, kita inginkan
vx 0 yang mensyaratkan v 'x menurut
u Persamaan (2.1a). Karena laju relatifnya
terhadap air selalu c, maka c, vx'2 v '2y c; jadi v 'y c 2 vx'2 c 2 u 2 dan dengan
2L
2L 1
demikian, waktu pulang baliknya adalah t 2t silang
c u 2c 1 u 2 /c 2
2
Perhatikan perbedaan bentuk pernyataan antara hasil ini dengan yang untuk arah renang
lawan-turut (upstream-downstream) aliran arus.
Perhatikan perbedaan bentuk pernyataan antara hasil ini dengan yang
untuk arah renang lawan-turut (upstream-downstream) aliran arus.
Gejala gelombang secara umum dapat kita definisikan sebagai ram batan
gangguan periodik melalui suatu zat perantara. Dengan cara apakah
perambatan gelombang ini berlangsung, bergantung pada gaya gaya yang
bekerja antarpartikel zat perantaranya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
mengapa segera setelah Maxwell memper lihatkan bahwa kehadiran gelombang
elektromagnet diramalkan ber dasarkan persamaan-persamaan elektromagnet
klasik, para fisikawan segera melakukan berbagai upaya untuk mempelajari sifat
zat peran tara yang berperan bagi perambatan gelombang elektromagnet ini.
Zat perantara ini disebut eter; namun, karena zat ini belum pernah teramati
dalam percobaan, maka dipostulatkan bahwa ia tidak ber massa dan tidak
tampak, tetapi mengisi seluruh ruang, dan fungsi satu satunya hanyalah untuk
merambatkan gelombang elektromagnet. Konsep eter ini sangat menarik
perhatian karena sekurang-kurangnya dua alasan berikut. Pertama, sulit untuk
membayangkan bagaimana sebuah gelombang dapat merambat tanpa
memerlukan zat peranta ra-bayangkan gelombang air tanpa air.
9
“
Diagram skematis interferometer Michelson. Seberkas cahaya
dari sumber cahaya S dipisahkan menjadi dua berkas di titik A.
Berkas yang satu dipan tulkan oleh cermin di B, sedangkan yang
lainnya di C. Kedua berkas kemudian diperpadukan kembali
untuk diamati interferensinya. Separuh gambar sebelah kanan
memperlihatkan gambar sketsa dari peralatan Michelson ini.
Untuk meningkatkan kepekaannya, cermin-cermin disusun
sedemikian rupa sehingga ke dua berkas melintasi masing-
masing lengan peralatan ini sebanyak delapan kali... ketimbang
hanya dua kali. Untuk mengurangi pengaruh getaran dari
lingkungan di sekitarnya, interferometer ini didudukkan di atas
sebongkah batu datar persegi dengan luas permukaan 1,5 m
yang mengapung pada genangan air raksa.
10
Beberapa frinji interferensi sebagaimana diamati dengan in
terferometer Michelson dari Gambar disamping. Apabila panjang
gelombang lintasan ACA berubah sebanyak setengah panjang
gelombang relatif terhadap ABA, maka semua daerah terang akan
berubah men jadi gelap dan yang gelap menjadi terang.Percobaan awal
yang paling saksama untuk mendapatkan bukti kehadiran eter
dilakukan pada tahun 1887 oleh fisikawan Amerika, Albert A.
Michelson dan rekannya E.W. Morley, Percobaan mereka pada
dasarnya mempergunakan interferometer Michelson yang di rancang
khusus bagi maksud ini; gambar diagram skematisnya diperlihatkan
pada Gambar disamping. Dalam percobaan ini, seberkas cahaya
monokromatik (satu warna) dipisahkan menjadi dua berkas yang di
buat melewati dua lintasan berbeda dan kemudian diperpadukan kem
bali. Karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh ke dua
berkas, maka akan dihasilkan suatu pola interferensi.
Postulat
Einstein
Permasalahan yang dimunculkan percobaan Michelson- 12
Morley ini ternyata baru berhasil dengan teori relativitas
khusus yang membentuk landasan bagi konsep-konsep baru
tentang ruang dan waktu. Teori ini didasarkan pada dua
postulat berikut, yang diajukan Albert Eistein pada tahun
1905.
Ketidakubahan Laju
Asas Relativitas Cahaya
hukum-hukum fisika tetap laju cahaya memiliki nilai
sama pernyataannya dalam C yang sama dalam semua
semua sistem lembam. sistem lembam.
13
Postulat pertama pada dasarnya menegaskan bahwa tidak ada satupun
percobaan yang dapat digunakan untuk mengukur terhadap ruang
mutlak yang dapat kita ukur hanya laju relative dari dua sistem
lembam. Dengan demikian, pertanyaan tentang keberadaan ruang
mutlak tidak lagi bermanfaat mungkin saja terdapat suatu sistem acuan
semesta agung, tetapi tidak ada satupun percobaan yang dapat kita
lakukan untuk menyingkap keberadaannya (atau hubungan kita
dengannya). Karena itu, kita dapat saja mengabaikan keberadaan ruang
mutlak ini dengan alasan bahwa ia hanya menambah kerumitan yang
tidak ada manfaatnya.
Berkas cahaya dikirim dari titik A dan diterima di titik B setelah selang waktu 2 kemudian.
,
Jarak AB baginya, adalah 2u . Menurut Δt, O, berkas cahaya menempuh jarak 2L dalam selang Δtwaktu
2 , sedangkan
,
Δtmenurut O, berkas, cahaya itu menempuh lintasan AMB yang berjarak 2√2 + (u
,
Δt waktu 2 MenurutΔt
dalam selang relativitas Galileo, = , danΔtO Δt m engukuran laju cahaya c
sehing ga laju cahaya menurut pengukuran O adalah Vc²+u. Menurut postulat kedua Einstein, ini
tidaklah mungkin karena baik O maupun O' kedua-duanya
,
haruslah mengukur laju cahaya yang
sama, yakni c. Oleh karena itu, dan Δt Δt
haruslah berbeda. Hubungan antara Ar dan Ar dapat kita
,
cari dengan mengambil kedua pengukuran laju cahaya sama dengan c. Menurut O, c = 2L/2 , Δt jadi L
, , ,
C ΔΙ. Menurut O', c=2 VL³ + (u 1/2Δt , jadi Δtc = √L
,
Δt + (u ). Δt
17
c t , ( c t ) 2 (u t , ) 2
t
t ,
1 u 2 / c2
Contoh 1.2 18
Berapa cepatkah muon harus bergerak agar mereka masih tetap hidup
ketika tiba di permukaan bumi?
Pemecahan:
4 2 106
3 10
1 u2/32
u 0,99998c
Transformasi lorentz
20
Seperangkat persamaan transformasi baru yang dapat meramalkan berbagai efek
relativistik seperti penyusutan panjang, pemuluran waktu, dan efek Doppler relativistik. Juga,
karena kita mengetahui bahwa transformasi Galileo berlaku baik pada laju rendah,
transformasi baru ini haruslah memberikan hasil yang sama seperti transformasi Galileo
apabila laju relatif antara O dan O' adalah rendah.
Transformasi yang memenuhi semua persyaratan ini dikenal sebagai transformasi
Lorentz dan, seperti halnya dengan transformasi Galileo, ia mengaitkan koordinat dari suatu
peristiwa (x, y, 2, 1) sebagaimana diamati dari kerangka acuan O dengan koordinat peris tiwa
yang sama (x,y,z',') yang diamati dari kerangka acuan O yang sedang bergerak dengan
kecepatan u terhadap O. Seperti di depan, kita menganggap bahwa gerak relatifnya adalah
sepanjang arahx (atau x') positif (O' bergerak menjauhi O). Bentuk persamaan transformasi
Lorentz ini adalah sebagai berikut:
x ut
x , (1.4)
2 2
1 u /c
,
y y (1.5)
,
z z (1.6)
2
, t (u/c )x
t (1.7)
2 2
1 u /c
21
Pemecahan :
Komponen v,y adalah dy, / dt ,
y , /y dy , /dy
, t u/c 2 x , dt u/c 2 dx
t dt
1 u 2 /c 2 1 u 2 /c 2
jadi :
dy , dy 2 dy
V ,
u 1 u
c 2 dt ( u / c 2 ) dx
dx ,
dt ( u / c 2 ) dx 1 u
2
c2
2 2 dy / dt vu 1 u 2 / c 2
1 u / c
1 ( u / c 2 ) dx / dt 1 uv x / c 2
Dinamika relativistik
23
Karena menurut pengukuran O’, p’awal ≠ p’akhir maka bagi O’ momentum linear
tidak kekal. Terdapat pertambahan massa relativistik menurut hubungan
berikut :
m0
m
v2
1
c2
26
Selain mendefinisikan massa relatif seperti di atas kita dapat mendefinisikan
momentum relativistik sebagai berikut :
m v
p 0
v2
1
c2
Energi kinetik dalam fisika klasik didefinisikan sebagai usaha sebuah gaya luar yang
mengubah laju sebuah objyek. Defenisis yang sama berlaku pula dalam mekanika
relativistik (dalam satu dimensi). Perubahan energi kinetik adalah :
Δk W f dx
Contoh 1.3 27
Andaikan kita menyelubungi sebuah lampu pijar 100 W dn catu dayanya (power
supply) dalam sebuah wadah tembus cahaya yang digantungkan pada sebuah
timbangan yang sangat peka. Hitunglah perubahan massa yang terjadi jika lampu
pijar tersebut terus menyala selama satu tahin.
Pemecahan :
Daya lampu (P) = 100 W
Lama lampu menyala (t) = 1 tahun = 3 107 s
Peyelesaian :
E p t
7
100 W 3 10
9
3 10 J
E
m
c2
3 10 9
9 10 16
8
3 10
KESEREMPAKAN
DAN PARADOKS
KEMBAR
29