Anda di halaman 1dari 11

GLOBAISASI,

KETIMPANGAN EKONOMI
DAN EUFORIA TUJUH
BELAS TAHUN PROVINSI
GORONTALO
Dosen pengampuh : Herwin Mopangga

Disusun oleh :
Nama : Adinda Lailu
NIM : 912420008
Kelas : C / semester 4
Prodi : S1 Ekonomi Pembangunan
MK : Ekonomi Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah
PENDAHULUAN
 Pertumbuhan dan ketimpangan pembangunan ibarat
 Selama dua dekade terakhir, ketimpangan antara
dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
kelompok terkaya dan kelompok yang lain di
Indonesia mengalami peningkatan yang lebih cepat
 Ketimpangan pembangunan seringkali menjadi
dibanding negara-negara di Asia Tenggara. Tak
permasalahan serius dan apabila tidak mampu
hanya itu, laporan tersebut juga mencatat kekayaan
dieliminir secara hati-hati, dapat merugikan proses
dan hasil pembangunan yang ingin dicapai suatu empat orang terkaya di Indonesia sama dengan
wilayah. gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin.

 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka


kemiskinan di Indonesia bertambah, dan tingkat
ketimpangan (gini ratio) bergerak stagnan.
TINJAUAN TEORITIS DAN EMPIRIS
Ball (2005:10) menyebut globalisasi
sebagai globalisasi ekonomi, yaitu
perusahaan raksasa atau multinational Empiris
Teoritis Globalisasi diartikan sebagai
proses kaum kapitalis global
corporation yang beroperasi di seluruh
beroperasi di seluruh dunia.
dunia.

Sultan dan Sodik (2010) mengemukakan faktor yang


menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi antardaerah Pembangunan yang perlu mendapat
tidak merata yaitu konsentrasi kegiatan ekonomi
wilayah, alokasi investasi yang tidak merata, tingkat
Empiris
Teoritis perhatian lebih adalah dibidang
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
mobilitas faktor produksi yang rendah antardaerah, Ketiga bidang tersebut merupakan
perbedaan sumber daya alam antarwilayah, perbedaan fundamental dari pembangunan yang
kondisi geografis antarwilayah dan kurang lancarnya berhasil.
perdagangan antarprovinsi.
Hal tersebut berdampak pada rendahnya
Pembangunan secara umum dapat indeks pembangunan manusia serta
diupayakan melalui kenaikan laju jumlah dan kualitas infrastruktur yang
buruk karena tidak ditunjang oleh
pertumbuhan ekonomi atau tingginya
laju pertumbuhan ekonomi akan Teoritis alokasi anggaran yang cukup untuk
berdampak pada perbaikan Empiris pembangunan dan pemeliharaan.
kesejahteraan dan perekonomian
secara keseluruhan (Sjafrizal, 2008).
Profil dan Deskripsi Lokasi
Provinsi Gorontalo terletak antara 0o Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima)
19’ – 0° 57’ Lintang Utara dan 121° kabupaten
23’ – 125° 14’ Bujur Timur;
berbatasan langsung dengan Provinsi Boalemo.
Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan
Provinsi Sulawesi Utara di sebelah
Timur. Di Utara berhadapan langsung Gorontalo
dengan Laut Sulawesi dan di Selatan
dibatasi oleh Teluk Tomini. Total luas Pohuwato
daratan 12.435 km2 atau hanya 0,63
persen luas darata NKRI (BPS, Bone Bolango
2017).

Gorontalo Utara
Euphoria HUT Provinsi Gorontalo dan Fakta Ketimpangan

Fraksi DPRD Provinsi Gorontalo berkesimpulan dan


menyepakati bahwa HUT Provinsi Gorontalo jatuh
pada 5 Desember. Tingkat kemiskinan Provinsi Gorontalo
benar turun dari 27,35% tahun 2007
menjadi 17,63% di 2016, tetapi angka ini
masih jauh diatas Nasional sebesar 11%
(Bappenas, 2017).
Urbanisasi dan kerawanan sosial
perkotaan meningkat karena tingginya
kemiskinan pedesaan. Lemahnya etos Dari berbagai indikator ekonomi dan
kerja, budaya wirausaha dan penguasaan kesejahteraan masyarakat, nampak jelas bahwa
IPTEKS menjadi penghambat utama Gorontalo mengalami ketertinggalan
transformasi sosial. dibandingkan dengan daerah tetangga.
Pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat
Gorontalo lebih rendah, Angka Harapan Hidup,
Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama
Sekolah juga lebih rendah.
Indikator Ekonomi Provinsi Gorontalo Terkini

Pada September 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran


penduduk Gorontalo yang diukur oleh Gini Ratio (GR)
sebesar 0,405. Angka ini menurun 0,025 poin dibandingkan
Maret 2017 dan turun 0,005 poin September 2016. GR
perkotaan 0,398 menurun 0,019 poin dibanding Maret
2017 sebesar 0,417 dan menurun sebesar 0,004 poin
dari September 2016 sebesar 0,402. Untuk perdesaan, GR
sebesar 0,379 menurun 0,024 poin dibanding Maret 2017
sebesar 0,403 serta turun 0,018 poin
dibanding September 2016 yang sebesar 0,397. Distribusi
pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah
sebesar 15,27 persen, artinya pengeluaran penduduk berada
pada kategori tingkat ketimpangan sedang.
Perkembangan Gini Ratio Provinsi Gorontalo , 2015-2017
 
Trend IPM Provinsi Gorontalo
Secara umum, pembangunan
manusia kurun tahun 2010-2016
meningkat relatif lambat, dari 62,65
menjadi 66,29, tertinggi dicapai
pada periode 2010-2011 (1,34
persen) dan terrendah pada periode
2015-2016 (0,66 persen). Capaian
IPM bernilai dibawah 70 berarti
masuk kategori “sedang”.

Capaian IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2015


Tingkat Kebahagiaan Provinsi Gorontalo

No Aspek / Kriteria Kebahagiaan Kontribusi Tingkat Kepuasan Peringkat


(Persen) (Indeks) Tingkat Kepuasan

1 Pekerjaan 13,35 69,16 6

2 Pendapatan rumah tangga 13,13 62,89 9

3 Kondisi rumah dan asset 11,90 63,20 8

4 Pendidikan 11,14 60,38 10

5 Kesehatan 10,54 65,75 7

6 Keadaan lingkungan 9,41 71,83 5

7 Hubungan sosial 8,51 78,11 2

8 Ketersediaan waktu luang 8,41 73,15 4

9 Kondisi keamanan 6,97 77,82 3

10 Keharmonisan keluarga 6,64 82,37 1


Kesimpulan
Kemajuan Globalisasi tidak berjalan beriringan dengan
perkembangan perekonomian suatu daerah atau pun negara. Hal
tersebut merupakan sebuah kenyataan karena melihat angka
kemiskinan di Indonesia yang semakin bertambah. Keterbatasan
sumber daya megakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran
dan mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang makin sulit untuk
diselesaikan.

Dari berbagai indikator ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,


nampak jelas bahwa Gorontalo mengalami ketertinggalan.
Terutama masyarakat Gorontalo yang tinggal dipedesaan.
Masyarakat pedesaan perlu mendapatkan perhatian yang lebih
untuk mengetahui dan mengenal kehidupan di era Globalisasi,
karena kebanyakan masyarakat pedesaan blum terlalu paham
bagaimana mengoprasikan dan memanfaatkan iptek, padahal ipteks
sendiri sangat berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan
kemajuan sosial. Jika masyarakat tertinggal dalam persoalan iptek
ini tentu tidak bisa dipungkiri jika perekonomian pun ikut
tertinggal.
Saran
Melihat fenomena ini, tetunya harus mendapatkan
perhatian penuh dari pemerintah. Seperti menciptakan
lebih banyak lapangan kerja dan memberikan gaji
yang layak bagi pekerja. Selain itu pemerintah juga
perlu memperhatikan pembangunan infrastruktur
yang mencangkup bidang kesehatan dan pendidikan,.
Suatu negara dapat dikatakan maju dan berkembang
dilihat dari kemajuan pendidikan dan kesehatan
masyarakat di dalamnya. Jika pemerintah telah
melaksanakan hal tersebut tentu ketimpangan dan
kesenjangan dalam suatu daerah atau negara dapat
teratasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai