Anda di halaman 1dari 23

Transportasi Molekul dan Ion

Molekul

Disusun Oleh Kelompok 3:


Iin Rahyuni
Rahmi Yance
A. Transpotasi Molekul dan Ion Molekul
Melalui Potensial Membran.
Transportasi molekul dan ion melalui membran dapat berlangsung, karena
pertukaran ion natrium dan kalium yang keluar masuk melalui membran.
Transpor molekul dilakukan sel melalui membran sel yang bersifat selektif
permiabel. Artinya, membran sel dapat dilewati molekul tertentu sesuai yang
dikehendakinya.
Transpor molekul pada sel terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan
antara ruang didalam sel dengan cairan ekstra sel. Inilah yang disebut dengan
gradien konsentrasi.
Transpor melalui membran dapat terjadi secar pasif (transpor pasif) dan
terjadi secara aktif (transpor aktif). Transpor pasif merupakan transpor yang tidak
memerlukan energi, meliputi difusi. Difusi terfasilisasi, dan osmosis. Sedangkan
transpor aktif adalah transpor melalui membran dengan melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Transpor melalui membran jenis
lain adalah endositosis dan eksositosis.
1. Transpor pasif
Prinsip prinsip dasar transpor
a. Difusi
melalui membran adalah setiap
Difusi dapat diartikan
molekul memiliki kecenderungan
perpindahan zat (padat, gas, cair)
untuk menempati ruang secara
dari larutan dengan konsentrasi
merata. Molekul pada konsentrasi
tinggi (hipertosis) kelarutan
tinggi memiliki tekanan yang lebih
dengan konsentrasi rendah
besar dan setiap molekul
(hipotenis) . Dengan kata lain
mempunyai kecenderungan untuk
setiap zat akan berdifusi menuruni
selalu bergerak karena mengandung
gradien konsentrasinya. Hasil dari
energi kinetik. Dengan demikian
difusi adalah konsentrasi yang
secara alami terdapat
sama antara larutan tersebut
kecenderungan molekul pada
dinamakan isotonis.
konsentrasi tinggi bergerak ke
Kecepatan zat berdifusi
konsentrasi rendah.
melalui membran sel tidak hanya
tergantung pada gradien
konsentrasi, tetapi juga pada besar,
muatan, dan daya larut dalam
lemak (lipid).
Membran sel kurang permeabel terhadap ion ion (Na+ ,Cl-, K+)
dibanding dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan
yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel dari
pada molekul besar.
Molekul-molekul yang bersifat Hidrofobik dapat bergerak dengan
mudah melalui membran dari pada molekul-molekul hidrofolik. Molekul–
molekul yang besar dan ion dapat bergerak melalui membran.

b. Difusi Terfasilisasi
Difusi terfasilisasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion
melewati membran dengan bantuan protein transpor. Protein transpor
merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan fisik bagi
molekul yang sedang bergerak.
protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga
menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi
terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat
proses difusi dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.
c. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air
akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke
daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis
dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. Air akan
bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan
tekanan osmosis tinggi.
Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai
konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar
meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada
lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak
menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel.
Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan
turgor apabila dalam lingkungan hipotonis. Sebaliknya jika sel tumbuhan
berada pada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu
terlepasnya sel dari dinding sel.
2.Transpor Aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara
keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk
transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).
Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP,
sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung
pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling
berhubungan erat karena transpor aktif primer akan menciptakan
potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif
sekunder.
Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+
dalam membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi
di dalam sel daripada di luar sel. Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel
lebih kecil daripada di luar sel.
Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan glukosa
dengan molekul pengangkutannya berupa protein transpor khusus.
Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+ untuk
berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer
yang memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam
amino dan glukosa dapat masuk ke dalam sel.
B. Transportasi Molekul dan Ion Molekul melalui
Potensial Aksi

Gambaran stereotype yang terdiri dari depolarisasi da repolarisasi


pada membran yang terjadi jika membran mendapat rangsangan
dengan intensitas sama atau lebih besar dari pada rangsangan
ambang (Threshold).
PENYEBAB POTENSIAL AKSI
Potensial aksi ditimbulkan oleh adanya sensasi yang
dirasakan oleh tubuh. Sense berarti otak mendapatkan
informasi tentang keadaan lingkungan sekitar dan tubuh.
Sejarahnya, Terdapat 5 rasa yang dapat kita terima yaitu
bau, suara, rasa, sentuhan, dan cahaya. Pada saat ini kita
dapat membagi sensasi menjadi dua, yaitu :
A. General Sense
Dimana reseptornya secara luas tersebar di tubuh.
General sense ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Somatic Sense
Menyediakan informasi sensorik tentang tubuh dan
lingkungan sekitar, yang termasuk dalamnya adalah
sentuhan, tekanan, suhu, propriosepsi, dan nyeri.
2. Visceral Sense
Menyediakan informasi tentang keadaan organ
internal, yang terutamanya nyeri dan tekanan.
B. Spesial Sense
Lebih mengkhusus pada struktur maupun penempatan pada organ
tubuh. Yang termasuk dalam special sense adalah bau, rasa, suara,
cahaya, keseimbangan.

KOMPONEN POTENSIAL AKSI


Untuk memahami lebih mendalam mengenai potensial aksi ini, kita
perlu megetahui tentang kanal-kanal yang berperan. Pelaku utama yang
menyebabkan peristiwa depolarisasi dan repolarisasi membran saraf
selama potensial aksi adalah kanal natrium bergerbang voltase. Namun
bukan berarti hanya kanal tersebut yang berperan. Kanal kalium
bergerbang voltase juga berperan penting dalam meningkatkan
kecepatan repolarisasi membran. Dan kedua kanal ion ini akan
menunjang pompa Na-K serta kanal kebocoran Na-K.
A. Kanal natrium bergerbang voltase
Kanal natrium bergerbang voltase ini memiliki 3 keadaan yang berbeda.
Kanal ini sendiri memiliki 2 gerbang, yaitu gerbang aktivasi yang berada
dekat dengan sisi luar kanal, dan gerbang inaktivasi yang letaknya dekat
dengan sisi dalam kanal. Keadaan saat potensial membran memiliki nilai -90
milivolt (potensial membran istirahat), gerbang aktivasi dari kanal ini
tertutup, dengan tujuan untuk mencegah masuknya ion natrium melalui
kanal ke bagian dalam serabut saraf.
 Aktivasi
Ketika potensial membran istirahat menjadi kurang negatif bila
dibandingkan dengan pada saat keadaan istirahat, potensial akan
meningkat dari -90 milivolt menjadi 0, dan akhirnya mencapai suatu
voltase (biasanya berkisar antara -70 dan -50 milivolt). Keadaan ini
menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba pada gerbang aktivasi,
yang mambalikkan gerbang sepenuhnya hingga posisi terbuka yang
maksimal. Inilah yang disebut sebagai keadaan teraktivasi, yaitu ion
natrium berdifusi melalui kanal, yang dapat meningkatkan
permeabilitas natrium membran sebesar 500 – 5000 kali lipat
 Inaktivasi
Kenaikan voltase yang sama besarnya dengan yang membuka
gerbang aktivasi juga akan menutup gerbang inaktivasi. Walau begitu,
gerbang inaktivasi menutup dalam waktu seperbeberapa puluh ribu
detik setelah gerbang aktivasi terbuka. Dengan kata lain, perubahan
bentuk yang membalikkan gerbang inaktivasi menajdi tertutup
merupakan proses yang lebih lambat daripada proses perubahan
bentuk yang membuka gerbang akivasi. Setelah kanal natrium
tersebut terbuka dalam seperbeberapa puluh ribu detik, gerbang
inaktivasi akan menutup dan ion natrium tidak lagi dapat berdifusi
melewati membran. Pada saat iniliah potensial membran mulai pulih
kembali ke keadaan istirahat, atau yang biasa disebut debagai tahap
repolarisasi. Sifat penting lainnya mengenai potensial aksi adalah
bahwa gerbang yang inaktif tidak akan membuka lagi, hingga
potensial membran kembali ke atau mendekati nilai potensial
membran istirahat yang normal. Oleh karena itu, tidaklah mungkin
bahwa kanal ion natrium akan kembali terbuka sebelum adanya
repolarisasi pada serabut saraf.
B. Kanal kalium bergerbang voltase
Selama keadaan istirahat, gerbang kanal ion kalium berada dalam
keadaaan tertutup, dan ion kalium terhalangi untuk melewati kanal ini
menuju keluar. Namun ketika potensial membran meningkat dari -90
milivolt menuju 0, perubahan voltase ini menyebabkan perubahan
bentuk yang membuka gerbang dan memudahkan peningkatan difusi
kalium keluar akson melewati kanal. Namun diakibatkan oleh sedikit
lambatnya pembukaan kanal ionkalium ini, pada banyak bagian, kanal
kalium hany aterbuka secara bersamaan ketika kanal natrium mulai
tertutup akibat inaktivasi. Jadi, menurunnya jumlah natrium yang
masuk ke dalam sel dan peningkatan pengeluaran kalium yang
bersamaan waktunya dari sel secara bersama-sama mempercepat proses
repolarisasi, dan menimbulkan pemulihan sempurna pada potensial
membran dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik kemudian.
MEKANISME POTENSIAL AKSI
Potensial aksi merupakan suatu perubahan cepat pada potensial
membran yang menyebar sepanjang serabut saraf. Setiap potensial aksi
dimulai dengan perubahan mendadak dari potensial membran negatif
istirahat normal menjadi potensial positif dan kemudian berakhir dengan
kecepatan yang hampir sama dan kembali ke potensial negatif. Untuk
menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serabut
saraf sampai tiba di ujung serabut.
Tahapan potensial aksi adalah sebagai berikut :
1. Tahap Istirahat
Tahap ini merupakan potensial membran istirahat yang ada sebelum
terjadinya potensial aksi. Pada saat ini, membran dapat dikatakan
“terpolarisasi”, karena selama tahap ini erlangsung, potensial
membrannya bersifat negatif dengan nilai sekitar -90 milivolt.
2. Tahap Depolarisasi
Pada tahap ini, membran secara tiba-tiba menjadi sangat permeabel
terhadap ion natrium. Hal ini menyebabkan kanal ion natrium terbuka
dengan sepat dan  sejumlah besar ion natrium yang bermuatan positif
berdifusi masuk ke dalam akson. Keadaan membran yang awalnya
terpolarisasi dengan nilai -90 milivolt secara cepat menjadi semakin
positif, karena difusi natrium sekaligus menetralisir keadaan tersebut.
Hal ini meningkatkan potensial membran. Aktifnya kanal ion natrium
pada awal depolarisasi memunculkan suatu feedbac positif, berupa
trigger untuk terbukanya kanal-kanal ion natrium yang lain, sehingga
natrium akan terus berdifusi ke dalam akson hingga tercapai konsentrasi
tertentu.
Pada serabut saraf besar (bermielin), sejumlah besar ion natrium yang
berdifusi ke dalam akson tersebut menyebabkan potensial mencapai nilai
0, atau bahkan melampaui nilai 0 itu sendiri (menjadi sedikit positif).
Namun pada serabut saraf kecil (tidak bermielin), difusi ion natrium
hanya mampu menyebabkan potensial membran meningkat hingga nilai
dibawah 0, dan tidak pernah melampaui sampai keadaan positif.
3.Tahap Repolarisasi
Tahapan ini berlangsung setelah tahap depolarisasi berakhir, dan
membran menjadi lebih permeabel terhadap ion kalium. Berakhirnya
tahap depolarisasi adalah ketika kanal ion natrium tertutup dengan cepat
yang diikuti oleh pembukaan kanal ion kalium secara lambat. Saat kanal
ion kalium telah terbuka secara sempurna, sejumlah besar ion kalium
akan berdifusi keluar akson secara cepat. Hal ini menyebabkan potensial
membran yang tadinya menjadi positif karena depolarisasi kembali
bersifat negatif, dan ketika sifat negatif itu telah dicapai, kanal ion kalium
akan kembali menutup secara lambat.
4. Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu kondisi yang disebut
positive after potential. Keadaan ini merupakan kondisi potensial
membran yang lebih negatif dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa
milidetik setelah berakhirnya potensial aksi, terjadi akibat lambatnya
penutupan kanal ion K dan merupakan istilah yang salah kaprah akibat
faktor historis dalam pengukuran para ilmuan terhadap aksi potensial
membran.
Transportasi Membran dan
Homostatis

Disusun Oleh Kelompok 3:


Iin Rahyuni
Rahmi Yance
Mekanisme Transpor Membran
Salah satu fungsi membran plasma adalah menjembatani materi yang
masuk/keluar sel. Pada umumnya,materi dapat bergerak melintasi membran
plasma dengan cara transpor pasif atau transpor aktif.
Transpor melalui membran transpor pasif dan transpor aktif difusi terfasilitasi
osmosis difusi eksositosis, endositosis ,pinositosis, fagositosis.
Transpor Pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak
memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Perpindahan molekul
terjadi secara spontan mengikuti gradien konsentrasi dari konsentrasi tinggi ke
rendah. Transpor pasif meliputi difusi (sederhana & terfasilitasi) dan osmosis.
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi dibedakan menjadi dua, yaitu: - Difusi
Sederhana - Difusi Terfasilitasi A. Difusi
Transpor Melalui Membran

Transpor Transpor
Pasif Aktif

Difusi Endositosis

Difusi Fagositosis Pinositosis


Terfasilitasi

Osmosis Eksositosis
Homostatis
Homeostasis adalah Konsistensi dan uniformitas dari lingkungan
internal tubuh yang mempertahankan fungsi normal tubuh ( Anderson,
1996 ). Pendapat lain mengatakan bahwa Homeostasis adalah suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi
kondisi yang di alaminya.
Homeostasis adalah Kemampuan proses fisiologis tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan dan kecenderungan semua jaringan
hidup guna memelihara dan mempertahankan kondisi setimbang atau
ekuilibrium ( Cannon, 1926 ).
Homeostasis adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan atau
terhadap lingkungan internal atau eksternal yang senantiasa berubah
sebagai suatu kunci keberhasilan, bertahan dan tetap hidup, atau suatu
keadaan seimbang yang sifatnya dinamis, yang dipertahankan tubuh
melalui pergeseran dan penyesuaian atau adaptasi terhadap ancaman
yang berlangsung secara konstan ( Dubois, 1965 )
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang
konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting
dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme
homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis
terjadi pada setiap organisme.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam homeostasis,
yaitu:
1. Sistem Tertutup
- Keseimbangan statis
- Di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup.
2. Sistem Terbuka
- Keseimbangan dinamik
- Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem ini terus
berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun.
Organisme mempunyai 2 lingkungan, yaitu:
• Lingkungan luar yaitu lingkungan yang mengelilingi organisme secara
keseluruhan. Organisme akan hidup berkelompok dengan organisme-
organisme (biotik) dan objek-objek yang mati (abiotik).
• Lingkungan dalam yaitu lingkungan dinamis dalam badan manusia yang
terdiri dari fluida yang mengelilingi Komunitas sel-sel yang membentuk
badan.

Anda mungkin juga menyukai