Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS TANAH

KELOMPOK 1
K
E
L
Muhammad Darul Alban A O Moh. Apriliyan
211710201003 M 211710201039
P
O
K

1
Ismi Rosyiatul Nafisa Novia Margaretha
211710201045 211710201060
POKOK BAHASAN
01. 02. 03.
Pengambilan Profil Tanah Tekstur Tanah
Tanah

04. 05. 06.


Struktur Tanah pH tanah Lengas Tanah
POKOK BAHASAN
07. 08. 09.
Penetapan BJV Penetapan BJP Infiltrasi
01.
PENGAMBILAN
TANAH
Pengambilan Sampel
Tanah
Dalam pengambilan contoh tanah, terdapat dua
jenis tanah, yaitu tanah terusik dan tanah tak
terusik (tanah utuh).
Pengambilan Contoh Tanah

Tanah Terusik Tanah Tak Terusik


Tanah yang diambil dari lapisan Tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu menggunakan bor tanah tertentu menggunakan ring
tanah dalam keadaan sudah sampel dalam keadaan tidak
terganggu, sehingga kondisinnya terganggu, sehingga kondisinya
berubah dari kondisi dilapangan. berubah dari kondisi di lapangan.
Profil Tanah 02.
Profil Penampang
Vertikal Tanah
Uraian profil tanah dimulai dengan menentukan
batas horison (lapisan), mengukur kedalamnya
dan mengamati profil tanah secara keseluruhan.
Horizon Tanah
Hasil Pengamatan:

Tanah yang diamati memiliki 4 horizon tanah, yaitu


horizon O, A, E, dan B.
O
1. Lapisan pertama dikatakan horizon O karena pada A
lapisan ini memiliki warna yang gelap.
E
2. Lapisan kedua dikatakan horizon A karena
memiliki warna yang lebih terang dibanding B
horizon A.
3. Lapisan ketiga dikatakan horizon E karena pada
lapisan ini memiliki warna yang lebih terang
daripada lapisan O dan A.
4. Lapisan terakhir dikatakan horizon B karena
berwarna gelap.
Hasil Pengamatan

A B
Horizon A memiliki Horizon B memiliki
ketebalan 0,2 m ketebalan 0,4 m
O E
Horizon O memiliki Horizon E memiliki
ketebalan 0,1 m ketebalan 0,43 m
03.
Tekstur Tanah
Data Pengamatan Tekstur Tanah
Panjang Panjang

Sampel Diameter rata patahan Partikel Tekstur Tanah

A 2 7 2 sama rasa loam

B 2 7 1,25 pasir sandy loam

Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan bahwa sampel tanah yang


digunakan termasuk loam (sama banyak mengandung partikel pasir,
debu, dan lempung) dan sandy loam (pasir).
Pengujian tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan memijit tanah basah diantara jari jempol dengan telunjuk sambil
dirasakan halus kasarnya sampel tanah.

Hasil pengamatan:
1. Sampel A memiliki partikel sama rasa karena ketika dirasakan
teksturnya kasar, halus dan juga sedikit lengket (loam).
2. Sampel B memiliki partikel pasir karena ketika dirasakan
teksturnya kasar (sandy loam).
04. Struktur Tanah
Cara Pengujian Sampel Tanah

1. Bentuk agregat tanah


Melakukan uji bentuk dan ukuran dari
agregat dengan pengukuran secara
horizontal dan vertikal
2. Derajat struktur
Melakukan uji derajat struktur yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 cm untuk
mengetahui kriteria dan nilai derajat
struktur
Data Pengamatan Struktur Tanah
Data Pengamatan Derajat Struktur

Sampel Kriteria Derajat

Struktur

A kuat 3

B cukup 2
Data Pengamatan Bentuk Agregat Tanah

Sampel Horizont Vertika Bentuk Ukuran pH

al l Agregat Agregat

A 7 5 Platy VF 6,5

B 5 6 Prismatic VF 6,5
Hasil Pengamatan
1. Derajat Struktur

Sampel A memiliki nilai derajat struktur 3 dengan kriteria kuat (strong). Pada sampel
B memiliki pecahan yang lebih banyak dari sampel A, namun tidak terlalu hancur sehingga
memiliki nilai derajat struktur 2 dengan kriteria moderat atau cukup.

2. Bentuk Agregat Tanah


Agregat tanah pada sampel A memiliki panjang horizontal 7 cm dan vertikal 5 cm.
Bentuk dari agregat pada sampel A yaitu platy (lempeng) dengan ukuran agregat VF (sangat
halus). Sedangkan pada sampel B memiliki panjang horizontal 5 cm dan vertikal 6 cm yang
memiliki bentuk agregat prismatic dengan ukuran agregat VF (sangat halus).
05.
pH Tanah
Pengujian pH tanah dilakukan dengan cara memasukkan pH meter ke
dalam sampel tanah kemudian dilakukan pendataan. Pada hal ini dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan.
Adapun data yang didapatkan yaitu sebagai berikut.

Sampel Pengujian ke Pengujian ke Pengujian ke Rata -

1 2 3 Rata

A 6,5 6,5 6,5 6,5

B 6,5 6,5 6,5 6,5


Hasil pengujian yang didapatkan yaitu pH tanah diperoleh hasil untuk
sampel A dan B memiliki pH yang sama bernilai 6,5 sehingga tanah bersifat asam
karena pH nya di bawah 7.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan pH tanah:


1. Faktor human yang antar orang akan memiliki hasil perhitungan yang
berbeda.
2. Penggunaan pH meter harus dalam kondisi stabil.
3. Alat pH meter terlalu dalam atau kurang masuk pada sampel.
4. Pemberian air yang berlebihan, memegang alat pH meter yang terlalu
miring atau tidak lurus.
5. Alat pH meter yang tidak dikalibrasi.
06.
PENETAPAN BERAT
JENIS VOLUME
BAGAIMANA CARA
MEGHITUNG BV?

Berat Jenis Volume didapatkan dengan cara


membagi berat tanah yang diperoleh dari
sampel tanah tak terusik yang di oven pada
suhu 105 derajat celcius dikurangi dengan
ring kosong yang telah dibersihkan dibagi
dengan volume tanah, karena berbentuk
silinder maka volumenya sebesar 98,125
gram.
Data Pengamatan Berat Jenis Volume
Hasil pengamatan berat jenis
Sampel a b c d (gram) BV volume yaitu sebagai berikut.
1. Sampel A yaitu sebesar 1,10
(gram) (gram) (gram) (gr/cm3) gram/cm3
2. Sampel B sebesar 1,15
gram/cm3.

A 44,89 194,52 152,57 98 1,10 BV yang telah dihitung pada


sampel A dan sampel B
menujukkan bahwa tanah yang
B 45 206,79 158,58 98 1,15 diuji termasuk jenis tanah mineral
Penetapan Berat
Jenis Partikel 07.
Data Pengamatan Berat Jenis Partikel
Tabel Pengamatan Berat Jenis Partikel

Sampel Ukuran Wa Wb Wsw Ww %ka Ws Rho air Rho Partikel

Picnometer (gram) (gram) (gram) (gram) massa (gr/cm3) (gr/cm3)

(ml)

A 25 22,483 27,4 49,54 46,99 0,13 26,77 1 2,47

Hasil yang didapatkan yaitu: pada sampel A didapatkan berat jenis sebesar 2,47 gram/cm3 dan
2,39
B gram/cm350 untuk 31,406
sampel B.41,32 85,75 80,65 0,12 40,16 1 2,39
Dapat disimpulkan bahwa sampel A dan B memiliki komposisi mineral berupa mineral liat.
Mineral liat merupakan mineral yang memiliki berat jenis partikel sebesar 2,2 – 2,6 g cm-3

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah struktur tanah, tekstur tanah, ruang
pori, bahan organik, bahan induk, pengolahan
Data hasil pengukuran porositas

Sampel BJP BV Porositas

A 2,47 1,1 55,47

B 2,39 1,15 51,88

Hasil yang didapatkan pada pengukuran porositas yaitu sebagai berikut:


1. Sampel A memiliki nilai porositas sebesar 55,47%.
2. Pada sampel B memiliki nilai porositas 51,88%.

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa pada sampel A dan B termasuk ke


dalam kelas porositas tanah yang baik
0
8.
Kadar Lengas
Tanah
Data hasil pengamatan kadar lengas
Sampel Berat Tanah + Cawan Berat Cawan %Kadar Lengas

Kosong
Sebelum sesudah oven

oven

A 196,76 180 4 9,52

B 212 194,97 5,56 9,17


Hasil Pengamatan :
1. Pada sampel A memiliki nilai kadar lengas sebesar 9,52%.
2. Pada sampel B diketahui memiliki nilai kadar lengas 9,17%.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel A memiliki kadar lengas tanah


yang lebih banyak daripada sampel B. Dapat dibuktikan bahwa sampel
A memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi.
09.
Infiltrasi
Data pengamatan infiltrasi
Hasil Pengamatan :
1. Hubungan antara perhitungan infiltrasi dengan persamaan Philips yaitu berbanding lurus dengan
semakin besar hasil dari perhitungan infiltrasi, maka hasil persamaan Philips akan besar pula.
2. Hubungan dari total infiltrasi terhadap waktu yaitu berbanding lurus terbalik, semakin lama
waktunya, maka total infiltrasi semakin menurun dikarenakan tanah yang sudah jenuh. Begitu pun
sebaliknya, semakin cepat waktu total infiltrasi maka semakin meningkat total infiltrasinya.

Tanah yang telah mencapai titik jenuh, sebagian rongga tanah sudah terisi oleh tanah-tanah yang lembut,
sehingga air makin kurang ruang geraknya. Tanah yang belum mencapai titik jenuh akan terus memiliki
kemampuan untuk menyerap air sehingga air yang dikerjakan semakin banyak selama proses infiltrasi.
thanks

Anda mungkin juga menyukai