Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa penyusun panjatkan, karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum Ilmu tanah dan Media Tanam. Penyusun berterima kasih kepada Dosen pengampu
praktikum Mata Kuliah Ilmu Tanah dan Media Tanam yang telah memberikan bimbingan
dan tugas kepada penyusun. Penyusun sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna
dalam menambah wawasan serta pengetahuan mengenai ilmu tanah.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan praktikum ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan laporan yang telah penyusun buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan
praktikum ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan praktikum
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang lain.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB II METODE PENELITIAN 3
2.1 Metode Deskripsi Morfologi Tanah 3
2.2 Metode Pengambilan Contoh Tanah 9
2.3 Metode Penetapan dan Konsistensi tanah 11
2.4 Metode Menentukan pH 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM 17
4.1 Deskripsi Morfologi Tanah 17
4.2 Pengambilan Contoh tanah 18
4.3 Menentukan pH 19
BAB IV PENUTUP 20
4.1 Kesimpulan 20
4.2 Saran 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangat penting untuk memahami kompleksitas ekosistem tanah dan memastikan
keseimbangan ekologi yang berkelanjutan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menentukan deskripsi morfologi tanah
b. Mendeskripsikan cara pengambilan sampel tanah
c. Menentukan pH tanah
2
BAB II
METODE PENELITIAN
● Cara Kerja
3
d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak
mengganggu pengamatan.
3
Tahapan deskripsi tanah :
a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara
jelas, misalnya warna tanah.
b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk
mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan
kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.
c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan
konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai
dasar penarikan batas horizon.
d. Setelah horizon ditentukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah
dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang
diamati.
e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah
terpasang.
f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu:
▪ Nomor Horison
▪ Simbol Horison
4
garis miring (/) di antara huruf kapital. B/A bisa berarti horizon B
dengan bahan berbeda dari horizon A
4
o Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c,
d, e, f, g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan
sebagai imbuhan untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon
utama. Imbuhan lebih dari tiga jarang sekali digunakan. Jika
memerlukan lebih dari satu imbuhan, a, d, e, h, I, r, s, t dan w
dituliskan lebih dahulu (kecuali dalam horizon Bhs dan Crt), semua
huruf ini tidak digunakan dalam kombinasi dalam horizon tunggal dan
c, f, g, m, v, dan x, kecuali dalam horizon timbunan symbol- simbol ini
masih dapat diikuti dengan imbuhan b. Dalam horizon B, symbol t
tidak ditambahkan dengan simbol h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w
biasanya tidak digunakan dalam kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o.
o Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan,
maka horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai
contoh Bt1, Bt2.
▪ Ketebalan Horison
▪ Warna
▪ Tekstur
5
Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya
adalah :
o Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air
o Pirit tanah sampai homogen
5
o Tentukan tekstur tanahnya
Kod Nam Uraian sifat
e a
S Pasir : - saat dipirit terasa kasar sangat jelas,
- tidak membentuk bola dan gulungan,
- tidak melekat
L Pasir : - Rasa kasar sangat jelas
S
berlempu - Membentuk bola yang mudah sekali hancur
ng
- Sedikit melekat
S Lempung : - Rasa kasar agak jelas
L
berpasir - Membentuk bola agak keras, mudah hancur
- Melekat
Si Debu : - Rasa licin sekali
- Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, agak melekat
C Lempung : - Rasa agak kasar
L
berliat - Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit
digulung
jika dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekatnya sedang
S Lempung : - Rasa kasar agak jelas
C liat
L
berpasir : - Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan
jika
dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekat
S Liat : - Rasa licin agak kasar
C berpasir
- Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit,
6
mudah
digulung
Si Liat : - Rasa agak licin
C berdebu
6
- Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt,
mudah digulung
▪ Konsistensi
Basah
7
Tidak Tidak ada bahan tertinggal
lekat
Agak Tanah tertanggal pada salah satu jari
lekat
Lekat Tanah tertanggal pada kedua belah jari
Sangat Sukar untuk melepaskan kedua belah jari
lekat
Plastisit Tidak Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa
as plastis tanah
mudah berubah bentuk
Agak Terbentuk gelintir tanah, massa tanah
plastis berubah bentuk
7
Sangat Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan
plastis terhadap tekanan
Lembab
Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain, tidak
terikat, melekat bila ditahan.
Sangat Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila
gembur digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan.
Gembur Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa
tanah bergumpal, melekat bila ditekan
Teguh Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan
tekanan besar
Sangat teguh Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah
berubah-ubah
Sangat teguh Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan
sekali genggaman
Kering
Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat
Lunak Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah
mudah bercerai menjadi butir, kohesi kecil
Agak Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh
keras
Keras Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan
dengan tangan
Sangat Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan
keras dengan tangan
8
2.2 Metode Pengambilan Contoh Tanah
Teknik pengambilan tanah yang digunakan yaitu teknik random sampel, dimana
pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu 5 titik secara acak
untuk pengambilan sampel tanah.
Pengambilan Contoh Tanah Utuh
a. Tabung contoh (Ring sampel), yaitu suatu alat yang dibuat dari logam anti
karat berbentuk tabung silinder.
b. Ring master
c. Sekop
d. Pisau tajam dan tipis
e. Kantong plastic
f. Karet tali
g. Spidol permanen
● Cara Kerja
a. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contohnya,
kemudian letakkan ring master tegak lurus pada lapisan tersebut.
b. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop (gambar 1.2a)
c. Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati permukaan tanah
(gambar 1.2b)
d. Masukkan tabung sampel ke dalam ring master
e. Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam tanah
9
f. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai
rata (gambar 1.2c)
9
g. Tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop (gambar 1.2d)
h. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati (gambar 1.2d), kemudian
potonglah tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah
tabung sampai rata (gambar 1.2e)
i. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk mencegah penguapan
dan gangguan selama dalam perjalanan.
j. Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang berisi nomor contoh tanah
dan kedalaman tanah.
k. Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia (gambar 1.2f)
Catatan : Pengambilan contoh tanah utuh yang baik adalah waktu tanah dalam
kondisi kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering dianjurkan agar disiram
terlebih dahulu sehari sebelum pengambilan contoh.
a. Cangkul/sendok tanah
b. Plastik dengan kapasitas > 1 kg
c. Label
● Cara Kerja
10
b. Ambil gumpalan tanah yang dibatasi oleh bidang belahan bumi (agregat utuh),
masukkan ke dalam kotak (Apabila tidak tersedia kotak, bisa dipakai tempat
lain asal agregat tanah tersebut tidak mengalami kerusakan selama dalam
pengangkutan).
● Cara Kerja
a. Gali tanah dengan cangkul atau sekop dibor sampai pada kedalaman yang
dikehendaki
b. Ambil sebagian tanah hasil galian atau pemboran dan masukkan ke dalam
kantong plastik (rangkap dua)
c. Tuliskan keterangan yang berisi nomor kedalaman, tanggal pengambilan dan
pengambil contoh tanah pada kertas label
d. Masukkan label tersebut diantara dua lembar kantong plastik kemudian tali
dengan karet
e. Untuk keperluan analisis tanah di laboratorium, contoh tanah tersebut masih
harus mengalami proses lebih lanjut seperti pengeringan (kering),
penumbukan, pengayakan dan penyimpanan
Catatan :
Dalam hal tertentu kadangkala diperlukan contoh tanah untuk penetapan
kandungan air tanah yang sesuai dengan kondisi pada saat pengambilan contoh
tanah. Untuk contoh tanah ini diperlukan tempat yang dapat tertutup rapat, seperti
botol plastik, tempat obat dll.
11
a. Siapkan contoh tanah kering udara yang sudah dihaluskan lebih-kurang 100 g dan
air dalam botol penyemprot (dapat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi
basah).
11
b. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan di telapak tangan.
c. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan
telunjuk tangan yang lain.
e. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian pijit-
pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk (Gambar 2.1)
f. Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah
gulungan dengan diameter sekitar ½ cm dan panjangnya sekitar 5 cm.
12
tanah dapat dilakukan dengan dua cara:
12
Untuk penentuan kelas tekstur lebih lanjut bisa digunakan pedoman berikut:
Tabel 2.3 kelas tekstur tanah dan cirinya
Kelas Tekstur Ci
ri
Pasir - rasa kasar jelas
- tidak membentuk bola dan gulungan
- tidak melekat
Pasir
- rasa kasar sangat jelas
Berlempu
ng
- membentuk bola yang mudah sekali
hancur
- sedikit sekali melekat
Lempu
ng - rasa kasar agak jelas
Berpas
ir
- membentuk bola yang agak keras tetapi
mudah
hancur
Lempung - rasa tidak kasar dan tidak licin
- membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung
dengan permukaan yang mengkilap
- melekat
Debu - rasa licin sekali
- membentuk bola yang teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan yang
13
mengkilap
- agak melekat
13
Lempu Lia - rasa agak jelas
ng t
Berpasir
- membentuk bola agak teguh bila kering,
membentuk gulungan jika dipirid dan
gulungan mudah hancur
- melekat
Lempu Lia - rasa jelas licin
ng t
Berde
bu
- membentuk bola teguh, gulungan
mengkilat
- melekat
Liat
Berpa - rasa licin agak kasar
sir
- membentuk bola bila dalam keadaan
kering
sukar dipijit, mudah digulung
- melekat sekali
Liat
Berdebu - rasa agak licin
- membentuk bola bila dalam keadaan
kering
sukar dipijit, mudah digulung
- melekat sekali
Liat - rasa berat
- membentuk bola yang baik
- melekat sekali
Liat Berat - rasa berat sekali
- membentuk bola yang baik
14
- melekat sekali
14
2.4 Metode Menentukan pH
a. Contoh tanah
b. pH stick
c. pH meter
d. Aquades (H2O)
e. KCL 1N
f. Botol plastic
● Cara Kerja
▪ Cara pH stick
a. pH-H2O
- Mengambil 6 contoh tanah segar lapangan yang tersedia kira-kira
sebanyak 5 gram dalam botol.
- Menambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2 : 5).
- Membiarkan kira-kira selama 15 menit, kemudian aduk lagi.
- Memasukkan pH stick dalam larutan jernih.
- Mengambil pH stick dan kibas-kibaskan hingga warna kilat air hilang.
- Membandingkan warna pH stick dengan warna standar pH yang
terdapat pada kotak pH.
b. pH-KCL
Mengulangi langkah A.a dampai A.f tetapi dengan menggunakan larutan
KCL 1N
▪ Cara pH meter
a. pH-H2O.
- Mengambil contoh tanah segar lapangan sebanyak kira-kira 5 gram
dalam botol
15
- Menambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2 : 5 ).
- Membiarkan selama kira-kira 15 menit, kemudian aduk lagi.
- Mengukur pH suspensi dengan pengukur pH meter.
15
b. PH-KCL
Mengulangi langkah A.a. sampai A.f. tetapi dengan penambahan KCL
1N.
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
17
c. Lapisan Ketiga
d. Lapisan Keempat
Nomor Horizon 4
Simbol Horizon C
18
4.3 Menentukan pH
Kondisi Lahan Nilai pH
Lahan Terganggu 6
Lahan Tidak Terganggu 6-6,3
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanah merupakan salah satu unsur lingkungan yang mempunyai peranan
penting dalam menunjang kehidupan. Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan
menentukan morfologi tanah pada horizon A, E, B, C dengan mengamati irisan lahan
secara membujur yang membentuk profil tanah, dan terbagi menjadi tiga bagian
yakni, atas, tengah, dan bawah. Dalam penentuan pH tanah, dilakukan dengan
menggunakan pH meter dan pH stick.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum penentuan morfologi tanah yang telah
kelompok lakukan, berikut adalah saran untuk perbaikan praktikum tersebut:
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penentuan Horizon Tanah
21
Lampiran 4. Pengambilan Sampel Tanah
21
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, H. B., Muharam, I., Subardja, V. O., & Agustini, R. Y. (2018). Panduan Praktikum
MK. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Karawang: Fakultas Pertanian, Universitas
Singaperbangsa Karawang.
22