Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH DAN MEDIA TANAM

Disusun Oleh Kelompok 4:


Lalas Ade Lia 2210631200013
Rezza Aditya Al Muhsyi 2210631200025
Eby Chandra 2210631200080
Inaya Arwa Trisya 2210631200084
Lintang Waninggil Murti 2210631200086
Monika Budi Tri Utami 2210631200088

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa penyusun panjatkan, karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum Ilmu tanah dan Media Tanam. Penyusun berterima kasih kepada Dosen pengampu
praktikum Mata Kuliah Ilmu Tanah dan Media Tanam yang telah memberikan bimbingan
dan tugas kepada penyusun. Penyusun sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna
dalam menambah wawasan serta pengetahuan mengenai ilmu tanah.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan praktikum ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan laporan yang telah penyusun buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan
praktikum ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan praktikum
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang lain.

Karawang, 13 Desember 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB II METODE PENELITIAN 3
2.1 Metode Deskripsi Morfologi Tanah 3
2.2 Metode Pengambilan Contoh Tanah 9
2.3 Metode Penetapan dan Konsistensi tanah 11
2.4 Metode Menentukan pH 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM 17
4.1 Deskripsi Morfologi Tanah 17
4.2 Pengambilan Contoh tanah 18
4.3 Menentukan pH 19
BAB IV PENUTUP 20
4.1 Kesimpulan 20
4.2 Saran 20
LAMPIRAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan sumberdaya penting bagi kehidupan di muka bumi. Tanah
menyediakan air, udara, dan nutrisi yang dibutuhkan bagi makhluk hidup seperti
organisme tanah dan tumbuhan (Utomo, 2016). Tanah merupakan salah satu unsur
lingkungan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan.
Morfologi tanah dan respon tanah merupakan dua aspek yang sangat berkaitan dan
perlu dikaji dari sudut pandang pertanian dan pengelolaan lingkungan. Morfologi
tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik dan visual tanah, seperti tekstur,
struktur, dan warnanya. Informasi morfologi tanah penting untuk memahami
ketersediaan air, pertumbuhan tanaman, penyimpanan air, dan efektivitas drainase di
suatu wilayah.
Reaksi tanah mengacu pada tingkat keasaman atau kebasaan dalam tanah,
yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengetahuan tentang
respon tanah sangat penting untuk menentukan spesies tanaman mana yang dapat
tumbuh optimal dan menyesuaikan penggunaan pupuk. Penelitian pada morfologi
tanah, akan mengacu pada pengamatan dan menganalisis sifat fisik dan visual tanah
untuk mendapatkan gambaran rinci tentang kondisi tanah di suatu lokasi. Proses ini
tidak hanya melibatkan pengamatan langsung di lapangan, tetapi juga penggunaan
berbagai instrumen dan teknik laboratorium untuk mengukur parameter seperti tekstur
tanah, porositas, dan konsistensi.
Praktikum reaksi tanah berfokus pada pengukuran pH tanah sebagai indikator
utama keasaman atau kebasaan. Memahami respons tanah penting karena tanaman
dapat tumbuh dengan baik pada tingkat pH tertentu, yang dapat mempengaruhi
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pemahaman morfologi dan respons tanah
merupakan hal yang sangat penting dari perspektif pengelolaan sumber daya alam dan
pertanian berkelanjutan. Penelitian ini memberikan dasar bagi para profesional
pertanian, ahli agronomi, dan peneliti lingkungan untuk mengembangkan strategi
pengelolaan tanah yang lebih efektif dan berkelanjutan. Selanjutnya pengetahuan ini
akan memberikan kontribusi yang besar dalam menjaga lingkungan dan memilih jenis
tanaman yang tepat sesuai dengan kondisi tanah yang ada. Oleh karena itu, penelitian
praktikum mengenai morfologi tanah dan respon tanah merupakan langkah awal yang

1
sangat penting untuk memahami kompleksitas ekosistem tanah dan memastikan
keseimbangan ekologi yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menentukan deskripsi morfologi tanah
b. Mendeskripsikan cara pengambilan sampel tanah
c. Menentukan pH tanah

2
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Metode Deskripsi Morfologi Tanah

● Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :


a. Cangkul, sekop
b. Garpu tanah
c. Meteran
d. Munsell Soil Color Chart
e. Pengukur pH
f. Plastik
g. Cetok

● Cara Kerja

Penentuan Titik Pengamatan


a. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas
bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnya.
b. Berjarak > 50 m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan
bangunan lainnya.
c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.
d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.

Prosedur Deskripsi Morfologi tanah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau
deskripsi profil tanah, adalah sebagai berikut:
a. Sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi.
b. Hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada
waktu sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).
c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan
air (kondisi lembab).

3
d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak
mengganggu pengamatan.

3
Tahapan deskripsi tanah :
a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara
jelas, misalnya warna tanah.
b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk
mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan
kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.
c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan
konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai
dasar penarikan batas horizon.
d. Setelah horizon ditentukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah
dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang
diamati.
e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah
terpasang.
f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu:

▪ Nomor Horison

Penomoran horizon menggunakan numeric dimulai dari angka 1 untuk


horizon paling atas.

▪ Simbol Horison

Penyimbolan horizon mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam


sistem klasifikasi tanah menurut USDA (1999). Notasi yang diberikan
mengikuti batasan berikut ini :
o Diskontinu (discontinuities) : untuk menduga diskontinuitas litologi,
berikan nomor didepan symbol horizon. Sebagai contoh, jika horizon
C berbeda dengan bahan horizon yang berbatasan maka simbolnya
menjadi A, B, 2C. Lapisan yang sangat kontras di dalam horizon C
dapat disajikan dalam simbol A, B, C, 2C, 3C, dst.
o Master Horizon dan Lapisan : huruf kapital O, A, E, B, C, dan R
adalah master horizon dan lapisan dalam tanah. Kombinasi dari dua
huruf kapital digunakan untuk horizon peralihan, sebagai contoh AB,
BA, CR. Huruf kapital pertama menunjukkan horizon yang lebih
dominan. Horizon dengan dua bagian yang berbeda dituliskan dengan

4
garis miring (/) di antara huruf kapital. B/A bisa berarti horizon B
dengan bahan berbeda dari horizon A

4
o Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c,
d, e, f, g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan
sebagai imbuhan untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon
utama. Imbuhan lebih dari tiga jarang sekali digunakan. Jika
memerlukan lebih dari satu imbuhan, a, d, e, h, I, r, s, t dan w
dituliskan lebih dahulu (kecuali dalam horizon Bhs dan Crt), semua
huruf ini tidak digunakan dalam kombinasi dalam horizon tunggal dan
c, f, g, m, v, dan x, kecuali dalam horizon timbunan symbol- simbol ini
masih dapat diikuti dengan imbuhan b. Dalam horizon B, symbol t
tidak ditambahkan dengan simbol h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w
biasanya tidak digunakan dalam kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o.
o Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan,
maka horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai
contoh Bt1, Bt2.

▪ Ketebalan Horison

Batas horizon diukur menggunakan meteran dengan menuliskan batas atas


dan batas bawah dari tebal horizon tersebut.

▪ Warna

Identifikasi warna matriks tanah menggunakan notasi dalam buku Munsell


Soil Color Chart. Warna tanah diamati dalam kondisi lembab atau kering,
sesuai dengan kondisi alami penampang tanah yang diamati.
o Ambil sedikit agregat lalu cocokkan warna dengan menggunakan
Munsell, sesuaikan dengan simbol yang mendekati warna tanah
tersebut.
o Warna tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu Hue, Value dan Chroma.
Hue menunjukkan panjang gelombang dominan, Value menunjukkan
jumlah cahaya yang dipantulkan, atau terang atau gelap warna.
Sedangkan Chroma menunjukkan derajat kemurnian warna atau
kejenuhan warna. Contoh : 10 YR 3/2

▪ Tekstur

5
Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya
adalah :
o Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air
o Pirit tanah sampai homogen

5
o Tentukan tekstur tanahnya
Kod Nam Uraian sifat
e a
S Pasir : - saat dipirit terasa kasar sangat jelas,
- tidak membentuk bola dan gulungan,
- tidak melekat
L Pasir : - Rasa kasar sangat jelas
S
berlempu - Membentuk bola yang mudah sekali hancur
ng
- Sedikit melekat
S Lempung : - Rasa kasar agak jelas
L
berpasir - Membentuk bola agak keras, mudah hancur
- Melekat
Si Debu : - Rasa licin sekali
- Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, agak melekat
C Lempung : - Rasa agak kasar
L
berliat - Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit
digulung
jika dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekatnya sedang
S Lempung : - Rasa kasar agak jelas
C liat
L
berpasir : - Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan
jika
dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekat
S Liat : - Rasa licin agak kasar
C berpasir
- Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit,

6
mudah
digulung
Si Liat : - Rasa agak licin
C berdebu

6
- Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt,
mudah digulung

C Liat : - Rasa berat


- Membentuk bola baik
- Melekat
Liat : - Rasa berat sekali
keras
- Membentuk bola baik
- Melekat sekali
L Lempu : - Rasa tidak kasar dan tidak licin
ng
- Membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilap
- Mengkilap
Si Lempu : - Rasa licin jelas
C ng liat
L
berdeb - Membentuk bola teguh, gulungan mengkilat
u
- Melekat
Si Lempu : - Rasa licin
L ng
berdeb - Membentuk bola mudah hancur
u
- Dapat digulung mudah hancur

▪ Konsistensi

Basah

7
Tidak Tidak ada bahan tertinggal
lekat
Agak Tanah tertanggal pada salah satu jari
lekat
Lekat Tanah tertanggal pada kedua belah jari
Sangat Sukar untuk melepaskan kedua belah jari
lekat
Plastisit Tidak Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa
as plastis tanah
mudah berubah bentuk
Agak Terbentuk gelintir tanah, massa tanah
plastis berubah bentuk

7
Sangat Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan
plastis terhadap tekanan
Lembab
Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain, tidak
terikat, melekat bila ditahan.
Sangat Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila
gembur digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan.
Gembur Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa
tanah bergumpal, melekat bila ditekan
Teguh Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan
tekanan besar
Sangat teguh Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah
berubah-ubah
Sangat teguh Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan
sekali genggaman

Kering
Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat
Lunak Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah
mudah bercerai menjadi butir, kohesi kecil
Agak Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh
keras
Keras Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan
dengan tangan
Sangat Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan
keras dengan tangan

8
2.2 Metode Pengambilan Contoh Tanah

Teknik pengambilan tanah yang digunakan yaitu teknik random sampel, dimana
pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu 5 titik secara acak
untuk pengambilan sampel tanah.
Pengambilan Contoh Tanah Utuh

● Alat dan Bahan

a. Tabung contoh (Ring sampel), yaitu suatu alat yang dibuat dari logam anti
karat berbentuk tabung silinder.
b. Ring master
c. Sekop
d. Pisau tajam dan tipis
e. Kantong plastic
f. Karet tali
g. Spidol permanen

● Cara Kerja

a. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contohnya,
kemudian letakkan ring master tegak lurus pada lapisan tersebut.
b. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop (gambar 1.2a)
c. Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati permukaan tanah
(gambar 1.2b)
d. Masukkan tabung sampel ke dalam ring master
e. Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam tanah

9
f. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai
rata (gambar 1.2c)

9
g. Tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop (gambar 1.2d)
h. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati (gambar 1.2d), kemudian
potonglah tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah
tabung sampai rata (gambar 1.2e)
i. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk mencegah penguapan
dan gangguan selama dalam perjalanan.
j. Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang berisi nomor contoh tanah
dan kedalaman tanah.
k. Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia (gambar 1.2f)

Catatan : Pengambilan contoh tanah utuh yang baik adalah waktu tanah dalam
kondisi kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering dianjurkan agar disiram
terlebih dahulu sehari sebelum pengambilan contoh.

Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh

● Alat dan Bahan

a. Cangkul/sendok tanah
b. Plastik dengan kapasitas > 1 kg
c. Label

● Cara Kerja

a. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan

10
b. Ambil gumpalan tanah yang dibatasi oleh bidang belahan bumi (agregat utuh),
masukkan ke dalam kotak (Apabila tidak tersedia kotak, bisa dipakai tempat
lain asal agregat tanah tersebut tidak mengalami kerusakan selama dalam
pengangkutan).

Pengambilan Contoh Tanah Biasa

● Alat dan Bahan

a. Sekop, cangkul atau Bor


b. Kantong Plastik
c. Karet tali
d. Label

● Cara Kerja

a. Gali tanah dengan cangkul atau sekop dibor sampai pada kedalaman yang
dikehendaki
b. Ambil sebagian tanah hasil galian atau pemboran dan masukkan ke dalam
kantong plastik (rangkap dua)
c. Tuliskan keterangan yang berisi nomor kedalaman, tanggal pengambilan dan
pengambil contoh tanah pada kertas label
d. Masukkan label tersebut diantara dua lembar kantong plastik kemudian tali
dengan karet
e. Untuk keperluan analisis tanah di laboratorium, contoh tanah tersebut masih
harus mengalami proses lebih lanjut seperti pengeringan (kering),
penumbukan, pengayakan dan penyimpanan
Catatan :
Dalam hal tertentu kadangkala diperlukan contoh tanah untuk penetapan
kandungan air tanah yang sesuai dengan kondisi pada saat pengambilan contoh
tanah. Untuk contoh tanah ini diperlukan tempat yang dapat tertutup rapat, seperti
botol plastik, tempat obat dll.

2.3 Metode Penetapan dan Konsistensi tanah

11
a. Siapkan contoh tanah kering udara yang sudah dihaluskan lebih-kurang 100 g dan
air dalam botol penyemprot (dapat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi
basah).

11
b. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan di telapak tangan.

c. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan
telunjuk tangan yang lain.

d. Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat


kekasarannya

e. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian pijit-
pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk (Gambar 2.1)

f. Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah
gulungan dengan diameter sekitar ½ cm dan panjangnya sekitar 5 cm.

g. Lihatlah dan biasakanlah merasakan secara cermat tanda-tanda tadi, supaya


dapat merasakan perbedaan-perbedaannya. Untuk menentukan kelas tekstur

12
tanah dapat dilakukan dengan dua cara:

12
Untuk penentuan kelas tekstur lebih lanjut bisa digunakan pedoman berikut:
Tabel 2.3 kelas tekstur tanah dan cirinya

Kelas Tekstur Ci
ri
Pasir - rasa kasar jelas
- tidak membentuk bola dan gulungan
- tidak melekat
Pasir
- rasa kasar sangat jelas
Berlempu
ng
- membentuk bola yang mudah sekali
hancur
- sedikit sekali melekat
Lempu
ng - rasa kasar agak jelas
Berpas
ir
- membentuk bola yang agak keras tetapi
mudah
hancur
Lempung - rasa tidak kasar dan tidak licin
- membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung
dengan permukaan yang mengkilap
- melekat
Debu - rasa licin sekali
- membentuk bola yang teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan yang

13
mengkilap
- agak melekat

13
Lempu Lia - rasa agak jelas
ng t
Berpasir
- membentuk bola agak teguh bila kering,
membentuk gulungan jika dipirid dan
gulungan mudah hancur
- melekat
Lempu Lia - rasa jelas licin
ng t
Berde
bu
- membentuk bola teguh, gulungan
mengkilat
- melekat
Liat
Berpa - rasa licin agak kasar
sir
- membentuk bola bila dalam keadaan
kering
sukar dipijit, mudah digulung
- melekat sekali
Liat
Berdebu - rasa agak licin
- membentuk bola bila dalam keadaan
kering
sukar dipijit, mudah digulung
- melekat sekali
Liat - rasa berat
- membentuk bola yang baik
- melekat sekali
Liat Berat - rasa berat sekali
- membentuk bola yang baik

14
- melekat sekali

h. Dengan memperhatikan berbagai tanda-tanda yang bisa dirasakan tadi


renungkan bagaimana implikasi praktis di lapangan pada:
Tanah yang didominasi oleh partikel pasir
Tanah yang memiliki sifat pasir dan sifat liat sama besarnya

14
2.4 Metode Menentukan pH

● Alat dan Bahan

a. Contoh tanah
b. pH stick
c. pH meter
d. Aquades (H2O)
e. KCL 1N
f. Botol plastic

● Cara Kerja

▪ Cara pH stick

a. pH-H2O
- Mengambil 6 contoh tanah segar lapangan yang tersedia kira-kira
sebanyak 5 gram dalam botol.
- Menambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2 : 5).
- Membiarkan kira-kira selama 15 menit, kemudian aduk lagi.
- Memasukkan pH stick dalam larutan jernih.
- Mengambil pH stick dan kibas-kibaskan hingga warna kilat air hilang.
- Membandingkan warna pH stick dengan warna standar pH yang
terdapat pada kotak pH.

b. pH-KCL
Mengulangi langkah A.a dampai A.f tetapi dengan menggunakan larutan
KCL 1N

▪ Cara pH meter

a. pH-H2O.
- Mengambil contoh tanah segar lapangan sebanyak kira-kira 5 gram
dalam botol

15
- Menambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2 : 5 ).
- Membiarkan selama kira-kira 15 menit, kemudian aduk lagi.
- Mengukur pH suspensi dengan pengukur pH meter.

15
b. PH-KCL
Mengulangi langkah A.a. sampai A.f. tetapi dengan penambahan KCL
1N.

16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

4.1 Deskripsi Morfologi Tanah


Pelaksanaan praktikum penentuan morfologi tanah yang kami lakukan yakni
dengan mengamati irisan lahan secara membujur yang membentuk profil tanah, dan
terbagi menjadi tiga bagian yakni, atas, tengah, dan bawah. Setiap bagian tersusun atas
dua horizon tanah yang memiliki ciri berbeda. Pada bab ini kami akan membahas hasil
identifikasi kami terhadap enam horizon tanah berurutan dari bagian atas hingga bawah.
a. Lapisan Pertama

KARAKTERISTIK, SIFAT FISIK,


DESKRIPSI
DAN MORFOLOGI TANAH
Nomor Horizon 1
Simbol Horizon A
Ketebalan Horizon 0-60 cm
Warna 3/4 7,5 YR Dark Brown
Tekstur Pasir Berlempung (LS)
Konsistensi Lekat, agak plastis
b. Lapisan Kedua

KARAKTERISTIK, SIFAT FISIK,


DESKRIPSI
DAN MORFOLOGI TANAH
Nomor Horizon 2
Simbol Horizon E
Ketebalan Horizon 60-390 cm
Warna 5/8 7,5 YR Strong Brown
Tekstur Pasir
Konsistensi Tidak lekat, tidak plastis

17
c. Lapisan Ketiga

KARAKTERISTIK, SIFAT FISIK,


DESKRIPSI
DAN MORFOLOGI TANAH
Nomor Horizon 3
Simbol Horizon B
Ketebalan Horizon 390-540 cm
Warna 5/6 7,5 YR Strong Brown
Tekstur Lempung Berliat
Konsistensi Lekat, sangat plastis

d. Lapisan Keempat

KARAKTERISTIK, SIFAT FISIK,


DESKRIPSI
DAN MORFOLOGI TANAH

Nomor Horizon 4

Simbol Horizon C

Ketebalan Horizon 540-730 cm

Warna 6/6 7,5 YR Reddish yellow

Tekstur Lempung Berdebu

Konsistensi Tidak lekat, agak plastis

4.2 Pengambilan Contoh tanah


Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam penelitian
tanah. Contoh tanah nantinya akan diteliti lebih lanjut di laboratorium tanah untuk
memperoleh informasi atau sifat fisik dan kimia pada tanah sampel. Pada praktikum ini,
kami menerapkan teknik pengambilan contoh tanah berupa Teknik random sampel,
dimana pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu 5 titik secara
acak untuk pengambilan sampel tanah terganggu, 2 titik secara acak untuk pengambilan
sampel tanah tidak terganggu, dan 2 titik secara acak untuk pengambilan sampel tanah
dengan ring sampel.

18
4.3 Menentukan pH
Kondisi Lahan Nilai pH
Lahan Terganggu 6
Lahan Tidak Terganggu 6-6,3

Pada praktikum yang kami lakukan, kami menetapkan pH tanah dengan


menggunakan pH meter dan pH stick. Kami mengukur pH di dua lahan yang
memiliki kondisi berbeda. Pada lahan dengan kondisi terganggu, kami mengukur
dengan pH stick. Tanah tersebut memiliki nilai pH sebesar 6. Sedangkan pada lahan
tidak terganggu kami mengukur pH tanah menggunakan pH meter. Tanah tersebut
memiliki nilai pH sebesar 6-6,3. Keduanya tergolong tanah masam.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tanah merupakan salah satu unsur lingkungan yang mempunyai peranan
penting dalam menunjang kehidupan. Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan
menentukan morfologi tanah pada horizon A, E, B, C dengan mengamati irisan lahan
secara membujur yang membentuk profil tanah, dan terbagi menjadi tiga bagian
yakni, atas, tengah, dan bawah. Dalam penentuan pH tanah, dilakukan dengan
menggunakan pH meter dan pH stick.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum penentuan morfologi tanah yang telah
kelompok lakukan, berikut adalah saran untuk perbaikan praktikum tersebut:

a. Pada bagian deskripsi morfologi tanah, sebaiknya dilakukan analisis lebih


lanjut terhadap sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang karakteristik tanah yang
diamati. Beberapa sifat fisik dan kimia tanah yang dapat dianalisis di
antaranya adalah tekstur, struktur, porositas, permeabilitas, kapasitas tukar
kation, C-organik, kejenuhan basa, dan pH.
b. Pada bagian pengambilan contoh tanah, sebaiknya dilakukan teknik
pengambilan contoh tanah yang lebih spesifik sesuai dengan tujuan penelitian.
Misalnya, jika penelitian bertujuan untuk menganalisis sifat fisik tanah, maka
teknik pengambilan contoh tanah yang digunakan adalah teknik kuadrat. Jika
penelitian bertujuan untuk menganalisis sifat kimia tanah, maka teknik
pengambilan contoh tanah yang digunakan adalah teknik horizontal.
c. Pada bagian penentuan pH tanah, sebaiknya dilakukan pengukuran pH dengan
menggunakan alat yang lebih akurat. pH meter merupakan alat yang lebih
akurat untuk mengukur pH tanah dibandingkan dengan pH stick.

20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penentuan Horizon Tanah

Lampiran 2. Penentuan Tekstur Tanah

Lampiran 3. Penentuan Warna Tanah

21
Lampiran 4. Pengambilan Sampel Tanah

Lampiran 5. Penentuan PH Tanah

21
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, I. M. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana.

Sudjana, H. B., Muharam, I., Subardja, V. O., & Agustini, R. Y. (2018). Panduan Praktikum
MK. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Karawang: Fakultas Pertanian, Universitas
Singaperbangsa Karawang.

22

Anda mungkin juga menyukai