Anda di halaman 1dari 23

Latar Belakang

Keunggulan pertumbuhannya cepat, fekunditas


tinggi, tidak memiliki banyak duri dan dapat
dipijahkan secara massal

permintaan meningkat untuk


kegiatan budidaya

kurangnya pengetahuan dari


pembudidaya ikan patin siam
di provinsi Lampung
BPPI salah satu UPT (Unit
pelaksana teknis) milik pemerintah
yang mampu memberikan
informasi tentang pembenihan
ikan patin siam yang baik dan
benar
Tujuan
o Mempelajari teknologi dan teknik yang digunakan
dalam pembenihan ikan patin siam di Balai
Penelitian dan Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.

o Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi


keberhasilan dan kegagalan dalam pembenihan ikan
patin siam.
KEGIATAN PEMBENIHAN
Pemeliharaan induk Pemilihan Induk

Penyuntikan Hormon

stripping

Pembuahan

Penetasan Telur

Pemanenan Pemanenan

Penjualan Larva Pemeliharaan

Penjualan Benih
1. PEMELIHARAAN INDUK

 Kolam pemeliharaan induk Kolam Beton


• Pemberian Pakan

• kadar air 12% Pemberian pakan dilakukan 2 kali


• protein 28% dalam sehari pukul 09.00 wib dan
• lemak 6% 15.30 wib
• serat kasar 7 %
• abu 12%.
• Kualitas Air induk
No Parameter Hasil Pengamatan Optimal

(Erlangga, 2013)
1 DO 0,53-5,58 >4 ppm 

2 Suhu 290-29,50C 250 – 300C 

3 pH 6,71-7,58 5–9
2. PEMILIHAN INDUK
No Induk siam betina Induk Siam Jantan
1 Umur minimal 2,5 tahun Umur minimal 1,5 tahun
2 Bobot minimal 2 kg/ekor Bobot minimal 1,5 kg/ekor
3 Perut membesar ke arah Perut terlihat ramping
anus, terasa empuk, dan
halus saat diraba
4 Kulit di bagian perut lembek Kulit di bagian perut
dan tipis lembek dan tipis
5 Alat kelamin membengkak Alat kelamin membengkak
dan menonjol berwarna dan berwarna merah tua
merah tua
6 Jika di kanulasi diperoleh Jika di striping atau diurut
telur bebentuk bundar dan keluar cairan putih atau
berukuran seragam  sperma.
3. PENYUNTIKAN HORMON
Penggunaan Hormon HCG & Ovaprim
  HCG OVAPRIM

BETINA 500 I.U/1Kg 0,6 ml/ 1Kg Daging Induk


daging Induk Betina
Betina

JANTAN   0,6 ml/ 1Kg Daging Induk


Betina

4. STRIPPING
Proses stripping dilakukan 10 jam setelah
dilakukan penyuntikan Ovaprim.
Tanggal No Tag Berat (kg) HCG (IU) Ovaprim (ml)Telur (gram)
07-Agu-14 1 54055 4 2000 2,4 301
  2 54104 3,8 1900 2,28 323
  3 54532 3,9 1950 2,34 517
  4 54536 3,8 1900 2,28 338
  5 54077 4,1 2050 2,64 370
13-Agu-14 1 55102 3,3 1650 1,98 484
  2 55042 4,5 2250 2,7 673
  3 55038 4 2000 2,4 590
  4 55051 3,8 1900 2,28 500
  5 55016 2,7 1350 1,62 300
16-Agu-14 1 54176 2,5 1250 1,5 190
  2 54150 2,4 1200 1,44 220
  3 54234 2,7 1350 1,62 225
  4 54175 3,4 1700 2,04 325
  5 54230 3,2 1600 1,92 260
20-Agu-14 1 54139 2,4 1200 1,44 250
  2 54038 4,3 2150 2,58 210
  3 54033 3,4 1700 2,04 270
  4 54540 4,2 2100 2,52 280
  5 54523 4,4 2200 2,64 300
27-Agu-14 1 55107 3,7 1850 2,22 400
  2 54146 3,5 1750 2,1 350
  3 54143 4 2000 2,4 350
  4 54157 3,5 1750 2,1 350
  5 55111 3,7 1850 2,22 350
5. PEMBUAHAN
Fertilization Rate (FR) Ikan Patin Siam

FR =

jumlah telur yang


Sampel total telur FR
Dibuahi

1 251 246 98,0%


2 222 215 96,8%
3 235 229 97,4%
Rata-rata     97,4%
6. PENETASAN TELUR

Hatching Rate (FR) Ikan Patin Siam


HR =

Telur yang Telur yang


Sampel ke - HR
menetas dibuahi (fertil)

1 214 246 86,9%

2 197 215 91,6%

3 199 229 86,8%

Rata-rata     88,5%
7. PEMANENAN DAN PASCAPANEN
 Pemanenaan larva dilakukan 20-24 jam setelah dilakukan proses pembuahan

 Pasca Panen
 Dijual ke pembudidaya ikan patin siam
• Pemeliharaan larva

1. Persiapan Wadah

Wadah Fiber
Pengisian air dan
berdiameter 140
Pembersihan instalasi Aerasi
cm sebanyak 1
buah

2. Penebaran Larva
Larva yang ditebar sebanyak 20.000 ekor

3. Pemberian Pakan
Larva patin diberi pakan setelah 30 -36 jam, karena selama waktu tersebut
larva masih memiliki kuning telur yang menempel ditubuhnya dan
diserap untuk makanan
 Jadwal Pemberian Pakan Larva

Waktu Pemberian
Jenis Pakan

Minggu ke 1 Minggu ke 2
  12 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Artemia                            
Cacing                            
Sutra
4. Data Kualitas Air Pemeliharaan Larva

 Optimal Larva
Parameter Nilai
No (Sularto, et al
2007)

1 DO 5,40 3 – 6 

2 Suhu 27,3
28 – 30

3 Ph 8,33
5–9
5. Sampling
Sampling dilakukan setiap 7 hari sekali
Panjang Rata-rata Berat Rata-rata

1.8
0.045
Panjang rata-rata Larva Ikan
1.6
0.04

1.4
0.035

1.2
0.03
Panjang (cm)

1 0.025

Berat (gr)
0.8 0.02
Panjang rata-rata Berat rata-rata
0.6 0.015

0.4 0.01

0.2 0.005

0 0
1 2 3 1 2 3
Sampling Minggu ke- Sampling Minggu ke-
6. SR (Survival Rate)

 Nilai SR dapat dihitung dengan rumus :

SR =
= = 1,19%
Biaya Tetap
No Uraian Harga (Rp)
1 Gedung pemeliharaan (30.000.000 : 10 : 2) 1.500.000
2 Kolam induk (4.000.000 : 10 : 2) 200.000
3 11 buah bak fiber (8.800.000 : 5 : 2) 880.000
4 Corong penetasan (2.000.000 : 5 : 2) 200.000
5 Sarana penetasan artemia (300.000 : 5 : 2) 30.000
6 High blow dan instalasi aerasi (2.000.000 : 5 : 2) 200.000
7 Instalasi listrik (1.500.000 : 5 : 2) 150.000
8 Induk (3.000.000 : 4 : 2) 375.000
9 Peralatan pelengkap (1.000.000 : 2 : 2) 250.000
10 11 buah heater (500.000 : 1 : 2) 250.000
  Total 4.035.000
Biaya Variabel
No Uraian Harga (Rp)
1 Pakan induk 2 karung @ Rp. 325.000 650.000
2 2 kaleng artemia @ Rp.600.000 600.000
3 Cacing tubifex 15 liter @Rp. 20.000 300.000
4 Pellet 581 dan 582 10 kg 300.000
5 Obat-obatan 150.000
6 HCG 1 kotak @ Rp.500.000 500.000
7 Ovaprim 2 ampul @ Rp.250.000 500.000
8 NaCl Fisiologis 8.000
9 Biaya pengepakan 150.000
10 Upah tenaga kerja (1x Rp.600.000) 700.000
11 Biaya listrik 200.000
12 Biaya lain-lain 200.000
  Total 4.908.000
 Biaya produksi = Biaya variabel (VC) + Biaya tetap (FC)
= Rp.( 4.908.000 x 6 siklus/tahun) + Rp. 4.035.000
= Rp. 33.483.000

 Penerimaan = jumlah benih yang dihasilkan x harga


benih per ekor
= 300.000 (SR 50 %) x Rp. 80
= Rp. 12.000.000

 Keuntungan = Penerimaan - biaya produksi


= Rp. 72.000.000– Rp. 33.483.000
= Rp. 38.517.000
 R/C Ratio =
 
=
 
= 2,51

 BEP (Rp) =
=

= Rp.4.338.709
 BEP unit =
=
= 85.342 ekor

 PP = x 1 tahun
= x 1 tahun
= 1,37 tahun
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai