Anda di halaman 1dari 33

KASUS PENYAKIT SISTEM SARAF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan Gizi 3


Dosen pengampu :
dr. Enny Probosari, M.SiMed
Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si

Anggota Kelompok:
Tri Wahyuni 22030113120019
Kurnia Ika Pawestri 22030113120029
Vintantiana Sukmasari 22030113120051
Maria Dolorosa 22030113140123
Fitria Zahrotun 22030113140071
Rahma Medina WP 22030113130089
Yuni Nur Afifah 22030113130099
Annisa Dinah N 22030113140133

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
BAB 1
GAMBARAN KASUS
1.1 Kasus
Ny. S 65 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena kelemahan anggota
gerak bagian kanan yang dirasakan kira-kira setengah jam yang lalu yaitu ketika
bangun tidur jam 5 pagi. Pasien tampak mengantuk, tidak merasakan nyeri kepala.
Tidak ada mual dan muntah. Tidak ada kejang. Pasien sulit berkomunikasi.
Sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti sekarang. Hasil pengukuran
antropometri diperoleh BB : 45,8 kg, TB: 159 cm, dan LLA 28,5 cm. Riwayat
kesehatan : Ny. S adalah penderita DM dan hipertensi, keduanya tidak terkontrol,
kurang lebih 10 tahun, jarang berolahraga, dengan pola makan yang tidak teratur.
Suami Ny. S seorang perokok berat, 15-20 batang per hari.

Pemeriksaan fisik : KU : Somnolen, GCS : E3M6V (afasia), Tekanan darah :


160/100 mmHg, denyut nadi : 76x/menit, regular Respirasi : 24x/menit, suhu tubuh :
36,5oC. Status internus : dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis : meningeal
sign (-), N. Cranialis : Parese N VII kanan tipe sentral, Parese N XII kanan. Hasil
laboratorium : Hb : 12,8 gr/dl, Leukosit : 7800/mm3, Trombosit : 240.000mm3, Gula
darah puasa : 140 mg/dl, LDL :170 mgdl, Trigliserida : 190 mg/dl, asam urat : 5,2
mg/dl. Pemeriksaan penunjang lain : CT Scan kepala terdapat gambaran infark
cerebri. Diagnosis klinis : Hemiparesis Dekstra, Diagnosis etiologis : Stroke Non
Hemoragic.

Hasil Recall:
Prot Lem Ser PUF Kolester
Bahan Berat Energi KH Na
ein ak at A ol
Makanan
g kkal g g g G g mg mg
nasi putih 110 143 2.6 0.2 31.5 0.3 0.1 0 2.2
oseng tahu 100 206 7.3 20.3 1.7 1.1 2.7 0 7
Susu rendah
250 121.3 8.5 4 12.3 0 0.1 15 125
lemak
pisang goreng 200 316 1.8 20.8 35 3.4 11.8 0 6
nasi putih 110 143 2.6 0.2 31.5 0.3 0.1 0 2.2
semur ayam 50 229.4 5.4 23.8 0 0 1.2 16 104
tempe goreng 50 177 8.6 13.4 7.7 0.6 4.9 0 3.5
buah pisang 100 92 1 0.5 23.4 2.4 0.1 0 1
tahu isi 150 140.4 10.3 5.9 13.8 2.2 3.3 0 10.5
nasi putih 110 143 2.6 0.2 31.5 0.3 0.1 0 2.2
balado ikan
50 109 8.4 7.8 1.5 0.9 3.7 29.5 49
mas
oseng pare 100 20.1 0.9 0.3 4.3 1.4 0.1 0 75.9
1899.
Kentang goreng 200 327.7 3.3 24.4 23.5 3.9 3.3 48.8
3
121. 217. 2287.
Jumlah 2167.9 63.3 16.8 31.5 109.3
8 7 8

Ber Ener Prote Lema Ser PUF Koleste


KH Na
Bahan Makanan at gi in k at A rol
g kkal g g g G g mg mg
1899.
Kentang goreng 200 327.7 3.3 24.4 23.5 3.9 3.3 48.8
3
Telur rebus 65 96.6 8.1 7 0.4 0 0.9 248.3 47.5
Susu rendah
250 121.3 8.5 4 12.3 0 0.1 15 125
lemak
keripik apel 150 417.7 2.7 3.2 91.9 16.1 1.6 0 24
nasi putih 150 139.5 3 0.3 30.7 0.6 0.1 0 3
Ayam goreng 100 214.4 28.2 11.3 0 0 2.7 85 104
Sayur bayam +
50 54.3 3 0.8 8.1 2.9 0.4 0 31
jagung
Nasi putih 150 139.5 3 0.3 30.7 0.6 0.1 0 3
Soto daging 35 83.9 9.8 4.4 1.2 0 0.1 21.4 23.4
Cheesecake 110 229.8 6.5 6.9 34.5 0.2 0.5 103.4 55
1824. 233. 2315.
Jumlah 76.1 62.6 24.3 9.8 521.9
7 3 2
Ber Ener Protei Lema Ser PUF Kolester
KH Na
Bahan Makanan at gi n k at A ol
g kkal g g g g g mg mg
Roti tawar 200 506 14.7 6.7 95.4 5.9 1.7 0 870
Telur orak arik 60 126.7 6.7 11.1 0.4 0 1.5 215.4 455.4
biskuit 50 240 5 10.6 30.9 1.4 0.5 31 133
Susu rendah lemak 250 121.3 8.5 4 12.3 0 0.1 15 125
Nasi putih 150 139.5 3 0.3 30.7 0.6 0.1 0 3
Ikan goreng fillet 65 75.3 10.5 3.5 0.4 0.2 0.6 36.9 244.7
Perkedel kentang 150 334.8 5.8 19 34.9 3.6 2.5 83.3 646.6
Cah brokoli jamur
80 27.7 3.4 1.1 0.9 1.7 0.6 0 372
tofu
pisang goreng 200 316 1.8 20.8 35 3.4 11.8 0 6
Nasi putih 120 111.6 2.4 0.2 24.6 0.5 0.1 0 2.4
Semur daging 75 181.3 22.4 9.2 2.2 0 0.3 45.8 1174
Jeruk 100 47.1 1 0.2 9.2 2.2 0.1 0 1
mie goreng 100 440.5 12.3 12.7 68.3 5 2.2 94.1 17.1
2667. 345. 4050.
Jumlah 97.5 99.4 24.5 22.1 521.5
8 2 2

Rata-rata asupan
2220.133
Energi kkal
Protein 78.96667 g
Lemak 94.6 g
Kh 265.4 g
PUFA 21.13333 g
Serat 21,8 g
Kolester 384.2333
ol mg
Na 2884.4 mg
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penyelesaian kasus pasien penyakit saraf dengan Proses Asuhan Gizi
Terstandar?

1.3 Tujuan

Untuk menyelesaikan masalah terkait penyakit saraf dengan Proses Asuhan Gizi
Terstandar.

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui dan memahami Proses Asuhan Gizi Terstandar pada pasien penyakit
saraf.
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
2.1 Skrining Gizi
Nama : Ny S BB : 45,8 Kg
Umur : 65 th TB : 159cm
Skrining
A Apakah terdapat penurunan asupan makanan selama 3 bulan terakhir
akibat dari kehilangan nafsu makan , masalah pencernaan , kesulitan
mengunyah atau menelan?
0 = Penurunan asupan makanan berat
1 = Penurunan asupan makanan sedang
2 = Tidak terjadi penurunan asupan makanan √
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih besar dari 3 kg (6.6 lbs)
1 = Tidak diketahui √

2 = Penurunan berat badan antara 1 dan 3 kg (2.2 dan 6.6 lbs)


3 = Tidak terdapat penurunan berat badan

C Mobilitas
0 = Tempat tidur atau kursi dorong
1 = Mampu untuk bangkit dari tempat tidur / kursi tetapi tidak dapat keluar
2 = Keluar √

D Apakah pasien menderita stres psikologis atau penyakit akut dalam 3


bulan terakhir ?
0 = Ya
2 = Tidak √
Masalah neuropsikologi
0 = Dementia atau depresi berat
1 = Dementia ringan √
2 = Tidak terdapat masalah psikologi
F1 Indeks massa tubuh (IMT) (berat badan dalam kg) / (tinggi dalam m2)
0 = IMT kurang dari 19 √
1 = IMT 19 sampai kurang dari 21
2 = IMT 21 sampai kurang dari 23
3 = IMT 23 atau lebih
Jika tidak tersedia indeks massa tubuh (IMT), ganti pertanyaan F1 dengan
pertanyaan F2. Jangan menjawab pertanyaan F2 jika pertanyaan F1 sudah
selesai.
F2 Lingkar betis (LB) dalam cm -
0 = LB kurang dari 31
3 = LB 31 atau lebih
Skor skrining
(maksimal 14 poin)

12 - 14 poin: status gizi normal


8 - 11 poin: beresiko malnutrisi √

0 - 7 poin: kekurangan gizi

2.2 Assesment
Domain Assesmen Assesmen Data Interpretasi
Food/Nutrition Total Energy Intake 2220.1 kkal Kelebihan energi
related history (FH) (FH 1.1.1.1) sebesar 48,8%
Meal/Snack Pattern Gorengan Tinggi Natrium
(FH 1.2.2.3) dan Lemak
94.6 gram Kelebihan lemak
Total Fat
sebesar 190,7 %
(FH 1.5.1.1)
Total Protein 78.9 gram Kelebihan
(FH 1.5.2.1) protein sebesar
48,2%
Total Charbohydrate 265.4gram Kelebihan
karbohidrat
sebesar 9,1%
(FH 1.5.3.1)
dianggap normal
Total fiber 21,8 gram Kekurangan
(FH 1.5.4.1) serat sebesar
0,9% dianggap
normal
Sodium intake 2884.4mg Kelebihan
(FH 1.6.2.7) natrium sebesar
140,36%
Kesimpulan: dari data domain Food History dan hasil recall 24 jam, didapatkan Ny. S
memiliki asupan energi, lemak, natrium, dan protein yang tinggi, asupan karbohidrat dan
serat normal. Ny. S juga mengonsumsi gorengan yang mengandung tinggi natrium dan
lemak.
Anthropometric Height TB = 159 cm -
Measurements (AD) (AD-1.1.1)
Weight BB = 45,8 kg -
(AD-1.1.2)
Body Mass Index = BB/TB2 Berisiko
(AD-1.1.5) = 45,8 kg /(1,59 m)2 underweight
= 18,1 kg/m2
Kesimpulan: Ny. S memiliki tinggi badan sebesar 159 cm, berat badan 45,8 kg dan IMT
sebesar 18,1 kg/m2 yang tergolong normal namun berisiko underweight
Biochemical Data Inflammatory profile Leukosit : 7800/mm3 Normal
(BD) (BD- 1.6) (5000-10.000/
mm3)
Hemoglobin 12,8 gr/dl Normal
(BD- 1.10.1) (12-25 g/dl)
Trombosit 240.000 mm3 Normal
(150.000-
400.000/mm3)
Glucose fasting 140 mg/dl Tinggi
(BD- 1.5.1) (80-100 mg/dl)
Cholesterol, LDL 170 mg/dl Tinggi
(BD- 1.7.3) ( < 100 mg/dl)
Triglycerides, serum 190 mg/dl Tinggi
(BD-1.7.7) ( < 150 mg/dl)
Amino acid, other, Asam urat : 5,2 mg/dl Tinggi
specify (3.5 -5 g/dl)
(BD- 1.11.6)
CT Scan kepala terdapat gambaran infark cerebri
Kesimpulan: Ny. S memiliki kadar gula darah puasa, kadar LDL, trigliserida, dan kadar
asam urat yang tinggi, serta kadar leukosit, hemoglobin, dan trombosit yang normal.
Kemudian, Ny. S juga memiliki gambaran infark cerebri pada CT scan kepala.
Nutrition-Focused Overall appearance Somnolen -
Physical Fiding (PD-1.1.1) Glasgow Coma Scale Afasia
(PD) (GCS) : E3M6V
Suhu tubuh : 36,5 oC Normal
Vital signs Tekanan darah : Tinggi
(PD-1.1.9) 160/100 mmHg (120/80 mmHg)
Denyut nadi : Normal
76x/menit (60-100x/mt)
Cardiovascular- Regular respirasi : Normal
pulmonary 24x/menit
(PD-1.1.3)
Nerves and cognition Status internus : Normal
(PD-1.1.7) Normal
Pemeriksaan Normal
neurologis :
meningeal sign (-)
Nervus cranialis: Terjadi
Parese N VII kanan gangguan
tipe sentral, Parese N
XII kanan
Kesimpulan: Ny. S memiliki temuan fisik yaitu afasia. Ny. S memiliki suhu tubuh,
denyut nadi, regular respirasi, status internus, dan pemeriksaan neurologis yang normal,
namun memiliki tekanan darah tinggi, dan mengalami gangguan pada saraf kranial.
Client History (CH) Age (CH 1.1.1) 65 tahun -
Gender (CH 1.1.2) Perempuan -
Cardiovascular Tekanan darah -
(CH 2.1.2) tinggi
Endocrine/ Diabetes Militus -
metabolism
(CH 2.1.2)
Kesimpulan: Ny.S berumur 65 tahun dengan riwayat tekanan darah tinggi dan Diabetes
Militus
Comparative Total energy 1491,84 kkal Data asupan
Standar estimated needs 2220.1 kkal
(CS 1.1.1)
Method for Mifflin et al Mifflin et al
estimating need
(CS 1.1.2)
Total fat estimated 33,15 gr/hari Data asupan 94.6
needs gram
(CS 2.1.1)
Total protein 53,24 gr/hari Data asupan 78.9
estimated needs gram
(CS 2.2.1)
Total carbohydrates 243,4 gr/hari 265.4 gram
estimated needs
(CS 2.3.1)
Total fiber estimated 22 gr/hari Data asupan 21,8
needs gram
(CS 2.4.1)
Estimated mineral 1200 mg/hari Data asupan
needs (Sodium) 2884.4 mg
(CS 4.2.7)

2.3 Diagnosis
1. Kelebihan Asupan Oral (NI 2.2) berkaitan dengan pola makan yang tidak teratur dan
pemilihan makanan kurang baik ditandai dengan data asupan yang berlebih, seperti
energy 2220.1 kkal, lemak 94.6 gram dan protein 78.9 gram
2. Kelebihan asupan lemak (NI. 5.6.2) berkaitan dengan kebiasaan mengasup gorengan
ditandai ditandai dengan data asupan lemak 94.6 gram
3. Kelebihan asupan mineral Natrium (NI 5.10.2) berkaitan dengan asupan tinggi natrium
(kentang goreng, cheese cake dll) ditandai dengan data asupan natrium 2884.4mg
4. Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi (NC 2.2) berkaitan dengan riwayat penyakit
pasien (DM dan Hipertensi) ditandai dengan tekanan darah 160/100 mmHg, glukosa
darah puasa 140 mg/dl, kolesterol LDL 170 mg/dl, Trigliserida 190 mg/dl
5. Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (NB 1.1) berkaitan dengan
keyakinan yang salah mengenai makanan dan zat gizi serta masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan makanan/zat gizi ditandai dengan pola makan pasien yang tidak
teratur dan konsumsi makanan tinggi lemak
6. Kurangnya kemampuan memonitor diri (NB 1.4) berkaitan dengan ketidaktertarikan diri
pasien dalam melakukan perubahan kebiasaan ditandai dengan pasien tidak melakukan
kontrol kesehatan guna mengevaluasi riwayat penyakit DM dan hipertensi

2.4 Intervensi
A. Perencanaan
a. Tujuan
1. Memberikan Kecukupan asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan dan
penyakit stroke dengan komplikasi DM dan Hipertensi.
2. Menurunkan nilai laboratorium dari LDL, Trigliserida, glukosa darah
puasa hingga mendekati batas normal.
3. Membatasi asupan tinggi kolestrol, LDL, dan natrium
4. Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai pentingnya mengatur
pola diet dan pola hidup sehat (asupan sesuai kebutuhan dan
meningkatkan aktivitas fisik)
5. Mendorong perubahan perilaku pasien menjadi lebih baik terkait
pemilihan makanan sehat.
6. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
b. Preskripsi Diet
1. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
- Penghitungan kebutuhan menggunakan rumus Mifflin-St. Jeor.
- Perhitungan Berat Badan Ideal
BBI = (TB – 100) -10%(TB – 100)
= ( 159-100)-10%(159-100)
= 59-5,9
= 53.1 kg
- Total Energi estimated needs (Mifflin et all)
AMB = ( 9,99 X BB) + ( 6,25 X TB) – (4,92 X U) – 161
= ( 9,99 X 53,1) + (6,25 X 159) –(4,92 X 65) – 161
= 530,47+993,75-319,8-161
= 1043,32

AF = 30% X AMB
= 30% X1043,32
= 312.9

SDA = 10% ( AMB + AF)


= 10% (1043,32 + 312.9)
= 135,62
TEE = AMB + AF + SDA
= 1043,32 + 312.9+ 135,62
= 1491,84 kkal.
- Total Fat estimated needs

= 33,15 gram
- Total protein estimated needs

= 53,24 gram
- Total karbohidrat estimated needs

= 243,4 gram

2. Modifikasi Diet
Jenis Diet : Diet stroke dan Diet rendah garam I
Frekuensi : Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
Yaitu dengan frekuensi pemberian 6 kali/hari
Jumlah : Pemberian 99,1 cc per satu kali pemberian atau
1 kkal tiap ½ cc
Rute : Melalui enteral NGT dengan sonde
Prinsip Diet : Energi diberikan cukup
Protein diberikan cukup
Lemak diberikan cukup
Karbohidrat diberikan cukup
Natrium diberikan rendah
Serat diberikan cukup
Cairan diberikan cukup
Syarat Diet :
- Energi dibeerikan sesuai dengan kebutuhan yaitu 25-45 kkal/kg
BB. Sesuai dengan kondisi Ny. S maka energi yang diberikan
sebesar 1491,84 kkal
- Protein diberikan cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Protein yang
diberikan sebesar 53,24 gr.
- Lemak yang diberikan Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan
Energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi
sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi total.
Kolesterol dibatasi < 300 mg. Sehingga lemak yang diberikan
sebesar 33,14 gr.
- Karbohidrat diberikan cukup, yaitu 60-70%dari kebutuhan energi
total. Sehingga jumlah karbohidrat yang di anjurkan adalah
sebesar 243,4 gr dan diutamakan berasal dari karbohidrat
kompleks..
- Mineral berupa natrium diberikan rendah. Penggunaan natrium
dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sdt/hari
atau setara dengan 1200 mg natrium.
- Serat diberikan cukup yaitu sebesar 22 mg/hari
- Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas per hari.

3. Perilaku
- Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya mengatur pola
diet dan pola hidup sehat seperti berolahraga dan stop kebiasaan
merokok serta akibat yang ditimbulkan.
- Memberikan motivasi melalui proses konseling untuk mencapai
kepatuhan diet dengan tidak membiasakan mengkonsumsi asupan
zat gizi yang dapat menjadi faktor risiko stroke dengan
komplikasi DM dan hipertensi.

B. Implementasi
a. Menu
Rekomendasi Diit tahap I ( pada saat di IGD )

Waktu Jenis Jumlah


07.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian
10.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian
13.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian
15.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian
18.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian
21.00 Formula enteral rendah natrium 99,1 cc/ 1 kali pemberian

Rekomendasi Diit tahap II ( Pasca di IGD )


Menu Bahan Berat URT Penukar
Pukul 07.00
Susu formula Susu Formula - 1 gls -

Pukul 10.00
Susu Tepung susu skim 20 g 1 gls 1 susu
Pepaya
Sari buah Gula 190 g 1 ptg bsr 1 buah
13 g 1 sdm 1 gula

Pukul 13.00 Susu Formula


Susu formula
- 1 gls -
Pukul 15.00 Tepung susu skim
Susu Pepaya 20 g 1 gls 1 susu
Gula
Sari buah 190 g 1 ptg bsr 1 buah
Susu Formula 13 g 1 sdm 1gula
Pukul 18.00
Susu formula - 1 gls -
Susu Formula
Pukul 21.00
Susu formula - 1 gls -

Rekomendasi diit tahap III


Bahan Berat URT Penukar Contoh menu
Pagi
Tepung beras 25 g 4 sdm ½ karbohidrat Bubur sumsum (+ susu skim)
Gula merah 13 g 1 sdm 1 gula Saus gula merah
Telur ayam 55 g 1 btr 1 protein lemak sedang Telur rebus
Tepung susu skim 20 g 3 sdm 1 susu Teh

Snack pagi
Tepung susu skim 20 g 3 sdm 1 susu Susu
Gula pasir 13 g 1 sdm 1 gula
Buah 25 g 1 ptg bsr 1 buah Pepaya

Siang
Tepung beras 50 g 8 sdm 1 karbohidrat Bubur saring
Daging 35 g 1 ptg bsr 1 protein lemak sedang Sup daging saring
Tahu 55 g ½ biji ½ nabati Tahu bumbu tomat saring
Sayuran B 50 g bsr ½ sayuran Sayur bening bayam saring
Buah 109 g ½ gls 1 buah Pepaya saring
Minyak jagung 15 g 2 bh 3 minyak
3 sdt
Snack sore
Tepung susu skim 20 g 1 susu Puding maizena
Gula pasir 13 g 3 sdm 1 gula
Tepung maizena 25 g 1sdm ½ karbohidrat
5 sdm
Malam
Tepung beras 50 g 1 karbohidrat Bubur saring
Ayam tampa kulit 40 g 8 sdm 1 protein rendah lemak Sup ayam saring
Tempe 25 g 1 ptg ½ nabati Gadon tahu saring
Sayuran B 50 g sdg ½ sayuran Sup wortel saring
Buah 109 g 1 ptg 1 buah Air jeruk
Minya jagung 10 g sdg 2 minyak
½ gls
Snack malam 2 bh
Tepung susu skim 20 g 2 sdt 1 susu Susu
Gula pasir 13 g 1 gula

3 sdm
1 sdm

b. Edukasi Gizi
1. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait pola diet dan
pola hidup sehat serta diet yang telah dianjurkan kepada pasien dan
cara membuatnya.
2. Sasaran
Primer : Pasien
Sekunder : Suami
Tersier : Anggota keluarga seperti anak
3. Metode : Tanya jawab, diskusi dan ceramah
4. Media : Leaflet, food model dan daftar bahan makanan
penukar
5. Materi :
- Penjelasan mengenai penyakit stroke dengan komplikasi DM
dan hipertensi serta faktor resiko dan akibat yang ditimbulkan.
- Penjelasan terkait pola diet dan pola hidup sehat yang
berhubungan dengan penyakit stroke dengan komplikasi DM
dan hipertensi
- Penjelasan tentang pemilihan bahan makanan yang telah
dianjurkan
- Manfaat diet sesuai kebutuhan dan daya terima pasien agar
kondisi pasien dapat menjadi semakin baik.
c. Konseling Gizi
1. Tujuan
- Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat mengkonsumsi
makanan yang diberikan untuk diet stroke dengan DM dan hipertensi.
- Mendorong perubahan perilaku pasien agar dapat menerapkan pola
makan dan pola hidup sehat dengan berolahraga.
2. Sasaran
Primer : Pasien
Sekunder : Suami
Tersier : Anggota keluarga seperti anak
Metode : Observasi dan tanya jawab
Media : Leaflet dan daftar bahan makanan penukar
1. Materi
- Penjelasan tentang manfaat diet stroke dengan DM dan hipertensi
yang diberikan
- Penjelasan tentang manfaat pola makan dan pola hidup sehat dengan
berolahraga.
- Sharing terkait keluhan dan perubahan yang dirasakan pasien
2.5 Monitoring dan Evaluasi
Intervensi Monitoring Frekuensi Evaluasi Target
Monitoring
RiwayatTerkaitGizi / Makanan (Food History / FH)
Asupanmakana Recall Perhari  Konsumsienergi yang
n asupandan direkomendasikanterpe
food weighing nuhi, yaitu sebesar
1491,84 kkal
 Konsumsi lemak yang
direkomendasikan
terpenuhi, yaitu sebesar
33,15 gr/hari
 Konsumsi protein yang
direkomendasikan
terpenuhi, yaitu sebesar
53,24 gr/hari
 Konsumsi karbohidrat
yang direkomendasikan
terpenuhi, yaitu sebesar
243,4 gr/hari
PengkajianAntropometri (Anthropometric Measurement / AD)
Beratbadan Anthropometr Seminggusekal  Mempertahankan berat
i i badan agar tetap stabil.

Pengkajian Data Biokimia (Biochemical Data/BD)


 Tekanan darah
Tekanan darah Pemeriksaan Seminggusekali mencapai batas normal
Lab
 Glukosa darah puasa
Glukosa darah
Pemeriksaan Seminggusekali mencapai batas normal
puasa
Lab 80-100 mg/dl
Seminggusekali
Kolesterol  Kadar kolesterol
Pemeriksaan mencapai batas normal<
Lab 100 mg/dl
Seminggusekali
LDL  Kadar LDL mencapai
Pemeriksaan batas normal
Lab
Seminggusekali
Trigliserida  Kadar trigliserida
mencapai batas normal<
Pemeriksaan
BAB III
PEMBAHASAN

1. Skrining Gizi
Skrining gizi menurut The American Dietetic Association (ADA) adalah suatu
proses untuk mengidentifikasi karakteristik individu yang berhubungan dengan masalah
gizi dan bertujuan untuk mengidentifikasi individu malnutrisi atau berisiko malnutrisi. 1,2

Skrining merupakan proses yang cepat dan sederhana yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit atau institusi kesehatan lainnya. Semua pasien yang masuk ke
Rumah sakit atau institusi keehatan harus melaui proses skrining terllebih dahulu(2).
Ada beberapa jenis instrumen skrining yang direkomendasikan oleh ESPEN yaitu,
MUST (Malnutrition Universal Screening Tools), NRS (Nutritional Risk Screening),
MNA (Mini Nutritional Asessment), STAMP (Screening Tool Asessment of Malnutrition
in Pediatric), NRI (Nutritional Risk Index) dan SGA (Subjective Global Assessment).
Dengan mempertimbangkan beberapa data yang ada dalam kasus, maka kami
menggunakan MNA (Mini Nutritional Asessment) sebagai instrumen skrining. MNA
adalah alat skrining yang digunakan untuk pasien lanjut usia yang malnutrisi atau beresiko
melanutrisi. MNA merupakan metode yang sederhana dan cepat digunakan untuk
mengidentifikasi pasien lanjut usia sebelum terjadi perubahan berat badan atau kadar
protein serum yang parah. Alat skrining ini memang sering digunakan untuk pasien lanjut
usia3.
Nama : Ny S BB : 45,8 Kg
Umur : 65 th TB : 159cm
Skrining
A Apakah terdapat penurunan asupan makanan selama 3 bulan terakhir
akibat dari kehilangan nafsu makan , masalah pencernaan , kesulitan
mengunyah atau menelan?
0 = Penurunan asupan makanan berat
1 = Penurunan asupan makanan sedang
2 = Tidak terjadi penurunan asupan makanan √
B Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih besar dari 3 kg (6.6 lbs)
1 = Tidak diketahui √
2 = Penurunan berat badan antara 1 dan 3 kg (2.2 dan 6.6 lbs)
3 = Tidak terdapat penurunan berat badan

C Mobilitas
0 = Tempat tidur atau kursi dorong
1 = Mampu untuk bangkit dari tempat tidur / kursi tetapi tidak dapat keluar
2 = Keluar √

D Apakah pasien menderita stres psikologis atau penyakit akut dalam 3


bulan terakhir ?
0 = Ya
2 = Tidak √
Masalah neuropsikologi
0 = Dementia atau depresi berat
1 = Dementia ringan
2 = Tidak terdapat masalah psikologi √

F1 Indeks massa tubuh (IMT) (berat badan dalam kg) / (tinggi dalam m2)
0 = IMT kurang dari 19 √
1 = IMT 19 sampai kurang dari 21
2 = IMT 21 sampai kurang dari 23
3 = IMT 23 atau lebih
Jika tidak tersedia indeks massa tubuh (IMT), ganti pertanyaan F1 dengan
pertanyaan F2. Jangan menjawab pertanyaan F2 jika pertanyaan F1 sudah
selesai.
F2 Lingkar betis (LB) dalam cm -
0 = LB kurang dari 31
3 = LB 31 atau lebih
Skor skrining
(maksimal 14 poin)

12 - 14 poin: status gizi normal


8 - 11 poin: beresiko malnutrisi √

0 - 7 poin: kekurangan gizi


Kesimpulan : berdasarkan penilaian menggunakan alat MNA, Ny S mendapat hasil 9, yang
menunjukan bahwa ia beresiko malnutrisi

2. Assesment
A. Data Antropometri
Berat badan pasien saat ini adalah 45,8 kg, dengan tinggi badan 159,0 cm, dan
Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien 18,1 kg/m2. Pasien tersebut tergolong normal
namum berisiko mengalami underweight.
B. Riwayat Asupan
Pasien tersebut memiliki pola makan yang tidak teratur, lebih sering
mengkonsumsi makanan yang digoreng. Sering mengkonsumsi cemilan yang di
goreng dalam jumlah yang banyak.
C. Data Biokimia
1. Glukosa Darah Puasa
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka.
Pemeriksaan glukosa darah puasa sendiri merupakan pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam. Glukosa darah puasa orang
normal adalah 80-100 mg/dl. Glukosa darah puasa Ny.S adalah 140 mg/dl yang
menunjukkan bahwa Ny.S memiliki kadar glukosa darah puasa yang tinggi.
Keadaan hiperglikemi atau kadar glukosa darah tinggi merupakan tanda adanya
respon stress yang mencerminkan kerusakan jaringan dan peningkatan katekolamin
dalam serum. Peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi pada pasien gangguan
neurologis dapat menimbulkan asidosis laktat yang berakhir pada kerusakan neuron,
jaringan glia, dan jaringan vaskular. Hiperglikemi berhubungan dengan peningkatan
luas infark, menurunkan aliran darah otak, menyebabkan kelainan perdarahan, dan
lesi otak.4
2. Profil Lipid
Profil lipid Ny.S adalah sebagai berikut : nilai total kolesterol LDL termasuk
tinggi yaitu sebanyak 170 mg/dl (normal <100 mg/dl), serta kadar serum trigliserida
adalah 190 mg/dl (normal <150 mg/dl). Meningkatnya profil lipid khususnya
kolesterol LDL dan trigiliserida berkorelasi positif terhadap arterosklerosis
serebrovaskular, yang berhubungan dengan risiko stroke atau gangguan neurologis.
Hal ini karena pada pasien dengan gangguan neurologis terjadi trombosis arteri yang
berasal dari hancurnya plak ateroskerotik atau dari emboli. Trombus terbentuk salah
satunya karena timbunan lemak dalam tubuh.
Kolesterol LDL menembus endotel dan mengalami proses modifikasi menjadi
LDL oksidasi. LDL oksidasi bersifat kemoaktraktan untuk monosit dan sel otot polos.
Monosit akan menempel dan bermigrasi ke subendotel kemudian berubah menjadi
makrofag yang memfagosit LDL oksidasi dan menjasi sel busa (foam cell) yang
merupakan awal aterosklerosis.
D. Riwayat Pasien
Pasien tersebut berusia 65 tahun, berjenis kelamin perempuan. pasien jarang
berolahraga. Pasien mengalami penyakit hipertensi dan diabetes militus selama 10
tahun terakhir. Suami pasien merupakan perokok aktif (15-20 batang per hari)5
E. Temuan Fisik
Pasien tersebut belum pernah mengalami sakit seperti saat ini. Pasien tidak
merasakan nyeri kepala, tidak ada mual dan muntah, tidak ada kejang. Pasien sulit
berkomunikasi. Dari temuan lainnya menunjukkan bahwa pasien memiliki suhu
tubuh, denyut nadi, regular respirasi, status internus, dan pemeriksaan neurologis yang
normal, namun memiliki tekanan darah tinggi, dan mengalami gangguan pada saraf
kranial.
F. Komparatif Standar

Penghitungan kebutuhan menggunakan rumus Mifflin-St. Jeor.

Perhitungan Berat Badan Ideal

BBI = (TB – 100) -10%(TB – 100)

= ( 159-100)-10%(159-100)

= 59-5,9

= 53.1 kg

Perhitungan kalori dan Zat Gizi yang direkomendasikan

CS.1.1.1 Total Energi estimated needs (Mifflin et all)

AMB = ( 9,99 X BB) + ( 6,25 X TB) – (4,92 X U) – 161

= ( 9,99 X 53,1) + (6,25 X 159) –(4,92 X 65) – 161


= 530,47+993,75-319,8-161

= 1043,32

AF = 30% X AMB

= 30% X1043,32

= 312.9

SDA = 10% ( AMB + AF)

= 10% (1043,32 + 312.9)

= 10%(1356,22)

= 135,62

TEE = AMB + AF + SDA

= 1043,32 + 312.9+ 135,62

= 1491,84 kkal.

TEE = 1491,84 kkal

C.S.2.1.1 Total Fat estimated needs.

Estimasi konsumsi lemak estimasi energi


X
100 9

20 1491,84
X
100 9

= 33,15 gram.

C.S.2.2.1 Total protein estimated needs.

Estimasi konsumsi protein estimasi en ergi


X
100 4

15 1491,84
X
100 4

= 53,24 gram.
C.S.2.3.1 Total karbohidrat estimated needs.

Estimasi konsumsi karbohidrat estimasi energi


X
100 4

65 1491,84
X
100 4

= 243,4 gram.

3. Diagnosis
A. Kelebihan Asupan Oral (NI 2.2) berkaitan dengan pola makan yang tidak
teratur dan pemilihan makanan kurang baik ditandai dengan data asupan yang
berlebih, seperti energy 2220.1 kkal, lemak 94.6 gram dan protein 78.9 gram
Ketidakteraturan pola makan pasien dan pemilihan makanan yang kurang baik
dikarenakan Ny S menyukai makanan yang digoreng dan makanan dalam porsi yang
besar tidak mengimbangi kondisi tubuh Ny S yang sudah didiagnosa menderita
diabetes mellitus dan hipertensi. Akibat pola makan yang tidak teratur ini
menyebabkan asupan Ny S melebihi kebutuhan yang tergambarkan melalui data recall
3x 24 jam Ny. S mengasup energy 2220.1 kkal, lemak 94.6 gram dan protein 78.9
gram sementara kebutuhan Ny S adalah energy 1491,84 kkal, lemak 33,15 gr/hari,
protein 53,24 gr/hari. Kelebihan asupan ini sangat beresiko menimbulkan komplikasi
penyakit yang diderita oleh Ny S.
B. Kelebihan asupan lemak (NI. 5.6.2) berkaitan dengan kebiasaan mengasup
gorengan ditandai ditandai dengan data asupan lemak 94.6 gram
Kebiasaan pasien Ny S menyukai makanan yang digoreng seperti pisang goreng,
kentang goreng serta ayam goreng ditandai dengan data asupan lemak yang
didapatkan dari rata-rata food recall 3x 24 jam sebesar 72,4 gram sementara
kebutuhan lemak tubuh sebesar 28,61 gram/hari maka menyebabkan pasien S
mengalami kelebihan asupan lemak.
C. Kelebihan asupan mineral Natrium (NI 5.10.2) berkaitan dengan asupan tinggi
natrium (kentang goreng, cheese cake dll) ditandai dengan data asupan natrium
1842,3 mg
Kelebihan asupan natrium disebabkan karena konsumsi asupan yang bersumber
natrium tinggi seperti kentang goreng, margarine, keju yang terdapat pada cheese cake
dan kandungan natrium pada produk hewani yang gemar dikonsumsi oleh pasien S
dimana tercerminkan melalui data rata-rata asupan 3x24 jam yang menunjukkan kadar
natrium yang dikonsumsi sebesar 2884.4mg sementara kebutuhan natrium tubuh
hanya sebesar 1200 mg/hari. Jika terlalu banyak mengasup natrium akan
memperparah stroke ny S yang akan memicu timbulnya komplikasi.
D. Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi (NC 2.2) berkaitan dengan riwayat
penyakit pasien (DM dan Hipertensi) ditandai dengan tekanan darah 160/100
mmHg, glukosa darah puasa 140 mg/dl, kolesterol LDL 170 mg/dl, Trigliserida
190 mg/dl
Riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi menyebabkan terjadinya perubahan
nilai laboratorim terkait gizi. Penderita diabetes mellitus cenderung memiliki
prevalensi arteriosklerosis yang lebih tinggi. Hiperglikemia dapat menyebabkan
peningkatan agregasi trombosit, yang dapat menyebabkan pembentukan thrombus.
Hiperglikemia dapat menjadi penyebab kelainan metabolism lemak atau predisposisi
terhadap degenerasi vascular yang berkaitan dengan gangguan toleransi terhadap
glukosa.6 Kadar trigliserida dan LDL cenderung meningkat jika pasien menderita
diabetes. Diabetes cenderung menurunkan kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan
kadar trigliserida serta LDL yang akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan
stroke. 7,8
Sedangkan pada riwayat hipertensi pasien menyebabkan sel tidak sensitive terhadap
insulin (resisten insulin). Padahal insulin berperan meningkatkan glukosa di banyak
sel dalam mengatur metabolism karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin
oleh sel, maka kadae glukosa darah juga akan mengalami gangguan.9
E. Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (NB 1.1) berkaitan dengan
keyakinan yang salah mengenai makanan dan zat gizi serta masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan makanan/zat gizi ditandai dengan pola makan pasien
yang tidak teratur dengan konsumsi makanan tinggi lemak
Keyakinan yang salah dalam pemilihan menu makanan yang dilakukan oleh pasien S
yang terlihat dari pola makan pasien yang tidak teratur dan kebiasaan konsumsi
makanan tinggi lemak. Padahal pasien S memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
dan hipertensi yang sudah sejak lama, yang mana seharusnya pasien S sudah
melakukan diet-diet yang mendukung penyembuhannya agar tidak memicu datangnya
komplikasi penyakit, namun, karena keyakinan yang salah mengenai makanan/zat gizi
menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien S terhadap diet-diet yang baik untuk
mendukung proses penyembuhannya.
F. Kurangnya kemampuan memonitor diri (NB 1.4) berkaitan dengan
ketidaktertarikan diri pasien dalam melakukan perubahan kebiasaan ditandai
dengan pasien tidak melakukan kontrol kesehatan guna mengevaluasi riwayat
penyakit DM dan hipertensi
Berdasarkan dalam data pasien Ny S tidak melakukan kontrol kesehatan selama 10
tahun terakhir padahal sebelumnya Ny S udah didiagnosa menderita penyakit diabetes
mellitus dan hipertensi, yang mana kedua penyakit tersebut sangat beresiko tinggi
terhadap penyakit stroke. Ketidaktertarikan Ny S dalam melakukan perubahan yang
akan meningkatkan proses penyembuhan atau akan menghindari terjadinya komplikasi
penyakit menyebabkan dirinya kurang mampu memonitor kondisi tubuhnya sendiri
sehingga komplikasi dari riwayat penyakitnya sangat mungkin terjadi karena tidak
adanya upaya penyembuhan yang dilakukan oleh Ny S.

7. Intervensi
Penyakit yang diderita oleh Ny. S adalah penyakit stroke non hemoregic degan
riwayat DM dan hipetensi. Kondisi pasien yang teridentifikasi bahwa pasien
mengalami kelemahan anggota gerak bagian kanan, pasien tampak mengantuk, tidak
merasakan nyeri kepala, tidak mual/muntah, tidak kejang, namun sulit untuk
berkomunikasi. Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari asessment bahwa Ny. S
memiliki data asupan yang tinggi energi, tinggi lemak, tinggi protein, tinggi natrium
namun rendah karbohidrat dan serat. Sedangkan dari data klinis yang dilakukan
melalui pemeriksaan laboratorium, Ny. S diketahui data laboratorium yang tinggi
LDL, kolestrol, trigliserida, glukosa darah puasa, dan tinggi asam amino. Selain itu
diketahui pula Ny. S memiliki tekanan darah yang tinggi. Sehingga intervensi yang
dibuat menyesuaikan keadaan dan kondisi pasien. Adapun ntervensi yang kami
lakukan bertujuan untuk menurunkan nilai laboratorium dari LDL, Trigliserida,
glukosa darah puasa hingga mendekati batas normal, membatasi asupan tinggi
kolestrol, LDL, dan natrium, meningkatkan pengetahuan pasien mengenai pentingnya
mengatur pola diet dan pola hidup sehat (asupan sesuai kebutuhan dan meningkatkan
aktivitas fisik), mendorong perubahan perilaku pasien menjadi lebih baik terkait
pemilihan makanan sehat serta mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Dan
implementasi yang diberikan adalah memberikan rekomendasi menu, melakukan
edukasi, dan konseling.
a. Preskripsi
Preskripsi diet merupakan bagian terpenting dari intervensi diet. Preskripsi diet
ini dilakukan dengan menggunakan 3 langkah yaitu:
1) Melakukan Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi dari Ny. S dengan
menggunakan rumus Mifflin et all. Adapun data yang diperoleh adalah total
energi sebesar 1491,84 kkal, protein sebesar 53,24 gr, lemak sebesar 33,14 gr,
karbohidrat sebesar 243,4 gr, natrium berdasarkan AKG 2013 sebesar 1200 mg,
serat menurut AKG 2013sebesar 22 mg/hari, dan cairan yaitu 6-8 gelas per hari.
2) Melakukan modifikasi diet
Pada tahap memberikan modifikasi diet, jenis yang kami berikan adalah
diet stroke dan diet rendah garam I. Diet stroke dilakukan khusus untuk menagani
masalah diet pada pasien stroke. Diet stroke yang dilakukan mencakub diet stroke
I dan diet stroke II.
Diet stroke I diberikan kepada pasien stroke dalam fase akut dan atau bila
pasien ada gangguan menelan yang disebabkan karena adanya samnolen atau
gangguan syaraf dan diberikan dengan bentuk makanan cair melalui enteral NGT
dengan menggunakan sonde. Sedangkan diet stroke II diberikan sebagai makanan
perpindahan dari diet stroke I atau kepada pasien fase pemulihan. Diet stroke II
ini dapat dilakukan dengan memberikan makanan cair hingga makanan semi
pada.
Diet rendah garam I (200-400 mg Na atau tanpa garam) diberikan kepada
pasien dengan riwayat hipertensi berat. Ny. S memiliki tekanan darah sebesar
160/100 mmHg, sedangkan tekanan darah normal usia Ny. S adalah sebesar
120/80 mmHg. Hipertensi dikatakan berat jika tekanan sistolik mencapai 180-209
mmHg dan tekanan darah diastolik mencapai 110-119 mmHg. Menurut AKG
2013 natrium dikurangi maksimal 1200 mg/hari.
Modifikasi diet dilakukan dengan menggunakan prinsip penatalaksanaan
diet pada penyakit stroke. Tujuannya adalah untuk memberikan asupan sesuai
kebutuhan pasien, memperbaiki keadaan stroke, serta meperhatikan komplikasi
yang ada. Adapun tatalaksana diet yang diikuti adalah sebagai berikut:
- Energi yang diberikan cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut energi
yang diberikan 1100-1500 kkal/hari
- Protein diberikan cukup, yaitu 0,8-1 g/kg BB.
- Lemak diberikan cukup. Yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
Pemilihan lemak dari sumber lemak tidak henuh ganda, serta membatasi
sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi total dan kolestrol
dibatasi < 300 mg.
- Karbohidrat diberikan cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total.
Pasien stroke dengan komplikasi DM diutamakan dengan pemilihan sumber
karbohidrat kompleks.
- Natrium diberikan cukup, yaitu 1200 mg/hari atau membatasi pemakaian
garam dapur maksimal 1 ½ sdt/hari
- Serat diberikan cukup yaitu 22 g/hari, untuk menurunkan kolestrol serta
mencegah konstipasi
- Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari.
- Bentuk makanan diberikan sesuai dengan kondisi asien, pada kondisi Ny. S
kami memberikan makanan cair pada tahap 1 dengan frekuensi 6 kali
pemberian/hari dan pemberian 99,1 cc per satu kali pemberian atau 1 kkal
tiap ½ cc, tahap 2 masih diberikan makanan cair namun sudah dapat
diberikan melalui oral, dan tahap 3 diberikan dalam bentuk cair-semi padat
dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan pasien.
b. Implementasi
Implementasi yang dilakukan adalah dengan memberikan:
1) Rekomendasi menu
Pemberian diet tahap I diberikan pada pasien saat kesadarannya menurun di
IGD, setelah itu pada tahap II pemberian diit diberikan pada pasien akut atau bila
ada gangguan menelan. Pada tahap III diberikan pada pasien fase pemulihan.
Bentuk makanan dapat di modifikasi secara bertahap dari bentuk makanan cair,
saring, lunak sampai makanan biasa, dalam porsi kecil dan diberikan sering.
Implementasi diet berupa contoh menu berdasarkan pada kebutuhan kalori
dimana diberikan asupan sesuai kebutuhan sebesar 1491,84 kkal. Rekomendasi
contoh menu menyesuaikan dengan keadaan pasien saat ini, menu bisa sewaktu-
waktu berubah sesuai dengan perkembangan pasien. Pada menu tahap I-III
pemberian makan tidak terpaku pada jadwal yang telah kami tetapkan di atas.
Jadwal tersebut hanya dijadikan untuk patokan.
2) Edukasi gizi dan konseling
Edukasi gizi adalah suatu upaya intervensi untuk meningkatkan
pengetahuan gizi terkait penyakit yang diderita pasien. Edukasi ini diberikan
kepada pasien dan keluarganya. Dalam edukasi ini diberikan pengetahuan
mengenai penyakit stroke dengan komplikasi DM dan hipertensi serta faktor
resiko dan akibat yang ditimbulkan, Pengetahuan terkait pola diet dan pola hidup
sehat yang berhubungan dengan penyakit stroke dengan komplikasi DM dan
hipertensi, pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan yang telah dianjurkan,
dan penjelasan tentang manfaat diet sesuai kebutuhan dan daya terima pasien agar
kondisi pasien dapat menjadi semakin baik. Edukasi gizi ini dilakukan dengan
menggunakan alat peraga berupa food model, leaflet dan daftar bahan makanan
penukar. Harapan dari edukasi ini yaitu pasien dapat meningkatkan kesembuhan
pasien, mencegah kondisi pasien agar tidak semakin memburuk serta untuk
mencapai keberhasilan diet yang telah diberikan sesuai kondisi pasien.
Konseling merupakan suatu upaya intervensi untuk mempercepat proses
penyembuhan dan mencapai status gizi yang optimal. Peran serta dukungan
konselor sangat berpengaruh dengan keberhasilan dari konseling ini untuk
memotivasi pasien. Strategi konseling yang pertama kali dilakukan adalah
precontemplation, contemplation, preparaton, action, dan maintenance. Tujuan
dilakukannya konseling ini adalah Memberikan motivasi kepada pasien agar
dapat mengkonsumsi makanan yang diberikan untuk diet stroke dengan DM dan
hipertensi serta mendorong perubahan perilaku pasien agar dapat menerapkan
pola makan dan pola hidup sehat dengan berolahraga.

8. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi merupakan langkah asuhan gizi yang dilakukan
dengan tujuan menentukan perkembangan pasien setelah diberikan intervensi dan
melihat kembali apakah tujuan intervensi yang ditetapkan telah tercapai. Monitoring
dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakan serta tujuan intervensi gizi yang
ditetapkan. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengontrol perkembangan pasien
melalui setiap domain baik di assessment, data biokimia, antropometri, juga pada
edukasi dan konseling. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masalah
dapat teratasi.
Pada assessment domain Food History, monitoring dan evaluasi dilakukan
dengan metode recall dan food weighing asupan perhari pada saat diberikan asupan
secara oral agar dapat dilihat sejauh mana kepatuhan diet pasien sehingga dapat
memantau total asupan energi, lemak, protein, dan karbohidrat pasien.
Monitoring dan evaluasi data biokimia dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium (in vitro). Data laboratorium tekanan darah, glukosa darah puasa,
kolesterol, LDL, dan trigliserida pada darah mencapai batas normal. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan status gizi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. International Dietetics and Nutrition Terminology. 2nd ed. ADA; 2009


2. KONDRUP J, S. P. ALLISON, M. ELIA, B.VELLAS, M. PLAUTH. ESPEN
Guidelines for Nutrition Screening 2002. Elsevier. Clinical Nutrition (2003)
22(4): 415–421
3. Nestle Nutrition Institute. A guide to completing the Mini Nutritional Assessment
– Short Form (MNA®-SF).
4. Badrul Munir, dkk. 2007. Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Acak pada
Saat Masuk Instalasi Gawat Darurat dengan Hasil Keluaran Klinis Penderita
Stroke Iskemik Fase Akut. Malang : Universitas Brawijaya
5. Bansal S., Buring J., Rifai N., Mora S., Sacks F., Ridker P., 2007. Fasting
Compared With Nonfasting Triglycerides and Risk of Cardiovascular Events in
Women. Journal of the American Medical Association. 298(3):309-316.
6. Nurrachamach, Ellie. Pengantar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta; Salemba Medika. 2009. P.70
7. Kahn, Ronald et al. Pengantar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Kardiovaskular Ed. 14th. Boston; Lippincott Williams & Wilkins. 2005
8. Cholesterol Abnormalities & Diabetes. American Hearth Assosiation, Inc. [cited;
Nov, 8th 2015]. 2012. available from: http://www.heart.org
9. Guyton, A. C., Hall, J. E. Metabolisme Karbohidrat dan Pembentuka Adenosin
Tripospat. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta; EGC. 2008
10.

Anda mungkin juga menyukai