Anda di halaman 1dari 7

Dietetik Dasar M.

ARIFULLAH
(kasus anemia) PO.62.31.3.10.
183
Semester IV
Kasus Anemia Dewasa

Ibu S usia 35 tahun dengan TB 148 cm dan BB 35 kg adalah seorang penjual nasi
bungkus keliling. Tiap hari Ibu S harus bangun pukul 3.30 dini hari untuk menyiapkan nasi
bungkusnya, dan mulai pukul 05.30 WIB pagi mulai berjualan keliling komplek dan pulang
sekitar pukul 10.00 pagi. Sudah 3 minggu ini Ibu S merasa tidak maksimal bekerja karena Ibu
S sering merasa cepat lelah, mata berkunang-kunang, cepat merasa pusing, lemas dan kurang
nafsu makan dan beberapa hari yang lalu Ibu S sempat pingsan di dapur saat bersiap-siap
untuk bekerja menyiapkan barang-barang dagangannya. Khawatir dengan keadaan istrinya,
Bpk Z membawa istrinya ke rumah sakit dan didapatkan hasil sbb:

TD 250 mg/dl Saturasi transferrin 15%


Fisik sklera mata tampak Serum ferritin 90 ug/l
pucat Glukosa darah 90 mg/dl
Suhu 37oC Kolesterol Total 150 mg/dl
Hb 10 g/dl Eritrosit 4 jt/ml
Ht 30%
Audit gizi:
Makan pagi : nasi goreng (1P) + telur ceplok (1P) + teh hangat
Siang : nasi putih (2P) + goreng ikan asin saluang (1P), sayur bening bayam + waluh
(1P) + teh manis
Malam : nasi putih (1P) + tempe bacem (1P), peyek kacang kedelai 1 ptg, pisang
ambon (1P)

Tugas: kaji kondisi pasien dengan NCP


NUTRITION CARE PROCESS ( NCP )
A. IDENTITAS PASIEN / KLIEN

Nama : Ibu S
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Penjual Nasi Bungkus Keliling
Berat badan : 53 kg
Tinggi badan : 148 cm
Aktivitas : Sedang
Keluhan : Cepat lelah, lemas, kurang nafsu makan

Bera Ener Protei Lema


HA Fe
Wakt t gi n k
Bahan Makanan URT (gra (mg
u (g/ml (kkal (gram (gra
m) )
) ) ) m)
Pagi Nasi Goreng 100 250 3.5 17.2 20.1 0.3
1
Telur Ceplok 50 95.5 6 7.6 0.5 0.6
ptg
1
Teh Hangat 240 31 - - 7.7 -
gls
Nasi Putih 200 260 4.8 0.4 57.2 0.4
Goreng Ikan Asin 1 2.3
25 71 8.53 2.48 3.65
Saluang ptg 8
Siang 1
Sayur Bening mgk 33 1.2 0.3 7.5 0.6
k
Teh manis 240 31 - - 7.7 -
Mala
Nasi 100 130 2.4 0.2 28.6 0.4
m
Tempe Bacem 50 118.5 5.4 7.5 8.8 1.5
1 1.1
Peyek Kacang Kedelai 25 112.8 2.8 5.05 14.93
ptg 5
1
Pisang Ambon 75 69 0.8 0.4 17.5 0.2
ptg
174.1 7.5
Jumlah 1202 35.43 41.13
8 3

A. SKRINING GIZI Ya Tidak


1. Perubahan BB
2. Nafsu makan kurang
3. Kesulitan mengunyah / menelan
4. Mual & muntah
5. Diare / konstipasi
6. Alergi / intoleransi zat gizi
7. Diet khusus
8. Enteral / parenteral
9. Serum albumin rendah
10. Status gizi normal
kg 2
Kesimpulan : status gizi Ibu S tidak normal dengan IMT = 15,97 /m (Kurus tingkat
berat)
A. NUTRITION ASSESMENT
- Berat Badan 35 kg
Antropometri - Tinggi Badan 148 cm
- BBI = (TB 100)
= 148 - 100 = 48 kg
2 kg 2
- IMT = 35 kg/1,48 m = 15,97 /m (Kurus Tingkat Berat)
- Kolesterol total = 150 mg/dl (normal)
- Hb = 10 g/dl (rendah)
- Ht = 30% (rendah)
Biokimia - Eritrosit = 4 jt/ml (rendah)
- Glukosa darah = 90 mg/dl (normal)
- Saturasi transferrin = 15% (rendah)
- Serum ferritin = 90 ug/l (rendah)
Klinis/Fisik - TD = 100/80 mmHg (rendah)
- Sklera mata tampak pucat
- Suhu = 37oC
Dietary History / Riwayat Sudah 3 minggu ini Ibu S merasa tidak maksimal bekerja
Makan karena Ibu S sering merasa cepat lelah, mata berkunang-
kunang, cepat merasa pusing, lemas dan kurang nafsu makan
dan beberapa hari yang lalu Ibu S sempat pingsan di dapur saat
bersiap-siap untuk bekerja menyiapkan barang-barang
daganganny. Khawatir dengan keadaan istrinya, Bpk Z
membawa istrinya ke rumah sakit dan didapatkan hasil sbb:
Makan pagi : nasi goreng (1P) + telur ceplok (1P) + teh
hangat
Siang : nasi putih (2P) + goreng ikan asin saluang
(1P), sayur bening bayam + waluh
(1P) + teh manis
Malam : nasi putih (1P) + tempe bacem (1P), peyek
kacang kedelai 1 ptg, pisang ambon (1P)

Audit Gizi

1202 Kal
x 100 =73,80
- E= 1628,67 Kal ( sedang )

35,43 gram
x 100 =57,98
- P= 61,1 gram ( buruk )

41,13 gram
x 100 =113,61
- L= 36,2 gram ( baik )
174,18 gram
x 100 =65,80
- KH = 264,7 gram (kurang )

7,53 gram
x 100 =47,06
- Fe = 16 gram ( buruk )

Aktivitas Fisik -
Pengobatan yang
-
diberikan
D. NUTRITION DIAGNOSA
Domain Intake
1. Kekurangan intake protein (N.I-52.1) yang disebabkan oleh kurangnya kepercayaan
atau sikap pasien terhadap makanan dan nutrisi, dibuktikan dengan nilai audit gizi
yaitu protein hanya 57,98%.
2. Kekurangan intake karbohidrat (N.I-53.1) yang disebabkan oleh kurangnya informasi
atau pengetahuan yang berhubungan dengan nutrisi dan makanan, dibuktikan dengan
nilai audit gizi yaitu karbohidrat hanya 65,80%.
3. Kekurangan intake mineral Fe (N.I-55.1) yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang makanan sumber mineral Fe, dibuktikan dengan nilai audit gizi
yaitu mineral Fe hanya 47,06% dan Hb 10 g/dl.

Domain Klinis
Berat badan kurang (N.C-3.1) yang disebabkan oleh, keyakinan/kepercayaan/persepsi
yang salah mengenai makanan, zat gizi dan masalah tertentu terkait dengan zat gizi,
dibuktikan dengan IMT = 15,97 kg/m2 (kurus tingkat berat).
Domain Prilaku
1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan makanan atau zat gizi (N.B-1.1) yang
disebabkan oleh pengetahuan mengenai makanan, zat gizi dan masalah-masalah lain
berhubungan dengan makanan/zat gizi. Dibuktikan dengan asupan makanan yang
kurang dan tidak ada makanan selingan diantara makan utama.
2. Kepercayaan yang salah/sikap tentang pangan dan gizi (N.B-1.2) yang disebabkan
oleh kurangnya informasi,keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan, zat gizi
dan masalah-masalah lain berhubungan dengan makanan/zat gizi. Dibuktikan dengan
pasien sering mengkonsumsi teh (penghambat penyerapan Fe).

Kesimpulan
Dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa klien mengalami anemia dengan
kadar Hb 10 g/dl dan status gizi kurus tingkat berat dengan IMT = 15,97 kg/m2. Oleh
karena itu klien sangat disarankan untuk memperhatikan asupan tinggi energi tinggi
protein serta tinggi Fe untuk membantu meningkatkan kadar Hb dan berat badan
dapat berangsur mencapai ideal, pemberian suplementasi Fe atau tablet tambah darah
jika diperlukan.

E. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet
Jangka pendek : Memberikan asupan yang dapat meningkatkan dan
memperbaiki anemia dari segi masukan dan penyerapan yang
terdiri dari protein, zat besi, asam folat dan vitamin B12.
Jangka panjang : Meningkatkan berat badan pasien menjadi ideal secara
bertahap agar mencapai IMT normal. Mengubah perilaku klien
mengenai pola makan seimbang. Mengenalkan jenis makanan,
teknik olahan dan masakan yang beragam.
2. Jenis Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein
Tinggi Mineral Fe
3. Perhitungan Zat Gizi
Berat Badan Ideal = 48 kg
Tinggi Badan = 148 cm
BMR = 0,95 x 48 kg x 24 jam = 1094,4 kkal
Korti = 10 % x 48 kg x 8 jam = 38,4 kkal
= 1056 kkal
Korum = 3 % x 1056 kkal 31,68 kkal
1024,32 kkal
Aktivitas = 50 % x 1024,32 kkal = 512,16 kkal
1536,48 kkal
SDA = 6 % x 1536,48 kkal = 92,19 kkal
Kebutuhan Energi 1628,67 kkal
Kebutuhan Zat Gizi :
Protein = 15 % x 1628,67 kkal = 61,1 gram
4 kkal
Lemak = 20 % x 1628,67 kkal = 36,2 gram
9 kkal
Karbohidrat = 65 % x 1628,67 kkal = 264,7 gram
4 kkal
Fe = 35 kg x 26 mg = 16 mg
55 kg
Energi sesuai kebutuhan
Protein tinggi
Lemak cukup
Prinsip Diet Karbohidrat cukup
Serat cukup
Tinggi Energi Tinggi Protein
Tinggi Mineral Fe
Syarat Diet - Energi diberikan sesuai kebutuhan sebesar 1628,67 kkal untuk
meningkatkan berat badan. Peningkatan berat badan dilakukan secara
bertahap untuk mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi
kualitas maupun kuantitas.
Protein diberikan tinggi, sebesar 61,1 gram untuk pembentukan
Hemoglobin dan eritrosit dalam darah.
- Lemak diberikan cukup, sebesar 36,2 gram untuk pelarut vitamin
larut lemak dan pemberi rasa kenyang.
Karbohidrat diberikan cukup, sebesar 264,7 gram untuk sumbangan
-
energi dan menunjang aktivitas
- Vitamin C diberikan tinggi untuk membantu proses penyerapan Fe
- Mineral Fe diberikan tinggi untuk meningkatkan kadar Hemoglobin
darah.
- Serat diberikan cukup untuk memelihara sistem pencernaan
Rute - Makanan dan Minuman Oral
Frekuensi : 3x menu utama dan 2x selingan
Bentuk makanan : Makanan biasa
Edukasi Gizi :
o Topik : Gizi Seimbang untuk penderita anemia pada usia dewasa
o Sasaran : Ibu S dan Bapak Z (suami)
o Waktu : 30 menit
o Peraga : Leaflet/Foodmodel
o Bentuk
: Ceramah, diskusi dan tanya jawab
Edukasi
o Materi : Prinsip gizi seimbang untuk penderita anemia pada usia dewasa
Makanan yang dianjurkan untuk penderita anemia usia dewasa
Bahaya/dampak buruk anemia pada usia dewasa

F. MONITORING / EVALUATION
1. Memonitor asupan makanan klien apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak
2. Memonitor peningkatan berat badan klien apakah sudah berjalan dengan baik atau
tidak.
3. Memonitor kadar Hb pasien apakah sudah normal atau belum
4. Memonitor jenis makanan yang diberikan apakah sesuai dengan anjuran atau tidak

Anda mungkin juga menyukai