Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI OBAT

PADA
PENGOBATAN
ALERGI
KELOMPOK 2

Nurul Hijrayanti (D1B121371)


Nur Islami Fahmi (D1B121355)
Melani Febryanti (D1B121351)
Mufhtiah Dian Auliya Tahrim (D1B121348)
Miftha Husnuh Aulia (D1B121344)
DEFINISI ALERGI
• Alergi merupakan reaksi sistemik yang melibatkan berbagai
komponen sistem imun seperti sel-sel inflamasi, mediator, sitokin,
sel endotel, epitel dan molekul adhesi. Inflamasi melibatkan
pengerahan berbagai sel inflamasi dari sirkulasi ke jaringan yang
dimungkinkan oleh peningkatan ekspresi molekul adhesi seperti
ICAM-1.

• Alergi merupakan suatu perubahan reaksi, atau respon pertahanan


tubuh yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang
sebenarnya tidak berbahaya.
GEJALA ALERGI
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri
dari mata berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang
esktrim bisa terjadi gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung dan
tekanan darah yang sangat rendah, yang menyebabkan syok. Reaksi
jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada orang-orang yang
sangat sensitif, misalnya segera setelah makan makanan atau obatobatan
tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan gejala
TIPE-TIPE ALERGI
• Alergi tipe I
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang
menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata
lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh
tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak
bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.
Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi tipe I adalah :
• Konjungtivitis
• Asma
• Rinitis
• Anafilaktic shock
• Reaksi Alergi tipe II {Antibody-Mediated Cytotoxicity (Ig G)}
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan pada
sel tubuh oleh karena antibodi melawan/menyerang secara langsung antigen
yang berada pada permukaan sel. Antibodi yang berperan biasanya Ig G.
Contoh penyakit-penyakit :
• Goodpasture (perdarahan paru, anemia)
• Myasthenia gravis (MG)
• Immune hemolytic (anemia Hemolitik)
• Immune thrombocytopenia purpura
• Thyrotoxicosis (Graves' disease)
Terapi yang dapat diberikan pada alegi tipe II: immunosupresant
cortikosteroidsprednisolone)
• Reaksi Alergi Tipe III (Immune Complex Disorders)
Merupakan reaksi alegi yang dapat terjadi karena deposit yang berasal
dari kompleks antigen antibody berada di jaringan. Gambar berikut ini
menunjukkan mekanisme respons alergi tipe III
Penyakit :
• the protozoans that cause malaria
• the worms that cause schistosomiasis and filariasis
• the virus that causes hepatitis B, demam berdarah.
• Systemic lupus erythematosus (SLE)
• "Farmer's Lung“ (batuk, sesak nafas)
• Reaksi Alergi Tipe IV {Cell-Mediated Hypersensitivities (tipe
lambat)}
Reaksi ini dapat disebabkan oleh antigen ekstrinsik dan intrinsic/internal
(“self”). Reaksi ini melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrofag
dan sel T.
Ekstrinsik : nikel, bhn kimia
Intrinsik: Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM or Type I
diabetes), Multiple sclerosis (MS), Rheumatoid arthritis, TBC
OBAT-OBAT ALERGI
1. Antihistamin
Antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi rhinitis alergi (hay fever). Antihistamin oral juga dapat
mencegah urtikaria dan dapat digunakan untuk mengatasi ruam kulit pada urtikaria, gatal serta alergi obat
(Anonim, 2000).
Contoh obat antihistamin antara lain loratadine, terfenadine, cetirizine HCl, fexofenadine HCl
Generik Paten
• Generik
Loratadine Aldisa SR, Allohex, Alloris, Anhissen, Clarinase, Claritin, Clatatin,
Dayhist Tab, Dinazen, Gradine, Hislorex, Histaritin, Imunex,
Inclarin, Klinset, Lesidas, Logista, Loran, Lorihis, Miratadin,
Nosedin, Prohistin, Pylor, Rahistin, Rhinos SR, Rihest, Ultilar,
Winatin, Xepalodin, Zeos, Rhinos

Terfenadine -
Cetirizine HCl Alergia, Allerzen, Cerini, Cetinal, Cetirizine HCl, Cetirizine
Hydrochloride, Etarizine, Falergi, Ozen, Rinocet, Yarizine, Zentris
Fexofenadine HCl Fexotabs, Fexoved, Sandoz Fexal, telfast, Telfast BD, Telfast HD,
Telfast OD, Telfast Plus.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan obat antialergi dan sekaligus antiinflamasi. Meskipun tidak menghambat pelepasan histamin dan zat
kimia kompleks dari sel mast, obat ini sangat efektif meredakan radang yang menjadi ciri keadaan kulit kronis akibat alergi,
asma yang cukup parah. Obat ini bekerja pada tingkat gen di dalam sel, mencegah peningkatan sitokin, yang mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh pada tingkat yang sangat mendasar (Davies, 2003). Mekanisme aksi lain dari kortikosteroid antara lain
menghambat pembebasan asam arakidonat yang mengakibatkan terhambatnya sintesis prostaglandin dan leukotrien, tumor
necrosis factor (TNF) dan interleukin-1 (Mansjoer, 2003).

Contoh obat golongan kortikosteroid antara lain methylprednisolone dan dexamethasone

Generik Paten
Methylprednisolone Advantan, Carmeson, Comedrol, Cortesa, Depo Medrol,
Flason, Fumethyl, Gamesolone, Glomeson, Grason,
Hexilon, Intidrol, Inxilon, Lexcomet, Medixon, Meproson,
Mesol, Metcor, Hexpharm, Methylon, Methyl
prednisolone Ogb Medikon, Metidrol, Metisol,
Nichomedson, Ometilson Tab, Phadilon, Prednicort,
Prednox, Pretilon, Prolon, Rhemafar, Sanexon, Simdrol-
125, Simdrol-4, Solu-Medrol, Somerol, Sonicor, Stenirol,
Stesolon, Thimelon, Tisolon, Tison 4, Toras, Urbason,
Vadrol, Xilon, Yalone

Dexamethasone Alegi, Bralifex plus, Cortidex, Dextafen, dextamine,


Domesone, Febrinex, Fluzep, Ocuson, Proceles, Soldextam.
INTERAKSI OBAT

Anda mungkin juga menyukai