Anda di halaman 1dari 18

Perilaku manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh

2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor di luar


perilaku.
Selanjutnya perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi  Pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung  lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi,
jamban dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong  sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2012)
membagi perilaku manusia menjadi 3 domain,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
1. Pengetahuan (Kognitif)  Hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penting dalam membentuk tindakan seseorang
yang terdiri dari 6 tingkatan : 1. Tahu; 2.
Memahami; 3. Aplikasi; 4. Analisis; 5. Sintesis;
6. Evaluasi.
ETIKA & MORAL
Perbedaan antara moral dengan etika
1. Etika
a. Etika menyangkut perbuatan manusia
b. Etika menunjukkan cara yang tepat, artinya
cara yang diharapkan serta ditentukan dalam
sebuah kalangan tertentu.
c. Etika hanya berlaku untuk pergaulan.
d. Etika bersifat relatif. Yang dianggap tidak
sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat
dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
2. Moral
a. Moral tidak terbatas pada cara melakukan
sebuah perbuatan, moral memberi norma
tentang perbuatan itu sendiri.
b. Moral menyangkut masalah apakah sebuah
perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
c. Moral selalu berlaku walaupun tidak ada orang
lain.
d. Moral bersifat absolut. Perintah seperti “jangan
berbohong” , “jangan mencuri” merupakan
prinsip moral yang tidak dapat ditawar-tawar.
3. Persamaan Etika dan Hukum
Mempunyai tujuan sosial yang sama yakni menghendaki
agar manusia melakukan perbuatan yang baik dan benar

4. Perbedaan Etika dan Hukum


a. Etika ditujukan kepada sikap batin manusia, dan
sanksinya dari kelompok masyarakat profesi itu sendiri
.
b. Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia,
membebani manusia dengan hak dan kewajiban,
bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang
dilaksanakan melalui wewenang
penguasa/pemerintah.
Tujuan Kode Etik
1. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan
pekerjaan profesi yang tidak jujur dan untuk mengembangkan tugas
profesi sesuai dengan kepentingan masyarakat.
2. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan menjaga
nama baik profesi.
3. Menstimulasi pengembangan profesi pendidikan yang memadai
4. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan pelayanan
masyarakat dan kesejahteraan sosial
5. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar anggota
maupun dengan masyarakat umum
6. Membentuk ikatan yang kuat bagi sesama anggota dan melindungi
profesi terhadap pemberlakuan norma hukum yang bersifat imperatif
sebelum disesuaikan dengan saluran norma moral profesi.
Kode Etik Tenaga Teknis Kefarmasian
A.     Kewajiban terhadap Profesi

1. Seorang TTK harus menjunjung tinggi serta memelihara


martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas dan
kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Seoang TTK berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuan sesuai dengan perkembangan teknologi.
3. Seorang TTK senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya
sesuai dengan standar operasional prosedur, standar profesi
yang berlaku, dan kode etik profesi.
4. Seorang TTK senantiasa harus menjaga profesionalisme dalam
memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
B. Kewajiban Ahli Farmasi terhadap teman sejawat
1. Seorang ahli Farmasi Indonesia memandang
teman sejawat sebagaimana dirinya dalam
memberikan penghargaan.
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa
menghindari perbuatan yang merugikan
teman sejawat secara material maupun moral.
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa
meningkatkan kerja sama dan memupuk
keutuhan martabat jabatan kefarmasian,
mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugasnya.
C. Kewajiban terhadap Pasien atau Pemakai Jasa

1. Seorang TTK harus bertanggung jawab dan


menjaga kemampuannya dalam memberikan
pelayanan kepada pasien secara professional.
2. Seorang TTK harus menjaga rahasia
kedokteran dan rahasia kefarmasian, serta
hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
3. Seorang TTK harus berkonsultasi atau merujuk
kepada teman sejawat untuk mendapatkan
hasil yang akurat dan baik.
D. Kewajiban terhadap Masyarakat

1. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai suri teladan


ditengah-tengah masyarakat.
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya
memberikan semaksimal mungkin pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundang-undangan dibidang
kesehatan khususnya dibidang farmasi.
4. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri
dalam usaha-usaha pembangunan Nasional khususnya
dibidang kesehatan.
5. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi
sesuai bidang profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan
kesehatan.
E. Kewajiban Ahli Farmasi Indonesia terhadap
Profesi Kesehatan lainnya
1. Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa
harus menjalin kerjasama yang baik, saling
percaya, menghargai dan menghormati
terhapa profesi kesehatan lainnya.
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus mampu
menghindarkan diri terhadap perbuatan-
perbuatan yang dapat merugikan,
menghilangkan kepercayaan, penghargaan
masyarakat terhadap profesi lainnya.
Ciri – ciri Profesi
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus yang diatur
dalam aturan yang disebut dengan kode etik
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.
3. Orang yang profesional, hidup dari profesinya
membentuk identitas dari orang tersebut
4. Pengabdian kepada masyarakat
5. Ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut
6. Para profesional biasanya menjadi anggota dari suatu
Organisasi Profesi mis: IDI (dokter), PGRI, dsb
Tenaga Teknis Kefarmasian organisasinya ???
Ada 5 Hal yang dapat diwariskan dari orang tua kepada
anaknya, yaitu :
1. Pewarisan yang bersifat jasmaniah, seperti warna kulit,
bentuk tubuh, sifat rambut, dan sebagainya;
2. Pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan;
3. Pewarisan yang bersifat tingkah laku, seperti tingkah
laku terpuji atau tercela, lemah lembut atau keras
kepala, taat atau pembangkang;
4. Pewarisan yang bersifat alamiah,yaitu pewarisan
internal yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa
pengaruh dari faktor eksternal;
5. Pewarisan yang bersifat sosiologis, yaitu pewarisan
yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Kejadian sebuah tingkah laku, diikuti
Kejadian sebuah tingkah laku, diikuti oleh
oleh peningkatan intensitas dari
penurunan intensitas stimulus yang
stimulus yang hasilnya menguatkan
hasilnya menguatkan tingkah laku tersebut.
tingkah laku tersebut

Contoh Reinforcement
1. Ketika diberikan tugas, diberikan reinforcement
jika tidak kerja tugas nilai E menanti.
(reinforcement positif). Menghasilkan mahasiswa
yang rajin kerja tugas
2. Ketika diberikan tugas, diberikan reinforcement
jika kerja tugas nilai akan dapat A, namun tugas
diabaikan tidak diberi (punisment). Reinforcement
negatif) menghasilkan mahasiswa yang malas.
3. Modeling Simbolik
Mahasiswa melihat model dalam film (youtube). Kepuasan
vikarious (melihat model mendapat penguatan) mendorong
mahasiswa untuk mencoba/meniru tingkah laku modelnya.

Jenis- Jenis Peniruan :


1. Peniruan Langsung  Dikembangkan dari teori pembelajaran
social, Albert Bandura. Ciri khas modeling ini, yaitu suatu fase
dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu
melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu
dilakukan. Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model
melalui proses perhatian. Contoh : Meniru gaya penyanyi yang
disukai
2. Peniruan Tak Langsung  Melalui imaginasi
atau perhatian secara tidak langsung.
Contoh : Meniru watak yang dibaca dalam
buku, memperhatikan seorang guru
mengajarkan rekannya.
3. Peniruan Gabungan  Menggabungkan
tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan
langsung dan tidak langsung. Contoh : Pelajar
meniru gaya gurunya melukis dan cara
mewarnai daripada buku yang dibacanya.
4. Peniruan Sesaat/seketika  Tingkah laku
yang ditiru hanya sesuai untuk situasi
tertentu saja. Contoh : Meniru Gaya Pakaian
di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5. Peniruan Berkelanjutan  Tingkah laku yang
ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi
apapun. Contoh : Pelajar meniru gaya bahasa
gurunya.

Anda mungkin juga menyukai