Anda di halaman 1dari 53

PENGENALAN AKTIVITAS HOME

CARE KEFARMASIAN

RUANG LINGKUP DAN CONTOH KEGIATAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JATIM


PELAYANAN KEFARMASIAN

Perubahan

Meningkatkan
Pelayanan Pelayanan
Obat Paradigma Pasien

PIO
Kualitas Hidup
Konseling Pasien
Visite
PENGERTIAN:

Pelayanan kefarmasian di rumah oleh


apoteker : pendampingan pasien oleh
apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
rumah dengan persetujuan pasien atau
keluarganya.
PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RUMAH /HOME CARE (1)

Dalam pelaksanaannya dilakukan melalui


pemberian konseling mengenai obat serta
pemantauan pengobatan pasien diharapkan
dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam
mengkonsumsi obat & akhirnya meningkatkan
kualitas hidup & tingkat kesembuhan pasien
 untuk kelompok pasien lanjut usia, pasien yang menggunakan
obat dalam jangka waktu lama seperti penggunaan obat-obat
kardiovaskuler, diabetes, TB, asma dan obat-obat untuk
penyakit kronis lainnya.

 Pelayanan kefarmasian di rumah oleh apoteker memberikan


pendidikan & pemahaman tentang pengobatan &
memastikan bahwa pasien yang telah berada di rumah dapat
menggunakan obat dengan benar.
FOKUS PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RUMAH

terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat
dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu:
1. Pasien yang memiliki kemungkinan mendapatkan risiko
masalah terkait obat misalnya komorbiditas,
2. lanjut usia,
3. lingkungan sosial,
4. karateristik obat,
5. kompleksitas pengobatan,
6. kompleksitas penggunaan obat,
7. kebingungan atau kurangnya pengetahuan
8. keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat dan atau
alat kesehatan
TUJUAN HOME CARE
Tujuan Umum
Tercapainya keberhasilan terapi obat

Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pendampingan pasien oleh apoteker untuk
mendukung efektifitas, keamanan dan kesinambungan
pengobatan
b. Terwujudnya komitmen, keterlibatan dan kemandirian pasien
dan keluarga dalam penggunaan obat dan atau alat kesehatan
yang tepat
c. Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien dan keluarga
MANFAAT
Bagi Pasien
• Terjaminnya keamanan, efektifitas dan
keterjangkauan biaya pengobatan
• Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan
dan penggunaan obat dan/atau alat kesehatan
• Terhindarnya reaksi obat yang tidak diinginkan
• Terselesaikannya masalah penggunaan obat
dan/atau alat kesehatan dalam situasi tertentu
PRINSIP- PRINSIP PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH

1. Pengelolaan pelayanan kefarmasian di rumah


dilaksanakan oleh apoteker yang kompeten
2. Mengaplikasikan peran sebagai pengambil
keputusan profesional dalam pelayanan
kefarmasian sesuai kewenangan
3. Memberikan pelayanan kefarmasian di rumah
dalam rangka meningkatkan kesembuhan dan
kesehatan serta pencegahan komplikasi
4. Menjunjung tinggi kerahasiaan dan persetujuan
pasien (confidential and inform consent)
5.Memberikan rekomendasi dalam rangka
keberhasilan pengobatan
6.Melakukan telaah (review) atas
penatalaksanaan pengobatan
7.Menyusun rencana pelayanan kefarmasian
berdasarkan pada diagnosa dan informasi
yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan
pasien/keluarga
8. Membuat catatan penggunaan obat pasien (Patient
Medication Record secara sistematis dan kontiniu, akurat
dan komprehensif
9. Melakukan monitoring penggunaan obat pasien secara
terus menerus
10. Bertanggung jawab kepada pasien dan keluarganya
terhadap pelayanan yang bermutu melalui pendidikan,
konseling dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
11. Memelihara hubungan diantara anggota tim
kesehatan untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung dan tidak
tumpang tindih
12. Berpartisipasi dalam aktivitas penelitian untuk
mengembangkan pengetahuan pelayanan kefarmasian
di rumah.
JENIS PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH YANG
DAPAT DILAKUKAN OLEH APOTEKER, MELIPUTI :

1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang


berhubungan dengan pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan dan kesepahaman terapeutik
3. Penyediaan obat dan/atau alat kesehatan
 4. Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di
rumah, misal cara pemakaian obat asma, penyimpanan
insulin, dll
5. Evaluasi penggunaan alat bantu pengobatan dan
penyelesaian masalah sehingga obat dapat dimasukkan ke
dalam tubuh secara optimal
6. Pendampingan pasien dalam penggunaan obat melalui
infus/obat khusus
7. Konsultasi masalah obat
8. Konsultasi kesehatan secara umum
9. Dispensing khusus (misal : obat khusus, unit dose)
10. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan
keamanan penggunaan obat termasuk alat
kesehatan pendukung pengobatan
11. Pelayanan farmasi klinik lain yang diperlukan pasien
12. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di
rumah
DOKUMENTASI
Untuk aktivitas pelayanan kefarmasian di rumah
dibutuhkan beberapa dokumentasi, antara lain :

1.Prosedur tetap pelayanan kefarmasian di rumah


2.Catatan penggunaan obat pasien
3.Lembar Persetujuan ( informed consent) untuk
apoteker dan pasien
4.Kartu Kunjungan
MONITORING DAN EVALUASI

• Sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan


kefarmasian di rumah perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi untuk menilai perkembangan pasien,
tercapainya tujuan dan sasaran serta kualitas
pelayanan kefarmasian yang diberikan.
• Monitoring dan evaluasi memiliki fungsi yang
saling melengkapi. Masing-masing memberikan
informasi kinerja yang berbeda terhadap fase
pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada
pasien.
TUJUAN
Tujuan umum :
•Tersedianya informasi yang akurat tentang pasien dan pengobatannya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di rumah.

Tujuan khusus:
1.Melakukan monitoring tindakan pelayanan kefarmasian di rumah yang
dilakukan dengan melihat perkembangan kondisi pasien terkait
perubahan status atau perkembangan kesehatan pasien sebagai akibat
penggunaan obat.

2.Menilai respon atau hasil akhir pelayanan kefarmasian untuk


membuat keputusan penghentian pelayanan kefarmasian di rumah.
3. Mengevaluasi kualitas proses dan hasil pelayanan kefarmasian di
rumah meliputi: Menilai keakuratan dan kelengkapan pengkajian
awal, Menilai kesesuaian perencanaan dan ketepatan dalam
melakukan pelayanan kefarmasian, Menilai efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang dilakukan
4. Memperoleh data statistik; Apoteker memperoleh data
monitoring dan evaluasi ini dengan : Secara teratur mengunjungi
pasien untuk mengobservasi dan mendiskusikan pelayanan
kefarmasian yang diberikan kepada pasien, Memperoleh informasi
dari pasien dan keluarganya tentang persepsi mereka terhadap
pelayanan yang diberikanm Melakukan pertemuan dengan tim
kesehatan (multidisiplin) untuk menilai perkembangan
kesehatan pasien dan keluarganya terhadap hasil pelayanan
kefarmasian yang diberikan.
Hasil pertemuan disampaikan kepada pasien dan keluarganya
untuk menilai hasil yang telah dicapai dan rencana tindak lanjut.
CONTOH KEGIATAN HOME CARE
KEFARMASIAN
CONTOH KASUS

Pharmaceutical Care
pada Pasien Geriatri

DIKUTIP DARI MATERI POWER POINT

Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm


Demografi

• Populasi lansia (> 65 tahun) meningkat


pesat
Data PBB: 841 juta (2013)  2 milyar
(2050)
• Indonesia termasuk Negara dengan
struktur penduduk “menuju tua” (ageing
population): 9,34% dari total penduduk
merupakan kelompok lansia (> 60 tahun)
• Tahun 2035 diprediksi jumlah lansia di
Indonsia 48,19 juta jiwa (15,8%)
• Perubahan epidemiologi
27
Jenis Pelayanan Geriatri

• Tingkat sederhana (rawat jalan, home care)


• Tingkat lengkap (rawat jalan, rawat inap, home care)
• Tingkat sempurna (rawat jalan, rawat inap, home care, klinik
asuhan siang)
• Tingkat paripurna (rawat jalan, klinik asuhan siang, rawat
inap akut, rawat inap kronik, rawat inap psikogeriatri, respite
care, home care, hospice)

PMK No. 79 tahun 2014

28
Pengelolaan: Khusus

SDM Sistem Terpadu Sarana

Geriatrician Pengelolaan Ruang yg aman


Tenaga ahli lain: interdisiplin oleh Fisioterapi yang
rehab medik, tim yang memadai
psikiater, neurolog, multidisiplin
ahli gizi, drg,
perawat, apoteker,
Konsultan/spesialis
lain

(C.H. Soejono, 2004)


29
Profesi
Sederhana Lengkap Sempurna Paripurna
SpPD-K.Ger
SpPD +
 
+
   
+
+
 
Tim Terpadu
SpRM   + + + Geriatri
SpKJ   + + +
Sp lainnya + + + +
Dokter umum + + + +
Perawat gerontik/ pelatihan + + + +
keterampilan inteligensia

Apoteker + + + +
Tenaga Gizi + + + +
Fisioterapis + + + +
Okupasi terapis + + + +

Terapis wicara     + +
PMK No. 79 tahun 2014
Perekam medis     + +

Psikolog   + + +
Pekerja sosial   + + +
30
Dokter

Perawat Pasien Apoteker

Patient
Centered Care
Nakes
lain
“ Mengapa apoteker harus berperan
aktif dalam pelayanan kesehatan
pasien geriatri?

32
Latar Belakang

• Multipatologi
• Polifarmasi
• Perubahan farmakodinamik dan
farmakokinetik
• Fungsi fisik dan kognitif 
• Faktor psikososial

33
Masalah Pasien Geriatri Terkait Obat

• Polifarmasi
• Farmakokinetik
• Farmakodinamik
• Ketidakpatuhan
• Reaksi obat tidak diharapkan
• Interaksi obat, kontraindikasi
• Overuse
• Underuse
• Penggunaan OTC
34
Pemantauan Terapi Obat

• Medication review
• Identifikasi DRP
(Drug
Related Problem)
• Rekomendasi

35
Pemberian informasi dan konseling Obat

• Memastikan pasien
memahami tentang
obat-obat yang
digunakannya
• Pasien mau dan
mampu
menggunakan obat
sesuai rejimen

36
Prinsip terapi obat pada pasien geriatri

• Review riwayat penggunaan obat (termasuk jamu,


OTC)
• Minimalkan penggunaan obat
• Kenali dengan baik sifat obat (farmakodinamik,
farmakokinetik, ESO)
• Pertimbangkan kendala biaya
• Start low, go slow (biasanya mulai dengan ½ dosis
dewasa muda)
• Sederhanakan rejimen
• Berikan instruksi penggunaan dengan jelas
37
BAPER KENDALI ILUSI
( Bersama Apoteker Kendalikan Hipertensi
Pada Lanjut Usia)

INOVASI UNTUK
MENGENDALIKAN HIPERTENSI PADA USIA LANJUT
MELALUI KONSELING DENGAN APOTEKER

OLEH:
RETNO HANDAYANI, S.Farm., Apt
Indikator Keluarga Sehat
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
PERAN FARMASIS DALAM PROGRAM INDONESIA SEHAT PENDEKATAN
KELUARGA

PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

Penderita TB Paru
berobat sesuai
standar
BAPER
Penderita hipertensi
KENDALI berobat teratur

ILUSI
Gangguan jiwa berat
tidak ditelantarkan
KASUS HIPERTENSI

PUSKESMAS PAKISBARU POSYANDU LANSIA KRAJAN NGROMO

KASUS HIPERTENSI KASUS HIPERTENSI


260
41
250 40

240 39
250
230 38

220 37 40
36
210

200
210 35

34
190
2012 2013 33
34
32

31
2012 2013
JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI YANG DATANG KE POSYANDU
LANSIA TAHUN 2013
40
37
36
35
35
32
31
30
30 29
28
27
26
25
23

20

15

10

0
I I T L EI NI LI
AR AR E RI JU US BE
R
BE
R
BE
R
U U AR A P M JU
US
T
JA
N BR M G T E M
P EM S E M
FE A EP DE
S NO

∑ : 40 Orang
TUJUAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
• Mengendalikan hipertensi  Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran penderita dan keluarga
pada pasien lanjut usia terhadap hipertensi
melalui konseling Apoteker  Tekanan darah pasien terkontrol
 Meningkatkan kualitas hidup pasien
 Mencegah komplikasi
 Menurunkan mortalitas dan
morbiditas
 Mengurangi biaya kesehatan
SASARAN

Penderita hipertensi dan keluarga


penderita hipertensi Posyandu lansia
Krajan Ngromo
ALUR KEGIATAN

Pasien hipertensi
Dirujuk ke Puskesmas
di posyandu lansia

Konseling Mengambil
Apoteker Obat Diperiksa Dokter

Penderita Keluarga
hipertensi Penderita
YANG TERLIBAT
DOKTER APOTEKER PENDERITA KELUARGA

• Mendiagnosa
• Menggunakan obat • Memantau dan
pasien • Memberikan
• Mmberikan terapi penjelasan kepada secara teratur dan mendukung
yang sesuai pasien alasan
• Menjelaskan diresepkan obat percaya terhadap pengobatan pasien
tentang penyakitnya tersebut
pengobatan yang hipertensi
dan pengobatannya • Menjelaskan secara
singkat tentang obat didapatkannya
yg diresepkan
• Memastikan pasien tersebut merupakan
memahami tentang pengobatan yang
pengobatan untuk
penyakitnya tepat untuk
mengontrol tekanan
darahnya
BUKU CATATAN PENGOBATAN

 Pada saat konseling, pasien mendapatkan buku catatan


pengobatan yang harus dibawa setiap pasien berobat
 Buku catatan pengobatan berisi data pasien, tekanan darah
pada saat periksa, obat yang diterima, dan catatan dari
pemberi resep
HASIL
PROSENTASE KEHADIRAN DI POSYANDU LANSIA
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
2014 2015 2016 2017 2018
HASIL TERAPI HIPERTENSI L
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2014 2015 2016 2017 2018

Tidak Terkontrol Terkontrol


TEKANAN DARAH TIDAK TERKONTROL TEKANAN DARAH TERKONTROL
• Pada penderita hipertensi, • Pada penderita hipertensi,
tekanan darahnya tekanan darahnya
mengalami kenaikan dan mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak penurunan yang terkontrol
terkontrol
SOP KONSELING
ANALISIS SWOT
• Terapi hipertensi yg tepat
STRENGTH • Didukung PIO dg leaflet dan Penyuluhan
(Kekuatan) • Tersediannya antihipertensi di Puskesmas

WEAKNESS • Kondisi sosial ekonomi dan pendidikan


• Letak geografis rumah pasien
(Kelemahan)
• Keluarga pasien yg bisa diberdayakan
OPPORTUNITY • Adanya kader kesehatan
(Kesempatan) • Kerjasama lintas sektor dan lintas program

• Kesadaran keluarga kurang


THREAT • Tidak berperilaku PHBS
(Ancaman) • Pasien tidak minum obat
RENCANA TINDAK LANJUT
KELANJUTAN PROGRAM

Melakukan program di delapan


posyandu lansia lainnya

Mengoptimalkan peran kader


lansia
Bekerja sama dengan bidan
desa, dan pengelola program
terkait

Anda mungkin juga menyukai