Anda di halaman 1dari 18

PERAN PEREMPUAN DALAM POLITIK

HENIYATUN
23 JUNI 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
PERAN PEREMPUAN DALAM POLITIK

• Mengapa perempuan?
• Bias Gender
• Permasalahan Gender
PENGERTIAN GENDER
• Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara
laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial
dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman (Abdullah,
2003: 19).
• Gender dan jenis kelamin memiliki perbedaan dari segi dimensi.
Isilah jenis kelamin mengacu pada dimensi biologis seorang laki-
laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi
sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan (Santrock, 2003:
365).
BIAS GENDER
• Ketidakadilan gender merupakan pembatasan peran, pemikiran atau
perbedaan perlakuan yang berakibat pada terjadinya pelanggaran
atas pengakuan hak asasi, persamaan hak antara perempuan dan
laki-laki Penyebab ketidakadilan gender terutama karena negara
kita menganut idieologi patriarki yang menempatkan laki-laki pada
posisi superior terhadap perempuan. Laki-laki diposisikan sebagai
pengambil keputusan, terutama di ranah publik.
• ketidakadilan gender masih banyak ditemukan, seperti pernikahan
usia dini pada anak perempuan, kekerasan dalam rumah tangga,
ketimpangan sektor kerja antara laki-laki dan perempuan, serta
masih sedikit perempuan yang menduduki jabatan politik (bupati,
DPRD, pejabat di lembaga, perangkat daerah).
MANIFESTASI KETIDAKADILAN GENDER YANG TERJADI DI MASYARAKAT ANTARA LAIN BERUPA

1. Beban ganda (double burden)  mengerjakan tanggungjawab yang berlebihan


yang mestinya bisa berbagi dengan laki-laki; bekerja di rumah & di luar rumah
2. Peminggiran (marginalisasi)  Perempuan dianggap tidak dapat berkontribusi
dalam suatu hal atau pekerjaan tertentu karena kondisi fisik, psikologi, dan fungsi
reproduksi.

3. Kekerasan (violence)  Kekerasan yang dilakukan laki-laki kepada perempuan


karena anggapan bahwa perempuan lemah dan mudah ditundukkan
4. Pelabelan (stereotype)  Pelabelan yang melekat pada jenis kelamin dan
berhubungan dengan fungsi dan peran perempuan
5. Diskriminasi  Diskriminasi merupakan tindakan pembedaan karena jenis
kelamin, suku, agama, dan ras. Anggapan bahwa perempuan tidak harus
berpendidikan tinggi, harus bisa memasak sedangkan laki-laki harus
berpendidikan tinggi dan harus bekerja di luar rumah
PEREMPUAN DAN POLITIK

• Hak Politik Perempuan


• Perempuan dalam Pemilu
• Representasi Politik (Perempuan)
HAK POLITIK PEREMPUAN

• Berbicara tentang perempuan tidak dapat terlepas dari peran dan kedudukannya dalam
masyarakat, apalagi jika dikaitkan dengan masalah politik.
• Dalam konteks politik, peran dan posisi kaum perempuan cukup kentara mengalami
diskriminasi.
• masalah peran dan posisi kaum perempuan di wilayah publik merupakan bagian dari
hak-hak asasi yang setiap manusia berhak memilikinya.
• Namun yang cukup ironis, kaum perempuan justru banyak yang belum memahami
tentang hak-hak mereka.
• Politik Indonesia yang masih sarat dengan diskriminasi gender.
• Namun sebenarnya telah memberikan harapan yang besar bagi perempuan yang selama
ini hak politiknya masih terpasung
• Dimulai sejak Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 tentang kuota perempuan
sekurang-kurangnya 30% baik yang duduk sebagai pengurus partai
politik, sebagai calon anggota KPU maupun sebagai calon anggota
DPR/DPRD.
• Pada pemilu 2014, kaum perempuan kembali mendapat kesempatan bahwa
parpol peserta pemilu harus memenuhi syarat untuk menyertakan
sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan
parpol tingkat pusat (UU No.8/2012, Pasal 15 huruf d) dan pencalonan
anggota DPR/D (UU No 8/2012 pasal 55).
• Pasal 177 huruf d UU No. 7 tahun 2017 penyertaan keterwakilan
perempuan paling sedikit 30% sesuai dengan ketenhran peraturan
perundang-undangan.
• Pasal 59 Komposisi keanggotaan KPPS memperhatikan keterwakilan
perempuan paling sedikit 30%
HAK POLITIK PEREMPUAN

Pasal 7 CEDAW (Convention on the Political Elimination of All Forms of


Discrimination Againts Women) Perjanjian mengenai penghapusan diskriminasi
terhadap Perempuan
• Hak untuk memilih dan dipilih
• Hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya
• Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintah dan melaksanakan segala fungsi
pemerintahan disegala tingkat
• Hak berpartisipasi dalam organisasi dan perkumpulan non pemerintah yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat dan politik bernegara
• Mereka pada tingkat internasional dan berpartisipasi dalam pekerjaan untuk mewakili
pemerintah dalam tingkat internasional dan berpartisipasi dalam organisasi internasional
(Pasal 8)
PEREMPUAN DALAM PEMILU
Keterlibatan perempuan dapat dipastikan memiliki andil yang luar biasa dalam
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun demikian, di Indonesia
peran perempuan masih dimarjinalkan.
Faktor-faktor rendahnya partisipasi perempuan disebabkan oleh:
 Tidak ada pendidikan politik dan pendidikan pemilih
 Tidak ada pelatihan dan penguatan keterampilan politik perempuan.
 Kurangnya kesadaran perempuan untuk aktif dan terlibat di dalam kegiatan
politik seperti di legislatif dan Partai Politik.
Sebenarnya peran perempuan merupakan jawaban dalam menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.
KENDALA
Kendala yang melatar belakangi
- Nilai sosial dan budaya patriaki yang di pegang oleh sebagian masyarakat
- Produk dan peratuan perundang undangan yang masih bias gender
- Pemahan ajaran agama yang tidak komprehensif dan cenderung parsial
- Kelemahan dari perempuan sendiri yang belum percaya diri, kurang tekad dan inkonsistensi
dalam memperjuangkan nasibnya
- Perbedaan persepsi dan pemahaman para pengambil keputusan,tokoh masyarakat,tokoh
agama terhadap konsep kesetaraan gender
Pandangan keliru tentang politik Perempuan
- Budaya masyarakat menempatkan perempuan sebagai “warga kelas dua”
- Perempuan dianggap belum memahami politik
- Masyarakat beranggapan apakah perempuan “layak” untuk duduk di Lembaga Politik
- Perempuan menganggap politik itu kotor
KENDALA
Kelemahan Perempuan dalam politik
- Perempuan tidak mendapat informasi tentang penggunaan hak pilih untuk mendukung
perempuan
- Pemahaman tradisional dan ajaran agama yang menyatakan hanya laki-laki yang
pantas jadi pemimpin dan menentukan pilihan
- Banyak perempuan belum bisa menentukan pilihannya sendiri, perempuan dipengaruhi
suami, bapak, saudara atau mertua laki-laki

Tantangan otonomi politik perempuan


-Tidak mudah merengkrut kader perempuan dalam politik
-Dominan peran laki-laki dalam politik
-Banyak prasangka dan budaya masyarakat “politik itu kotor dan tabu bagi
perempuan ”
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN

• Perempuan mempunyai andil dalam pemerintahan dalam kehidupan berbangsa,


dan bermasyarakat
• Bagi Ibu rumah tangga dapat berperan aktif untuk mendukung program
pemerintah seperti PKK, Posyandu, KB, dan kegiatan lainnya.
• Perempuan yang menginginkan karir di bidang politik dapat menjadi anggota
salah satu partai politik atau anggota legislatif.
• Perempuan yang memilih karir dieksekutif atau pemerintahan dapat
menjalankan fungsi sesuai dengan kemampuan dan beban tugas yang diberikan
kepadanya.
• Perempuan yang bekerja dibidang yudikatif dapat bekerja dengan jujur dan adil
demi tegaknya hukum itu sendiri, tanpa membedakan latar belakang agama,
suku, budaya, pendidikan, dan golongan
APA YANG TERJADI JIKA PEREMPUAN TIDAK IKUT
BERSUARA

• Pemimpin dan pengurus tidak memahami kebutuhan perempuan


sebagai warga prempuan
• Keputusan, program dan kebijakan bisa jadi kurang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara menyeluruh
• Warga perempuan memiliki solusi yang dibutuhkan bersama,
tetapi tidak dapat diwujudkan karena tidak tersampaikan
• Hak-hak perempuan dan anak bisa jadi tidak terpenuhi
Terimakasih
Thank you
Jazakumullah
23 Juni 2022

Heniyatun
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Magelang
CURRICULUM VITAE
Nama : Heniyatun, SH. MHum
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum Univ. Muhammadiyah
Magelang
Golongan/ Pangkat : IV a / Pembina.
Jabatan Akademik : Lektor Kepala.
Alamat Kantor :Jl.Mayjen Bambang Soegeng, Km 5 Mertoyudan
Magelang
Alamat Rumah : Jl. Duku III/226, Kalinegoro, Magelang
RIWAYAT PENDIDIKAN

TINGKAT
SEKOLAH/PERGURUAN
PENDIDIKA TAHUN MASUK TAHUN LULUS
TINGGI ASAL
N
TK PJKA, Tawangsari,
TK 1965 1966
Semarang
SD NEGERI
SD 1967 1972 BANGUNHARJO II
SEMARANG

SMP NEGERI
SMP 1973 1975 TAWANGMANGU,
KARANGANYAR

SMA NEGERI III


SLTA 1976 4 MEI 1979
SEMARANG
S1 Juni 1979 1985 UNTAG SEMARANG

UNIVERSITAS GAJAH
S2 2004 2007
MADA YOGYAKARTA
PENGALAMAN JABATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

JABATAN UNIT KERJA Tahun ... s.d. ...


Sekretaris
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 1991 s.d. 1993
Jurusan
Kabag.Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 1993 s.d.1996
Ketua Jurusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 1996 s.d. 1999
Pembantu Dekan
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 1999 s.d. 2003
II
YMT Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 1999 s.d. 2003
Ketua Program
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 2007 s.d. 2008
Studi
Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang 2008 s.d. 2011
Tim Monitoring dan Evaluasi Internal Perguruan Tinggi
Bendahara Monev 2008 s.d. 2013
di Universitas Muhammadiyah Magelang
Kepala UPT Universitas Muhammadiyah Magelang 2012 s.d 2013
Ketua LKBH Universitas Muhammadiyah Magelang 2014 s.d Sekarang
Legal & Advocacy MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang 2019 s.d sekarang

Anda mungkin juga menyukai