Anda di halaman 1dari 25

Transaksi Akuntansi

Satuan Kerja dan


Pemerintah Desa
Agenda Style
Akuntansi Pemerintah Daerah dan
01 Desa

Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja


02 dan Desa
Beberapa pihak membutuhkan informasi keuangan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Untuk dapat
menyajikan informasi keuangan yang abik (informative, akurat
dan cepat) maka diperlukan system yang mampu mengolah
data akuntansi menjadi sebuah laporan keuangan. Dengan
adanya akuntansi, maka pihak-pihak yang terlibat dalam
sebuah kegiatan akan mendapatkan informasi secara lengkap
mengenai penggunaan dana yang ada. Oleh karena itu,
akuntansi sangat penting dalam satuan kerja di pemerintahan
daerah dan pengelolaan dana di desa.
1. Akuntansi Pemerintah
Daerah dan Desa
1. Sistem Akuntansi Pemerintah
2. Pengertian Satuan Kerja dan Pemerintah
Desa
1.
Sistem Akuntansi
Pemerintah
Akuntansi merupakan sebuah system,
yang mana pengertian system adalah
suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau kesatuan
yang lebih kecil, yang berhubungan satu
sama lain dan memiliki tujuan tertentu.
Suatu system mengolah input menjadi
output. Input system akuntansi adalah
bukti-bukti transaksi dalam bentuk
dokumen atau formulir. Outputnya
adalah laporan keuangan.
Akuntansi adalah suatu kegiatan dalam mencatat data
keuangan sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna
bagi pemakainya. Karena akuntansi menghasilkan informasi,
maka akuntansi sangat penting dalam menjalankan sebuah
organisasi, baik dalam bentuk satuan kerja ataupun
desa/kelurahan.
Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Menjaga aset pemerintah pusat/daerah
dan instansi-instansi melalui pencatatan. Menyediakan informasi yang dapat
Pemrosesan dan pelaporan transaksi dipercaya tentang posisi keuangan
keuangan yang konsisten sesuai suatu instansi dan pemerintah
dengan standar dan praktik akuntansi pusat/daerah secara keseluruhan
yang diterima secara umum.

Tujuan
Menyediakan informasi yang akurat dan Menyediakan informasi keuangan yang
tepat waktu tentang anggaran dan berguna untuk perencanaan, pengelolan
kegiatan keuangan pemerintah dan pengendalian kegiatan dan
pusat/daerah, baik secara nasional keuangan pemerintah secara efisien.
maupun intstansi yang berguna sevagai
dasar penilaian kinerja, untuk
menentukan ketaatan terhadap otorisasi
anggaran dan untuk tujuan
akuntabilitas.
Landasan Hukum
Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah telah diberi mandate oleh rakyat
(melalui perwakilannya di DPR/DPRD) untuk
melakukan urusan pemerintahan, memungut
pajak, retribusi serta mengelola hasil sumber
daya lainnya, maka pemerintah wajib
menyusun laporan pertanggungjawaban,
antara lain dalam bentuk laporan keuangan.
Selanjutnya sarana ataupun cara yang diyakini
keandalannya untuk menghasilkan laporan
keuangan adalah dengan menyelenggarakan
system akuntansi.
Peraturan perundangan yang mendasari
pengelolaan keuangan Negara/daerah,
termasuk di dalamnya aspek akuntansi dan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran pemerintahan, sebagai berikut :
Asas-Asas Akuntansi
Pemerintahan
Hasil dari akuntansi adalah laporan keuangan. Pada dasarnya
pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan
transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya
akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas
aktivitas pengelolaan sumberdaya public. Asas-asas akuntansi
dalam kerangka konseptual standar akuntansi pemerintah,
antara lain :

Transparansi Akuntabilitas
Transparansi adalah Akuntabilitas adalah
memberikan informasi mempertanggungjawabk
keuangan yang terbuka an pengelolaan sumber
dan jujur kepada daya serta pelaksanaan
massyarakat kebijakan yang
berdasarkan dipercayakan kepada
pertimbangan bahwa entitas pelaporan dalam
masyarakat memiliki hak mencapai tujuan yang
untuk mengetahui telah ditetapkan secara
secara terbuka dan periodic.
menyeluruh atas
pertanggungjawaban
pemerintah dalam
pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan
kepadanya.
Aspek-Aspek Akuntansi
Selain itu akuntansi memiliki beberapa aspek yang
menjadikannya penting dalam menjalankan sebuah organisasi.
Adapun aspek akuntansi, sebagai berikut :

Aspek Fungsi Aspek Aktivitas


Aspek fungsi dalam Aspek aktivitas
akuntansi menyajikan merupakan suatu proses
informasi kepada suatu yang dilakukan untuk
entitas (misalnya mengidentifikasi data
pemerintah desa) untuk menjadi sebuah data
melakukan tindakan yang relevan, yang
yang efektif dan efisien. kemudian dianalisis dan
Fungsi tindakan tersebut diubah menjadi sebuah
adalah untuk melakukan informasi yang dapat
perencanaan, digunakan untuk
pengawasan, dan pengambilan keputusan.
menghasilkan keputusan
bagi pimpinan entitas
yang dapat
dimanfaatkan baik oleh
pihak internal maupun
eksternal.
Prinsip-Prinsip Akuntansi
Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini merupakan
pembahasan mengenai
bagaimana mengukur dan Prinsip Penuh Pengungkapan
1 menentukan nilai dari pendapatan 3 Dalam pembuatan laporan keuangan 5
yang diperoleh. Pencatatan hendaknya mengungkapkan sebuah
pendapatan pada pemerintah informasi penuh yang tersaji dengan
desa pada dasarnya dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif
pada saat terjadinya transaksi dan yang dapat mempengaruhi
dapat dilihat berdasarkan jumlah pengambilan keputusan.
kas yang diterima.

Prinsip Harga Perolehan


Prinsip Objektif Prinsip Konsistensi
Prinsip ini mempunyai aturan
bahwa harga perolehan dari harta Prinsip ini merujuk pada laporan Dalam pembuatan laporan keuangan
(asset),kewajiban, dan pendapatan keuangan yang didukung oleh bukti- harus mempunyai nilai konsistensi
dihitung dari harga perolehan bukti transaksi yang ada. Jika tidak dalam menggunakan metode,
sesuai dengan kesepakatan oleh ada bukti transaksi, amak tidak ada pedoman, dan standar dalam
kedua belah pihak yang 2 pencatatan transaksi. Prinsip ini 4 pembuatannya. Laporan keuangan
bertransaksi. Harga perolehan memerlukan pengawasan dan juga harus mempunyai nilai banding,
bernilai objektif sesuai dengan nilai pengendalian pihak intern untuk yang artinya laporan keuangan dapat
uang yang dikeluarkan dari menghindari terjadinya kecurangan- dibandingkan dengan pemerintah
kas/bank. kecurangan untuk memanipulasi desa lainnya dengan periode yang
bukti transaksi dan pencatatannya. sama atau sebaliknya.
2.
Pengertian Satuan Kerja
dan Pemerintahan Desa
Menurut PP No. 38 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (5)
pemerintah menyelenggarakan sejumlah urusan
pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap
tingkatan dan atau susunan pemerintahan untuk
mengatur dan mengurus urusan-urusan tersebut
yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan dan
menyejahterakan masyarakat.
Akuntansi diterapkan pada setiap kegiatan yang memiliki tujuan
untuk melaporkan hasil penggunaan dana dengan kegiatan
yang telah dilakukan. Di mana dalam hal ini yang menerapkan
akuntansi untuk kegiatannya dalam pemerintah daerah adalah
satuan kerja dan pemerintahan desa/kelurahan.
Satuan Kerja (Satker)
Dalam struktur pemerintah daerah, Satuan Dalam konstruksi keuangan
Kerja adalah entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja yaitu :
pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja. 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu satker di
Dimana satuan kerja dapat dikelompokan menjadi provinsi yang melaksanakan tugas dekonsentrasi dan
satker di provinsi/kabupaten/kota/desa yang
Satuan Pusat Satker/Unit Satker Khusus melaksanakan tugas pembantuan.
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
Adalah satker yang Pelaksana Teknis
Yaitu satker yang Dalam kegiatannya, fungsi akuntansi SKPKD, sebagai
kewenangan dan (UPT) Kementerian ditetapkan untuk berikut: a. menacatat transaksi-transaksi pendapatan,
tanggung jawabnya Negara/Lembaga melakasanakan tugas belanja, pembiayaan, aset, utang dan selain kas
mel;akukan kegiatan pokok dan fungsi dalam berdasarkan bukti-bukti yang terkait; b. memposting
pengelolaan anggaran Yaitu instansi vertical di
daerah yang melaksanakan jurnal-jurnal ke dalam buku besarnya masing-masing; c.
dalam rangka program/kegiatan yang membuat laporan keuangan yang terdiri dari Laporan
pelaksanaan tugas kewenangan dan
tanggung jawabnya dibiayai dari bagian Realisasi Anggaran dan Catatan Atas Laporan
pokok dan fungsi kantor anggaran pembiayaan Keuangan.
pusat kementrerian melakukan kegiatan
pengelolaan anggaran dan perhitungan.
Negara/lembaga yang
lokasinya dapat berada dalam rangka
di pusat dan atau di pelaksanaan tugas
daerah. pokok dan fungsi yang
berasal dari kantor
pusat.
Pemerintah Desa/Kelurahan
Dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014, Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
Yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingann masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak
tradisionall yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Republik Indonesia.

Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangakat desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa. Sedangkan pengertian pemerintahan desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kewenangan desa antara lain :


1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul
2. Kewenangan local berskala desa
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah darah provinsi, atau pemerintah darah
kabupaten/kota
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah
kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pengelolaan Keuangan
Satuan Kerja dan Desa
1. Pengelolaan keuangan satker/satuan kerja
2. Pengelolaan keuangan pemerintah desa
Pengelolaan keuangan
satker/satuan kerja
Dalam menyelenggarakan fungsi pemerintah, maka dibentuklah
satuan kerja yang kompeten. Akan tetapi untuk membiayai
pelaksanaan fungsi tersebut pemerintah akan menyediakan alokasi
dana melalui mekanisme penganggaran. Dalam mekanisme ini,
satker dituntut dapat menyususn rencana kerja dan anggarannya
secara jelas, terencana, dan berkesinambungan (expenditure
framework) dalam menghasilkan layanan bagi masyarakat (public
sevice).
a. Tugas-Tugas Satker
Pengelolaan keuangan darah kekuasaanya diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota
selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah tersebut
dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah. Adapun- tugas-tugas dari SKPD, yaitu :
1. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD
2. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran (SPM)
6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan
8. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya
9. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya
10. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya
11. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
12. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah
13. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
b. Dokumen Perencanaan Anggaran
Satker
Pada tahap perencanaan terdapat keterkaitan dan konsistensi
antara dokumen selaku perencanaan pembangunan dengan penganggaran.
Dokumen yang dihasilkan dalam tahap perencanaan anggaran, antara lain :
1. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah
2. KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara)
3. RKA (Rencana Kerja Anggaran
c. Pihak-Pihak yang Terkait dalam
satker
Untuk meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan anggaran, pimpinan satker
perlu
Menyelenggarakan distribusi kewenangannya sebagai kuasa pengguna anggaran.
Mekanisme check and balance yang sehat yang terbangun antara pejabat pembuat komitmen
dengan pejabat penerbit surat perintah membayar memungkinkan pimpinan satker
mengendalikan pelaksanaan kegiatan, penganggaran, dan pengelolaan sumber daya lainnya
secara lebih mudah dan dapat dipertanggungjawabkan. Berjalannya mekanisme ini secara
baik dapat meningkatkan ketaatan para pejabat terhadap norma dan standar yang secara
baik dapat meningkatkan ketaatan para pejabat terhadap norma dan standar yang secara
otomatis dapat meringankan tugas pengawasan. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam
satuan kerja, antara lain:
1. Kepala satuan kerja
2. Pejabat pembuat komitmen, yaitu pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja
3. Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran
4. Bendahara pengeluaran
5. Petugas unit akuntansi keuasa pengguna anggaran
6. Petugas unit akuntansi kuasa pengguna barang
Pengelolaan keuangan
pemerintah desa
Pengelolaan keuangan desa menurut UU Desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja,
pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.
Dimana dalam mengatur keuangan desa, terdapat siklus yang perlu
diperhatikan. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban, dengan
periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 desember.
Asas Pengelolaan Keuangan Desa
Transparan Partisipasi
Transparan, yaitu prinsip keterbukaan Partisipatif, yaitu penyelenggaraan
yang memungkinkan masyarakat untuk pemerintahan desa yang
mengetahui dan mendapat akses mengikutsertakan kelembagaan desa
informasi seluas-luasnya tentang dan unsur masyarakat.
keuangan desa.

Asas
Akuntabel Tertib dan disiplin anggaran
Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban Tertib dan disiplin anggaran, yaitu
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa harus
pengelolaan dan pengendalian sumber mengacu pada aturan atau pedoman
daya dan pelaksanaan kebijakan yang yang melandasinya,.
dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Pendapatan desa
Pendapatan desaadalah semua penerimaan uang melalui rekening kas desa yang merupakan hak desa dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Jika diklasifikasikan menurut kelompok pendapatan desa, sebagai
berikut:

1. Pendapatan Asli Desa 2. Transfer 3. Pendapatan lain-lain


(PADesa) Yang termasuk pendapatan transfer diantaranya :
1. Dana desa, bersumber dari APBN yang diperuntukkan Kelompok lain-lain pendapatan desa yang sah
Yang termasuk jenis pendapatan
bagi desa. berupa hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang
asli desa adalah:
2. Alokasi dana desa, merupakan bagian dari dana tidak mengikat berupa pemberian uang dari pihak
1. Hasil usaha, misalnya hasil
perimbangan yang diterima pemerintah daerah ketiga, hasil kerja sama dengan pihak ketiga atau
BUMD dan tanah kas desa
kab/kota paling sedikit 10% setelah dikurang DAK. bantuan perusahaan yang berlokasi di desa
2. Hasil aset, misalnya tambatan
3. Bagi hasil pajak, bagian dari hasil pajak dan retribusi
perahu, pasar desa, tempat
daerah kab/kota kepada desa paling sedikit 10% dari
pemandian umum, dan jaringan
realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi
irigasi.
kab/kota.
3. Swadaya, partisipasi dan
4. Bantuan keuangan provinsi/kabupaten/kota, bantuan
gotong royong.
tersebut dapat bersifat umum atau khusus. Bantuyan
umum penggunaannya diperuntukkan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnyta kepada
desa, sedangkan bantuan khusus pengelolaannya
ditetapkan oleh pemda.
Belanja Desa
Belanja desa merupakan semua pengeluaran dari rekening
desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai
penyelenggaraan kewenangan desa. Belanja desa yang
ditetapkan dalam APB Desa sesuai Pasal 100 PP Nomor 43
Tahun 2014 digunakan dengan ketentuan

Paling sedikit 70% Paling banyak 30%


Dari jumlah anggaran Dari jumlah anggaran belanja
belanja desa digunakan desa digunakan untuk hal-hal,
untuk mendanai sebagai berikut:
penyelenggaraan a. Penghasilan tetap dan
pemerintah desa, tunjangan kepala desa dan
pelaksanaan perangkat desa
pembangunan desa, b. Operasional pemerintah
pembinaan desa
kemasyarakatan desa, c. Tunjangan dan operasional
dan pemberdayaan badan permusyawaratan
masyarakat desa. desa
d. Insentif rukun tetangga dan
rukun warga
Pembiayaan
Pembiayaan meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan desa berdasarkan kelompok terdiri dari :

1. Penerimaan Pembiayaan
Adapun yang termasuk dalam penerimaan pembiayaan, sebagai berikut :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, SiLPA, antara lain berupa pelampauan
penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan.
SiLPAmerupakan penerimaan pembiayaan yang digunakjan untuk berbagai kegiatan. Adapun kegunaan
SiLPA yang merupakan penerimaan pembiayaan antara lain: 1) menutupi defisit anggaran apabila realisasi
pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja; 2) mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; 3)
mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.
b. Pencairan dana cadangan, digunakan untuk mengangggarkan pencairan dana cadangan dari rekening
dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan.
c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan, digunakaan untuk menganggarkan hasil penjualan
kekayaan desa yang dipisahkan.

2. Pengeluaran Pembiayaan
Adapun pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal desa.
a. Pembentukan dana cadangan, untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat
sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran
b. Penyertaan modal desa, misalnya kepada BUMDesa
Dokumen Transaksi
Dokumen sumber atau bukti transaksi adalah dokumen berisi informasi transaksi keuangan
yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pencatatan akuntansi (jurnal/proses input
data). Suatu bukti transaksi minimal memuat data pihak yang mengeluarkan atau yang
membuat. Bukti transaksi yang baik adalah di dalamnya tertulis pihak secara jabatan yang
membuat, yang memverifikasi, yang menyetujui, dan yang menerima. Bukti transaksi
dikelompokkan menjadi :
1. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi internal adalah bukti yang berasal atau dikeluarkan oleh pemerintah desa sebagai bukti telah
terjadinya transaksi. Adapun bukti transaksi internal terdiri atas bukti kas masuk dan kas keluar, sebagai
berikut :
a. Bukti kas masuk merupakan bukti transaksi yang mencatat bahwa pemerintah desa menerima sejumlah
uang, misalkan tanda terima uang yang dibuat karena pemerintah desa menerima sumbangan dalam
bentuk uang dari masyarakat
b. Bentuk kas keluar merupakan bukti transaksi yang mencatat pengeluaran sejumlah uang oleh pemerintah
desa, misalkan bukti pengeluran kas untuk membayar tagihan yang disampaikan ke pemerintah desa atas
pembelian yang dilakukan.

2. Bukti transaksi eksternal


Bukti transaksi eksternal adalah bukti yang berasal dan dibuat oleh pihak luar akibat transaksi yang terjadi.
Contoh bukti eksternal adalah surat tagihan, kuitansi, bon/nota, faktur, cek, bilyet giro dan rekening Koran.
Bukti-bukti ini diperoleh pemerintah desa karena adanya transaksi dengan pihak ketiga yang dilakukan
dengan menggunakan uang milik desa.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai