PAT OF I S I OL OG I S Y ST EM

IMUN
EWI, S.FA RM ., M.FA RM.K LIN
AP T, NI PUT U A YU RISKA D
OLEH:
JENIS PATOFISOLOGI SYSTEM IMUN

• IMUNODEFISIENSI
• AUTOIMUN
• HIPERSENSITIVITAS
IMUNODEFISISNSI
• MERUPAKAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH HILANG ATAU TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI DARI
SEBAGIAN SYSTEM IMUN TERMASUK SEL IMUN, MOLEKUL IMUN, ATAU PROSES KERJA SYSTEM IMUN

• CIRI UMUM IMUNODEFISIENSI : INFEKSI/PENYAKIT YANG BERULANG ATAU RESISTEN TERHADAP ANTI
MIKROBA

• PATOGENESIS DARI IMUNODEFISISNSI SANGAT KOMPLEK DAN BERVARIASI, DAN MENIMBULKAN GEJALA
KLINIS YANG BANYAK BERBEDA UNTUK SETIAP KEJADIAN, JUGA SERING MENGAKIBATKAN PENYAKIT
YANG SERIUS
 IMMUNODEFISIENSI
PRIMARY (<10%) SECONDARY (90%)
• INTRINSIC UNDERLYING DISEASE

MISSING ENZYME (ADA) • LYMPHOID MALIGNANCY

• HIV INFECTION
MISSING CELL TYPE
• MALNUTRITION
NONFUNCTIONING COMPONENT
• IMMUNOSUPPRESSANT DRUG
CONGENITAL
ACQUIRED

MANIFEST SINCE EARLY AGE MANIFEST INANY AGE

CAUSES OF SECONDARY IMMUNODEFICIENCY
• METABOLIC – UREMIA, DIABETES, MALNUTRITION
• LATROGENIC – CYTOSTATICS, IMMUNOSUPRESANTS
• MALIGNAT TUMORS
• VIRAL INFECTIONS – HIV, CMV, MEASLES, INFECTIOUS MONONUCLEOSIS
• SPLENECTOMY
• STRESS
• INJURIES, OPERATIONS, GENERAL ANESTESIA
PRIMARY IMMUNODEFICIENCY
 Contoh Penyakit Kelainan/kerusakan yang disebabkan Dampak Klinis

Defisiensi imunitas kombinasi (severe combined Penurunan jumlah sel T Rentan terhadap infeksi virus, fungi, dan bakteri karena kecacatan pada
Immunodeficiency/SCID) , Sel B, Sel NK, dan/Atau Antibodi system kekebalan seluler dan humoral

X-linked agammaglobulinemia Kegagala maturase sel B di sumsum tulang belakang Penurunan atau sama sekali tidak ada produksi sel B dan antibodi

Sindrom DiGeorge Ketidaksempurnaan perkembangan organ timus dan kegagalan Rentan terhadap infeksi virus dan fungsi karena kegagalan system
maturase sel T imunitas humoral

Sindrom Wiskott-Aldrich Cacat fungsi trombosit, Sel T, dan kekurangan antibody (Terutama IgA) Rentan terhadap eczema atopic dan infeksi yang mudah kambuh

Hyper-IgM syndrome Cacat pada sel B sehingga tidak dapat melakukan pergantian kelas Kadar IgM di dalam tubuh menjadi lebih dan kekurangan IgA.IgG. dan IgE.
antibody(immunoglobulin) Hal ini menyebabkan sering terjadinya infeksi berulang
 SINDROME WISKOTT-ALDRICH
- IgM serum rendah, Kadar IgG normal sedangkan IgA dan IgE meningkat
- Jumlah sel B normal, tidak memberikan respon terhadap antigen polisakarida
untuk memproduksi antibody
- Mengenal usia muda dengangejala trombositopenia, eksim dan infeksi rekuren
ATAKSIA TELANGIEKSIA
- Penyakit autosomal resesif
mengenai saraf,endokrin dan
system vascular
- Ciri klinisnya berupa gerakan
otot yang tidak terkoordinasi
dan dilatasi pembuluh darah
keci terlihat di sklera mata,
limfopenia, penurunan IgA, IgE
dan kadang-kadang IgG
SECONDARY IMMUNODEFICIENCY : AIDS
 DEFINISI
• AIDS (ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME) ADALAH SUATU PENYAKIT RETROVIRUS EPIDEMIC,
MENULAR YANG DISEBABKAN OLEH ONFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS, YANG PADA KASUS
BERAT BERMANIFESTASI SEBAGAI DEPRESI BERAT IMUNITAS SELULER
ANIMASI HIV AIDS
 AUTOIMUN

OLEH : APT, NI PUTU AYU RISKADEWI, S.FARM.,M.FARM

ETIOLOGI AUTOIMUN

•REAKSI SILANG DENGAN ANTIGEN BAKTERI

•RANGSANGAN MOLEKUL POLIKLONAL
•KEGAGALAN AUTOREGULASI
FAKTOR-FACTOR YANG BERKTRIBUSI PADA
PERKEMBANGAN PENYAKIT AUTOIMUN
• GENETIK, YAITU HAPLOTYPE HLA TERTENTU MENINGKATKAN RESIKO PENYAKIT AUTOIMUN
• KELAMIN (GENDER) YAITU WANITA LEBIH SERING DARIPADA PRIA
• INFEKSI,YAITU VIRUS EPSTEIN BARR, MIKOPLASMA, STREPTOKOK, KLEBSIELLA, MALARIA, DLL. BERHUBUNGAN
DENGAN BEBERAPA PENYAKIT AUTO IMUN

• SIFAT AUTO ANTIGEN, YAITU ENZYME DAN PROTEIN (HEAT SHCK PROTEIN) SERING SEBAGAI ANTIGEN SASARAN DAN
MUNGKIN BEREAKSI SILANG DENGAN ANTIGEN MIKROBA

• OBAT-OBATAN, YAITU OBAT TERTENTU DAPAT MENGINDUKSI PENYAKIT AUTOIMUN

• UMUR, YAITU SEBAGIAN BESAR PENYAKIT AUTOIMUN TERJADI PADA USIA DEWASA
PATHOGENESIS OF SLE
 PENDAHULUAN
bila seseorang pernah terpapar oleh antigen tertentu

pemaparan berikutnya oleh antigen yang sama menyebabkan respons imunologi skunder

dengan tujuan menyingkirkan antigen tersebut

reaksi alami tubuh untuk mempertahankan diri

Reaksi imunologik yang berebihan = kerusakan jaringan

HIPERSENSITIVITAS
PENGGOLONGAN HIPERSENSITIVITAS