Anda di halaman 1dari 27

Oleh:

CHINDY PANIATI GOUTAMA LAY


NIM: 0120840051

dr. Agnes S. Rahayu


dr. Reno D Rumbino

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
 Tubuh manusia mempunyai suatu kemampuan untuk melawan
hampir semua jenis organisme atau toksin yang cenderung akan
merusak jaringan dan organ tubuh, kemampuan ini disebut imunitas.

 Fungsi imun yang menurun atau tidak berfungsi dengan baik disebut
imunodefisiensi, karenanya kerusakan salah satu komponen sistem
imun dapat mengganggu aktivitas seluruh sistem pertahanan tubuh .
Penatalaksanaan Definisi
imunodefisiensi imunodefisiensi

Komplikasi Epidemiologi
imunodefisiensi imunodefisiensi

Cara rehabilitasi Etiologi


penderitaimunodefisiensi imunodefisiensi

Prognosis penderita Cara menegakkan diagnosis


imunodefisiensi imunodefisiensi

Cara edukasi penderita Diagnosis banding


imunodefisiensi imunodefisiensi
.

DEFINISI IMUNODEFISIENSI

PRIMER SEKUNDER

- Dapat terjadi akibat infeksi HIV


- Imunodefisiensi primer (kongenital) - Malnutrisi
- Kelainan langka (genetik) - Terapi sitotoksik
- Bayi serta anak-anak kecil - Sebagai akibat dari proses penyakit yang
mendasarnya
Imunodefisiensi primer seperti defisiensi IgA terjadi dengan frekuensi sekitar 1
dalam 600 keturunan Eropa.

Di negara berkembang, 70% kasus meninggal disebabkan oleh malnutrisi. Hal ini
dapat menyebabkan kegagalan sistem imun sekunder.

Imunodefisiensi sekunder yang paling sering terjadi di dunia termasuk Indonesia


adalah HIV
ETIOLOGI

PRIMER (BAWAAN) SEKUNDER (DIDAPAT)

Gangguan kekebalan sistem imunitas Infeksi HIV dan Imunodefisiensi


adaptif sekunder

Gangguan kekebalan sistem imun Obat imunosupresi dan


bawaan imunoregulator

Malnutrisi (kekurangan gizi atau gizi


berlebih)
Kegagalan sistem imunitas adaptif

• X-linked agammaglobulinemia (XLA)


• Hipogammaglobulinemia sementara
Defisiensi imun
• Common Variable Immunodeficiency (CVID)
sel B • Defisiensi imunoglobulin yang selektif (disgamaglobulinemia)

• Aplasia timus kongenital atau sindrom DiGeorge


Defisiensi imun
sel T

• Severe combined immunodeficiency (SCID)


Kombinasi
defisiensi sel T
serta sel B
Iatrogenic:
immunosupresive
drug, broad- Physiological
Malnutrisi and factors: immature
spectrum
alcoholism immunity, old age,
antibiotics
pregnancy
Infectious
diseases: HIV, TB Endocrinal and
and viral metabolic
Infections diseases: diabetes
Adaptive and mellitus, uremia
innate
Others: burns, immunity Hematologic
critical & factors: aplastic
chronic diseases anemia, cancer,
sickle cell

Immunodeficie
Infections Immunodeficiency Tumor
ncy
3
3

4 5
8

7
Uji skrining dengan
melihat kesepuluh tanda
di atas

Mendeteksi
gejala Algoritma klinis untuk
(simptomatik) Algoritma klinis untuk defisiensi sel B
mengenali tanda dan
Algoritma klinis untuk
gejala awal yang
defisiensi sel T/ kombinasi
ditampilkan oleh
sel T&sel B
penderita
Algoritma klinis untuk
defisiensi sistem fagosit
Gagal produksi antibodi ( sel B)

Jenis infeksi

Infeksi pada satu sisi Infeksi pada lebih dari 2 sisi

Secara umum bukan suatu Mungkin suatu keadaan


imunodefisiensi primer imunodefisiensi primer

Pada pemeriksaan fisik


ditemukan

Tidak adanya tonsil/kelenjar Mungkin suatu keadaan


Terdapat tonsil /kelenjar limpa
limpa imunodefisiensi primer

Pemeriksaan laboratorium

Kadar IgM,IgG,IgA,IgE Darah lengkap dan diferensialnya

Hasilnya diserahkan pada ahli


imunologi untuk evaluasi
lanjutan, diagnosis dan terapi

Gambar 4. Algoritma klinis untuk defisiensi sel B


(dikutip dari Buckley, 2009:10)
Kerusakan pada sel T atau kombinasi sel T & sel B

Kegagalan Muncul reaksi setelah Infeksi di luar normal Diare berat dan rentan
tumbuh&kembang, mendapat vaksin yang terjadi pada terinfeksi oleh berbagai
penambahan berat badan hidup/dilemahkan infant/anak kecil virus

Pemeriksaan fisik

Kelainan pada Tidak adanya


kulit jaringanlimfoid

Pemeriksaan laboratorium

Darah lengkap dan


diferensialnya

Hasilnya diserahkan pada ahli imunologi


untuk evaluasi lanjutan, diagnosis dan terapi

Algoritma klinis untuk defisiensi sel T/ kombinasi sel T&sel B


(dikutip dari Buckley, 2009:14)
Kulit
Kerusakan pada
Traktus GI sistem fagosit Darah
lengkap
Limfadenopati Pemeriksaan Pemeriksaan
fisik laboratorium
Muskuloskeletal Serum IgE
Bila ditemukan keadaan yang
Pulmonari abnormal, tunjukan pada ahli
imunologi untuk evaluasi
Gejala
lanjutan, diagnosis dan terapi
konstitusi
Algoritma klinis untuk defisiensi sistem fagosit
(dikutip dari Buckley, 2009:18)
2. PEMERIKSAAN FISIK

•Kulit dan anggota badan


•Cavum oral
•Mata
•Jaringan limfoid
•Neurologi
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Complete Blood Count (CBC)

Pengukuran imunoglobulin

Tes HIV

Tes genetik
• Defisiensi antibodi primer adalah alergi pada pediatri dan asma, terutama
ketika penderita mengalami kerentanan terhadap infeksi yang berulang.
• Common Variable Immunodeficiency :
1. Agammaglobulinemia
2. Hyper IgM Syndrome (HIGM)
3. X-linked Liymphoproliferative (XLP)
Farmakoterapi Non Farmaterapi

Antibiotik
Transplantasi

Antiviral Terapi pengganti imunoglobulin


Infeksi berulang seperti infeksi pada mata, telinga, saluran

pernafasan, timbulnya gangguan autoimun, kerusakan

jantung,saluran pencernaan, peningkatan risiko kanker dan

sampai kematian
REHABILITASI

• Menghindari pencetus terjadinya infeksi.


• Memberikan vaksin atau terapi sesuai dengan indikasi keluhan.
• Antibiotik sebagai profilaksis (infeksi sekunder).
PROGNOSIS

• Bergantung pada tiga pilar yaitu (1) dikenali sejak dini, (2) terapi dan

pengawasan yang adekuat, dan (3) adanya penyakit yang mendasari.

• Bila ketiga pilar dapat dilaksanakan dengan tepat, maka penderita

imunodefisiensi dapat menjalani hidup dengan baik.


 Edukasikan pada penderita langsung
 Edukasikan pada penderita dan keluarga
mengenai pentingnya tindakan medis
 Perhatikan asupan gizi dan gaya hidup pasien
Beragam gangguan yang disebabkan Pengobatan penderita
oleh kegagalam sistem kekebalan imunodefisiensi yaitu antibiotik,
tubuh disebut imunodefisiensi antiviral, transplantasi timus, IVIG

Defisiensi IgA dan HIV merupakan Komplikasi berupa infeksi rekuren,


infeksi saluran respirasi infeksius & non
kejadian yang tersering terjadi infeksius,infeksi pada gastrointesitinal

Imunodefisiensi terjadi karena Rehabilitasinya hindari semua yang


genetik (bawaan) dan didapat mencetuskan infeksi

Penegakan diagnosis melalui


Prognosisnya baik bila ditangani dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan tepat
pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding seperti infeki Eduksikan pada penderita dan keluarga


saluran pernafasan, agar mengenali tanda dan gejala dari
aggamaglobulinemia, HIGM, XLP imunodefisiensi
• Jangan jadikan makalah ini sebagai
PEMBACA sumber satu-satunya

Mahasiswa • Silahkan menambah isi dan


pembahasan terkait imunodefisiensi
Kedokteran yang lebih lengkap

Anda mungkin juga menyukai