Anda di halaman 1dari 53

Pembelajaran Berdifferensiasi

PEMBELAJARAN ERA MERDEKA


BELAJAR

FSP 1609 Drs. MUQOSIM, M.Pd .


TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Tujuan Pendidikan Nasional; Mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Pofil Pelajar
Pancasila
VISI PENDIDIKAN INDONESIA

Visi Pendidikan
Indonesia adalah Mewujudkan Indonesia maju yang
mewujudkan berdaulat, mandiri, dan
Indonesia maju berkepribadian melalui terciptanya
yang berdaulat, Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
mandiri, dan kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
berkepribadian
melalui
kepada Tuhan YME, dan berakhlak
terciptanya Pelajar mulia, bergotong royong, dan
Pancasila berkebinekaan global
Visi Dan Misi
VISI
Mewujudkan Masyarakat Situbondo yang Berakhlak, Sejahtera, Adil dan Berdaya

MISI
Membangun Masyarakat Situbondo Beriman Dalam Keberagaman.
Membangun Masyarakat Situbondo Sehat, Cerdas dan Meningkatkan Peran Perempuan.
Membangun Infrastruktur, Ekonomi Berkeadilan dan Berdaya Saing.
Membangun Pemerintahan yang Profesional, Bersih dan Tangguh.
Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka

(Permendikbud 5/2022)
(Permendikbud 7/2022) (Permendikbud
21/2022)

KOSP & Komponen


1. Intrakurikuler:
a. Capaian Pembelajaran (CP)  Tujuan 1. Karakteristik Satuan Pendidikan
Pembelajaran (TP) 1. Karakteristik Satuan Pendidikan
2. Visi, Misi, dan Tujuan
b. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)  2. Visi, Misi, dan Tujuan 2. Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila:
Modul Ajar (MA). 3. Pengorganisasia
3. Pengorganisasia Pembelajaran Pembelajaran
a. Perencanaan proyek,
c. Asesmen Diagnostik,
d. Pembelajaran Berdifferensiasi 4. Rencana
4. Rencana Pembelajaran
Pembelajaran b. Pelaksanaan proyek.
e. Penilian Formatif & Sumatif 5. Pendampingan,
5. Pendampingan, evaluasi, professional
evaluasi, dan pengembangan dan c. Penilaian proyek,
3
f. Rapor intrakurikuler d. Rapor proyek
pengembangan
6.lampiran
professional
Prinsip Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran:

1. Pembelajaran dirancang dengan


mempertimbangkan tahap perkembangan dan Model Kompetemsi Guru:
tingkat pencapaian peserta didik, sesuia Dalam mendukung keberhasilan murid
kebutuhan belajar, serta mencerminkan dan untuk mencapai tujuan pendidikan
karakteristik dan pekembangan yang beragam, nasional perlu guru- guru yang
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan kompeten yang dapat mengajar dan
menyenangkan. mendidik secara efektif. Guru-guru yang
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dimaksud menurut Ki Hadjar
untuk membagun kapasitas untuk menjadi Dewantara merupakan guru-guru yang
pembelajar sepanjang hayat. melakukan:
3. Proses pembelajaran mendukung (1) Pembelajaran Differensisasi,
perkembangan kompetensi dan karakter (2) Berpihak pada sang anak, dan
peserta didik secara holistik. (3) Memberikan pengajaran yang
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu
pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, relevan sesuai kodrat keadaan
lingkungan dan budaya peserta didik, serta anak
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai
mitra.  “Menghamba kepada anak”
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan 5
yang berkelanjutan. Sumber: Video Inspirasi, Model Kompetensi Guru pada
TUJUAN PENDIDIKAN
Menurut Ki Hadjar Dewantara adalah “menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”.

Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan


dalam hidup tumbuhnya anak-anak’.

‘Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu’ tiada lain ialah segala kekuatan
yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena
kekuasaan kodrat. Kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan-kekuatan tersebut, agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.

Sumber: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2021. Materi Pelatihan Program Sekolah Penggerak, Ringkasan Materi. Jakarta: Kemdikbud
Perlu Tidaknya Tuntunan
dalam Kehidupan Manusia
Sama artinya dengan soal perlu tidaknya
pemeliharaan pada tumbuh-kembangnya
tanaman, yakni:
• Apabila sebutir jagung yang baik
dasarnya; jatuh pada tanah yang baik,
banyak air, dan mendapatkan sinar
matahari yang cukup, maka
pemeliharaan dari bapak tani tentu
akan menambah baiknya keadaan
tanaman.
• Sebaliknya, jagung yang baik dasarnya
itu; tidak ada pemeliharaan, keadaan
tanahnya tidak baik, atau tempat
jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat
sinar matahari atau kekurangan air,
maka biji jagung itu tidak dapat
tumbuh baik karena pengaruh
keadaan.
Sumber: Direktoral Guru dan Tenaga Kependidikan. 2021. Materi pelatihan program sekolah penggerak, Ringkasan Materi. Jakarta: Kemdikbud
Teori Aliran Pendidikan
Pertama, yaitu anak lahir di dunia
itu diumpamakan seperti sehelai
kertas yang belum ditulis, sehingga
kaum pendidik boleh mengisi kertas
yang kosong itu menurut
kehendaknya. Artinya, si pendidik
berkuasa sepenuhnya untuk
membentuk watak atau budi seperti
yang diinginkan. Teori ini dinamakan
teori rasa (lapisan lilin yang masih
dapat dicoret-coret oleh si pendidik).
Aliran empirisme mengatakan bahwa lingkunganlah yang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan peserta
didik. John Locke, Filosof Inggris.
Teori Aliran Pendidikan

Kedua aliran negatif, bependapat bahwa


anak itu lahir bagai sehelaia kertas yang
telah tertulis sepenuhnya, sehingga
pendidikan tidak mungkin dapat
mengubah karakter anak, pendidikan
hanya dapat mengawasi dan mengamati
supaya pengaruh yang jahat tidak
mendekati diri anak

Aliran Nativisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir. Menurut teori ini setiap
individu ketika dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan.
Tokohnya: Schopenhauer, filosof Jerman.
Teori Aliran Pendidikan
Ketiga, aliran convergentie-theorie. Teori
ini mengajarkan, bahwa anak yang
dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas
yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua
tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut
menurut aliran ini, Pendidikan itu
berkewajiban dan berkuasa menebalkan
segala tulisan yang suram dan yang berisi
baik, agar kelak nampak sebagai budi
pekerti yang baik. Segala tulisan yang
mengandung arti jahat hendaknya
dibiarkan, agar jangan sampai menjadi
tebal, bahkan makin suram.

Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme Bibit jagung diletakkan di kulkas
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai Sekolah Hutan
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Home Schooling
Pembelajaran Berdiferensiasi

6
Berdiferensiasi
Pentingnya mengetahui
kebutuhan belajar dan
lingkungan yang memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar
dapat meningkatkan
kompetensinya secara aman
Pembelajaran
dan nyaman
berdiferensiasi untuk
mengakomodasi
Strategi pembelajaran kebutuhan belajar
berdiferensiasi: murid yang berbeda
diferensiasi konten,
diferensiasi proses,
dan diferensiasi produk
Marilah kita bayangkan ilustrasi pembelajaran kelas berikut ini!

Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:


1. Apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Nur tepat? mengapa?
2. Jika Bapak/Ibu sebagai Ibu Nur, apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan?
7
Bayangkanlah kelas yang Bapak/Ibu ajar saat ini!

Ingatlah satu persatu siswa di kelas Bapak/Ibu!


1. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas? Tahukah apa kekuatan mereka?
Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka?
2. Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas? Siapakah
yang sebaliknya?
3. Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu
menghindar saat bekerja kelompok?
4. Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah yang masih perlu
dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan? Siapakah yang
paling senang menulis? Siapakah yang lebih senang berbicara?
5. Dan seterusnya

Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya.
Guru secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan
dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu.
8
Jawaban Kasus Bu Nur:

Sumber: Kemdikbud. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calaon Kepala Sekolah. CoachinKgudrailkaumul SmupPerrovtisoitGpi ueru/IdLHanATMe/nGagEaSK2e0p2e2ndidikan. Jakarta: Dirjen GTK, Direktorat 9
Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Pengertian: Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2000),


Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah
usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di
kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu
setiap siswa.

Kurikulum Prototipe/ILHAM/GES 2022 10


Kebutuhan Belajar Murid

• Kesiapan belajar murid

• Profil Belajar murid • Minat murid

Carol Ann Tomlinson


How to Differentiate Instruction in Mixed Ability
Classroom
Kesiapan Belajar

Bersifat mendasar-transformatif
Terstruktur-terbuka

Konkret-Abstrak Tergantung-mandiri

Sederhana-kompleks Lambat-cepat
Kesiapan Belajar

Adaptasi dari “The Equalizer” (Tomlinson 2001: 47)


MINAT

Situasional Individu

Tergantung pada Tertarik belajar karena


situasi/cara seorang guru materi/media sesuai dengan
menyampaikan sesuatu minatnya
Area Minat
Menarik minat murid
 menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian
murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-
kejutan)
 menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan
minat individu murid
 mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari
murid
 menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana
murid dapat memecahkan persoalan (problem-based
learning).
PROFIL BELAJAR

Preferensi terhadap
Preferensi Gaya belajar
lingkungan

Kecerdasan
Pengaruh Budaya
Majemuk
GAYA BELAJAR

AUDITORI VISUAL KINESTETIK


Belajar dengan Belajar dengan Belajar sambil
mendengarkan melihat melakukan

26
Kecerdasan Majemuk
1. Verbal Linguistik
2. Logis Matematis
3. Visual-spasial
4. Musik
5. Kinestetik
6. Interpersonal
7. Intrapersonal
8. Naturalis
9. Spiritual-eksistensial

Howard Gardner:
Frame of mind : The Theory of Multiple
Intelligence. 1983, 1998
Strategi
Pembelajaran
Berdiferensias
i
Pembelajaran Berdiferensiasi

Gaya
belajar
Diferensiasi PROSES

Diferensiasi KONTEN

Minat &
Kecerdasan
majemuk

Diferensiasi PRODUK
Diferensiasi Proses

Bervariasi PROSES-nya dalam memahami materi


Memperhatikan gaya belajar murid.
Membaca buku, melihat video, wawancara, mengamati
lingkungan, dll
Belajar mandiri, berkelompok, tutor sebaya, dll
Diferensiasi Konten

Bervariasi KONTEN-nya
Aktivitas bisa sama dengan konten yang berbeda.
Contoh: Bercerita tentang tema yang dibahas
dengan konten yang berbeda (misal: pengalaman
naik kendaraan)
Diferensiasi Produk

Bervariasi PRODUK-nya

Memperhatikan minat dan kecerdasan majemuk murid.


Contoh: Membuat karya tentang alat transportasi.
Murid bisa membuat karya sesuai minatnya seperti
puisi, lagu, prakarya memanfaatkan bahan bekas pakai,
menulis cerita tentang alat transportasi, dll
Pembelajaran Berdiferensiasi
Berpusat pada murid
Bersifat proaktif
Lebih memperhatikan kualitas
Menggunakan pembelajaran yang bervariasi
Bersifat dinamis
Menjadi rujukan untuk asesmen diagnostik
Perspektif penilaian: Assessment for
learning, Assessment of learning,
Assessment as learning
Keputusan Pembelajaran berdiferensiasi
1. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi,
memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan
untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
3. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses
penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana
yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya
5. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan
adanya fleksibilitas.
PERSPEKTIF PENILAIAN

1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama


berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai
dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi
sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang
berkelanjutan (ongoing assessment)
2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan
melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
Pelayanan Berdifferensiasi oleh seorang Ibu

Menurut Tomlinson (2000),


Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu setiap siswa.
ILHAM LPMP/Kurikulum Merdeka/2022 11
2. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi?

3 Aspek kebutuhan belajar


siswa:
1. Kesiapan belajar (readiness) siswa.
2. Minat siswa.
3. Profil belajar siswa

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa siswa akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika :
• tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki
sebelumnya (kesiapan belajar).
• Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid
(minat), dan
• Tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka
sukai (profil
belajar).
12
1. Pemetaan
Kebutuhan
Belajar
Berdasarkan
Kesiapan
Belajar

13
Tujuan Pembelajaran: murid dapat membuat tulisan berbentuk prosedur.

2. Pemetaan
Kebutuhan
Belajar
Berdasarkan
Minat

14
Tujuan Pembelajaran: murid dapat mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

3. Pemetaan
Kebutuhan
Belajar
Berdasarkan
Profil Belajar
(Gaya Belajar)

15
TUJUAN PENDIDIKAN
Menurut Ki Hadjar Dewantara adalah “menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”.

Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan


dalam hidup tumbuhnya anak-anak’.

‘Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu’ tiada lain ialah segala kekuatan
yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena
kekuasaan kodrat. Kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan-kekuatan tersebut, agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.

Sumber: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2021. Materi Pelatihan Program Sekolah Penggerak, Ringkasan Materi. Jakarta: Kemdikbud
Perlu Tidaknya Tuntunan
dalam Kehidupan Manusia
Sama artinya dengan soal perlu tidaknya
pemeliharaan pada tumbuh-kembangnya
tanaman, yakni:
• Apabila sebutir jagung yang baik
dasarnya; jatuh pada tanah yang baik,
banyak air, dan mendapatkan sinar
matahari yang cukup, maka
pemeliharaan dari bapak tani tentu
akan menambah baiknya keadaan
tanaman.
• Sebaliknya, jagung yang baik dasarnya
itu; tidak ada pemeliharaan, keadaan
tanahnya tidak baik, atau tempat
jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat
sinar matahari atau kekurangan air,
maka biji jagung itu tidak dapat
tumbuh baik karena pengaruh
keadaan.
Sumber: Direktoral Guru dan Tenaga Kependidikan. 2021. Materi pelatihan program sekolah penggerak, Ringkasan Materi. Jakarta: Kemdikbud
Teori Aliran Pendidikan
Pertama, yaitu anak lahir di dunia
itu diumpamakan seperti sehelai
kertas yang belum ditulis, sehingga
kaum pendidik boleh mengisi kertas
yang kosong itu menurut
kehendaknya. Artinya, si pendidik
berkuasa sepenuhnya untuk
membentuk watak atau budi seperti
yang diinginkan. Teori ini dinamakan
teori rasa (lapisan lilin yang masih
dapat dicoret-coret oleh si pendidik).
Aliran empirisme mengatakan bahwa lingkunganlah yang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan peserta
didik. John Locke, Filosof Inggris.
Teori Aliran Pendidikan

Kedua aliran negatif, bependapat bahwa


anak itu lahir bagai sehelaia kertas yang
telah tertulis sepenuhnya, sehingga
pendidikan tidak mungkin dapat
mengubah karakter anak, pendidikan
hanya dapat mengawasi dan mengamati
supaya pengaruh yang jahat tidak
mendekati diri anak

Aliran Nativisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir. Menurut teori ini setiap
individu ketika dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan.
Tokohnya: Schopenhauer, filosof Jerman.
Teori Aliran Pendidikan
Ketiga, aliran convergentie-theorie. Teori
ini mengajarkan, bahwa anak yang
dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas
yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua
tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut
menurut aliran ini, Pendidikan itu
berkewajiban dan berkuasa menebalkan
segala tulisan yang suram dan yang berisi
baik, agar kelak nampak sebagai budi
pekerti yang baik. Segala tulisan yang
mengandung arti jahat hendaknya
dibiarkan, agar jangan sampai menjadi
tebal, bahkan makin suram.

Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme Bibit jagung diletakkan di kulkas
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai Sekolah Hutan
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Home Schooling
Asesmen
Diagnostik
Untuk Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Pengertian
Asesmen Diagnostis adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang kebutuhan kognitif dan nonkognitif siswa untuk
keperluan proses pembelajaran .
• Asesmen diagnosis merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang kesalahan, miskonsepsi, kelemahan pengetahuan siswa
serta kemampuan pada materi yang sudah dipelajari untuk kesiapan siswa
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
• Proses diagnosis dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh peserta
didik, mencari berbagai informasi (latar belakang siswa, pola belajar,
minat siswa, dll) yang diperkirakan akan menjadi faktor penyebab
kesulitan belajar siswa
Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa
dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.
Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat kompetensinya di bawah rata-rata
siswa
Jenis Asesmen
Diagnostik
Contoh Asesmen Diagnostik
NonKognitif (Identifikasi Gaya
Belajar)
Satuan Pendidikan : ………….
Kelas : ………….
Pelaksanaan : Sebelum memulai proses pembelajaran
Tujuan : Mengetahui gaya belajar peserta didik

Anda mungkin juga menyukai