Anda di halaman 1dari 9

• Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

dan/atau lingkungan kerja (Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019


tentang Penyakit Akibat Kerj
• Penyakit akibat kerja dapat dicegah, namun bila terlambat diketahui
akan timbul gangguan kesehatan yang lebih berat dan akan lebih
banyak berdampak pada komunitas pekerja, hal tersebut akan
meningkatkan biaya pengelolaan kesehatan dan penurunan
produktivitas kerja.
• Faktor risiko penyakit akibat kerja adalah bahaya potensial di tempat kerja meliputi :
• Pajanan fisika (bising, suhu ektrim panas atau dingin, radiasi dan getaran)
• Pajanan biologi (bakteri, virus, Jamur, parasit).
• Pajanan kimia (pelarut organik (solvent), mercuri, pestisida, logam berat, dan lain-lain)
• Pajanan ergonomi (faktor beban (manual handling), gerakan berulang, posisi janggal, desain alat dan tata letak
area kerja yang tidak tepat.
• Pajanan psikososial (beban kerja, hubungan antar rekan kerja) hal ini terjadi karena ketidakseimbangan antara
kapasitas individu terkait stressor psikososial.
• 
•  Pengelompokan penyakit akibat kerja menurut PP No 7 Tahun 2019 adalah :
• Penyakit akibat aktivitas pekerja : faktor fisika, kimia, biologi
• Sistem organ target : pernafasan, penyakit kulit, gangguan mental dan perilaku, gangguan otot dan rangka.
• Kanker akibat kerja
• Penyakit spesifik lainnya : bukti ilmiah dan metode yang tepat
• jenis penyakit akibat kerja yang pelu di waspadai yang paling banyak adalah akibat pajanan ergonomi berupa
gangguan pada otot dan rangka, pajanan kimia yang dapat berdampak pada semua organ yaitu : paru berupa
asma, pneumokoniosis. kanker paru, syaraf, ginjal, dan lain-lain), pajanan fisika berupa ganguan pendengaran
akibat bising (noise induce hearing loss), pajanan biologi (infeksi), dan pajanan psikososial (stres akibat kerja). 
• 
• Pencegahan penyakit akibat kerja meliputi eliminasi (menghilangkan sumber pajanan berisiko), susbstitusi
(mengganti dengan bahan yang lebih aman), pengendalian teknik (penyekatan, pengaturan ventilasi dan tata
udara), administratif (pemeriksaan kesehatan berkala, prosedur cara kerja aman (contoh : cara mengangkat
beban dengan benar, dan lain-lain), pengaturan jam kerja, rotasi kerja, dan edukasi kepada pekerja), alat
pelindung diri sesuai standar.
• 
• Bahaya potensial di tempat kerja dapat berdampak pada kesehatan kita, lakukan pencegahan dan deteksi dini
gangguan kesehatan termasuk penyakit akibat kerja dengan pemeriksaan kesehatan berkala (medical check up)
sesuai pajanan di tempat kerja, dan apabila ada keluhan kesehatan yang ada kemungkinan terkait pekerjaan
dapat melakukan konsultasi kepada dokter dan bila perlu konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis kedokteran
okupasi
• 1. Asma
• Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu r
• ekerja yang berisiko mengalami asma antara lain pekerja di pabrik tekstil, penata
rambut, tukang kayu, dan tukang las.
• Asma yang dipicu oleh pekerjaan memiliki gejala yang sama dengan penyakit asma
pada umumnya, yakni mengi, sesak napas, dan batuk. Hanya saja, gejala asma yang
muncul biasanya akan memburuk saat sedang bekerja dan akan membaik ketika
sedang libur.
• Tingkat keparahan asma karena pekerjaan bergantung pada seberapa lama Anda
terpapar pemicunya. Semakin lama dan sering Anda terpapar, semakin parah gejala
asma yang muncul. Namun, ini juga berarti gejala akan lebih mudah disembuhkan
jika penderita didiagnosis lebih cepat.
• 2. Sindrom carpal tunnel (CTS)
• CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering menggunakan tangannya
untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang. Pekerja yang rentan
terkena kondisi ini antara lain pekerja kantoran yang sering mengetik,
pengemas barang, penjahit, dan pekerja bangunan.
• CTS ditandai dengan gejala berupa sensasi kesemutan, mati rasa,
hingga kelemahan pada tangan. Keluhan ini bisa diredakan dengan
mengistirahatkan tangan sejenak saat bekerja, mengompres tangan
dengan es, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
• 3. Dermatitis kontak
• Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering bersentuhan dengan zat kimia, pestisida, bahan
pengawet, nikel, parfum, pewarna rambut, hingga perhiasan yang mungkin mengiritasi kulit ataupun
menimbulkan reaksi alergi.
• Dermatitis kontak ditandai dengan ruam merah yang gatal, kering, dan bersisik. Kulit juga bisa mengeras,
pecah-pecah, dan terasa nyeri ketika disentuh. Pekerja yang berisiko dapat menghindari keluhan ini
dengan menggunakan alat pelindung saat bekerja, misalnya sarung tangan karet.
• 4. Penyakit paru kronis
• Seseorang yang bekerja di tempat seperti tambang batu bara, pabrik batu, pabrik tanah liat, pabrik bahan
bangunan, bahkan jalan raya berisiko untuk terkena penyakit ini. Salah satu contoh penyakit adalah 
asbestosis. Keluhannya bisa berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, hingga perubahan pola napas.
• Berbeda dengan asma, penderita akan tetap mengalami keluhan meskipun tidak lagi terpapar pemicu.
Hal ini disebabkan oleh partikel udara pada lokasi-lokasi ini yang bisa mengendap secara permanen di
dalam paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai