Ekindo Kelompok 6
Ekindo Kelompok 6
Tahun 2015-2017
Kelompok 6-4SE4
Camelia Iltazami Ulva (211709598)
I Wayan Edy Darma Putra (211709742)
Nyoman Putri Pradievy Syanthi (211709930)
Ketahanan Pangan terhadap Perekonomian Indonesia
OUTLINE
PEMBAHASAN Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
Metodologi Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini mencoba untuk mengkaji kondisi dan faktor yang
memengaruhi ketahanan pangan Indonesia dilihat dari rasio ketersediaan beras.
Ketahanan Pangan
UU No 18 Tahun 2012
Pangan
Segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi Rasio Ketersediaan Beras
manusia. Indikator yang dapat digunakan
untuk menggambarkan ketahanan
Ketahanan Pangan pangan adalah rasio antara produksi
Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
dan konsumsi beras di tiap daerah
sampai dengan perseorangan, yang (Afrianto, 2010)
tercermin dari tersedianya pangan yang
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒔
cukup, baik jumlah maupun mutunya, 𝑹𝑲𝑷 =
aman, beragam, bergizi, merata, dan 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒔
terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Ketahanan Pangan
Harga beras adalah salah satu
Luas panen adalah luasan
tanaman yang dipungut hasilnya
instrumen penting untuk
setelah tanaman tersebut cukup menjaga stabilitas dan pasokan
umur. beras yang selanjutnya
berguna dalam pencapaian
Luas panen dapat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ketahanan pangan.
ketersediaan beras artinya apabila
luas panen meningkat maka
Luas Panen • Stabilisasi harga beras menjadi salah satu
ketersediaan beras juga meningkat Harga Beras sasaran pembangunan ekonomi nasional
karena kenaikan harga beras akan
sehingga ketahanan pangan dapat berdampak terhadap daya beli rumah
terjaga (Gunawan, 2017). tangga berpendapatan rendah dan
PDRB Per Kapita meningkatkan inflasi (Suryana, 2014).
• Harga beras memberikan pengaruh positif
Produktivitas dan signifikan terhadap ketersediaan
beras (Hasyim, 2007).
PDRB per kapita adalah rasio
antara nilai PDB atau PDRB dibagi Produktivitas tanaman pangan
dengan jumlah penduduk dalam adalah suatu nilai yang
suatu wilayah per periode menunjukkan rata-rata hasil
tertentu. produksi per satuan luas per
PDRB per kapita berpengaruh secara positif komoditi tanaman pangan pada
terhadap jumlah rumah tangga pangan di periode satu tahun laporan.
Kawasan Timur Indonesia artinya peningkatan Peningkatan produktivitas pada dasarnya
PDRB per kapita juga akan meningkatkan jumlah akan sangat berpengaruh terhadap
rumah tangga tahan pangan (Rachmaningsih, meningkatnya jumlah produksi pangan di
2012). suatu wilayah (Wahed, 2015).
Kerangka Pikir
Konsumsi Beras
Produktivitas
Ketahanan
Luas Panen Pangan
(RKP)
Harga Beras
PDRB Per
Kapita
Metodologi Penelitian
H0 : α1 = α2 = .... = αi = α (Common Effect Model) H0 : E(μi|X) = 0 (random effect model) H0 : σμ2 = 0 (common effect model)
H1 : minimal terdapat satu α i ≠ α (Fixed Effect Model) H1 : E(μi|X) ≠ 0 (fixed effect model) H1 : σμ2 ≠ 0 (random effect model)
Statistik Derajat Bebas Prob. Chi-Sq Statistics Chi-Sq d.f. Prob.
Uji Efek Test Summary Statistik Uji = 29,24
Cross-section F 62.840283 (33,63) 0.000
Cross-section Chi-Square 359.437480 33 0.000
Cross-section random 19.789537 5 0.0014 X2(0,05;33) = 47,40
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi normalitas dilakukan Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
dengan Uji Jarque-Berra. matriks struktur varian kovarian residual bersifat
homoskedastik atau heteroskedastik (Green,
2003, hal. 328-329).
Berdasarkan hasil pengujian terhadap
Dari hasil pengujian homoskedastisitas LM-test
model yang terbentuk, diperoleh
diperoleh nilai statistik uji sebesar 29,24 yang
probabilitas Jarque Bera sebesar 0,4758
Normalitas menandakan bahwa model regresi data panel
yang berarti gagal tolak H0 atau error
bersifat homoskedastis dan memenuhi seluruh
terbukti berdistribusi normal. Struktur asumsi struktur varian-kovarian.
Varians-Covarians
Multikolinearitas
Infographics
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi panel
ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas.
Luas Produktivitas ln_harga ln_konsumsi ln_PDRB
lahan beras per kapita
Luas lahan 1.000000 0.422442 -0.374311 0.832841 -0.179577
Produktivitas 0.422442 1.000000 -0.382634 0.491533 -0.068391
ln_harga beras -0.374311 -0.382634 1.000000 -0.399466 0.390712
ln_konsumsi 0.832841 0.491533 -0.399466 1.000000 -0.076014
ln_PDRB per -0.179577 -0.068391 0.390712 -0.076014 1.000000
kapita
Provinsi Effect
ACEH 2.295541
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
1.412159
1.527069 Efek Individu
RIAU -0.987694
JAMBI -0.277494
SUMATERA SELATAN 2.031650
BENGKULU 0.493657 01
LAMPUNG 2.128684
Nangroe Aceh Darussalam
KEP. BANGKA BELITUNG -1.920416
Provinsi Aceh akan memiliki nilai ketahanan
2.29
KEP. RIAU -2.878761
DKI JAKARTA -1.542749
pangan paling tinggi dibanding provinsi lainnya
JAWA BARAT 0.233082 dengan asumsi seluruh variabel bebas memiliki
JAWA TENGAH 0.595488 nilai yang sama.
DI YOGYAKARTA 0.480302
JAWA TIMUR -0.162388
BANTEN 0.881978
BALI -0.079009
NUSA TENGGARA BARAT 1.849185
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
1.486306
0.853279
34
Papua Barat
KALIMANTAN TENGAH 0.370223
KALIMANTAN SELATAN 1.984202 Provinsi Papua Barat akan memiliki nilai
KALIMANTAN TIMUR -2.132659 -3.65 ketahanan pangan paling rendah dibanding
KALIMANTAN UTARA -3.400929 provinsi lainnya ketika nilai seluruh variabel bebas
SULAWESI UTARA -0.017067 sama.
SULAWESI TENGAH 0.568659
SULAWESI SELATAN 2.128408
SULAWESI TENGGARA 0.071987
GORONTALO -0.355921
SULAWESI BARAT 0.304939
MALUKU -1.082259
MALUKU UTARA -1.420054
PAPUA BARAT -3.653523
PAPUA -1.785875
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, Kondisi
kesimpulan yang diperoleh Kondisi ketahanan pangan Indonesia
dari tahun 2012 hingga 2017 yang
adalah
digambarkan oleh rasio ketersediaan
01 beras memiliki tren yang negatif