Anda di halaman 1dari 17

Vitamin K

KELOMPOK 11

Teknologi Pangan & Gizi


Fakultas Ilmu pangan Halal
Universitas Djuanda
Bogor
2020
Nama Anggota

Bayu Adetya
Kurniawan
[ B.1810920 ]

Hanan Azizah R Shania Mari Zoe S


[ B.1810979 ] [ B.1810817 ]

Namira Indah Pratiwi Sultan G. Wibawa


[ B.1810634 ] [ B.1810670 ]

Dosen Pengampu : Erna Puspasari, M.Si


Pengertian

Vitamin K adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam proses


pembekuan darah. Vitamin K terkandung secara alami di dalam
makanan dan tersedia dalam bentuk suplemen tambahan. Sumber
utama vitamin K adalah sayuran dan buah-buahan. Nama vitamin K
sendiri sebenarnya berasal dari kata koagulation, kata dalam bahasa
Jerman yang berarti penggumpalan atau pembekuan cairan
Fungsi
Berfungsi sebagai faktor yang berperan pada proses pembekuan darah

Merupakan kofaktor untuk proses karboksilasi asam glutamat menjadi asam γ


karboksiglutamat (Gla)

Gla merupakan suatu protein untuk faktor pembekuan darah : faktor II (protrombin),
VII, IX dan X

Gla juga tersebar dibeberapa jaringan seperti : tulang, ginjal, plasenta, pankreas,
limpa dan paru, tetapi sebagian besar fungsinya belum jelas

Di tulang protein tersebut disebut Gla protein tulang atau osteokalsin yang
merupakan protein non kolagen yang terbanyak di matriks tulang. Kadar osteokalsin
dalam darah merupakan petanda penting untuk mendiagnosis aktivitas osteoblas di
dalam tulang
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana
nantinya akan digunakan untuk memproduksi zat pembuat darah
bisa membeku. Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga
penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K. Vitamin K
diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi
maksimal dan memastikan tidak salah sasaran.
Bentuk Vitamin K

K1 (filokuinon / fitomenadion )

Berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah

K2 (menakuinon)

Berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang dan jantung

K3 (menadion)

Merupakan vitamin sintetis buatan manusia yang ternyata justru


harus dihindari, karena mengganggu antioksidan alami tubuh.
Digesti & Absorpsi Vitamin K

Vitamin K tidak disintesis oleh tubuh

Sumber vitamin K adalah dari bahan makanan dan disintesis


oleh mikroflora usus

Untuk absorpsi dibutuhkan garam empedu, yang akan


mengemulsi lemak menjadi bentuk misel dan akan bertindak
sebagai transport karier bagi vitamin K tersebut
Digesti & Absorpsi Vitamin K

Absorpsi vitamin K1 diabsorpsi secara aktif di jejunum

Absorpsi K2 dan K3 secara pasif di bagian distal usus halus dan


kolon.

Absorpsi vitamin K ± 80% bila diberikan dalam bentuk suplemen


dan sangat sedikit bila diberikan dari BMS

Penambahan lemak => meningkatkan absorpsi sampai 3x


Transportasi Vitamin K

Transpor vitamin K melalui kilomikron ke duktus torasikus 


sirkulasi darah.

Vitamin Kakan dibawa ke hati dan dibebaskan dari kilomikron


remnan melalui reseptor apolipoprotein E.

Vitamin K1 akan diretensi di hati untuk waktu yang cukup lama,


sedangkan K3 hanya sebentar saja ditahan di dalam hati dan
segera disebar ke jaringan yang memerlukannya.

Dari hati Vitamin K terutama dibawa oleh VLDL(50%) dan


sisanya oleh LDL dan HDL (25%)
Defisiensi Vitamin K

Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini
dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan
vitamin K jarang terjadi karena hampir semua orang memperolehnya dari
bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada
bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung
bakteri yang dapat mensintesis vitamin K.
Perdarahan intrakranial pada bayi merupakan jenis perdarahan yang
sering dihubungkan dengan Hemorrhagic Disease of Newborn (HDN)
atau Penyakit Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK) terutama
pada onset lambat, yaitu yang muncul pada bayi berusia lebih dari 7 hari.
PDVK terjadi karena rendahnya kadar faktor pembekuan darah yang
tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX, dan X.
PDVK diklasifikasi berdasarkan waktu munculannya yaitu onset dini (24 jam
pertama), klasik (2-7 hari), dan lambat (2-12 minggu). Sebanyak 2/3 bayi
dengan PDVK tipe lambat datang dengan perdarahan intrakranial.Bayi baru
lahir hanya mempunyai kemampuan aktivitas koagulasi 20-50% dibanding
orang dewasa. Kurangnya pemberian vitamin K saat lahir, pemberian ASI
eksklusif, diare kronik dan penggunaan antibiotik jangka panjang membuat
bayi lebih rentan terhadap PDVK.
Perdarahan intrakranial pada PDVK merupakan penyakit yang dapat dicegah
dengan pemberian profilaksis vitamin K saat lahir.
Karakteristik pasien perdarahan intrakranial pada PDVK paling banyak
muncul pada onset lambat, berjenis kelamin laki-laki, mempunyai berat
badan antara 3000-4000 gram, persalinan spontan, lahir dirumah bersalin,
dan ditolong oleh bidan. Semua bayi diberi ASI dan hanya sedikit bayi yang
mendapatkan vitamin K profilaksis saat lahir.Manifestasi klinis penderita
perdarahan intrakranial pada PDVK yang terbanyak adalah kejang dan
ubun-ubun membonjol, dengan hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan mayoritas nilai hemoglobin pada 5-10 g/dl, trombosit
>200.000, serta nilai PT dan APTT memanjang.
D
A
F
T
A
R
Hanifa R, Iskandar Syarif dan Yusri Dianne. 2017. Gambaran Perdarahan
Intrakranial pada Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK) di
P
RSUP Dr. M. Djamil . Jurnal Kesehatan Andalas. 6(2) 379-385
U
S
T
A
K
A
Terima

Kasih If you are not able


to be the BEST,
be DIFFERENT.

#Dirumahaj

Anda mungkin juga menyukai