Riska marsilina 09 14 777 14 033 Varlast Biaqti Aprilia Ohorella 14 18 777 14 290 dr. Ardiyanto Panggeso Anugrah Eka Putri 14 18 777 14 294 Ahmad Irhamsyah 14 18 777 14 299 Ida Ayu Putri Herdayanti 14 18 777 14 309 Hardianti 12 17 777 14 215 Pengertian Filsafat Filsafat berasal dari kata Yunani, yaitu philosophia, terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Jadi, philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran, dalam hal ini kebenaran ilmu pengetahuan. Tiga kajian ilmu filsafat Ontologi : Berasal dari bahasa yunani yaitu Ontos dan Logos. Ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik. Epistemiologi : Sering disebut dengan teori pengetahuan (Theory of Knowledge). Berasal dari kata yunani; Episteme yang artinya pengetahuan dan Logos artinya ilmu atau teori. Dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan validitasnya pengetahuan. • Aksiologi Bahasa yunani yaitu axio dan logos. Axio artinya pantas atau layak dan logos artinya ilmu. Aksiologi merupakan suatu teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang telah diperoleh. Aksiologi sendiri diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang hakikat manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang sudah ada. VeR menurut Ahli 1. Riska Marsilina R. Soeparmono, visum et repertum merupakan suatu laporan tertulis dari ahli (dokter) yang dibuat berdasarkan sumpah, perihal apa yang dilihat dan ditemukan atas bukti hidup, mayat, fisik ataupun barang bukti lain, dilakukan pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya. Definisi ini sudah mengikuti kajian filsafat yang baik dan benar karena sudah menjelaskan visum et repertum secara ontologi yaitu laporan tertulis, secara epistemiologi dijelaskan pula sumber dan isi didalam visum et repertum. Sementara untuk kajian aksiologi dari visum et repertum ini dapat digunakan untuk kepentingan peradilan. 2. Varlat Biaqti Aprilia Ohorella Budiyanto A, visum et repertum (VeR) keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati atau bagian dari tubuh manusia, berupa temuan dan interpretasinya dibawah sumpah dan untuk kepentingan peradilan. Definisi ini telah memenuhi unsur ontologi, epistemiologi dan aksiologi. Unsur ontologi : visum et repertum merupakan keterangan tertulis. Unsur epistemiologi : segala hal yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa. unsur aksiologi : dapat digunakan untuk kepentingan penyidikan. 3. Anugrah Eka Putri D Tjan Han Tjong, visum et repertum merupakan suatu hal yang penting dalam pembuktian karena menggantikan sepenuhnnya tanda bukti (corpus delicti). Pada definisi ini tidak dijelaskan apa itu visum et repertum dan apa saja yang menyusun atau membentuk visum et repertum sehingga tidak memenuhi definisi secara ontologi dan epistemiologi. unsur aksiologi : menggantikan sepenuhnya tanda bukti dalam suatu kasus. 4. Ahmad Irhamsyah Abdul mun’im idris, visum et repertum adalah suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan. Definisi ini telah memenuhi unsur filsafat ontologi, epistemiologi dan aksiologi. karena disebutkan bahwa visum et repertum merupakan laporan tertulis dari apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksa, serta bertujuan untuk kepentingan peradilan. 5. Ida Ayu Putri R. atang ranoemihardja, penegertian yang terkandung dalam visum et repertum ialah yang dilihat dan ditemukan, jadi visum et repertum adalah suatu keterangan dokter tentang apa yang dilihat dan diketemukan dalam melakukan terhadap luka atau mayat dan merupakan kesaksian tertulis. Definisi ini hanya memuat unsur ontologi dan epistemiologi dimana disebutkan bahwa visum et repertum merupakan kesaksian tertulis dan didapatkan dari keterangan dokter tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa. Sementara untuk unsur kajian aksiologi tidak didapatkan pada definisi ini. 6. Hardianti Haroen Atmodirono, definisi visum et repertum adalah laporan tertulis untuk justisi yang dibuat oleh dokter berdasarkan sumpah, tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa menurut pengetahuan yang sebaik- baiknya. Definisi ini dijelaskan visum et repertum secara ontologi yaitu laporan tertulis. Kemudian secara epistemiologi menjelaskan sumber visum et repertum dibuat oleh dokter serta memuat tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa. Namun tidak terdapat kajian aksiologi. Bagian dari VeR 1. “Pro justitia” artinya demi keadilan, dituliskan di kiri atas sebagai pengganti materai. 2. Pendahuluan Berisi identitas penyidik (peminta visum et repertum), identitas korban, kasus dan barang bukti, identitas tempat kejadian (TKP), identitas pemeriksa (Dokter), identitas saat/waktu dan tempat pemeriksaan. 3. Pemberitaan/hasil pemeriksaan Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati terutama yang dilihat dan ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan sistematis dari atas kebawah sehingga tidak ada yang tertinggal. Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (aksis adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, koordinat adalah jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis luka atau cedera, karakteristik serta ukurannya. Pada pemeriksaan korban hidup bagian pemberitaan terdiri dari : a. Pemeriksaan anamnesis atau wawancara mengenai apa yang dikeluhkan dan apa yang diriwayatkan yang menyangkut tentang penyakit yang diderita korban sebagai hasil dari kekerasan atau tindak pidana/diduga kekerasan. b. Hasil pemeriksaan yang memuat seluruh hasil pemeriksaan maupun pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Uraian hasil pemeriksaan korban hidup berbeda dengan pada korban mati, hanya uraian tentang keadaan umum dan perlukaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan tindak pidananya (status lokalis). c. Tindakan dan perawatan berikut indikasinya atau pada keadaan sebaliknya, alasan tidak dilakukannya suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. meliputi juga semua temuan pada saat dilakukannya tindakan dan perawatan. d. Keadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan cacat badan merupakan hal penting untuk pembuatan kesimpulan sehingga harus diuraikan dengan jelas. Pada bagian pemberitaan memuat enam unsur yaitu : 1. Anamnesis 2. Tanda vital 3. Lokasi luka pada tubuh 4. Karakteristik luka 5. Ukuran luka 6. Tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan. 4. Kesimpulan Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat VeR, dikaitkan dengan maksud dan tujuan permintaan VeR tersebut. Kesimpulan VeR adalah pendapat dokter pembuatnya yang bebas, tidak terikat oleh satu pihak tertentu. Tetapi didalam kebebasannya tsb juga terdapat pembatasan, yaitu pembatasan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, standar profesi dan ketentuan hukum yang berlaku. Kesimpulan VeR harus dapat menjembatani antara temuan ilmiah dan manfaatnya dalam mendukung penegakan hukum. Harus memuat minimal 2 unsur yaitu : - Jenis luka/Kekerasan - Derajat kualifikasi luka 5. Penutup memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji lebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan serta dibubuhi tanda tangan dokter pembuat VeR. Definisi VeR menurut Kelompok Forensik minggu 1 UNISA Visum et Repertum (VeR) adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh ahli (dokter) yang telah disumpah atas permintaan tertulis penyidik yang berwenang, berisi tentang apa yang dilihat dan diketemukan terhadap seseorang manusia baik hidup ataupun mati guna kepentingan peradilan. • Ontologi keterangan tertulis dokter • Epistemiologi dibuat berdasarkan permintaan tertulis penyidik yang berwenang terhadap pemeriksaan medis orang hidup atau mati • Aksiologi guna kepentingan peradilan. Referensi 1. Emzetcho. Contoh Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi dalam Kehidupan Sehari-hari. Konsorsium Biologi, Indonesia. 2021. 2. Kurniawan D, Suwirta A. Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi Ilmu Sejarah. Bandung: Jurnal Kajian Sejarah dan Pendidikan Sejarah. 2015. 3. Afandi D. Visum et Repertum: Tatalaksana dan Teknik Pembuatan. Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Riau, 2017. 4. Haroen A, Njowito H. Visum et Repertum dan Pelaksanaannya. Surabaya: Airlangga University Press. 2011.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita