Anda di halaman 1dari 17

Kapita Selekta Immunoserologi

Alfin Resya Virgiawan, S.ST., M.Si


KAPITA SELEKTA
IMMUNOSEROLO
GI ITU APA SIH???
Kapita selekta
Kumpulan inti sari dari suatu bahan atau materi kajian bidang
ilmu tertentu 

Immunologi
 Ilmu yang mempelajari mekanisme fisiologis yang membantu
manusia untuk mengenal benda-benda asing pada dirinya, untuk
menetralkan, mengeliminasi/ memetabolisme benda tsb dengan/tanpa
kerusakan jaringannya sendiri.
 Benda asing dapat berupa virus, bakteri, protozoa atau parasit lain.

Serologi
satu cabang ilmu yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara in vitro.
Kapita Selekta Immunoserologi
Kumpulan Kajian bidang ilmu pengetahuan yang
berfokus pada Identifikasi terhadap reaksi antigen-
antibody dari benda-benda asing di dalam tubuh.
 Manusia selalu berkontak dengan lingkungan
(berkontak dengan mikroorganisme dan senyawa
kimia)  terjadi infeksi
 Sistem Imun : semua mekanisme yg digunakan
tubuh utk mempertahankan keutuhan tubuh
sebagai perlindungan terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam
lingkungan
• Jika tubuh terinfeksi oleh kuman maka tubuh akan
mengembangkan respon imun
• Respon imun merupakan unsur imunitas yang berperan
sangat menentukan
• Tanpa proses pengenalan tidak akan berlangsung
respon imun
• Sistem imun  harus dapat membedakan antigen
asing (non-self) dan antigen dr tubuh sendiri (self)
FUNGSI SISTEM IMUN

Pertahanan • mempertahankan
mikroorganisme/parasit
tubuh dari invasi

• menjaga keseimbangan tubuh dengan


mempertahankan bentuk uniform dari setiap sel dalam
Homeostasis tubuh  terjadi proses degradasi dan katabolisme
yang bersifat normal, co : degradasi sel2 yang telah
tua/ rusak, pembentukan sel imun baru

Surveillance • sistem imun harus selalu waspada dan mengenal


adanya peruba-han2 sel yang abnormal dan

(perondaan) selanjutnya dengan cepat membuang konfigurasi


abnormal tsb
Sejarah Perkembangan Imunologi

Tahap Tahap Tahap


Empirik Ilmiah Modern
1. Tahap Empirik
• Mithridates eupatoris VI (132-63 SM)  Mithridatisme
• Abad 12 bangsa Cina & Timur Tengah  Variolasi
• Dr. Edward Jenner (1749-1823) menemukan konsep
vaksinasi sebagai cara pencegahan  pendiri
imunologi
2. Tahap ilmiah

• Louis Pasteur (1822-1895) :


• menunjukan peran mikroorganisme pada proses fermentasi 
mengisolasi & memurni-manaskan (pasteurisasi)
• Meneliti imunisasi antrax, rabies dan kolera ayam
• Robert Koch (1843-1910) : mengisolasi kuman antrax & tuberculosis,
meneliti imunitas terhadap agen infeksi
 Pasteur dan Koch melahirkan dasar-dasar kedokteran dan imunologi
Peneliti-peneliti lain :
• Pfeifer (1889) : vibrio cholera pd manusia
• Elie Metchnikoff (1845-1916) : teori peran fagosit dalam proses
kekebalan
• Wright & Douglas (1903) : teori aktivitas opsonin terhadap
fagositosis
• Pirquet (1906) : penyimpangan imunitas
3. Tahap Modern

• JFAP Miller (PD II) : peran sentral kelenjar thymus dlm imunologi
• Jean Dausset & George Snell : pencangkokan organ & reaksi
penolakan
• Caesar Milstein & George Kohler (1984) : pembuatan antibodi
monoklonal
• Susumu Tonegawa (1987) : mekanisme diversitas antibodi

Post-genomics
(Rekayasa Genetika)
Manfaat Imunologi Untuk kesehatan

1. Sistem imun dapat dimanipulasi agar fungsi sistem imun dapat


dikontrol untuk melawan penyakit. Manipulasi sistem imun
dapat dilakukan dengan :
- memanipulasi antigen asing yang masuk  vaksinasi
- memanipulasi pertemuan substansi asing dg
sel/molekul sistem imun  imunoterapi & Vaksin
• Contoh : vaksinasi terhadap smallpox oleh Edward Jenners (1758).
Observasi Jenners  pemerah susu yg menderita smallpox setelah
sembuh jarang /tidak pernah terkena smallpox utk ke2xnya.
• Suntikkan cairan dr lesi cowpox ke anak umur 8 th beberapa minggu.
Setelah selesai, anak tersebut diinfeksi virus smallpox  tidak sakit (kebal
terhadap smallpox).
• Metoda Jenners disebut vaksinasi (vaccine – dari sapi)  metoda
vaksinasi dipakai secara luas untuk menginduksi imunitas terhadap
bermacam-macam penyakit.
2. Reaksi imun in-vitro dan in-vivo dapat dimanfaatkan untuk :
diagnosis & terapi penyakit infeksi dan/atau terpapar
toksin.
Contoh : antibodi terhadap virus/bakteri dalam darah
dipakai sebagai indikator perkembangan penyakit.
Antibodi terhadap toksin/bisa digunakan untuk mengobati
penderita terpapar toksin/bisa  pasien digigit ular, dsb.

Anda mungkin juga menyukai