Anda di halaman 1dari 54

Akustik Liquid Level Test

(SONOLOG)

Marsigit
Sonolog
Sonolog Model M
Digital Well Analyzer
Sonolog Model M
Dual Chanel
Hasil pengukuran
Sonolog Model M
Penentuan Kedalaman Cairan
Kedalaman cairan umumnya ditentukan dengan menghitung
banyaknya tubing dari permukaan Casing ke permukaan cairan
dan hasilnya dikalikan dengan panjang rata-rata tubing.
Sonolog
Digital Well Analyzer
PERALATAN ACOUSTIC
(SONOLOG)

1. Gas Gun. Alat ini digunakan


untuk menghasilkan bunyi
dipermukaan yang akan dikirim
kepermukaan cairan.

Gas Gun
PERALATAN ACOUSTIC
(SONOLOG)
(Lanjutan)

2. Gas gun diperlengkapi dengan


mikrofon, thermometer,
Mikrofon
Pressure Tranducer pengukur
tekanan di selubung serta
manometer pengukur tekanan Pressure
pada Gas Chamber/Tabung Transducer
yang merupakan sumber bunyi.

Untuk mengaktifkan gun


dipasang pula solenoid valve
yang bisa dioperasikan secara
elektrik. Manometer
Solenid Valve
PERALATAN SONOLOG
(Lanjutan)

2. Analyzer Well Sounder. Alat ini digunakan untuk mengolah


data dari sensor agar dapat diterima oleh komputer dan
mengolah perintah dari komputer agar dapat dieksekusi oleh
sensor.
3. Komputer untuk mengolah data menghitung dan memprogram
perintah. Komputer sudah dilengkapi dengan software TWM
(total well Management) untuk perhitungan ini.

Kabel
Well Analyzer Kabel Mikropun Tranducer Solenoid
PERALATAN ACOUSTIC (SONOLOG)
(Lanjutan)

4. Catu gas. Umumnya dipakai gas yang tidak bereaksi dengan


hidrokarbon seperti N2 atau CO2. Botol nitrogen sebagai
sumber gas dilengkapi dengan pressure regulator yang
memadai.
5. Peralatan tambahan seperti pipa-pipa penghubung gas gun
dengan well head
Pemasangan Gas Gun
Tujuan Melakukan Akustik liquid level test?

• Pump submergence = beberapa operator mengukur


sumur untuk menentukan tinggi level cairan diatas
pompa
Versus

• Analisis kinerja potensi sumur = operator lain


mengukur sumur untuk menentukan efisiensi potensi
produksi sumur dan produksi potensial maksimum
berdasarkan production bottom hole pressure.
Liquid Level Surveys (Sonolog)
Dapat menjawab pertanyaan dibawah ini :

1.Apakah ada cairan di atas pompa?


2.Puncak kolom cairan ada di kedalaman berapa?
3.Apakah ada gas flowing ke anulus? Jika ya, berapa laju alirnya?
4.Berapakah tekanan di Casing Head? Adakah perubahan terhadap waktu?
5.Berapa persen cairan di kolom fluida?
6.Berapa tekanan di perforasi (PBHP) ?
7.Berapa kecepatan suara di annulas gas?
8.Berapa rata rata berat jenis gas di annulus?
9.Apakah ada anomali (kelainan) di anulus diatas lequid level?
Prinsip Kerja Peralatan Sonolog

Prinsip Kerja alat ini adalah sebagai berikut:

Gas Gun dipicu untuk menimbulkan bunyi yang kemudian merambat di


annulus dan dipantulkan kembali oleh permukaan cairan.
Pantulan (selama proses berlangsung bunyi direkam secara terus
menerus) akan diterima oleh mikrofon dan komputer (Software) akan
menghitung waktu yang dipergunakan oleh bunyi yang merambat dari
permukaan (CF) kemudian dipantulkan oleh permukaan cairan sampai
kembali ke permukaan (CF).
PRINSIP KERJA ALAT

NOTEBOOK N2 PRESS. N2 GAS CHAMBER


GAGE

SOLENOID VALVE

PRESSURE
TRANSDUCER MICROPHONE

N2
SONIC BOTTLE

PRINSIP KERJA ALAT


WELL ANNULUS
CALCULATION

T1 = Sonic travel time, sec


V = Sonic velocity in gas, ft/sec

GAS
L = Liquid level depth, ft
D = Perforation depth, ft
Pcsg = Casing pressure, psi
liq = Liquid density, gr/cm3
Pgas = Gas column pressure, psi
Pliq = Liquid column pressure, psi
fo = Liquid fraction

L = T1*0.5*V ft
Pgas = (Pcsg *L)/30000 psi
Pliq = 0.433*(D-L)* liq * fo psi
BHP = Pcsg + Pgas + Pliq

LIQUID
PERFORATION
Penentuan Kedalaman Cairan
Kedalaman cairan umumnya ditentukan dengan menghitung
banyaknya tubing dari permukaan Casing ke permukaan cairan
dan hasilnya dikalikan dengan panjang rata-rata tubing. Akan
tetapi kadang-kadang diperlukan analisa yang lain karena tidak
jelasnya gambaran dari tubing collar tersebut.
Untuk menghitung jarak dari permukaan ke permukaan cairan digunakan rumus:

L = T* 0.5 * V

Dimana :

L = Jarak dari Well Head Ke Permukaan cairan (feet)


T = Waktu tempuh Ulang Alik dari Wellhead ke permukaan Cairan (detik)
V = Kecepatan suara (feet/detik)
PERHITUNGAN BHP

BHP = Pcsg + Pgas + Pliq BHP = Tekanan Bawah permukaan, psi


Pcsg = Tekanan Casing, psi

Pgas = (Pcsg * L)/30000 Pgas = Tekanan yang diakibatkan oleh adanya kolom gas dianulus, psi

Pliq = Tekanan yang diakibatkan oleh adanya kolom cairan dianulus, psi
L = Kedalaman cairan , feet
Pliq = 0.433 * (D-L) * rliq fo D = Kedalaman formasi, feet

rliq = Densitas liquid , gr/cm3

fo = Fraksi cairan
Fg, FRACTION OF GAS IN GASEOUS COLUMN
100 000

PENGHITUNGAN FRAKSI CAIRAN

10 000

Da *Dp/Dt 3/4
2 1
1000

100

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 10

C, EFFECTIVE OIL FRACTION


KOLOM FLUIDA DI ANULUS

Lgas

Kolom Cairan Bergas

D
Tinggi fraksi gas

Lliq

Tinggi fraksi Cairan


MENGHITUNG PRODUKSI GAS DI ANULUS

0.00068 * Dp A Da
Da= Lgas +(1-fo)*Lliq Qgas =
Dt
Dimana   Dimana
Da = Panjang kolom gas sebenarnya, feet Qgas = Produksi gas di annulus, mscfd
Lgas = Panjang kolom gas, feet A = Area annulus, inci2
Fo = Fraksi cairan dalam kolom cairan bergas. Dp = Kenaikan tekanan di annulus, psi
Lliq = Panjang kolom cairan sebenarnya, feet Dt = Waktu tercatat untuk nilai kenaikan tekanan di annulus di
atas, psi
Metoda Analisa Hasil Pengukuran Kedalaman Cairan

1. Automatic
2. Manual
3. Down Hole Marker
4. Acoustic Velocity
Untuk mengatasi sumur yang tubing collarnya tidak jelas dapat digunakan cara:

1. Menggunakan marker yaitu benda-benda di annulus yang kedalamannya diketahui dan


terdeteksi pantulannya. Benda ini adalah misalnya “fish” , top liner ataupun pump intake (bila
terbukti bahwa sumur sudah mengalami liquid pounding).

2. Dengan memasukkan kecepatan suara secara langsung (bila kecepatan suara diketahui)

3. Dengan menginput SG gas dan program akan menghitung kecepatan suara dengan bantuan
data tekanan casing.

4. Menganalisa secara manual gambar tubing, menghitung banyaknya tubing dalam jangka
waktu tertentu kemudian mencari kecepatan suara dengan mengalikan jumlah tubing per
satuan waktu dengan waktu tempuh suara. Cara ini biasa dilakukan dengan sonolog.
EVALUASI HASIL PENGUKURAN PBHP

• Apakah penentuan pantulan sudah tepat


• Apakah kedalaman cairan bisa ditentukan
dengan bantuan tubing collar
• Bagaimana kinerja sumur pada saat ini
1. Automatic
Metoda ini digunakan pada sumur2 dalam >1000 ft puncak cairannya, dan
jarak tempuh suara lebih dari 1 detik
2. Manual
Metoda ini digunakan pada sumur dalam >1000 ft dan jarak tempuh suara lebih
dari 1 detik dengan menghitung ulang pantulan collar dengan lebih teliti agar
mendapatkan hasil yg lebih tepat.
3. Down Hole Marker
Menghitung puncak cairan dengan membandingkan marker, yaitu benda
benda di annulus yang kedalamannya diketahui (terukur) dan terdeteksi
pantulannya. Benda ini misalnya “fish” , top liner..
4. Acoustic Velocity
Metoda ini digunakan pada sumur dangkal < 1000 ft dan jarak tempuh suara Kurang
dari 1 detik dan pantulan collar tidak terekkam dengan jelas maka untuk mendapatkan
hasil yg baik kita masukan kecepatan suara yg dapat kita lihat pada grafik
Analisa Pantulan
Pantulan suara tidak selalu terlihat dengan jelas kadang kala sama sekali tidak jelas bahkan tidak bisa
ditentukan. Penyebab terjadinya keadaan ini adalah:

1. Anulus tertutup oleh sesuatu benda seperti endapan minyak beku atau ikan. Dalam keadaan ini pengujian
tidak bisa dilakukan.

2. Sumber suara lemah. Hal ini menyebabkan amplitudo suara sudah sangat lemah dan pantulan hilang. Hal
ini bisa dihindari dengan memperkuat tekanan N2 pada Chamber di gas gun. Pada sumur yang dalam
diperlukan sumber suara yang lebih kuat, minimal catu N2 pada Chamber gas gun adalah 250 psi diatas
tekanan pada Casing.

3. Background suara berisik. Kadangkala background suara terlalu berisik (noisy) sehingga pantulan yang
ada tidak berbeda dengan backgroundnya dan penentuan pantulan tidak bisa dilakukan.

4. Kerusakan pada peralatan misalnya mikrofon akan mengganggu kualitas penerimaan dan pantulan tidak
terdeteksi.
PBU TEST DENGAN WELL AZALIZER

KEGUNAAN PENGUJIAN PBU TEST:


• Alat untuk menentukan kemampuan sumur atau
lapangan (Inventory Tool)
• Alat untuk memperbaiki kondisi produksi (Remedial
Treatment)
• Membantu proyek EOR
• Menentukan pemboran sela (Infill Drilling)
Perbandingan pengukuran PBU dengan
Echometer dan Pengukuran secara langsung
PARAMETER ECHOMETER PENGUKURAN LANGSUNG
Ketelitian a) Tekanan statik cukup teliti Cukup teliti untuk tekanan statis dan dinamis
b) Tekanan produksi tidak teliti untuk sumur
yang mengan-dung gas dan kolom cairan-nya
tinggi

Biaya Pengukuran Lebih rendah Lebih tinggi karena memerlukan biaya mencabut dan
memasang tubing

Pelaksanaan pekerjaan Lebih praktis Tidak praktis

Lain-lain Tidak dapat dilakukan pada : Kemungkinanakan kehilangan data awal karena
a) Sumur yang anulusnya tertutup (endapan pengukuran dilakukan setelah pencabutan tubing.
parafin dan lain-lain)
b) Sumur yang sambungannya (collar) tidak jelas
c) Sumur yang tidak terdapat batas jelas antara
cairan dan gas
Keuntungan lain :
Terdapat informasi afterflow
PERSIAPAN PBU

1. Pengumpulan data
2. Persiapan sumur
3. Test Produksi
4. Survei akustik pendahuluan.
Pengujian awal sebelum PBU dilakukan

• Pasang manometer di well head.


• Tutup annulus dengan menutup wing valve selama produksi
• Amati kenaikan tekanan di well head sambil mendeteksi
ketinggian annulus dengan sonolog. Hindari agar
permukaan liquid lebih tidak lebih rendah dari pump
intake.
• Amati apakah ada kebocoran di well head.
• Perbaiki bila ada kebocoran dan ulangi test diatas sampai
tidak ada indikasi kebocoran.
Survei akustik pendahuluan

• Pengujian dengan alat akustik dimungkinkan.


• Apakah tubing collar terlihat jelas.
• Apakah kolom cairan tinggi dan mengandung gas.
Liquid Level mendekati pump intake.
Untuk sumur jenis ini baik yang
kolom cairannya mengandung gas
atau tidak dapat langsung di shut in
Liquid Level tinggi di atas pump
intake tetapi kolom cairan tidak
mengandung gas.
Untuk sumur jenis ini dapat langsung
di shut in
Liquid Level tinggi di atas pump intake
dan kolom cairan mengandung gas.
Untuk sumur jenis ini tidak dapat
langsung di shut in. Sebelum di shut in
fluid level harus ditekan kebawah
sampai kondisi gas stabil (gas tidak lagi
keluar dari kolom cairan) atau ditekan
sampai mendekati pump intake.
Efisiensi Kinerja Sumur Memerlukan analisis dari

• Kinerja Reservoir
• Peralatan Mekanik Loadings
• Penggunaan listrik dan Efisiensi
Analisis Kinerja Reservoir

• Sebagian besar analisis reservoar dilakukan dengan


Acoustic liquid level instruments karena dalam kasus
untuk memperoleh data Liquid Level dengan biaya yang
relatif murah
Bottomhole Pressure Dalam sumur minyak

Tidak ada yang lebih penting dalam Teknik Perminyakan


mengenai pengetahuan yang pasti tentang tekanan pada
bagian dalam sebuah sumur minyak di setiap kondisi
operasi yang ada, dan hubungan tekanan dalam formasi
produksi ini yang belum ada informasi yang kurang
tentang bagian lain dari masalah umum produksi minyak
Kinerja Reservoir

• Menganalisa kinerja sumur membutuhkan Menentukan dari Producing


bottomhole pressure (PBHP) dan Static bottomhole pressure (SBHP) dan
perbandingan dari PBHP ke SBHP

• PBHP adalah tekanan di sumur bor pada formasi selama sumur sedang diproduksi
pada kondisi normal

• SBHP adalah tekanan di sumur bor di formasi ketika sumur telah ditutup untuk
jangka waktu yang cukup untuk menstabilkan sumur sehingga fluid level dan
tekanan casing tidak berubah menunjukkan bahwa tekanan di bagian bawah
sumur adalah sama dengan tekanan di reservoir
Acoustik Bottomhole Pressure Test

BHP = Casing Pressure Dipermukaan


+ Gas coloum Pressure
+ tekanan cairan dalam annulus
Tekanan kolom gas dapat dihitung dengan

Tekanan kolom gas dapat dihitung dengan :

Pgc = ¼ * Casing Pressure psi/100 * Panjang gas coulom feet/100


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai