Anda di halaman 1dari 47

Michel Foucault

dan
Politik Kekuasaan

Membongkar Teknik , Mekanisme, Efek


dan Strategi Kekuasaan

Oleh Haryatmoko
Wacana sbg sistem representasi
 Foucault : wacana lebih sbg aturan, praktik menghasilkan
masalah yg bermakna & diatur sepanjang periode sejarah.
 1.Wacana menyediakan bahasa untuk membuat pernyataan
(cara utk merepresentasikan pengetahuan) ttg topik khusus.

 2.Wacana dilihat sbg produksi pengetahuan melalui bahasa.


 Praksis sosial memerlukan makna, & makna mempertajam,
mempengaruhi apa yg kita lakukan, maka semua praktik
sosial mengandung dimensi wacana.

 3.Wacana: bahasa dalam praksis sosial, atau bahasa yg


menjadi peristiwa
Bahasa Mendikte Perilaku
 1.Mendefinisikan & menghasilkan obyek pengetahuan

 2.Mengarahkan cara bagaimana suatu topik bisa dibicarakan


scr bermakna & rasionalitasnya

 3.Mempengaruhi bgmn gagasan-gagasan dipraktikkan &


digunakan utk mengatur perilaku

 4.Wacana mengatur cara membahas sesuatu,


mendefinisikan cara bicara, menulis, bertindak
KEKUASAAN DALAM BENTUK REZIM WACANA

WACANA sebagai WACANA sbg yg WACANA sebagai


praktik-praktik yg Mengubah konstelasi yg mempunyai
terorganisir dan sosial & otonomi, klaim
yg mengorganisir menghasilkan sesuatu atas kebenaran
dan kontekstual

-Contoh wacana ini: kriminalitas, kegilaan, seks, kedokteran, agama


psikiatri, pendidikan, hukum.
-Institusi-institusi sosial & praktik-praktik sosial (bicara, berpikir,
bertindak) tunduk pada rezim wacana. Wacana=kekuasaan
Permainan Kebenaran
sebagai Sistem Penafian
 1.Prosedur penafian dan pelarangan: seksualitas &
politik tunduk pada rejim wacana yg sangat ketat

 2.Pemisahan dan penolakan: pemisahan antara rasio


& kegilaan (orang gila dibekap)

 3.Oposisi benar & salah: kebenaran merupakan


penggunaan kekerasan &prosedur intern pembatasan
Empat Prinsip dominasi
model kebenaran
 1.Prinsip eksterioritas: di balik pengetahuan tersembunyi
permainan naluri tirani

 2.Prinsip fiksi: kebenaran tidak lain adalah kasus khusus


kekeliruan

 3.Prinsip penyebaran: kebenaran tdk tergantung pd salah


satu subyek, tp pd banyaknya sintesa sejarah

 4.Prinsip kejadian: kebenaran tdk mendefinisikan seluruh


makna asali, tp setiap kali penemuan khas
Definisi Kekuasaan Bukan Foucault
 1.Bukan melalui kekerasan atau hasil persetujuan
(Hobbes, Locke, Rousseau)

 2.Bukan melalui represi (Freud, Reich)

 3.Bukan pertarungan kekuatan (Machiavelli)

 4.Bukan fungsi dominasi suatu kelas yg didasarkan pd


penguasaan atas ekonomi atau manipulasi ideologi (Marx)

 5.Bukan dimiliki berkat suatu kharisma (Weber)


Definisi Kekuasaan
 1.Seluruh situasi tindakan yg menekan & mendorong
tindakan-tindakan lain melalui persuasi, rangsangan,
rayuan, paksaan dan larangan

 2.Bukan institusi, bukan struktur, bukan kekuatan yg


dimiliki, tapi nama yg diberikan pd situasi strategis
kompleks dlm masyarakat

 3.Kekuasaan: beragam, tersebar spt jaringan & produktif.

 4.Kekuasaan: akibat pemisahan, lahir karena perbedaan,


ketidaksamaan  diskriminasi
Kekhasan Konsep Kekuasaan
Michel Foucault
 1.Lebih dilaksanakan dari pada dimiliki

 2.Tidak melekat pada pelaku atau kepentingan, tapi


menyatu di dalam berbagai praktik

 3.Kekuasaan pd tingkat mikro beroperasi spt pipa kapiler

 4.Tidak selalu negatif, tp produktif menghasilkan


kesenangan & makna (seduktif)

 5.Co-extensif dg tubuh sosial: sdh diatur, ambil bagian dlm


jaring kekuasaan, & dibentuk dlm berjalannya kekuasaan.
Efek-Efek Kekuasaan
 1.Bukan lagi hanya negatif: menindas, menyensor,
menutupi, menyembunyikan, dan resistensi

 2.Produktif: menghasilkan yg riil, bidang-bidang obyek,


ritus-ritus kebenaran, aktivitas positif

 3.Tidak bisa dipisahkan dari pengetahuan (psikologi,


sosiologi, psikiatri, kriminologi, ekonomi, jurnalisme)
memberi kriteria ilmiah (atau kebenaran)
  membentuk individu

 4.Wawancara, jajak pendapat, penelitian,observasi


konsultasiritual2 kebenaran hasil dr kekuasaan
Efek Kekuasaan thd Posisi yg Didominasi
 1.Definisi psikiatri ttg alienasi mental/gila mengubah praktik
penanganan orang gila

 2.Definisi kedokteran ttg penyakit, penyakit menular,


penyakit keturunan menyebabkan isolasi, pengasingan

 3.Konsep ttg kecantikan menghasilkan salon, diet, cara


makan, fitness, pakaian, kursus-kursus

 4.Agama menghasilkan penyeragaman (pakaian, bahasa,


perilaku), pergaulan, diskriminasi

 5.Pembagian kerja membuat diskriminasi thd perempuan,


 6.Setiap afirmasi kekuasaan memicu resistensi
Sasaran & Tujuan Kekuasaan
 Sasaran kekuasaan adalah tubuh. Tujuan yg mau dicapai:
kepatuhan agar produktif

 Kekuasaan mau membentuk individu yang berdisiplin agar


menjadi tenaga produktif

 Pembentukan individu disiplin: di lembaga-lembaga


represif (penjara, asrama,pabrik, militer, pendidikan), tapi
juga di dlm interaksi masyarakat dan semua kegiatan sosial
Institusionalisasi Kekuasaan
 -Kekuasaan mau memberi struktur & kegiatan dlm
masyarakat, tetapi rentan terhadap perubahan

 -Keseluruhan struktur hukum, politik, aturan sosial,


pengetahuan yg melanggengkan dominasi & menjamin
reproduksi kepatuhan

 -Orang hanya bisa ambil bagian atau menderita kekuasaan


lewat jaringan /gugus kekuasaan

 -Kekuasaan dilaksanakan melalui manajemen energi:


kemampuan & kehidupan masyarakat di mana pengetahuan
menjadi landasannya
Pokok Permasalahan Kekuasaan
 1.Bagaimana kekuasaan berjalan dengan metode-metode dan
strategi-strategi khusus

 2.Bagaimana bisa terjadi pembentukan orang-orang supaya


disiplin (produktif)

 3.Bagaimana orang dapat menunjukkan perubahan-perubahan


kekuasaan dari dimensi politik dan ekonomi

 Kata kunci untuk memahami: “Bagaimana”


 Pertanyaan “siapa” akan dijawab setelah menjawab
“bagaimana” (terkait dng strategi, jaringan, mekanisme)
Mekanisme yg Berhasil Ditunjukkan
Foucault

 1.Bagaimana terjadi internalisasi pengawasan

 2.Bagaimana ruang menjadi diakui sebagai masalah politik

 3.Bagaimana hubungan kekuasaan sangat beragam, tidak


hanya permusuhan dan pertarungan kepentingan

 4.Bagaimana beroperasinya teknologi politik terhadap tubuh


Pengetahuan adalah politik
 1.Semua tempat berlangsungnya kekuasaan (wacana) :
tempat pembentukan dan perkembangan pengetahuan.
Melalui wacana, kehendak mengetahui terumus dlm
pengetahuan.

 2.Semua pengetahuan memungkinkan dan menjamin


beroperasinya kekuasaan. Ingin mengetahuiproses
dominasi thd obyek-obyek dan manusia. Strategi kekuasaan
melekat pada kehendak untuk mengetahui

 3.Pengetahuan: cara kekuasaan memaksakan kpd orang


tanpa memberi kesan berasal dr subyek ttt.
 Kriteria ilmiah seakan mandiri terpisah dari subyek
Perbedaan Metode
 Arkeologi:  Genealogi:
 Proses kerja melalui arsip-arsip  Proses menganalisa dan
sejarah dari berbagai menyingkap asal-usul atau
masyarakat untuk menjelaskan hubungan sejarah antara
pembentukan wacana yang tlh kekuasan, kebenaran, dan
menghasilkan bidang-bidang pengetahuan.
pengetahuan & pembentukan  Ada perbedaan kepentingan
wacana dari berbagai zaman. dari setiap representasi dunia
 Pertama-tama gagasan adalah yang baru. Mencari asal-usul
gagasan suatu jaman sebelum konstruksi intelektual kita
menjadi gagasan seseorang  Obyek: 1. mekanisme, teknik,
 Obyek: episteme (struktur strategi kekuasaan
pemaknaan suatu zaman)  2.hubungan pengetahuan dan
kekuasaan
Tiga Episteme Utama
 1.Renaissance (mulai tengah XIV…): jaman dengan
kriterium utama kesamaan/kemiripan (pancaran, gema,
imitasi). Hanya melalui kode-kode Tuhan semua kesamaan
dpt dijelaskan, dimaknai & menjadi satu kesatuan

 2.Jaman Klasik (XVII-XVIII): dunia dipahami dlm


kerangka tatanan alam. Pemahaman dng observasi &
melalui tabel, dr yg paling sederhana ke kompleks.
Kriteria: tatanan representasi…

 3.Jaman Modern (mulai XIX…): manusia bertanggung


jawab atas pengetahuan. Ukurannya bukan Tuhan atau
alam, tetapi manusia
Bio-Politik
 1.Situasi di mana biologi diperhitungkan dalam strategi
politik. Seksualitas sebagai pertaruhan politik.
 Manajemen kehidupan melalui normalisasi atau
pendisiplinan tubuh, mengontrol & mengatur penduduk

 2.Kontrol masyarakat thd individu tdk hanya pd tingkat


kesadaran & ideologi, tetapi…
 dlm tubuh & melalui tubuh. Tubuh adalah realitas politik.
Kedokteran adalah bentuk strategi politik

 3.Inti bio-politik: jaminan sosial, asuransi kesehatan, pajak,


aturan hygien, urbanisme, KB. Org tdk merasa didominasi
tp pengawasan sudah lekat. Pihak lain hanya pemicunya
Panoptisme
Teknik dan Mekanisme Kekuasaan

 Mekanisme sistem panoptik: pengawasan dilakukan secara


tidak teratur atau diskontinu, tapi efek dalam kesadaran
adalah perasaan terus menerus diawasi
 dengan demikian terjadi internalisasi pengawasan
 kecenderungan melakukan otosensor
 menumbuhkan motivasi diri
 Efek sistem panoptik ini menyebabkan pada diri narapidana
kesadaran selalu diawasi
 Teknik: disiplin, normalisasi, penomoran, penamaan,
klasifikasi, larangan, pengelompokan identitas,
penyeragaman, pengawasan.
Kamar Sel
Penjara Panoptikon
dilihat dari dalam
Tujuan sistem Panoptik
 1.Membuat pelaksanaan kekuasaan lebih murah dari segi
ekonomi

 2.Dari segi politik, merupakan bentuk kontrol yang tidak


kelihatan

 3.Memaksimalkan manfaat sarana pedagogi militer, industri


sehingga meningkatkan kepatuhan dan kegunaan seluruh
sistem

 4.Teknik efektif yg menjangkau kehidupan paling intim


tanpa diketahui datang dari subyek tertentu
Investasi Politik melalui Tubuh
 Disiplin: anatomi politik yg baru
 1. Seni menempatkan individu dalam ruang (setiap orang
sesuai dg tempatnya, tingkatannya, fungsinya)

 2. Kontrol aktivitas (dominasi hrs sampai pd kedalaman


perilakunya, pemikiran/perasaan hrs bisa dikontrol)

 3. Organisasi kemunculan kekuasaan dr tubuh melalui


pelatihan terus menerus

 4. Komposisi kekuatan-kekuatan (mengombinasikan tubuh


utk mencapai manfaat total)
Sejarah Seksualitas:
Sejarah Instansi & Transformasinya

 1.Upaya mencari instansi-instansi produksi


kekuasaan (termasuk diam)

 2.Instansi produksi kekuasaan (berfungsi melarang)

 3.Instansi produksi pengetahuan (menyebarkan


kekeliruan & ketidaktahuan scr sistematik)
Hubungan Kekuasaan dlm Seks
 1.Hubungan negatif: menolak, menghambat, bertopeng,
menyembunyikan. Terhadap seks, kekuasaan hanya bisa
mengatakan “Tidak!”.
 2.Kekuasaan memberi peraturan: sah/tidak, boleh/dilarang.
Seks dipahami hanya dlm hubungan dg hukum
 3.Siklus larangan: jangan mendekat, menyentuh, bicara
melakukan. Tujuannya agar seks meninggalkan dirinya.
 4.Logika sensor: tidak boleh; jangan dikatakan; menyangkal
bahwa ada.
 5.Kekuasaan atas seks beroperasi dg cara yg sama pd setiap
tingkat: mereproduksi hukum, larangan & sensor (negara,
keluarga, penguasa, agama, pengadilan, struktur subyek,
instansi dominasi sosial)
Seksualitas sbg Sejarah Wacana
 Sejarah seksualitas mau menunjukkan apa yg berfungsi pd
abad XIX sbg bidang kebenaran (sbg sejarah wacana).
 Dari seks, mau dirumuskan kebenaran yg diatur:
 1) mencurigai adanya rahasia penting dlm seks
 2) masyarakat butuh produksi kebenaran
 3) seks hrs masuk dlm rejim pengetahuan
  dg wacana, mau ditemukan kenikmatan akan kebenaran
kenikmatan, kenikmatan utk mengetahui, menemukan,
tertarik melihat, mengatakan, mempercayakan rahasia,
menjebak kelicikan
Gouvernemantalité
 1.Rasionalitas khas untuk pemerintahan thd penduduk

 2.Tipe kontrol negara thd penduduk, pelaksanaan kekuasaan


 -memerintah mendorong penduduk bertindak tertentu
 -mengontrol kekayaan & perilaku semua seperti seorang
 ayah thd keluarga & kekayaan
 -cara pemerintah menghasilkan warganegara yg sesuai utk
 memenuhi kebijakan/kepentingan pemerintah

 3. Praktek-praktek terorganisir (mentalitas, rasionalitas &


teknik) untuk mengarahkan sikap/tindakan warga negara
Makna Kekuasaan Diperluas
 1.Memerintah: masalah kontrol diri, petunjuk utk keluarga
& anak-anak, manajemen rumah tangga, mengarahkan jiwa
 2.Pemerintahan bukan hanya politik, semua teknik kontrol:
kontrol diri, biopolitik (kontrol penduduk) kuasa-pengetahu
 3.Foucault memperluas pemahaman ttg kekuasaan: bukan
hanya hierarki kekuasaan tp bentuk kontrol sosial dlm
lembaga-lembaga disiplin (sekolah, rumah sakit, lembaga
psikiatri, asrama) & bentuk pengetahuan

 kekuasaan bisa menghasilkan pengetahuan & wacana yg


dibatinkan oleh individu & mengarahkan perilaku penduduk
 membawa ke bentuk kontrol sosial lebih efektif krn
pengetahuan memungkinkan org memerintah diri sendiri
Pemerintahan, Pengetahuan & Subjek
 : menempatkan gagasan ttg artikulasi antara bentuk
pengetahuan, hubungan kekuasaan & proses subyektivasi

 Pemerintahan atas subyek & dg bantuan pengetahuan


 Bentuk-bentuk pengetahuan dan hubungan dg diri semakin
dipikirkan sbg titik artikulasi proses gouvernementalité

 Jadi bentuk subyektivitas, atau pengetahuan ttt, bisa


berfungsi sbg resistensi thd prosedur ttt gouvernementalité

 Tidak ada resistensi kecuali dlm kekuasaan: bisa melawan


diperintah melalui cara tertentu
Dua Bentuk Pemerintahan atas Penduduk
 1. La raison d’Ĕtat:
 tujuan negara adalah perdamaian & keutuhan negara.
 meliputi seluruh praktek /pengetahuan yg menjamin
 pemeliharaan negara sbg tujuan terakhir pemerintahan.

 2. Liberalisme:
 Pemerintahan yg mendukung semaksimal mungkin
kebebasan pasar & sesedikit mungkin campurtangan dlm
membuat dekret negara.
La Raison d’Etat
 Dua aparat negara: diplomatik-militer & polisi
 Setelah perang 30 th (1618-1648), negara-negara menjaga
integritas perbatasan dg mementingkan diplomasi & militer
permanen (agar perbatasannya dihormati) logika perang
(kedaulatan)

 Polisi: organisme yg obyeknya apa yg dilakukan orang,


kegiatan mereka (perilaku, produksi, tubuh), semua bentuk
hidup bersama & komunikasi
 Polisi menjamin keamanan penduduk agar bisa menjadi
tenaga yg berguna bagi negara
Liberalisme
 Pemerintahan dg menyesuaikan thd kebenaran pasar (dg
mengendalikan diri utk tdk banyak intervensi)
 jaman liberalisme & ekonomi politik, Foucault meneliti
neo-liberalisme Amerika & Jerman.

 Un Etat de droit (negara hukum)


 jaminan untuk hormat terhadap hukum pasar
 melawan semua bentuk perencanaan pusat, dirigisme
ekonomi krn risiko jadi totaliter (Jerman)
 rasionalitas pasar: model formal utk memecahkan
masalah-masalah masyarakat (USA)
Gouvernementalité Individu
 Pemerintahan seperti seorang gembala: bentuk
pemerintahan yg mengupayakan keselamatan rakyat yg
bergerak & berusaha menyesuaikan dg individu

 model pendampingan umat oleh pemimpin agama


 berjalan dg minta keterbukaan melalui pengakuan

 1. Pengakuan dosa (untuk umat)


 2. Pengakuan terhadap pembimbing rohani (di biara)
Rasionalitas & Tujuan
 Rasionalitas Gouvernementalité dlm institusi-institusi,
analisa ilmiah, bentuk-bentuk kekuasaan thd penduduk &
dlm konstruksi administrasi negara

 Tujuannya:
 1.Membuat masyarakat & semua hal siap tersedia
 2.Utk bisa mengatur hubungan-hubungan mereka shg bisa
mencapai tujuan yg disetujui bersama.
 3.Sarana utk tujuan perlindungan hak milik, sosial dan
moral seluruh penduduk
GouvernemantalitéNeo-Liberal?
 Mengacu ke neo-liberal tipe demokrasi liberal maju:
 1. Pengertiannya mengacu ke masyarakat di mana
kekuasaan terdesentralisasi
 2. Anggota masyarakat memainkan peran aktif dlm
mengarahkan diri
 3. Peran aktif ini: orang butuh diatur dari dalam

 peran penting mekanisme pasar & pembatasan campur


tangan negara
 pengetahuan memungkinkan konstruksi regulasi diri
Ciri-Ciri Gouvernemantalité
 1.Dibentuk oleh lembaga, prosedur, analisa, refleksi, perhi-
tungan & taktik shg memungkinkan pelaksanaan kekuasaan
yg targetnya penduduk yg bentuk pokoknya pengetahuan
ekonomi-politik & sarana tekniknya aparat keamanan

 2.Kecenderungannya mengarah ke pentingnya informasi ttg


seluruh rangkaian aparat pemerintahan & perkembangan
pengetahuan

 3. Hasil proses negara keadilan Abad Pertengahan yg


diubah jadi negara administratif abad XV & XVI
berkembang menjadi “negara yg diatur & diarahkan”
Pemerintah & Panoptikon
 Pemerintah menggunakan cara-cara halus dominasi
melalui pengetahuan masyarakat: politik, pendidikan
untuk menetapkan norma kerja & sosial

 dibatinkan shg pemerintah tidak perlu memakai


kekerasan tp mengandalkan kepercayaan
Teknik Hukuman
 Ada 4 tipe masyarakat terkait dg hukuman:

 1. Masyarakat yg menafikan (pengasingan, diusir)

 2.Masyarakat yg diorganisir dg meminta tebusan


(keadilan mengambil bentuk retribusi)

 3. Masyarakat yg memberi cap (tanda di tubuh)

 4. Masyarakat yg memasukkan ke penjara


Parrhèsia
 Kewajiban diam bagi murid shg guru bisa bicara secara
terbuka & jujur kpd murid
 Parrhèsia berlawanan dg pujian palsu (flatterie) yg mau
memperbudak yg lain, sedangkan Parrhesia kebebasan,
dlm retorika: kebenaran tdk penting, tp persuasi yg utama.
 Parrhèsia : wacana kejujuran atau kebenaran berarti
mengandung resiko bagi pewicaranya
 Dituntut benar bukan krn ketaatan tp krn bahkan resiko hrs
menanggung kematian utk menunjukkan hubungan dg diri
yg didasarkan pd kebebasan
 Parrhèsia : bicara jujur utk menolak kemudahan &
kekerasan tirani bentuk pelaksanaan kekuasaan oleh org
yg berkualitas
Tugas Pemikiran Kritis
 1.Membongkar hubungan kekuasaan yang disembunyikan
 2.Mendorong tumbuhnya perlawanan
 3.Memungkinkan suara yg tercekik bisa mengungkap
 4.Menghasilkan pengetahuan yg benar agar dapat
melawan cara memerintah yg dominan
 5.Memungkinkan penemuan subyektivitas baru
 6.Menantang kebebasan dan kemungkinan bertindak kita
 7.Memperlihatkan kesejarahan sistem pengetahuan,
kekuasaan dan subyektivasi
 8.Menunjukkan bahwa tidak ada fatalitas.
 Marilah kita ubah hidup kita! (Dits et Ecrits,II, 109-114)
Hubungan Kekuasaan-Pengetahuan
 1.Pertanyaan ttg kegilaan, hukuman, seksualitas memberi
pengetahuan apa?
 2.Apa aturan yg mengarahkan cara berbicara topik ttt,
menafikkan cara lain, yg boleh/tidak utk dipikirkan,
dibicarakan pd periode ttt?
 3.Subyek yg mempersonifikasikan (orang gila, kriminal,
perempuan histeris) membuka pengetahuan macam apa?
 4.Bagaimana pengetahuan ttg topik itu mendapat otoritas,
membentuk kebenaran?
 5.Praktik-praktik institusi dlm menghadapi subyek yg
perilakunya diorganisir sesuai dg gagasan itu?
 6.Pengakuan bhw episteme baru (struktur pemaknaan baru)
akan muncul kemudian
Hipotesa Wacana:
Kekuasaan mengarahkan
K produksi pengetahuan,
O cara bicara, berpikir,
praktik yg terorganisir &
N bertindak
S mengorganisir
E
P

D
I
M Pengetahuan ttg seksualitas Pengetahuan ttg seksualitas
E mendapat otoritas membentuk kebenaran
N
S
I

I
Sasaran Aturan agama,
Boleh/tabu penyeragaman,
N
wacana ttg seks
peraturan diskriminasi
D
I
Siapa boleh bicara Siapa menentukan Pengetahuan &
K kebenaran?
A & dlm konteks apa perubahan konstelasi
T sosial & praktik sosial
Pengaruh agama thd -Ritus-ritus kebenaran
O sbg data statistik
R hidup sehari-hari -Kriteria ilmiah
Hipotesa
Kekuasaan efektif
K Panoptisme bila terjadi internalisasi
O
N pengawasan
S
E
P

D
I
M Organisasi Masyarakat, Interaksi antar pribadi
E Partai Politik, Birokrasi
N
S
I

Sering inspeksi Selalu butuh Kuatnya persaingan


I
N mendadak petunjuk dari atasan antar anggota
D
I
Job description Menjilat, saling -Disiplin & kepatuhan
K selalu memungkinkan
intervensi atasan
curiga & mengawasi anggota-anggotanya
A
T
-Lemahnya dukungan
Banyak komisi tanpa jelas Selalu khawatir apakah thd pembelot/kritik
O
R koordinasi, atasan omnipresent sesuai dg kehendak atasan
Hipotesa
Seksualitas & tubuh sbg
K Biopolitik bagian dr strategi politik
O
N & pertaruhan politik
S
E
P

D
I Tubuh: realitas politik
M Kontrol Masyarakat
E melalui tubuh & dalam tubuh Kedokteran: strategi
N
S
I

I Jaminan sosial Keluarga Berencana Catatan Medis


N
D
-Rakyat patuh
I
Asuransi Kesehatan UU Kesehatan kepada negara
K
A -Mudahnya mobilisasi
T
Pajak; Aturan hygienis; Organisasi Profesi dukungan
O
R Urbanisme Deontologi Kedokteran
K
Kekuasaan bukan H i p o t e s a Kekuasaan:
mendorong tindakan2 lain
O represif, tapi melalui rangsangan, rayuan,
N
S
produktif persuasi
E
P

D
I
M Tubuh menjadi mitos yang
E Konsep Kecantikan
mengarahkan konsumsi
N
S
I

I
Fitness, Mimesis &
N Salon, boutique spa, diet Konsumsi tanda
D
I Data kuantitatif:
K
Majalah, Logika Mode
A ratu kecantikan Wacana kecantikan
T mendorong munculnya
Produk kecantikan, Integrasi kelompok,
O aktivitas-aktivitas
R whitening, pelangsing sistem nilai, distinction
Hipotesa
K
Identitas & Identitas: hasil proses identi-
fikasi & distinction yg membantu
O Kekuasaan kelompok menemukan kohesi &
N
S posisi thd yg lain
E
P

D
I
M
Identifikasi Distinction
E
N
S
I

Sosialisasi Saling pengakuan Anggota kelompok


I
N nilai-nilai individu-kelompok & bukan kelompok
D
I
Habitus Representasi Politik Identitas
K sosial yg dibangun
A memudahkan
T Sejarah & kontinuitas
beroperasinya kekuasaan
Proses asimilasi &
O
pengalaman berkat diskriminasi
R differensiasi

Anda mungkin juga menyukai