Peran BPSKL Dalam Penanganan Konflik - Rev
Peran BPSKL Dalam Penanganan Konflik - Rev
JABALNUSRA
DASAR HUKUM
PENUTUP;
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pasal 1
(1) Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan adalah unit pelaksana teknis
di bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan.
Pasal 2
Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan penyiapan kawasan perhutanan sosial, pengembangan
usaha dan kemitraan serta pemetaan konflik di bidang Perhutanan Sosial dan
Kemitraan Lingkungan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai Perhutanan Sosial
dan Kemitraan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan penyiapan kawasan perhutanan sosial;
b. pemetaan konflik tenurial;
c. pengembangan usaha perhutanan sosial;
d. fasilitasi kemitraan lingkungan;
e. pemantauan dan evaluasi kegiatan perhutanan sosial, kemitraan lingkungan dan
penanganan konflik;
f. Penyajian informasi perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
Pasal 4
(1) Struktur organisasi Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan terdiri dari :
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Seksi Penyiapan Kawasan dan Usaha Perhutanan Sosial;
c. Seksi Tenurial dan Hutan Adat;
d. Seksi Kemitraan Lingkungan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 7
Seksi Tenurial dan Hutan Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c,
mempunyai tugas penyiapan bahan, identifikasi dan fasilitasi penanganan konflik
pengelolaan hutan, tenurial dan fasilitasi pengelolaan hutan adat serta perlindungan
kearifan lokal.
WILAYAH KERJA:
TAHUBJA 2019
1 Penanganan Konflik Tenurial
a. Identifikasi Konflik
b. Desk Study
c. Asesmen
1) Bimtek
2) Pelaksanaan
3) Supervisi
d. Mediasi
2 Pengakuan Hutan Adat dan Perlindungan Kearifan Lokal
a. Pencadangan Hutan Adat
Kordinasi/Fasilitasi Penyusunan Produk Hukum Pengakuan MHA
b. Pengukuhan Hutan Adat dan Perlindungan Pengetahuan Tradisional
1) Identifikasi
2) Desk Study
3) Valiadasi
4) Koordinasi dengan para Pihak
5) Verifikasi
6) Penyiapan keputusan penetapan HA
c. Evaluasi kinerja Hutan Adat
POHON KONFLIK
"
Dalam konteks wujud kekerasan
struktural di dalam kawasan hutan
KONFLIK TENURIAL (HUTAN) ADALAH
BERBAGAI BENTUK PERSELISIHAN ATAU
PERTENTANGAN KLAIM PENGUASAAN,
"
adalah tidak adanya akses bagi PENGELOLAAN, PEMANFAATAN, DAN
mesyarakat yang berada dalam kawasan PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN.
hutan, disekitar hutan, dan masyarakat KONFLIK TERSEBUT DISEBABKAN OLEH
ADANYA KETIMBANGAN PENGUASAAN
yang menggantungkan kehidupan dari
DAN PEMANFAATAN HUTAN, TUMPANG
hasil hutan TINDIHNYA KAWASAN, PERUBAHAN
ORIENTASI NILAI ATAS HUTAN, DARI
FUNGSI RELIGI-EKOLOGIS MENJADI
KOMODITAS EKEONOMI, SELAIN JUGA
"
DIAKIBATKAN DAN TATANAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT LOKAL.
Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Masyarakat adalah 3
(tiga) komponen utama yang
harus bahu- membahu pada garda
"
Hal lain yang perlu membuat kita
khawatir terkait dengan isu kekerasan
struktural ini adalah bahwa masyarakat
terdepan di dalam upaya yang tinggal disekitar hutan merupakan
pencegahan konflik salah satu kelompok miskin terbesar di
Indonesia
Mekanisme Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat
BERDSARKAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANA
NOMOR: P.84/MENLHK-SETJEN/2015
Tim Independen
1 2 penanganan Konflik
PENGADUAN DIRJEN PSKL
Tenurial Kawasan Hutan
Siapa yang dapat melakukan pengaduan?
IPKTKH – Perorangan
– Badan Hukum
– Masyarakat Hukum Adat
Tim Asesor
PENEGAKAN
MEDIASI
HUKUM
Syarat Pengaduan:
1. Identitas pemohon (nama, no telepon, dan
alamat)
PERHUTANA 2. Pihak yang berkonflik
CARA CARA LAIN
N SOSIAL 3. Lokasi terjadinya Konflik
4. Penyebab terjadinya Konflik
5. Waktu terjadinya Konflik
6. Kerugian yang ditimbulkan akibat Konflik
• DITJEN PHPL 7. Tuntutan yang diinginkan
• DITJEN PKTL DITJEN 8. Dokumen pendukung lainnya
• DITJEN KSDAE DITJEN PSKL PENEGAKKA
• ESELON 1 LHK N HUKUM
LAINNYA
PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK
Pertanian POTENSI
Perkebunan Sawit KONFLIK
HTI
Gas Bumi
KAWASAN Pertambangan
Transmigrasi HUTAN
Geotermal
Perambahan
Masyarakat
Adat
Masyarakat - BUMN
KONFLIK
Masyarakat – Masyarakat
Pemerintah - Pemerintah
Konflik Gabungan
AKTOR KONFLIK SUMBER DAYA ALAM
Perusahaan
Swasta/Pemerintah
Pemegang Ijin (Sektor
Hutan, Kebun,
Tambang, Perumahan,
dll) Pemerintah
Pemegang kawasan
Masyarakat Adat dan FOREST (termasuk konservasi)/
Lokal AND LAND Penerbit hak/ijin
(Kemenhut, BPN,
Pemda,dll)
Lain-lain
Pejabat, Politis,
Ormas/OKP,
Broker, dll
TUJUAN PENANGANAN KONFLIK
• Terlindunginya Kelangsungan
Masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan hutan, termasuk
Masyarakat Adat Setempat
Pengaduan Konflik dan Pengusulan Hutan Adat
http://pskl.menlhk.go.id/pktha/
4 Lembaga asesor penanganan konflik belum ada Mediator penanganan konflik yang sudah dilatih (sertifikasi
10 kompetensi) belum digunakan sesuai dengan
kompetensinya
22
Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat | PKTHA
Strategi penanganan konflik tenurial