Anda di halaman 1dari 8

Work Heart and Stay

Humble ….

KORUPSI
Isha Jatmika
Apa itu korupsi
korupsi adalah semua tindakan tidak jujur yang
memanfaatkan jabatan atau kuasa untuk mendapatkan
keuntungan bagi pribadi atau orang lain. Di Indonesia,
tindak korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tidak Pidana
Korupsi.

Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio


atau corruptus yang artinya kerusakan, keburukan,
kebejatan, ketidak jujuran, bisa disuap, dan tidak
bermoral kesucian.
Di dalam buku Corruption and the Disting of Asia
menyatakan bahwasanya tindakan yang bisa
dikategorikan sebagai korupsi yaitu penyuapan,
nepotisme, pemerasan, dan penyalahgunaan
kepercayaan maupun jabatan untuk kepentingan
pribadi.

“Berdasarkan Syed Hussein Alatas”


Sebab Akibat
Sebab:
Salah satu teori korupsi menurut Jack Bologne Gone
Theory menyebutkan bahwa faktor penyebab korupsi
adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan
pengungkapan. Keserakahan berpotensi dimiliki setiap
orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi.

Akibat:
Korupsi yang berdampak pada perekonomian
menyumbang banyak untuk meningkatnya
kemiskinan masyarakat di sebuah negara.
Dampak korupsi melalui pertumbuhan ekonomi
adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak
korupsi terhadap ketimpangan pendapatan
memunculkan kemiskinan relatif.
Fenomena Korupsi di Indonesia
Kasus Korupsi E-KTP

Kasus ini berawal saat Kemendagri di tahun


2009 merencanakan, mengajukan anggaran
untuk penyelesaian Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAP), salah satu
komponennya adalah Nomor Induk
Kependudukan (NIK). Pemerintah pun
menargetkan pembuatan e-KTP bisa selesai
di tahun 2013.
Proyek e-KTP sendiri merupakan program nasional dalam rangka memperbaiki
sistem data kependudukan di Indonesia. Lelang e-KTP dimulai sejak tahun 2011, dan
banyak bermasalah karena diindikasikan banyak terjadi penggelembungan dana.
Berdasarkan catatan Kompas.com, kasus korupsi proyek e-KTP terendus akibat
kicauan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD), Muhammad Narzaruddin.
Akibat korupsi berjamaah ini, negara mengalami kerugian mencapai Rp 2,3 triliun.
Dalam perkara pokok kasus korupsi e-KTP, ada 8 orang yang sudah diproses dan
divonis bersalah.

Mereka adalah Setya Novanto, dua mantan pejabat Kementerian


Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto, pengusaha Made Oka
Masagung dan mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera Irvanto
Hendra Pambudi Cahyo (keponakan Novanto). Kemudian
pengusaha Andi Naragong, Direktur Utama PT Quadra Solution
Anang Sugiana Sudiharjo, dan mantan anggota DPR Markus Nari.
Kesimpulan dan Saran:
Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan
memberikan dampak bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat
dari tindak pidana korupsi. Tindakan pemiskinan koruptor dianggap
sebagai terobosan baru dalam menindak kasus tindak pidana korupsi.
Konsep pemiskinan koruptor dapat dijalankan dengan perampasan
aset hasil tindak pidana korupsi dan penggantian kerugian yang
ditimbulkan akibat tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor
ini dinilai mampu memberikan efek jera sekaligus sebagai bentuk
mengurangi tindak pidana korupsi
Matur Suwun
Keep Smile

Anda mungkin juga menyukai