Entomologi Forensik
Pada entomologi forensik, serangga pemakan bangkai berguna dalam pemeriksaan interval post mortem (PMI).
Pada kasus ini, jenazah sudah memasuki tahap pembusukan lanjut dengan koloni larva ada pada jaringan
dalam tubuh. Larva ini memiliki kepala yang tajam dan badan yang datar dengan rambut, larva ini diidentifikasi
sebagai larva dari famili Stratiomyidae namun spesiesnya tidak dapat diidentifikasi. Serangga yang umum
ditemukan pada studi entomologi forensik pada jenazah di Taiwan adalah Calliidae, Sarcophagidae dan
Muscidae. Namun belum pernah ada larva Stratiomyidae yang ditemukan pada jenazah sebelum pada kasus ini.
Namun serangga Stratiomyidae dewasa sudah ditemukan pada bangkai babi yang sudah terdekomposisi di Taiwan.
Serangga ini dapat digunakan sebagai cara untuk menentukan PMI minimum pada tahap pembusukan lanjut
pada jenazah manusia di Brazil dan area lainnya. Spesies yang umum (Hermetia illucens) ditemukan pada
lingkungan yang hangat, Hermetia illucens dewasa mulai bertelur pada 20-30 hari setelah kematian pada suhu 27.8
ºC, life cycle larva ini adalah hingga 55 hari. Pada kasus ini, rata-rata catatan suhu pada daerah ditemukannya
jenazah adalah 27.6 ºC. sehingga dari data ini didapatkan minimal PMI adalah lebih dari 1 bulan.
D. Analisa Odontologis dan Radiografis
E. Analisa DNA
DNA diekstraksi dari suami dan anak
dari perempuan yang hilang
F. Investigasi
Setelah penyidik menemukan identitas korban, penyidik lalu menemukan hubungan korban dengan
salah seorang tersangka laki-laki. Tersangka mengaku telah memukul kepala korban dengan
tongkat pemukul dan mencekik korban hingga meninggal. Motif dari pembunuhan ini adalah
karena konflik. Waktu pembunuhan terjadi dua bulan sebelum jenazah korban ditemukan.
DISKUSI
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini, tersangka berupaya untuk menyembunyikan identitas
korban dengan mengambil semua barang-barang milik korban agar tidak
dapat dikenali. Selain itu, wajah dan sidik jari korban juga sudah
mengalami dekomposisi, sehingga tidak memungkinkan untuk
diidentifikasi. Komparasi DNA menunjukkan hasil negatif. Oleh karena
itu, diperlukan analisis multidisipliner untuk mengidentifikasi korban.
Jenis kelamin diestimasi menggunakan metode-metode antropologi dan
analisis DNA. Analisis usia, tinggi badan, serta PMI ditentukan dalam
range, bukan angka spesifik. Meskipun demikian, hasil analisis ini dapat
mempersempit kisaran target yang mungkin atau untuk membuat
identifikasi awal.
Dalam hal ini, waktu kematian (PMI) hanyalah perkiraan kasar
berdasarkan literatur asing (Lord et al., 1994; Pujol-Luz et al.,
2008). Dapat diasumsikan bahwa spesies yang ditemui adalah
Hermetia illucens (spesies paling umum dari Famili
Stratiomyidae dalam mayat). Perkiraan PMI adalah 52 hari,
dengan asumsi ada 25 hari (rata-rata dari 20 dan 30) sebelum
Hermetia illucens bertelur dan 27 hari setelah bertelur (sekitar
setengah dari 55 hari, yang merupakan siklus hidup total larva).
Angka ini sangat mendekati nilai PMI yang sebenarnya. Ada
lebih banyak penelitian terdahulu mengenai Calliidae,
Sarcophagidae dan Muscidae, tetapi tidak cukup banyak
kasus yang menemukan Stratiomyidae di Taiwan. Ini adalah
pertama kalinya larva Stratiomyidae ditemukan dalam kasus
forensik di Taiwan. Hubungan antara mayat manusia dengan
larva Stratiomyidae perlu dikaji lebih lanjut mengenai
spesies, habitat, dan karakteristiknya. Data tersebut akan
membantu dalam estimasi PMI untuk jangka waktu yang
lama atau jenazah yang terkubur
Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa usia korban
adalah 40 tahun, yang mana masih dalam range estimasi.
Tinggi badan korban sekitar 160 cm, mendekati tinggi badan
perkiraan. Hasil ini menunjukkan bahwa estimasi usia
melalui fusi sutura kranial serta estimasi tinggi badan melalui
tulang panjang berdasarkan data Zhang (2001) cukup
reliabel.
KESIMPULAN
Pada awalnya, sidik jari dan analisis DNA dalam kasus ini tidak berfungsi
karena pembusukan mayat dan kurangnya database DNA. Kombinasi
patologi forensik, antropologi, odontologi, entomologi dan analisis paternitas
DNA di sini memberikan kontribusi penting untuk penyelidikan tubuh atau
kerangka yang sangat membusuk. Setelah mengidentifikasi korban,
tersangka menjadi sasaran. Mengingat hal ini, penyelidikan multidisiplin
forensik dianjurkan untuk menyelidiki kasus yang menantang semacam ini.