•Sederhana: kedipan mata, wajah yang meringis, • Sederhana: mendengkur, menggonggong, mengerang,
mengangkat bahu, atau hentakan kepala membersihkan kerongkongan, mengendus, berteriak, atau
bunyi lainnya.
•Kompleks: urutan gerakan yang terkoordinasi meliputi
cara berjalan yang aneh, menendang, melompat, gerakan • Kompleks: koprolalia, ekolalia, palilaia.
tubuh yang berputar, menggaruk, gestur seduktif, • Koprolalia terjadi pada <20% dan biasanya dalam bentuk
kopropraksia (gerakan cabul), dan ekopraksia (menirukan ucapan-ucapan cabul (kata-kata kotor, bahasa tidak senonoh,
gerakan orang lain) sering dengan makna berbau seksual atau skatalogis), bisa
•Dapat bersifat distonik (gerakan okulogirik, mulut yang juga berupa umpatan atau kutukan, beberapa berbau rasis,
menganga, tortikolis, dan postur tubuh) atau tonik seksist atau arti yang vulgar.
(imobilitas, melotot, dan kontraksi otot perut yang • Karakteristik dari tik: salah satu yang utama adalah adanya
berkepanjangan) firasat yang kuat (perasaan atau sensasi akan terjadi sesuatu
•Tik leher pada TS dapat berhubungan dengan cedera yang buruk atau tidak menyenangkan) yang merasa lega
termasuk herniasi diskus servikal, mielopati, dan diseksi setelah terjadinya tik, dorongan yang tidak tertahankan
sebelum tik dan kelegaan setelah tik.
arteri servikal dengan stroke.
PATOFISIOLOGI
• Onset: biasanya antara usia 2 – 15 tahun walaupun kadang baru terdiagnosis setelah usia 21 tahun
pada beberapa kasus
• Pada tahap awal tic bersifat hilang dan timbul (wax and wane)
• Pada usia 10 tahun anak memahami dorongan yang mendahului tic >>> anak bisa merasakan
ketidaknyamanan sekaligus dapat mensupresi (awareness)
• Disability/ Handicap/ resilient: Faktor yang memepengaruhi: komorbiditas, support, memiliki
kemampuan khusus (olahraga), dan atribut khusus
• Membaik dan beberapa menghilang pada vocal tic. Beberapa ada yang kontinu >> karena
stimulan, steroid androgenik, trauma emosional (Late adoslescent / early adulthood)
• Puncak keparahan biasanya pada usia antara 10-14 tahun dan perlahan membaik pada usia remaja
atau dewasa muda (15-18 tahun).
DIAGNOSIS
Transient tic disorder
• Satu atau lebih motor tic sederhana yang naik turun keparahannya. Onset biasanya usia 3-10
tahun. Laki-laki lebih berisiko
Persistent motor or vocal tic disorder
• Ditandai dengan gejala yang hilang timbul dengan tingkat keparahan yang luas
• Kebanyakan melibatkan mata, muka, kepala, leher, dan ekstremitas atas.
Tourette’s syndrome
• Gilles de la Tourette’s merupakan gangguan sejak masa kanak dimulai dengan tic motor
sederhana.
• Beberapa pasien mengalami progress rostral-caudal (kepala >> torso) biasanya tidak
• Beberapa melakukan perilaku melukai diri
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik: meliputi penilaian yang cermat dari riwayat medis, sosial, dan
keluarga untuk gangguan tik dan gangguan terkait tik lainnya.
• Klinisi perlu menilai klasifikasi dan karakteristik dari tik melalui riwayat dan juga observasi
secara langsung maupun tidak langsung (misalnya rekaman video) sebagai kunci dalam
mendiagnosis
• Asesemen juga perlu menilai derajat gangguan fungsi yang disebabkan oleh tic maupun
komorbiditasnya -> penting untuk tatalaksana
• Derajat keparahan dapat menggunakan instrumen yang sudah tervalidasi: The Yale Global Tic
Severity Scale
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tik sementara pada masa kanak yang terjadi pada 20-25% anak normal
• Neuroakantositosis
• Obat seperti kokain atau anti reseptor dopamin
• Gangguan perkembangan pervasif
• Kerusakan basal ganglia akibat trauma kepala atau stroke
• Adanya kemampuan untuk ditekan sementara dan sensasi perasaan kuat sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjai dapat membedakan dari gangguan hiperkinetik lain seperti korea,
distonia, atetosis, mioklonus, streotipik, dan diskinesia paroksismal.
KOMORBIDITAS
PRINSIP TATALAKSANA
• Mengobati
gejala yang paling menganggu termasuk tik dan kondisi komorbid seperti ADHD,
OCD, masalah perilaku, dan ganggua mood.
• Menilai derajat gangguan fungsional dan efeknya terhadap kualitas hidup
• Menentukan kondisi mana yang menyebabkan hendaya paling besar
• Indikasi untuk intervensi: jika mempengaruhi interaksi sosial, performa sekolah atau pekerjaan,
aktivitas sehari-hari, menyebabkan keluhan subjektif seperti perasaan tidak nyaman, nyeri, atau
cedera
• Tujuan utama pengobatan: mengurangi frekuensi tik dalam rangka memperbaiki fungsi dan
kualitas hidup
• Tidakada pengobatan yang benar-benar dapat menyembuhkan, jarang dapat menyebabkan tik
berhenti sepenuhnya.
NON-FARMAKOLOGI
EDUKASI & INTERVENSI BEHAVIORAL, KOGNITIF,
SUPORTIF DAN PSIKOTERAPI LAIN
• Tic biasanya bersifat kronis dan beberapa seumur
hidup. Terapi utama adalah edukasi dan intervensi
• Habit Reversal Training (Comprehensive
suportif. Farmakologi biasanya tidak selalu
Behavioral Intervention for Tics (C-BIT))
diberikan
yang memiliki efikasi dan merupakan terapi
• Edukasi mengenai penyakit, perjalanannya, dan
lini pertama untuk anak diatas usia 9 tahun
terapi
• Membuat lingkungan yang suportif: tidak mengejek • C-BIT: awareness training, self-monitoring,
atau menegur anak karena tic. >> berisiko memiliki contingency management, inconvenience
pandangan negatif terhadap guru atau orang tua review, relaksasi, dan response kompetisi
• Guru perlu belajar problem solving, beberapa cara • ACT
adalah anak diberikan break dari kelas untuk tic nya • Exposure and Response Prevention
sendiri saat ticnya berat.
• Mendorong untuk edukasi keluarga, guru, dan
teman kelas mengenai TS sehingga bisa
mentoleransi
• Mengikuti organisasi advokasi TS
FARMAKOLOGI
PROGNOSIS
• Remisi spontan pada simple atau multiple kronis sebesar 50-70% dan 30-40% pada TS
Prognosis buruk:
• Riwayat keluarga TS
• Adanya tic vocal atau kompleks
• Adanya gangguan hiperkinetik
• Gejala obsesif kompulsif
• Perilaku agresif terhadap diri atau orang lain
TERIMA KASIH