Anda di halaman 1dari 15

Benigna

Prostate
Hiperpla
sia
(BPH)
-Keperawatan Medical Bedah-
Nama Kelompok
(6) :
1. Junaedi (3021041063)
2. Iqbal Abi Munif (3021041054)
3. Nur Aisyah Rindani (3021041096)
4. Uli Nuha (3021041135)
Pengertian BPH
Benign Prostatic Hiperplasia
(BPH) adalah suatu kondisi yang
sering terjadi sebagai hasil dari
pertumbuhan dan pengendalian
hormone prostat.

BPH adalah pembesaran progresif


dari kelenjar prostat (secara umum
pada pria lebih tua dari 50 thn)
menyebabkan berbagai derajat
obstruksi uretral dan pembatasan
Etiologi
Penyebab Hiperplasia Prostat belum diketahui
dengan pasti, ada beberapa pendapat dan
fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses
yang rumit dari androgen dan estrogen.
Patofisiolo
gi Pertama kali BPH terjadi salah
satunya karena faktor
bertambahnya usia, dimana terjadi
perubahan keseimbangan
testosterone, estrogen, karena
produksi testosterone menurun,
produksi estrogen meningkat dan
terjadi konversi testosterone
menjadi estrogen pada jaringan
Manifestasi Klinis

Pasien BPH dapat menunjukkan berbagai macam tanda dan gejala. Gejala
BPH berganti-ganti dari waktu kewaktu dan mungkin dapat semakin parah,
menjadi stabil, atau semakin buruk secara spontan.
Berbagai tanda dan gejala dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: Obstruktif
dan Iritatif
 woc
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn.T dengan diagnosa Benign Prostatic Hiperplasia (BPH)
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn “T”
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Alamat : Desa Tegal Kunir Kidul Kec. Mauk
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 10 Juli 2014
Tanggal pengkajian : 14 Juli 2014
Diagnosa medis : Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH)
• Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Hub. dengan klien : Istri
Alamat : Desa Tegal Kunir Kidul Kec.
Mauk
Sumber biaya klien : BPJS Kesehatan
2. Riwayat Penyakit

• Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama : klien mengatakan nyeri pada luka operasi.

b. Keluhan yang menyertai : Klien mengatakan rasa pusing, sering terbangun karena rasa nyeri.

c. Riwayat keluhan utama :

- Provocative : penyebab nyeri adalah adanya luka operasi

- Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.


01
- Regional : nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, sekitar luka operasi.

- Severty : skala nyeri 7 (nyeri berat) dari interval 1-10.

- Timing : nyeri dirasakan hilang timbul.

• Riwayat Kesehatan Keluarga

0 04 05
Klien mnegatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengannya, klien
dan keluarga mengatakan tidak ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, klien
dan keluarga mengatakan tidak ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit infeksi, dan
keluarga klien mengatakan akibat anggota keluarga meninggal yaitu faktor usia.
B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. • Data subjektif : Tindakan Nyeri Akut
pembedahan (post
1. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi.
Op.)
2. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
 
ditusuk-tusuk dan hilang timbul.
  
3. Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan 7
 
(nyeri berat).
Luka insisi bedah
• Data Objektif : Terputusnya

1. Tampak meringis  

2. Tampak luka operasi pada perut bagian bawah   

ukuran 5 cm Kontinuitas
jaringan Nyeri akut 
3. Tampak tirah baring

4. Tanda-tanda vital : TD : 120/90 mmHg, N : 90

kali/menit, S : 37,5 0C, RR : 20 kali/menit


B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
2. Faktor risiko :
Risiko infeksi
1. Tampak tirah baring Prosedur
pembedahan (TURP)
2. Terpasang kateter urine.

3. Pada urine bag tampak kemerahan dan


tidak pekat.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter, adanya tindakan pembedahan.
2. Risiko perdarahan dibuktikan dengan prosedur pembedahan (TURP).
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan inspirasi/ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot Setelah dilakukan Identifikasi lokasi,


spincter, adanya tindakan pembedahan tindakan keperawatan karekteristik, durasi,
3x 24jam nyeri dapat frekuensi, kualitas,
teratasi intensitas nyeri.
2. Risiko perdarahan dibuktikan dengan Setelah Periksa adanya
prosedur pembedahan (TURP) dilakukan darah pada urin,
tindakan jika perlu
keperawatan 3x
24jam risiko
pendarahan dapat
teratasi
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan Setelah dilakukan Monitor pola nafas
inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan tindakan keperawatan
ventilasi adekuat 3x 24jam gangguan pola
napas dapat teratasi
Kesimpulan
Prostat merupakan sebuah kelenjar fibromuskular
yang mengelilingi urethra pars prostatica. Semakin tua
laki-laki tersebut, memiliki potensi untuk terkena
pembesaran prostat atau benigna prostate
hiperplasia (BPH). Pembesaran akan menyebabkan
komplikasi refluks, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal
dan pionefrosis pilonefritis. Biasanya penanganan pasti
pada BPH adalah pembedahan dengan cara TURP, TUIP
dan prostatektomi terbuka.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai