Anda di halaman 1dari 30

CAIRAN OTAK

(LIQUOR CEREBROSPINALIS)

Dosen Pengampu :
Dr. Agus Alim Abdullah, SpPk (K)
Dr. Herman, S.Pd., M.Kes
KELOMPOK 9
KELAS A

1 NUR FAIKA RAMDANI (PO714203211026)

2 PUTRI AYU LESTARI (PO714203211027)

3 RACHMA ADELIA PUTRI (PO714203211028)

4 SILVA MONICA (PO714203211030)


KELOMPOK 9
KELAS B

1 NURUL AZIZA FADILLA (PO714203211059)

2 NURUL ISRA (PO714203211060)

3 NURUL SHABRINA CHAERUNNISA (PO714203211061)

4 QOIDHA ROFIAH (PO714203211062)


INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

DEFINISI
1
CAIRAN OTAK

Cairan otak adalah cairan jernih, tak berwarna yang 70% di buat oleh plexsus
2 choroideus di dalam ruang atau ventrikal otak melalui transport aktif dan
ultrafiltrasi, sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikal
dan rongga sub arachnoid serta sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
shocks/guncangan dan menyokong venous sinuses

3
INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

Cerbrospinal fluid dihasilkan dari pembuluh darah arteri


1 pada plexus choroid di ventrikellateralis dan ventrikel IV

Spesimen Serebrospinal
dengan melalui kombinasi proses diffusi, pinocytosis dan
transfer aktif. Sejumlah kecil juga dihasilkan oleh sel
ependymal. Plexus choroid berisi tumpukan kapiler dengan
lapisan-lapisan endotel yang tipis. Kemudian dibungkus oleh
sel-sel ependymal yang berubah menjadi bulbous microvilli.
2

Cairan serebrospinal dibentuk dari


kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari
epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari
plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K,
3 bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil
dan konsentrasi Mg dan klorida yang lebih
tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah.
INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

FUNGSI
1
CAIRAN OTAK
Pelindung mekanik Media nutrisi system
terhadap trauma saraf pusat (SSP)
eksternal

2 1 3

2 4
Saluran ekskretorik
Pengatur volume
3 intracranial
untuk metabolit
jaringan saraf
INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

TUJUAN
1 PENGAMBILAN CAIRAN OTAK

Pengambilan cairan otak dilakukan dengan maksud diagnostik


2
atau untuk melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil
pemeriksaan dapat memberi petunjuk ke arah suatu penyakit
susunan saraf pusat, baik yang medadak maupun yang menahun
dan berguna pula setelah terjadi trauma
3
INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

ANATOMI DAN FISIOLOGI


1
Meningeal
 Pia mater yang menyelipkan dirinya ke
dalam celah yang ada pada otak dan sumsum
tulang belakang.
 Arachnoid merupakan selaput halus yang
memisahkan pia meter dari dura meter.
2  Dura mater yang padat dan keras, terdiri
atas dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi
tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu
dengan lapisan luar.
Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak
terdapat jaringan ikat yang mengandung
3 kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu
ruangan disebut ruang epidural
INDIKASI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

ANATOMI DAN FISIOLOGI


1
Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam dura meter dan arachnoid
yang mengandung sedikit cairan, mengisi suatu
ruang disebut ruang subdural.

Sistem Ventrikuler
2 Sistem ventrikuler terdiri atas beberapa rongga
dalam otak yang berhubungan satu sama lain. Ke
dalam rongga itulah plexsus koroid menyalurkan
cairan cerebrospinal. Plexsus koroid dibentuk
jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat
halus dan ditutup dengan pia meter yang
membelok ke dalam ventrikal dan menyalurkan
3 cairan cerebrospinal.
INDIKSI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

INDIKSI PUNKSI
1 CAIRAN OTAK

 Diagnostik
 Gejala iritasi meningeal (meningitis, poliomyelitis, perdarahan intracranial)
 Gejala fokal dari kelainan SSP (Parese, paralisis, spasm, reflek abnormal, gangguan
2 sensoris)
 Tanda kenaikan TIK (sakit kepala hebat, muntah, proyektil, konvusi, koma,
hemiplegi)
 Radiologik (encephalography, ventriculography)
 Gejala spinal (paraplegi spastik, palsy tungkai)
 Therapeutik
 Pemberian antibiotik
3  Anesthesi spinal
INDIKSI DAN
ANATOMI DAN
DEFINISI FUNGSI TUJUAN KONTRAINDIKA
FISIOLOGI
SI

KONTRAINDIKASI
1 CAIRAN OTAK

 Tidak terdapat kontraindikasi absolut


 Harus berhati-hati pada keadaan :
2  Tumor otak, terutama di daerah cerebellum atau ventrikel ketiga
 Perdarahan intracranial yang baru terjadi, dapat mengganggu proses pembekuan
 Penyakit jantung berat
 Jangan dilakukan pada waktu konvulsi

3
PERSIAPAN PENGAMBILAN PENANGANAN
PASIEN SAMPEL SPESIMEN

PERSIAPAN PASIEN
1

Periksa gula darah 15-30 menit


Buat rasa nyaman pasien dengan
sebelum dilakukan LP dan periksa
membangun komunikasi agar pasien
tanda vital secara berlanjut dalam
bisa rileks
2 beberapa jam

Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila


Pasien dianjurkan untuk menarik
perlu diminta persetujuan
napas dalam secara perlahan melalui
pasien/keluarga terutama pada LP
mulutnya
3 dengan resiko tinggi
PERSIAPAN PENGAMBILAN PENANGANAN
PASIEN SAMPEL SPESIMEN

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL


1 CAIRAN OTAK
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi
tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di Tarik ke
arah dahi).
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4
dan L5 yaitu dengan menentukan garis potong
sumbu kraniospinal (kolumna verterbralis) dan
2 garis antara kedua spina ishiadika anterior
superior (SIAS) kiri dan kanan. Pungsi dapat
pula dilakukan antara L4 dan L5 atau antara L2
dan L3 namun tidak boleh pada bayi.
3. Lakukan tindakan antiseptik pada kulit sekitar
daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan
povidone iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan
tutup dengan duk steril dimana daerah pungsi
3 lumbal dibiarkan terbuka.
PERSIAPAN PENGAMBILAN PENANGANAN
PASIEN SAMPEL SPESIMEN

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL


1 CAIRAN OTAK
3. Tusukkan jarum spinal/stylet pada tempat yang
telah di tentukan. Masukkan jarum perlahan-
lahan menyusur tulang vertebrae sebelah
proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas
sampai menembus dura mater. Jarak antara
kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap
2 anak tergantung umur dan keadaan gizi.
Umumnya 1,5-2,5 cm pada bayi dan meningkat
menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada
remaja jaraknya 6-8 cm.
4. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan
keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang
lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum
mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk
3 pemeriksaan.
5. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan
plester.
PERSIAPAN PENGAMBILAN PENANGANAN
PASIEN SAMPEL SPESIMEN

PENANGANAN SPESIMEN
1 CAIRAN OTAK
PELABELAN SPESIMEN PENAMPUNGAN SPESIMEN
Syarat-syarat wadah penampungan yang baik:  Apabila yang dikehendaki pemeriksaan-
 Bersih, kering pemeriksaan tanpa bakteriologi. Siapakan
 Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia setidak-tidaknya 3 tabung untuk menampung
 Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat- cairan otak.
2 zat dalam spesimen
 Sekali pakai buang (disposable)
 Sediakan juga tabung yang berisi sejumlah
kecil larutan natrium citrate 20%: tabung ini
 Steril (terutama untuk kultur kuman) dipergunakan jika diperkirakan bahwa cairan
 Tidak retak/pecah otak itu akan membeku, yaitu kalau cairan otak
 Ukuran sesuai dengan volume specimen keruh, xanthochrom atau bercampur darah.
Pelabelan pada wadah harus memuat  Jika menghendaki pemeriksaan bakteriologis,
beberapa informasi penting yaitu: tabung ketiga harus tabung steril yang isisnya
 Nama pasien kemudian dipakai untuk bakterioskopi atau
 Tanggal lahir pasien untuk pembiakan. Laboratorium dapat
3  No. MR
 No. Registrasi laboratorium
menyediakan tabung yang telah berisi sesuatu
medium biakan khusus jikalau dikehendaki.
 Tanggal pemeriksaan spesimen
PERSIAPAN PENGAMBILAN PENANGANAN
PASIEN SAMPEL SPESIMEN

PENANGANAN SPESIMEN
1 CAIRAN OTAK
STABILITAS PENYIMPANAN
 Penyimpanan spesimen dilakukan jika
Spesimen LCS hanya bias berada di laboratorium pmeriksaan di tunda spesimen akan dikirim ke
dalam waktu kurang dari 1 jam setelah laboratorium lain.
 Memberi bahan pengawet pada spesimen
pengambilan, jika tidak memungkinkan dapat (natrium citrat 20%).
2 disimpan dalam lemari es atau media transport
 Sebelum spesimen di kirim untuk kultur,
simpanlah CSF di dalam inkubator pada 37
(dalam beberapa jam saja). Pengiriman spesimen derajat celcius jangan menyimpannya dalam
kulkas.
harus cepat menggunakan cooling box dengan Hal-hal yang harus diperhatikan:
suhu 2-8 derajat celcius.  Jangan menunda-nunda pemeriksaan karena
berbagai sel dan tripanosoma cepat lisis dan
glukosa juga cepat rusak.
 CSF dapat mengandung organisme virulen.
3 Gunakan pipet dengan sumbat kapas yang tidak
menyerap cairan, atau pakailah pengisap karet
untuk menarik cairan dalam pipet. Jangan pernah
memipet CSF dengan mulut.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
1 CAIRAN OTAK

Pemeriksaan cairan otak ada 4 jenis pemeriksaan yaitu :


1. Pemeriksaan Makroskopis

2 2. Pemeriksaan Mikroskopis
3. Pemeriksaan Kimiawi
4. Pemeriksaan Mikrobiologi
5. Pemeriksaan Serologi

3
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS
1
WARNA
 Normal : jernih
 Abnormal
Merah = Tauma punksi, perdarahan, subarachnoid
Coklat = perdarahan lama
Kuning = perdarahan lama/icterus
2 Abu-abu = ditemukan dalam leukosit dalam jumlah besar
KEKERUHAN
 Agak keruh = bila terdapat >200 sel/μl
 keruh = meningitis tuberkulosa
 Sangat keruh = meningitis bacterial
BEKUAN pH
3  Bekuan normal
 Bekuan halus
= negative
= meningitis tuberkulosa
 Normal = sedikit alkalis (7,3)
 Berat jenis normal = 1.003-1.008
 Bekuan selaput = radang kronik
 Bekuan kasar = meningitis purulenta
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
1
1. Menghitung Jumlah sel
Metode : bilik hitung
Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan turk pekat akan ada sel leukosit dan sel
lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hiung di bawah mikroskop
2 Tujuan : untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
Alat dan Bahan :
Alat : Bahan :
• Mikroskop • Larutan Turk
• Haemocytometer (Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial
• Tissue 10 mL dan aquadest 90 mL).
• LCS

3
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
1
Cara Kerja
 Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat.
 Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
2  Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
 Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak
leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Interpretasi Hasil
 Jumlah sel meningkat (10-200/uL) terjadi pada poliomielitis, ensefalitis atau neurosifilis.
3  Pada meningitis supuratif akut terjadi peningkatan jumlah sel.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
1
2. Menghitung Jenis Sel
Metode : Giemsa Stain
Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam
cairan LCS
Alat dan Bahan :
2 Alat :
- Objek Gelas
- Kaca Penghapus
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
- Timer
Bahan :
- Metanol absolut
3 - Giemsa
- LCS
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
1
Cara Kerja      :    
1.    Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
2.    Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
3.    Supernatant dibuang dan endapan diambil.
2
4.    Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
5.    Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
6.    Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
7.    Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
 Nilai Normal : 60 – 70% MN
3  Interpretasi : MN meningkat pada infeksi kronik (meningitis tuberkulosa) dan virus.
 Peningkatan sel PMN terjadi pada infeksi bakteri
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN KIMIA
1 CAIRAN OTAK

1. Protein Kualitatif
Normal : Negatif
Abnormal : positif
Uji protein kualitatif dapat menggunakan metode sebagai berikut :
2 -NONNE : cincin putih  (+)
-PANDY : kekeruhan  (+)
2. Protein Kuantitatif
Normal : 15 – 40 mg/dL
Peningkatan ringan  inflamasi ringan atau tumor
Sangat meningkat  meningitis bakteri dan tuberkulosa
3. Glukosa Kuantitatif
3 Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN KIMIA
1 CAIRAN OTAK

A. METODE NONE APELT


Tujuan : Mengetahui adanya kandungan
globulin di cairan serebrospinal Interpretasi Hasil :
Prinsip : Globulin mengendap dalam larutan ½ Negatif (-) : Tidak ada cincin
2 jenuh ammonium sulfat
putih
Sampel : Cairan serebrospinal Positif (+) : Cincin yang
Alat dan Reagensia terbentuk menghilang
Alat : Tabung reaksi kecil dan Pipet pasteur
Reagensia : Reagen None Apelt
setelah dikocok
Cara Kerja : Positif (++) : Setelah dikocok
1. Memipet reagen kedalam tabung reaksi kecil lalu terjadi opalesent
dengan hati-hati pipetkan 0,5 ml cairan otak hingga
terbentuk dua lapisan.
Positif (+++) : Membentuk
3 2. Tangguhkan selama 3 menit kemudian lihat apakah awan setelah dikocok
terbentuk cincin putih. .
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN KIMIA
1 CAIRAN OTAK

B. METODE PANDY
Tujuan : Mengetahui adanya kandungan
globulin dan albumin di cairan
serebrospinal Interpretasi Hasil :
2 Prinsip : Reagen Pandy memberikan reaksi
terhadap protein dalam bentuk kekeruhan.
+ : Opalesent (keruh ringan
seperti kabut)
Sampel : Cairan serebrospinal
Alat dan Reagensia
++ : Keruh
Alat : Tabung reaksi dan Pipet pasteur +++ : Sangat keruh
Reagensia : Reagen Pandy ++++ : Kekeruhan seperti
1. Cara KerjaMasukkan 1 mL reagen Pandy dalam susu
tabung reaksi
2. Tambahkan 1 tetes LCS
3 3. Lihat segera ada tidaknya kekeruhan
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN FISIK
1 CAIRAN OTAK

Tekanan dalam cairan otak


Jarum punksi sudah masuk ke can. Cerebrospinalis, hub. Pangkal dengan manometer,
catat segera tekanan yang terbaca.
Normal : 100-200 mm H2O (dewasa) atau
2 7-15 mm Hg (dewasa)
50-100 mm H2O (anak)
Abnormal : <50 mm H2O atau >250 mm H2O
Meningkat :
 Keradangan meningeal
 Tumor/abses/edem otak
 Perdarahan intracranial
 Sumbatan can. Cerebeospinalis (di bawah punksi)
 Hidrocephalus
 Cerebral syphilis, epilepsi
3 Menurun:
 Shock, dehidrasi
 Sumbatan can. Cerebrospinalis (di atas punksi)
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN FISIK
1 CAIRAN OTAK
 Appearance
 Normal : jernih seperti kristal
 Jernih : meningismus, hydrocephalus, uremia, meningitis Tb, poliomyelitis, cerebral
syphilis

2  Warna/ keruh : darah, pus, bilirubin, bakteri


 Tampung cairan di tiga tabung:
• Perdarahan karena trauma waktu punksi : darah hanya di tab I, Tab. II dan III
lebih jernih; Sentrifugasi, terbentuk supernatan yang jernih; mikroskopis,
tampak eritrosit yang normal.
• Perdarahan patologis : Ketiga tab. sama warnanya; Sentrifugasi, terbentuk
supernatan kekuningan; mikroskopis, tampak eritrosit yang krenasi.
 Xanthochrome (kekuningan karena bilirubin), karena perdarahan yang sudah lama
terjadi, meningitis Tb, coccus, jaundice, bayi prematur, ikterus neonatorum.
3  Keruh :lekosit yang banyak, meningitis pyogenik, abses otak
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN SEROLOGI


1 CAIRAN OTAK
 MIKROBIOLOGI
 Pewarnaan Gram
 Pewarnaan BTA
 Biakan/kultur
2  Mikroorganisme dlm lcs akan tampak pada sediaan bila jmlnya
mencapai 155/mL.

 SEROLOGI
 Pada dugaan meningitis syphilitica dapat dilakukan tes VDRL

3
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KIMIA LAINNYA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL


1 PEMERIKSAAN

• Pendinginan dapat mempengaruhi temuan kultur.


• Pungsi spinal yang menimbulkan cedera dapat menyebabkan darah berada di

2 dalam spesimen cairan, hal ini dapat menimbulkan perkiraan yang keliru saat
menghubungkannya dengan masalah klinis.
• Obat tertentu dapat menyebabkan peningkatan kadar protein CSS keliru .
• Cairan IV yang mengandung klorida dapat menyebabkan penetapan kadar klorida
CSS yang tidak valid.
• Hiperglemikia dapat meningkatkan kadar glukosa CSS.
3
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai