Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR DAN

SINTESIS HEMOGLOBIN
Dosen Pengampu :
Zulfikar Ali Hasan, S.ST., M.Kes

RESUME HEMATOLOGI I

NURUL SHABRINA CHAERUNNISA


STRUKTUR DAN
SINTESIS HEMOGLOBIN

DEFINISI
HEMOGLOBIN

Hemoglobin merupakan komponen


penting dalam sel darah merah yang
dibentuk dari heme dan globin.
Setiap molekul hemoglobin:
4 kandungan heme yang identik dan
terikat pada 4 rantai globin

Keempat rantai globin ini terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai lagi berlainan, sesuai
dengan jenis hemoglobin yaitu rantai beta untuk HbA, rantai delta untuk HbA2 dan
rantai gamma untuk HbF
STRUKTUR
HEMOGLOBIN

Molekul Hb tersusun atas:


Tetramer globin
4 cincin pirol (protoporfirin
IX/heme)
Atom Fe2+ di tengahnya mengikat O2
~ 1 molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2

STRUKTUR HEME
Heme :
Gugus prostetik Hb
Cincin protoporfirin dengan molekul besi di
tengah
Cincin Porfirin à Protoporfirin IX, terdiri atas:
1 gugus karbon
Atom hidrogen
Atom nitrogen
Cincin tetrapirol dengan ion ferro (Fe2+) di
tengah cincin

STRUKTUR GLOBIN
Setiap molekul Ion Fe2+ (ferro) 6
pasang elektron Protein globular
4 pasang berikatan dengan 2 tipe rantai globin yang berbeda
atom nitrogen Alpha-like lengan pendek
kromosom 16 141 AA
Satu pasang e- berikatan
- alpha [α]
dengan histidin rantai globin - zeta [ζ]
Satu pasang e- berikatan Non-alfa kromosom 11 146 AA
dengan molekul oksigen - epsilon [ϵ]
~4 heme 4 molekul oksigen per - beta [β]
- delta [δ]
Hb - gamma [γ])
FUNGSI
HEMOGLOBIN

Fungsi utama hemoglobin adalah untuk mengangkut O2 dari paru-paru ke


seluruh jaringan perifer dan mengangkut CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk
diembuskan keluar. Selain itu hemoglobin merupakan pigmen yang memberikan
warna pada darah

JENIS-JENIS
HEMOGLOBIN

Jenis hemoglobin normal yang ditemukan pada manusia adalah hemoglobin


A (HbA) yang kadarnya diperkirakan mencapai 98% dari seluruh hemoglobin,
selebihnya adalah HbF (terdapat pada janin dan bayi baru
lahir), dan HbA2 (2%). Yang membedakan jenis hemoglobin adalah rantsi
polipeptidanya yang terdiri atas susunan asam amino yang berlainan, dan
pembentukannya diatur oleh gen masing – masing

HEMOGLOBIN
EMBRIONAL

HbE merupakan Hb primitive yang dibentuk oleh eritrosit


imatur didalam yolk sac. Selama masa gestasi 2 minggu
pertama, eritroblas dalam yolk sac membentuk rantai
globin-epsilon (Ɛ) dan zeta (ζ) yang akan membentuk
hemoglobin Gower-1 (ζ2Ɛ2). Selanjutnya mulai sintesis
rantai α mengganti rantai ζ , rantai ᵞ mengganti rantai Ɛ
di yolk sac, yang akan membentuk Gower2 (α2Ɛ2) dan Hb-
Portland (ζ 2ᵞ2).
Hemoglobin yang terutama ditemukan pada masa gestasi 4-8 minggu (embrional) adalah
Hb Gower-1 dan Gower-2 yaitu kira-kira 75% dan merupakan hemoglobin yang disintesis
di yolk sac, tetapi akan menghilang pada masa gestasi 3 bulan
HEMOGLOBIN
FETAL

HbF terdapat pada janin dan bayi baru lahir. Hemoglobin


jenis ini memiliki 2 rantai α dan dua rantai ᵞ. Migrasi
pluripoten stem sel dari yolk sac ke hepar, diikuti dengan
sintesis hemoglobin fetal dan awal dari sintesis rantai β.
HbF (α2ᵞ2) sudah mulai disintesis di hepar sejak usia
gestasi 5 minggu dan akan tetap ada hingga beberapa
bulan setelah bayi lahir. Pada saat bayi lahir kadar HbF
masih terdapat sekitar 60 – 80%, dan secara perlahan
akan mulai tergantikan oleh hemoglobin dewasa (HbA)

HEMOGLOBIN
ADULT

HbA memiliki kadar yang mencapai 95 – 98% dari seluruh


hemoglobin. Hemoglobin A (HbA) tersusun atas 2 rantai α
dan 2 rantai β (α2β2) . HbA merupakan jenis hemoglobin
yang utama, tetapi masih terdapat pula Sebagian kecil
HbA2 (2-3%) yang tersusun dari 2 rantai α serta 2 rantai δ
(α2δ2) dan mulai muncul pada akhir masa janin hingga
memasuki masa kanak-kanak

HEMOGLOBIN
A2
Hemoglobin A2 adalah varian normal hemoglobin A yang terdiri dari dua alfa dan
du rantai delta (α2δ2) dan ditemukan pada tingkat rendah pada manusia normal
darah. Hemoglobin A2 dapat ditingkatkan di beta thalasemia atau pada orang
yang heterozigot untuk gen beta thalasemia. HbA2 ada dalam jumlah kecil
disemua manusia dewasa (1,5-3,1%) dari semua molekul hemoglobin) dan mendekati
normal pada orang dengan penyakit sel sabit
SINTESIS
HEMOGLOBIN

Sintesis Hb pada sel eritropoietik

Pronormoblast Basophilic Polychromatophilic Ortochromic Eritrosit Polikrom


(rubriblast) normoblast normoblast normoblast (Retikulosit)
sintesis rantai (prorubrisit) (rubrisit) (metarubrisit) 20-25% pembentukan
globulin dimulai sintesis Hb mulai sintesis Hb mulai 75-80% dari Hb sel Hb pada retikulosit
terdeteksi terdeteksi dibentuk sebelum menggunakan
ekstrusi dari nukleus sisa/residu RNA dan
mitokondria

SKEMA SINTESIS
HEMOGLOBIN

Sintesis heme: mitokondria


Succinyl CoA
Glysin
B6
Fe2+
Sintesis rantai globin:
ribosom
Asam amino
Perakitan: sitoplasma
SINTESIS HEME

Mekanisme sintesis hemoglobin


diawali dengan terbentuknya
kondensasi antara suksinil Ko-A
dan glisin untuk membentuk asam
aminilevulinat (ALA) yang
dikatalisis oleh enzim mitokondria
aminolevulinat sintase, kemudian
meninggalkan mitokondria secara
difusi pasif dan masuk ke dalam.
Keberadaannya dalam intisari, 2 molekul asam aminolevulinat bersatu membentuk
porfobilinogen dengan enzim aminolevulinat dehidrase. Enzim aminolevulinat
dehidrase (ALAD) ini menentukan berlanjutnya biosintesis heme karena apabila kinerja
enzim ini terhambat (mengalami oksidasi pada gugus SH) maka biosintesis akan
terhenti dan tidak dapat dilanjutkan lagi. Mekanisme selanjutnya adalah 4 molekul
porfobilinogen mengalami kondensasi membentuk uroporfirinogen yang dikatalisis
oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase menjadi koproporfirinogen III, lalu
membentuk protoporfirinogen III. Protoporfirinogen III dioksidasi oleh enzim
protoporfirinogen oksidase menghasilkan protoporfirin III. Oksidasi ini
menghasilkan kualitas rangkap terkonjugasi yang merupakan ciri khas porfirin.
Uroporfirinogen tipe I , III , dan koproporfirinogen juga dapat dioksidasi oleh
porfirin. Tahap selanjutnya adalah terjadinya penyisipan ion Fe (dalam bentuk ferro)
ke dalam cincin porfirin dari protoporfirin. Proses tersebut dikatalisis oleh enzim
ferokelatase untuk menghasilkan heme. Proses ini terjadi di mitokondria. Setelah
molekul heme terbentuk maka heme akan keluar dari mitokondria menuju sitosol
untuk bergabung dengan rantai globin.
SINTESIS GLOBIN

Biosintesis globin dimulai dari DNA yang berada di dalam sel induk penghasil
eritrosit (retikulosit). Bagian DNA yang menyimpan informasi untuk
pembentukan globin tersebut adalah gen globin. Gen-gen yang mengkode rantai
alfa globin berada pada kromosom 16 sedangkan gen-gen yang mengkode rantai
non - alfa globin berada pada kromosom 11. Pada awal proses, gen globin akan
diterjemahkan menjadi suatu untaian molekul yang disebut mRNA dalam proses
transkripsi. Proses tersebut terjadi di dalam nukleus sel retikulosit. Selanjutnya,
mRNA akan keluar dari nukleus menuju sitoplasma dan akan diterima oleh
ribosom. Ribosom ini akan memproses kode informasi yang dibawa oleh mRNA
untuk proses penggabungan bahan-bahan yang membuat globin (proses
translasi). Globin yang dihasilkan oleh ribosom masih belum sempurna dan akan
dikirim ke badan golgi. Di badan golgi ini, globin mengalami proses
penyempurnaan hingga membentuk globin yang utuh.

PENGGABUNGAN
HEME DAN GLOBIN

Rantai globin digabungkan oleh ribosom sitoplasmik. Hasil akhirnya adalah


molekul globin yang tetramer yaitu dua rantai alfa globin dan dua rantai non-alfa
globin. Penggabungan molekul hemoglobin ini berlaku di sitoplasma sel. Dua
rantai globin yang berbeda (masing-masing dengan molekul heme individu)
bergabung untuk membentuk hemoglobin. dari dua rantai alfa dan dua rantai
non-alfa menghasilkan molekul hemoglobin lengkap (total empat rantai per
molekul). Kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma bentuk "janin"
hemoglobin, disebut "hemoglobin F". Hal ini hanya berlaku ketika individu masih
mengalami fase janin. Kombinasi dari dua rantai alfa dan rantai beta bentuk
"hemoglobin", juga " hemoglobin A" kejadian tersebut berlangsung ketika
suatu individu sudah terlahir.
pasangan dari satu rantai alfa dan satu non-alfa rantai menghasilkan dimer
hemoglobin (dua rantai). Dimer hemoglobin tidak efisien memberikan oksigen,
namun. Dua dimer bergabung untuk membentuk hemoglobin tetramer, yang
merupakan bentuk hemoglobin fungsional. Karakteristik biofisik kompleks
tetramer hemoglobin memungkinkan kontrol serapan oksigen di paru - paru dan
meriliskan oksegen di jaringan yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan. Jadi, masing-masing rantai globin akan berikatan dengan molekul
heme yang saya mengandung atom besi. Sehingga dalam satu molekul tetramer
hemoglobin (terdiri dari 4 rantai globin yang masing-masing berikatan dengan
heme) memiliki kemampuan mengikat 4 oksigen.

DERIVAT
HEMOGLOBIN

Definisi Derivat Hemoglobin


Derivat turunan atau beberapa jenis hemoglobin berdasarkan ciri
molekul atau susunan komponen didalamnya. Tiap derivat memiliki
sifat dan karakter tertentu

OKSIHEMOGLOBIN DEOKSIHEMOGLOBIN

Oksigen yang terikat pada Hemoglobin yang tidak sedang


hemoglobin, hemoglobin dapat berikatan dengan oksigen
membentuk oksihemoglobin (Hbo2)
karena adanya afinitas terhadap O2 itu
sendiri. Melalui fungsi ini O2 dapat di
transpor dari paru-paru ke jaringan
KARBOKSI-
HEMOGLOBIN
Hb memiliki kemampuan untuk mengikat CO, sama halnya dengan O₂ tetapi dengan
afinitas yang berbeda. Ikatan Hb dan CO diketahui 210x lebih kuat dibandingkan
dengan yang terdapat HbO₂ sehingga peningkatannya yang drastis dapat
menimbulkan kondisi hipoksia yang membahayakan jiwa. berbahaya , bukan berarti
tubuh kita tidak memiliki HbCO sama sekali. Sebanyak 1-3 % HbCO beredar di tubuh
manusia dan dapat meningkat hingga 5% pada seseorang yang merokok. Penguraian
HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja eritrosit dalam membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini dapat berakibat serius, bahkan fatal,
karena dapat menyebabkan keracunan serta gangguan metabolisme otot dan fungsi
enzim intraseluler.

SULFHEMOGLOBIN METHEMOGLOBIN

Hasil reaksi antara hemoglobin dan Methemoglobin Methemoglobin


hidrogen sulfida, sulfhemoglobin adalah jenis hemoglobin yang tidak
tidak dapat berikatan dengan O₂, mengandung unsur ferro (Fe²+),
tetapi dapat berikatan dengan CO₂ melainkan unsur ferri (Fe²+). Hal ini
dan membentuk karboksi- mengakibatkan ketidakmampuan Hb
sulfhemoglobin. Kadar berikatan dengan O₂.
sulfhemoglobin normal dalam darah Methemoglobin muncul akibat defek
kurang dari 1% dan apabila terjadi metabolik ataupun kelainan genetik.
peningkatan dapat menimbulkan Normalnya terdapat sekitar 2%
asidosis yang asimtomatik. methemoglobin dalam tubuh. Pada
kadar dalam tubuh masih dapat
METODE
PEMERIKSAAN HB menoleransi sehingga tidak muncul
keadaan patologis. Saat kadarnya
Metode Tallquist - POCT - Metode Sahli meningkat hingga 10%, akan muncul
Cyanmethemoglobin - Metode CuSo4 sianosis, dan apabila mencapai 60%
Elektroforesa Hb dapat terjadi keadaan hipoksia.
Thank You

SCAN QR CODE
HERE

Anda mungkin juga menyukai