PO.71.4.203.21.1.061
KELAS B
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
tikus sawah (Rattus argentiventer)”. Shalawat serta salam kami sampaikan hanya
Tujuan penulis membuat proposal penelitian ini untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah Toksikologi
sekali proses, hambatan, rintangan dan segala hal dapat penulis melalui berkat
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak
sehingga penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas tidak sempurnaan dari proposal usaha yang penulis buat. Dan
selaku penulis sangat mengharapkan sekali adanya kritik dan saran yang
ii
Semoga dengan dibuatnya proposal usaha ini, penulis berharap semua orang
khususnya yang membaca proposal ini dapat berwirausaha dengan modal semangat
dan keyakinan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 4
iv
1. Taksonomi Tanaman Bintaro ........................................................ 24
G. Hipotesis.............................................................................................. 37
C. Bahan Penelitian.................................................................................. 38
D. Instrumen Penelitian............................................................................ 38
E. Prosedur Penelitian.............................................................................. 38
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4. (A) Batang, (B) Daun, (C) Buah, (D) Bunga Bintaro (Cerbera
manghas) ........................................................................................... 28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini terkenal dengan kandungan racun yang tinggi, dimana racun dari tanaman
bintaro ini sudah digunakan untuk berbagai kegunaan sejak awal abad ke-15.
Kandungan racun pada tanaman bintaro terdapat pada semua bagian tanaman
tinggi.
penghias kota, tanaman obat, pestisida nabati, bahan kerajinan bunga kering.
cerberin yang dapat menghambat kerja otot jantung. Bahkan, tikus tidak berani
mendekati buah bintaro setelah mencium bau dari buah bintaro. Secara alami
daun dan buahnya yang matang akan jatuh dari pohonnya yang menyebabkan
pemandangan jalan tidak bersih dan tidak enak dipandang, dan oleh petugas
untuk memanfaatkannya.
dimanfaatkan sebagai pengusir hama tikus. Selama ini, penanganan hama tikus
1
dilakukan dengan menggunakan rodentisida yang dijual secara komersial.
bahan dasar anti koagulan, cara-cara alternatif dalam mengendalikan hama tikus
Kandungan racun senyawa kardiak glikosida yang terkandung dalam biji buah
Padi merupakan salah satu komoditas pertanian yang hingga saat ini
produktivitas padi terdapat kendala yang sering kali dihadapi oleh petani dalam
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain harga yang mahal, pestisida
sintesis atau kimia juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan
manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain, hama
2
terbunuhnya predator alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
dan kecelakaan operasi bagi pengguna pestisida kimia yang dapat menyebabkan
dengan pestisida kimia, pestisida organik akan lebih aman dan menguntungkan
Tikus sawah merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang
hasil panen. Pusdatin Pertanian (2018) mencatat bahwa tikus sawah adalah
hama utama tanaman padi dengan tingkat serangan puso tertinggi. Luas
antaranya mengalami puso. Kondisi tersebut tentu sangat merugikan bagi petani
karena besarnya kerusakan dan kehilangan hasil yang ditimbulkan. Hal ini
bahkan menjadi ancaman yang sangat serius bagi keberlanjutan usaha tani
karena serangan tikus terjadi hampir di seluruh provinsi di Indonesia dan hanya
2 provinsi yang tidak terkena serangan, yaitu Kepulauan Riau dan Kalimantan
Utara.
Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus ini dapat mencapai
75% bahkan sampai dapat menyebabkan puso pada tanaman yang dibudidaya.
praktis dan merupakan suatu alternatif yang sangat efektif dalam mengatasi
serangan hama tikus. Namun para petani tidak menyadari dampak negatif yang
3
mengancam kerusakan ekologi di sekitar. Pemerintah telah menetapkan
sosialisasikan secara luas pada petani yaitu penggunaan rodentisida nabati yang
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rahim, dkk (2020) dimana
buah bintaro yang telah dilakukan percobaan pada tikus dari 8 percobaan yang
Pestisida Nabati.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
1. Untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan biji buah Bintaro (Cerbera
(Rattus argentiventer).
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi masyarakat
b. Bagi akademik
(Rattus argentiventer).
c. Bagi mahasiswa
argentiventer).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penghasil beras yang
78,9, protein 6,8, lemak 0,7% dan lain-lain 0,6%. Indonesia sebagai negara
pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi terbagi ke dalam dua bagian
yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif, dimana bagian vegetatif terdiri
dari akar, batang, daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang terdiri
Tanaman padi memerlukan unsur hara, air dan energi. Undur hara
6
enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam merombak fotosintesis atau
padi dari dalam tanah dan energi diperoleh dari hasil fotosintesis dengan
ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas - ruas itu
bubungnya ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang
terpendek terdapat pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan
seterusnya adalah lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada
buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah tampak
ligulae (lidah) daun, dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun
kelopak. Daun pelepah itu menjadi ligulae dan daun kelopak terdapat dua
embel di sebelah kiri dan kanan embel - embel mana disebutkan auricle
(daun telinga). Warna dari ligulae dan auricle kadang - kadang hijau dan
kadang - kadang ungu dan dengan demikian auricle itu dapat dipergunakan
7
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
adalah Oryza sativa dengan dua sub spesies yaitu Indica (padi bulu) dan
Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi lahan kering
(gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah
sedangkan padi gogo ditanam di dataran tinggi pada lahan kering. Tidak
terdapat perbedaan morfologis dan biologis antara padi sawah dan padi
Morfologi tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, malai, bunga
dan buah. Akar padi tergolong akar serabut, akar yang tumbuh dari
kecambah biji tersebut akar utama (primer, radikula). Akar lain yang
tumbuh di dekat buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki
8
pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar
tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap unsur hara, air
dan pemapasan. Ketahanan akar padi gogo mencapai 17 kali lebih besar
berlubang atau massif, pada buku selalu massif dan sering membesar,
berbentuk herba. Batang dan pelepah daun tidak berambut. Tinggi tanaman
padi liar dapat mencapai ukuran melebihi orang dewasa, yaitu sekitar 200
cm, tetapi varietas padi yang dibudidayakan secara intensif sudah jauh lebih
rendah, yaitu sekitar 100 cm. batang padi umumnya berwarna hijau tua dan
mengandung klorofil (zat hijau daun) untuk fotosintesis. Daun tanaman padi
tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling, satu daun pada
tiap buku. Tiap daun terdiri atas helai daun, pelepah daun yang
membungkus ruas, telinga daun, lidah daun (ligule). Panjang helaian daun
bervariasi, umumnya berkisar antara 100 sampai 150 cm. Adanya telinga
dan lidah daun pada tanaman padi dapat digunakan untuk membedakannya
rumputan hanya memiliki lidah/telinga daun atau tidak ada sama sekali.
buku paling atas. Bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua.
9
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara
cabang primer. Dari buku pangkal malai umumnya hanya muncul satu
cabang primer dan dari cabang primer tersebut akan muncul lagi cabang-
cabang sekunder. Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir
Bunga padi merupakan bagian dari malai terdiri atas tangkai bunga,
kelopak bunga (lemma) (gabah yang paling besar), palea (gabah padi yang
kecil), putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu pada ujung
lemma. Bunga padi berkelamin dua dan memiliki 6 buah benang sari dengan
tangkai sari pendek dan dua kandung serbuk di kepala sari. Bunga padi juga
mempunyai dua tangkai putih dengan dua buah kepala putik yang berwarna
putih atau ungu. Sekam mahkotanya ada dua dan yang bawah disebut
lemma, sedangkan yang diatas disebut Palea. Pada dasar bunga terdapat dua
daun mahkota yang berubah bentuk dan disebut lodicula. Bagian ini sangat
berperan dalam pembukaan palea Lodicula mudah mengisap air dari bakal
10
Gambar 2.1. Bagian-bagian bunga padi
Buah padi (gabah) terdiri dari bagian luar yang disebut sekam dan
bagian dalam yang disebut karyopsis. Sekam terdiri dari lemma dan palea.
Biji yang sering disebut beras pecah kulit adalah karyopsis yang terdiri dari
buah/biji padi yang besar. Endosperm ini terdiri dari zat tepung, sedangkan
gula, lemak, serta bahan atau zat-zat anorganik, di samping itu juga
cokelat. Tersusun atas dua komponen utama yaitu kariopsis padi dan
11
sedangkan struktur pembungkus yaitu kulit gabah atau sekam (Safitri,
derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan
4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-
Ketersediaan air dalam jumlah serta waktu yang tepat merupakan syarat
mutlak pada budidaya padi sawah. Akibat kekurangan atau kelebihan air
12
organisme pengganggu tanaman seperti hama, penyakit, dan gulam serta
pada yang ditanam, lama periode pertumbuhan tanaman sejak tanam hingga
bertunas, keadaan cuaca yang dipengaruhi oleh suhu udara, curah hujan,
kelembaban udara, kecepatan angin dan radiasi matahari, serta jenis, tekstur
petakan sawah tersebut dicukupi dari curah hujan dan atau air irigasi.
Tanaman padi juga tergolong tanaman air dan memerlukan banyak air untuk
biasanya dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
Delapan puluh persen dari pertanaman padi di dunia mendapatkan suplai air
Tikus merupakan salah satu binatang yang sering kita jumpai di sawah
hama bagi tanaman pertanian sehingga menyebabkan kerugian bagi petani. Tak
tanaman padi. Hama ini dapat menimbulkan kerusakan mulai dari fase
13
penyimpanan produk pertanian. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini
dikonsumsi secara langsung dan juga dapat berupa kerusakan kualitatif akibat
menjadi pilihan utama karena dikenal oleh masyarakat dan petani sebagai cara
pengendalian yang paling mudah, murah, efektif dan efisien. Namun, disisi lain,
termasuk oleh hewan peliharaan dan juga manusia. Sisa-sisa repihan rodentisida
yang sering kali merugikan manusia, terutama di bidang pertanian salah satunya
di lahan pertanian padi yang dapat menyebabkan tanaman puso atau gagal
panen. Kehilangan hasil gabah akibat serangan hama itu hampir terjadi setiap
musim tanam, mulai dari proses semai sampai padi akan di panen bahkan juga
umumnya terjadi pada fase vegetatif atau pada saat umur padi sewaktu muda,
batang padi tersebut digit atau dipotong karna pada saat fase ini batang padi
lebih cenderung berasa manis dibandingkan pada saat umur padi sudah tua.
14
Tikus menyerang tanaman padi pada stadia pertumbuhan mulai dari
persemaian sampai menjelang panen. Ada dua jenis tikus yang menyerang padi
yaitu tikus sawah dan tikus rawa. Tikus sawah memiliki ukuran tubuh yang
relatif kecil, sedangkan tikus rawa memiliki ukuran yang cukup besar. Tikus
tikus biasanya terjadi pada malam hari, sedangkan pada siang hari tikus lebih
banyak bersembunyi.
menyerang padi pada malam hari dan siang hari bersembunyi dalam lubang
tanggul irigasi, pematang, di bawah batu, sisa - sisa kayu dan daerah perumahan
dekat sawah. Jenis hama pengganggu utama areal pertanian yang sulit
kemampuan untuk belajar serta jerah terhadap bahaya yang dialami sebelumnya
dan tikus sawah tergolong hewan nokturnal dan melakukan aktivitas harian
yang teratur, yang bertujuan untuk mencari pakan, minum, pasangan, dan
tempat ini tikus merasa aman dan terlindung. Pada umumnya tikus sawah
Cara pengendalian lain yang lebih aman, namun tetap efektif dan efisien
beracun harus dibatasi, bahkan dihindari karena sangat berbahaya bagi manusia.
15
Jika produk simpanan di gudang pertanian terkontaminasi maka bahan beracun
tersebut sudah sangat dekat dengan waktu konsumsi oleh manusia, tanpa
Phylum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Hama yang menyerang tanaman padi ada berbagai macam filum hewan,
bahkan ada yang belum di ketahui taksonominya. Menurut temuan para ahli
16
sebagian besar hama yang menyerang tanaman padi dapat diuraikan sebagai
berikut. Berdasarkan bagian tanaman padi yang diserang, hama padi dibedakan
menjadi :
a. Hama perusak persemaian: tikus, ulat tanah, ulat grayak. Lalat bibit.
e. Hama penghisap daun: thrips, kepik, walang sangit, wereng coklat dan
wereng hijau.
2. Bioekologi Tikus
spesies terbesar yaitu 2.000 spesies dari 5000 spesies binatang yang
termasuk kelas Mamalia. Tikus merupakan hewan yang aktif pada malam
Tikus Sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama padi dan juga
berperan sebagai vektor penyebab penyakit pada manusia dan hewan ternak.
17
Pada umumnya binatang pengerat (seperti halnya tikus sawah)
berkembang dengan cepat pula. Tikus betina bunting selama 21 hari dan
dalam waktu bersamaan dan tikus tersebut kawin lagi dalam waktu 48 jam
varietas yang ditanam tidak sama. Selain itu banyaknya gulma di pematang
pola tanam yang tidak teratur sehingga selalu terpenuhinya bahan makanan
bagi tikus sehingga populasi tikus meningkat. Penggunaan pola tanam yang
18
bagian malai atau bulir tanaman padi pada stadia generatif. Pada stadia
persemaian, tikus mencabut benih yang sudah mulai tumbuh (bibit) untuk
memakan bagian biji yang masih tersisa (endosperm). Pada stadia vegetatif,
padi. Pada fase vegetatif, tikus akan memutuskan batang padi sehingga
tampak berserakan, tikus akan menggigit lebih dari jumlah yang dibutuhkan
untuk makan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus bersifat khas, yaitu
Selain harga yang mahal, pestisida sintesis atau kimia juga memiliki dampak
19
penggunaan pestisida kimia antara lain, hama berpeluang menjadi kebal
epidemi, penumpukan residu bahan kimia pada bagian tubuh tanaman yang
alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia dan kecelakaan operasi
kimia, pestisida organik akan lebih aman dan mengguntungkan bila ditinjau dari
tanaman, contohnya ethanol karena mudah diperoleh dan juga efektif, namun
pestisida nabati di Indonesia memiliki peluang sangat baik, hal ini disebabkan
20
penggunaannya yang mudah. Faktor terssebut yang menjadi perhatiaan bagi
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal
dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah gangguan dari organisme
2022).
dikerjakan dalam skala industri, serta dapat juga dibuat dengan menggunakan
yang dibuat dengan cara sederhana dapat berupa larutan hasil perasan,
rendaman, ekstrak, rebusan bagian tanaman atau tumbuhan, yakni berupa akar,
umbi, batang, daun, biji dan buah. Harga operasional pestisida nabati relatif
khususnya untuk digunakan sendiri, serta perhatian dari semua kalangan, baik
21
(ekstraksi dengan air); (2) Penggunaan ekstrak tumbuhan atau senyawa aktifnya
Dalam suatu ekstrak tumbuhan, selain beberapa senyawa aktif utama biasanya
juga terdapat banyak senyawa lain yang kurang aktif, namun keberadaannya
terhadap senyawa pestisida tunggal. Selain itu, banyak senyawa tumbuhan yang
memiliki cara kerja yang berbeda dengan pestisida sintetik yang umum
pendek. Pestisida nabati merupakan bahan yang mudah terurai di alam sehingga
juga dapat menekan peluang jasad bukan sasaran terkena residu. Persistensi
pestisida alami yang singkat kurang menguntungkan dari segi ekonomi, karena
panen. Selain itu pestisida nabati tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama
22
karena senyawanya yang mudah terurai sehingga semakin lama disimpan akan
menurunkan toksisitasnya.
banyak mengeluarkan getah susu. Nama lainnya adalah Pong-pong tree atau
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan.
Daun dari buah bintaro ini tumbuh memanjang ke atas, penampakan tumbuhan
buah bintaro sangat indah dan menarik. Pohon bintaro memiliki bunga yang
tumbuh pada ujung pedikal simosa dengan warna kuning pada bagian korola
yang berbentuk tabung dan berpetal lima. Buah bintaro berbentuk bulat,
berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna merah ketika sudah masak.
Buah bintaro terdiri dari tiga lapis yakni bagian terluar adalah lapisan kulit,
lapisan kedua merupakan daging buah yang berbentuk seperti sabut kelapa, dan
bagian paling dalamnya adalah biji yang ukurannya cukup besar sebesar biji
buah mangga. Buah bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya
tidak untuk dimakan karena biji dan semua bagian pohonnya mengandung
racun bagi manusia. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di Asia, Australia,
23
Madagaskar, dan kepulauan sebelah barat Samudera Pasifik. Tanaman bintaro
merupakan salah satu tanaman mangrove yang dapat tumbuh di tanah yang
kurang nutrisi dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia sehingga mudah
serat lignoselulosa yang menyerupai buah kelapa dan tanaman ini merupakan
digunakan untuk penghijauan, penghias kota, tanaman pot, pestisida nabati, dan
sekaligus sebagai bahan baku kerajinan bunga kering. Seluruh bagian tanaman
sangat bersifat mematikan. Cerberrin juga bersifat racun kuat, jika tertelan
Cerberrin dapat mengganggu fungsi saluran ion calsium di dalam otot jantung,
tumbuhan non pangan atau tidak untuk dimakan. Dinamakan cerbera karena
24
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
a. Batang : Batang tanaman bintaro adalah batang kayu yang relatif kecil
berdaging dan berbentuk lonjong, tepi daun rata, ujung dan pangkalnya
panjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm, panjang tangkai daun 2-5 cm dan
berwarna hijau tua mengkilap pada bagian atas dan hijau pucat di bagian
2.4B). Daun tanaman bintaro berbentuk elips atau lanset dengan ujung
25
spiral di sepanjang ranting. Daun ini memiliki warna hijau yang khas
c. Bunga : Bunganya besar dan terdiri dari kelopak putih dan bagian
tengah buah terdapat biji yang berukuran kira-kira 2 x 1,5 cm, dan
merupakan buah drupa (buah biji) yang terdiri dari tiga lapisan yaitu
tengah berupa serat dan tempurung seperti sabut kelapa) dan endokrap
(biji yang dilapisi kulit biji atau testa). Bunga tanaman bintaro
d. Buah : Buah bintaro adalah buah bulat dengan kulit yang keras. Buah
ini dapat berwarna hijau atau kuning ketika masih muda, dan berubah
26
Ketinggian: Tanaman bintaro biasanya memiliki ketinggian yang
bervariasi, tetapi sering kali tidak terlalu tinggi. Mereka dapat tumbuh
f. Biji : Salah satu ciri paling khas dari tanaman bintaro adalah biji besar
yang mengandung senyawa beracun. Biji ini harus diolah dengan hati-
unik, terutama dalam hal buah dan biji yang beracun. Oleh karena itu,
(Wulandari, 2018).
Ada dua spesies yang paling umum adalah C. odollam Gaertn dan C.
memiliki mata kuning kecil dan buah berbentuk oval, sedangkan bunga C.
manghas memiliki mata merah muda yang menonjol dan buah lebih
27
Gambar 2.4. (A) Batang, (B) Daun, (C) Buah, dan (D) Bunga Bintaro (Cerbera
manghas)
3. Daerah Penyebaran Tanaman Bintaro
dengan penampakan warna kulit buah telah lebih dari 50% bewarna merah
masih mentah.
28
Tanaman Bintaro khususnya pada buah dan bunga mengandung
a. Saponin
b. Polifenol
kandungan fenol yang ada dalam daging buah bintaro dapat melindungi
c. Alkaloid
29
Alkaloid adalah senyawa dasar yang mengandung satu atau lebih
tanaman dibagian akar, biji, kayu dan daun tanaman. Alkaloid berfungsi
d. Flavonoid
tinggi termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air atau pelarut polar.
e. Tanin
sistem pencernaan terganggu serta rasa yang pahit pada tanin dapat
30
f. Cerberin
glikosida.
tanaman bintaro terdiri dari 92% biji dan 8% daging buah. Terdapat juga
yang disebut “cerberin” yaitu racun yang dapat menghambat saluran ion
tikus. Pada daun, buah, dan kulit batang tanaman bintaro mengandung
toksik terhadap serangga dan bisa menghambat aktifitas makan hama, dan
5. Ekologi Penyebaran
31
di sekitar rawa dan ditepi sungai di beberapa Negara seperti india, Vietnam,
racun berat mengandung glikosida yang bersifat toksik tinggi bagi jantung.
Pengendalian tikus bukan hal yang mudah karena tikus menempati habitat
yang sesuai dan keperidiannya tinggi. Analisis spesies tikus yang menjadi
yang nyata dari sudut ekologi. Ini berarti bahwa pengelolaan setiap spesies tikus
untuk setiap lokasi spesifik harus dirancang secara khusus pula. Pengendalian
untuk satu spesies, tetapi tidak untuk spesies yang lain dapat dipelihara dan
Penanganan dengan memanfaatkan predator ini dirasa cukup efektif, efisien dan
dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, secara garis besar dapat
32
dengan cara pengaturan pola tanam, pengaturan waktu tanam, pengaturan
jarak tanam.
dengan bantuan alat seperti senapan angin dan perangkap. Perangkap tikus
pemanfaatan musuh alami tikus seperti kucing, ular sawah, elang, dan
burung hantu.
(PHTT)
kerusakan yang di timbulkan cukup luas dan hampir terjadi di setiap musim.
Tikus sawah mirip dengan tikus rumah, tetapi telinga dan ekornya lebih pendek
daripada panjang kepala-badan dengan rasio 96,4 ± 1,3%, telinga lebih pendek
daripada telinga tikus rumah. Tikus sawah betina memiliki 12 puting susu. Daya
adaptasi tikus sawah tinggi, sehingga mudah tersebar di dataran rendah maupun
tikus sawah per induk mencapai 6-18 ekor untuk peranakan pertama dan 6-8
ekor untuk perankan kedua. Pada satu musim tanam tikus betina dapat
melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100
ekor anak tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Hama
adalah suatu gangguan yang terjadi pada tanaman atau pada komoditas tertentu
33
yang disebabkan oleh binatang sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan
panjang dari ujung kepala sampai ekor 270-370 mm, panjang ekornya 130-192
mm dan panjang kaki belakang 32-39 mm dan panjang telinga 18-21 mm. Tikus
Warna rambut badan atas coklat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian
perut putih atau coklat pucat. Tikus sawah banyak di jumpai di sawah dan
padang alang-alang.
Sarang tikus pada penanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan
dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang dan luas karena
mereka sudah mulai bunting dan melahirkan anak. Selama awal musim
perkembangbiakan tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina,
tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu
liang/sarang. Sebaran populasi tikus sawah cukup tinggi setiap tahunnya dan
menyebab kerusakan yang berdampak bagi hasil panen padi. Daya rusak tikus
berdampak pada kerusakan tanaman padi 5 kali lipat dari kebutuhan makannya.
Pada saat persemaian, kerusakan terjadi karena benih dimakan atau dicabut.
Satu ekor tikus dapat merusak ±283 bibit per malam (126 – 522 bibit
berumur 2 hari). Pada stadia anakan sampai anakan maksimal, tikus merusak
dengan cara memakan bagian titik tumbuh dan pangkal batang yang lunak,
tersebut ±80 batang per malam (11 – 76 tunas). Ketika padi sudah mulai berisi
(bunting), tikus akan merusak sampai ±103 batang per malam (224 – 26 tunas).
34
Sedangkan waktu bermalai, daya rusak ±12 malai per malam (1 – 35 malai).
serangan berat (kerusakan padi telah parah), hal ini merupakan penanganan
populasi tikus sebagai dasar penerapan PHTT, hal ini termasuk salah dalam
35
mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan
kerugian ekonomi.
ekologi tikus. PHTT sebaiknya dilakukan sejak awal tanam secara intensif dan
skala luas.
tanaman padi. Kegiatan pengendalian hama tikus ditekankan pada awal musim
tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus
langsung tikus, jejak kaki tikus, jalur jalan atau lintasan tetap tikus, kotoran
tikus, lubang aktif, hasil tangkapan TBS dan LTBS, metode bait card dan
36
G. Hipotesis
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang akan digunakan adalah buah bintaro yang telah
D. Instrumen Penelitian
E. Prosedur Penelitian
38
2. Dipilih buah Bintaro yang sudah matang dengan baik. Pastikan untuk
yang menempel.
4. Dipisahkan isi biji buah Bintaro dari kulitnya dengan membuka buah dan
senyawa toksik.
5. Dijemur di bawah sinar matahari atau gunakan oven dengan suhu rendah
pada tanaman.
kain tipis.
8. Disimpan dalam wadah kedap udara, seperti botol kaca atau plastik yang
10. Di Uji terlebih dahulu pada sebagian kecil tanaman untuk mengukur
dampaknya.
39
F. Kerangka Operasional
Penyimpanan
Penggunaan
40
DAFTAR PUSTAKA
Amelya, T., Akbar, J., Lestari, S. D., Hamid, A., Hafizh, M., & Haryanto, L. I.
2023. Efektivitas Ekstrak Buah Bintaro (Cerbera manghas L.) dan Limbah
Fazila, Z. R. 2018. Pengaruh Lama Simpan Pestisida Nabati Ekstrak Daun Gulma
Gunadi, M. L. P., Yulinda, R., & Sari M. M. 2022. Pengaruh Serbuk Kering Buah
41
Iqbal, M., Bachri, A., & Abidin, Z. 2023. Rancang Bangun Alat Penjebak Tikus
Mahfiroh, S., Murwani, E., & Mutripah, S. 2018. Efektivitas Buah Bintaro
Nurmianti, L., & Gusmarwani, S. R. 2020. Penentuan Lethal Dose 50% (LD50)
42
Pertanian. JURNAL SWARNABHUMI: Jurnal Geografi dan Pembelajaran
Putri, I. S., & Gusmarwani, S. R. 2019. Pengambilan Cerberin Dari Buah Bintaro
Metode Pengaplikasian dan Jenis Hama). Jurnal Inovasi Proses, 4(1), 36-
39.
Safitri, Eka. 2023. Efektivitas Pengendalian Hama Tikus Pada Tanaman Padi
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. 2020. Preferensi serangan tikus
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. 2021. Analisis pergerakan tikus
Susanti, R., Risnawati., & Fadhillah, W. 2019. Uji Kualitatif Metabolit Primer dan
43
Widakdo, D. S. W. P. J., & Setiadevi, S. 2017. Respon Hama Ulat Buah Melon
Terhadap Aplikasi Pestisida Nabati Buah Bintaro (Cerbera manghas L.) Pada
Wulandari, K., & Ahyanti, M. 2018. Efektivitas ekstrak biji bintaro (Cerbera
manghas) sebagai larvasida hayati pada larva Aedes aegypti Instar III. Jurnal
moluskisida dari daging buah bintaro terhadap keong mas. ChemPro, 3(1),
88-94.
44