Anda di halaman 1dari 20

PANDANGAN ETIKA KRISTEN

TERHADAP PRAKTIK EUTANASIA

Oleh: ARIH LIMBONG


PENDAHULUAN
• Kehidupan manusia didalam dunia pasti mengalami dua hal yaitu kelahiran
dan kematian, hal ini tidak bisa ditentang oleh siapa pun dan dengan cara
apa pun.
• Allah dari sedari awal manusia diciptakann sudah menentukan kelahiran
dan kematian manusia dan itu menjadi kedaulatanya.
• Dalam kehidupan kita saat ini, berbicara tetang kematian tidak hanya
berbicara tentang “menunda kematian” tapi juga berbicara tentang
“mempercepat kematian”. Tindakan ingin mempercepat kematian tidak
melulu berbicara tentang bunuh diri, namun ada juga tindakan membunuh
atas persetujuan diri seindiri, hal ini juga disebut sebagai Eutanasia
(contoh salah satu jenis euthanasia), dimana Eutanasia juga sering disebut
sebagai kematian yang lembut, kematian tanpa rasa sakit atau kematian
yang nyaman
METODE PENELITIAN
• Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
yang mengangkat realitas praktik euthanasia
dan bagaimana etika menanggapi hal tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Pengertian Eutanasia
• Secara etomologinya kata Eutanasia
(Euthanasia) berasal dari bahasa dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu kata
“eu” dan “thanatos”. “Eu” yang berarti “baik”
dan Thanatos yang berarti “mati” yang dimana
ditransformasikan kedalam bahasa Indonesia
menjadi Eutanasia yang dapat diartikan
menjadi kematian yang wajar
• Sedangkan menurut Ali Akbar yang dikutip
oleh Agus Hermanto, euthanasia memiliki tiga
pengertian, yaitu:
• a. Kematian yang mudah tanpa rasa sakit
• b. Usaha untuk meringankan penderitaan
orang yang sekarat dan bila perlu untuk
mempercepat kematianya
• c. keinginan untuk mati dalam arti baik.
• Dari pengertian diatas, penulis bisa
simpulkan bahwa euthanasia
adalah sebuah praktek yang
dilakukan untuk menghilangkan
nyawa seseorang yang dimana
parktik tersebut dianggap tidak
melukai/menyakiti si penerima
euthanasia.
Sejarah Eutanasia
• Ternyata euthanasia sudah cukup lama ada dan hal tersebut
tak terbantahkan. Hal ini bisa kita lihat pada manuskrip
Hipokrates. Istilah euthanasia pertama sekali dipopulerkan
oleh Hipokrates pada manuskripnya yang berjudul sumpah
Hipokrates yang ditlisnya pada tahun 400-300 SM.
• Dimana sumpah Hipokrates tersebut berisikan “saya tidak
akan memberikan atau menyarankan obat yang mematikan
kepada siapa pun bahkan itu atas permintaan orang
tersebut”. Dari pernyataan tersebut kita melihat Hipocrates
adalah salah satu orang yang menolak praktik euthanasia
• Sekitar abad ke 19, perdebatan dan percekcokan euthanasia
di Amerika utara dan Eropa semakin memuncak hingga
pada tahun 1828 Undang-undang euthanasia maulai
diberlakukan di beberapa daerah seperti New York dan
yang kemudia disusul oleh beberapa daerah lainya bahkan
hingga negara lain
• Setelah terjadinya perang saudara, ada beberapa advokat
dan dokter menyetujui dilakukanya praktik eutanasai
secara sukarela, kelompok-kelompok pendukung praktek
euthanasia mulanya terbentuk di Inggris pada tahun 1935
kemudiann disusul Amerika pada tahun 1938 yang
mendukung pelaksaaan euthanasia agresif, namun demikian
hal ini tidak berhasil dilegalkan di Ingriss dan di Amerika
• Pasukan nazi pada tahun 1939 melakukan tindakan yang
sangat kontroversial yaitu program euthanasia pada anak-
anak dibawah umur tiga tahun yang menderita
keterbelakangan mental, cacat tubuh atau ganguan lainya
yang menjadikan hidup mereka tak berguna.
• Hal ini dikenal pula aksi T4 (action T4) yang kelak juga
diberlakukan pada anak-anak diatas tiga tahun dan para
jompo dan lansia.
• Setelah dunia menyaksikan kekejaman ini maka pada
tahun 1940 dan 1950 berkuranglah dukungan terhadap
euthanasia, terlebih lagi tindakan euthanasia yang
dilakukan secara tidak sukrela ataupun dikarenakan oleh
cacat genetika
Klasifikasi Eutanasia
• Penggunaan eutanasia pada manusia
ternyata sudah sejak lama terjadi.
Euthanasia dibedakan menjadi dua garis
besar yaitu, Eutanasai aktif dan Eutanasia
pasif. Kembali lagi bila ditinjau dari
kondisi keadaan pasien eutanasia kembali
dibagi menjadi dua yaitu: euthanasia
volunteer dan euthanasia involunteer.
• Euthanasia aktip
• Eutanasia aktip adalah perbuatan yang dilakukan secara
aktip untuk mengakhiri hidup pasien yang dilakukan oleh
medis. Biasanya hal ini dilakukan oleh dokter dengan
beberapa cara, yang pertama adalah dengan
memberhentikan alat bantu jantung atau lainya hingga
oragan tubuh vital tak dapat lagi berfungsi dengan baik.
Kedua, dokter memberikan obat tidur dengan dosis yang
tinggi sehingga pasien menjadi overdosis sehingga
kehilangan nyawa, atau mungkin juga dengan memberikan
obat yang dapat memeberikan efek cepat atau mematikan
sehingga dengan cepat merenggang nyawa si pasien
Eutanasia Pasif

• Hal ini terjadi bila dokter ternyata dengan sengaja


tidak berupa memberikan bantuan medis kepada
pasien yang dimana pada dasarnya hal tersebut
yang mungkin saja dapat membantu
memperpanjang hidup pasien, meskipun perawatan
tetap dilakukan secara optimal dan terus menerus
atau mungkin dengan bahasa sederhanya perbuatan
menghentikan segala tindakan pengobatan yang
perlu untuk mempertahankan hidup manusia
Euthanasia volunteer
• Euthanasia ini sering juga disebut sebagai
Eutanasia Suka Rela. Eutanasia volunteer
adalah tindakan penghentian tindakan
pengobatan atau mempercepat kematiaan atas
permintaan pasien sendiri. Hal ini tidak
selamanya atau dibuktikan dengan pernyatan
tertulis dari pasien bahkan bertentangan
dengan pasien.
Euthanasia involunteer
• Euthanasia involunteer adalah kegiatan euthanasia
yang dilakukan secara tidak sadar kepada pasien
yang tidak mungkin menyampiakan keinginanya.
Hal ini yang dianggap menjadi penanggup
jawapnya adalah keluraganya yang dimana diminta
agar pemberhentian pemberian obat kepada pasien.
Hal ini sering sekali sulit dibedakann denga
tindakan criminal. Euthanasia ini sering disebut
sebagai euthanasia secara tidak suka rela
Indonesia dan Eutanasia
• Prinsip umum hukum Undang-undang hukum Pidana (KUHP) di
Indonesia yang berkaitan dengan masalah jiwa manusia adalah
memberikan perlindungan, sehingga hak hidup secara normal
sebagimana harkat kemanusianya terjamin, maka dari itu tindakan
atau praktik euthanasia adalah pelanggaran hukum.
• Ada beberapa pasal undang-undang yang berkaitan dengan
sehubungan eutanasia ini:
• pasal 344 KUHP
• 388 KUHP
• 340 KUHP
• 345 KUHP
• dan 359 KUHP
• IDI atau ikatan dokter Indonesia oleh ketua umum
pengurus besarnya yaitu Farid Anfasa Muoloek
mengatakann dalam majalah Tempo selasa 5 oktober
2004, Eutanasia atau “pembunuhan tanpa
penderitaan” hingga saat ini belum dapat diterima
dalam nilai dan norma yang berlaku dalam
msyarakat Indonesia
• Sesuai yang telah dijelaskan diatas maka euthanasia
di Inonesia jelas ditolak karena tindakan tersebut
dianggap melanggar undang-undang dan tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di Indonesia.
Pandangan Etika Kristen Terhadap
Eutanasia
• ketika ada seseorang yang menyetujui praktik euthanasia maka ia telah
kehilangan dedikasi dan kasih dalam memelihara orang sakit akan
semakin terkikis. Ketika praktik itu terlaksana maka banyak orang yang
sakit akan kehilangan semangat, merasa terbuang, merasa tersisih dan
merasa terbuang.
• Dalam agama Kristen EUTANASIA sangat ditentang, menurut iman
Kristen Tuhan menciptakan manusia menurut rupa dan gambar Allah (Kej
1:26), manusia adalah ciptaan yang mulia dan unik. Karena itu, hanya
Tuhanlah yang berhak memanggilnya kembali, bila saatnya telah tiba
(band Pengkotbah 12:7). Dalam hal ini kita telah melihat begitu jelas
perbedaan manusia dan binatang. Ketika kita melihat manusia dalam
keaadan sekarat maka kita harus merawatnya dikarenakan kita segambar
dan serupa dengan mereka yang diciptakan Allah dengan segala
kemulianya dan tak seorang pun berhak mengahiri kehidupan manusia.
• Bila ditinjau dari sisi kekristenan, ada beberapa bahan evaluasi teruntuk praktik
euthanasia, baik dari parktik aktif, pasif, Euthanasia volunteer dan Euthanasia
involunteer yaitu:
• Tidak ada hak moral untuk membunuh (Kel. 20:13; Ul.32:39; Ayb.1:21; Kej 1:27; Ibr
9:27)
• Membunuh seseorang yang menderita bukan sifat yang murah hati (Kel 20:13)
• Ada banyak pembelajaran dari penderitaan (Yak 1:2-4; Rma 5:3-4)
• Tidak ada kartu harga pada manusia (Mar 8:36; Mat 6:26)
• Tujuann tidak membenarkan cara sebab euthanasia mengabaik nilai intrinsic dari
hidup manusia
• Manusia bukann bintang
• Euthanasia bertentangan dengan kedaulatan Allah
• Euthanasia bertentangan dengan kekudusan hidup manusia
• Eutanasia adalah salah satu bentuk bunuh diri atau pembunuhan
• Secara kusus euthanasia dikutuk dalam Alkitab (Yun 4:3; 1 Sam 31:2)
• Euthanasia didasarkan pada etika humanistic
• Euthanasia menurunkan nilai hidup manusia.
• Maka etika Kristen berpandangan Eutanasia harus
ditolak. Ketika kita berbicara tentang Etika
Kristen tentu hal ini tak terlepas dari apa yang
dikatakan oleh Alkitab. Untuk itu sesuai dengan
apa yang telah dikemukakan diatas maka Etika
Kristen juga sepakat untuk menolak adanya
praktik Eutanasia, dimana euthanasia telah
meragukan dan melwan kedaulatan Tuhan, karena
segala sesuatu yang berurusan dengan kelahiran
dan kematian, penyakit dan kesembuhan itu
semata-mata hanya Tuhan yang berdaulat.
KESIMPULAN.
• Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa dari
dahulu hingga saat ini masih banyak problematika tentang
euthanasia ini, tidak sedikit orang yang menolak praktik
euthanasia ini namun masih ada pula yang mendukung
paraktik euthanasia. Dibumi Indonesia praktik euthanasia
sudah jelas ditolak sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang pidana KUHP. Sedangkan dari sisi
etika Kekristenan hal ini jelas-jelas sangat ditolak kaena
menurut etka Kristen hal ini telah merusak citra Allah
(dimana manusia diciptakan segambar dan serupa dengan
Allah) dan melawan kedaulatanya.

Anda mungkin juga menyukai