Anda di halaman 1dari 7

EUTHANASIA

BUNUH DIRI/BUKAN ??
Sejarah Euthanasia (Djoko Prakoso, 1984)
• Kata euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu "eu" (= baik) and "thanatos" (maut, kematian) yang apabila digabungkan
berarti "kematian yang baik". Hippokrates pertama kali menggunakan istilah "euthanasia" ini pada "sumpah Hippokrates"
yang ditulis pada masa 400-300 SM.

• Sumpah tersebut berbunyi: "Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun telah dimintakan untuk itu". Dalam sejarah hukum Inggris yaitu common law sejak tahun 1300 hingga saat
"bunuh diri" ataupun "membantu pelaksanaan bunuh diri" tidak diperbolehkan.

 Euthanasia dalam dunia modern

• Sejak abad ke-19, euthanasia telah memicu timbulnya perdebatan dan pergerakan di wilayah Amerika Utara dan di Eropa.
Pada tahun 1828 undang-undang anti euthanasia mulai diberlakukan di negara bagian New York, yang pada beberapa
tahun kemudian diberlakukan pula oleh beberapa negara bagian.Setelah masa Perang Saudara, beberapa advokat dan
beberapa dokter mendukung dilakukannya euthanasia secara sukarela.

• Kelompok-kelompok pendukung euthanasia mulanya terbentuk di Inggris pada tahun 1935 dan di Amerika pada tahun
1938 yang memberikan dukungannya pada pelaksanaan euthanasia agresif, walaupun demikian perjuangan untuk
melegalkan euthanasia tidak berhasil digolkan di Amerika maupun Inggris. Pada tahun 1937, euthanasia atas anjuran
dokter dilegalkan di Swiss namun pasien yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan darinya.

• Pada era yang sama, pengadilan Amerika menolak beberapa permohonan dari pasien yang sakit parah dan beberapa orang
tua yang memiliki anak cacat yang mengajukan permohonan euthanasia kepada dokter sebagai bentuk "pembunuhan
berdasarkan belas kasihan".

 Euthanasia pada masa setelah perang dunia

• Setelah dunia menyaksikan kekejaman Nazi dalam melakukan kejahatan euthanasia, pada era tahun 1940 dan 1950 maka
berkuranglah dukungan terhadap euthanasia, terlebih-lebih lagi terhadap tindakan euthanasia yang dilakukan secara tidak
sukarela ataupun karena disebabkan oleh cacat genetika.
Pro dan Kontra Euthanasia (James Rachels,1980)
• Masalah euthanasia menimbulkan pro dan kontra.Ada sebagian orang yang menyetujui
euthanasia ini. Sebagian pihak lain menolaknya. Dalam hal ini tampak adanya batasan
karena adanya sesuatu yang mutlak berasal dari Tuhan dan batasan karena adanya hak asasi
manusia. Pembicaraan mengenai euthanasia tidak akan memperoleh suatu kesatuan
pendapat etis sepanjang masa. Secara sederhana, perdebatan euthanasia dapat diringkas
sebagai berikut: atas nama perhormatan terhadap otonomi manusia, manusia harus
mempunyai kontrol secara penuh atas hidup dan matinya sehingga seharusnya ia
mempunyai kuasa untuk mengakhiri hidupnya jika ia menghendakinya demi pengakhiran
penderitaan yang tidak berguna. Apakah pengakhiran hidup macam itu bisa dibenarkan?
 Pro Euthanasia
• Kelompok ini menyatakan bahwa tindakan euthanasia dilakukan dengan persetujuan,
dengan tujuan utama menghentikan penderitaan pasien.Salah satu prinsip yang menjadi
pedoman kelompk ini adalah pendapat bahwa manusia tidak boleh dipaksa untuk
menderita.Jadi, tujuan utamanya adalah meringankan penderitaan pasien.Argumen yang
paling sering digunakan adalah argumen atas dasar belas kasihan terhadap mereka yang
menderita sakit berat dan secara medis tidak mempunyai harapan untuk pulih.Argumen
pokok mereka adalah pemahaman bahwa kematian menjadi jalan yang dipilih demi
menghindari rasa sakit yang luar biasa dan penderitaan tanpa harapan si pasien.Argumen
kedua adalah perasaan hormat atau agung terhadap manusia yang ada hubungannya dengan
suatu pilihan yang bebas sebagai hak asasi.Setiap orang memiliki hak asasi.Di dalamnya
termasuk hak untuk hidup maupun hak untuk mati.
 Kontra Euthanasia
• Setiap orang menerima prinsip nilai hidup manusia.Orang-orang tidak beragama pun,
yang tidak menerima argumen teologis mengenai kesucian hidup, setuju bahwa hidup
manusia itu sangat berharga dan harus dilindungi.Mereka setuju bahwa membunuh
orang adalah tindakan yang salah.Bagi mereka, euthanasia adalah suatu pembunuhan
yang terselubung.Bagi orang beragama, euthanasia merupakan tindakan immoral dan
bertentangan dengan kehendak Tuhan.Mereka berpendapat bahwa hidup adalah
semata-mata diberikan oleh Tuhan sendiri sehingga tidak ada seorang pun atau
institusi manapun yang berhak mencabutnya, bagaimanapun keadaan penderita
tersebut.Dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan tidak memiliki
hak untuk mati.
• Penolakan euthanasia ini berkaitan erat dengan penolakan abortus atas dasar argumen
“kesucian hidup”. Karena kehidupan itu sendiri berharga, maka hidup manusia tidak
pernah boleh diakhiri dalam keadaan apa pun juga. Banyak orang menolak euthanasia
langsung atau aktif karena takut akan “menginjak lereng licin” (the slippery slope)
Jika kita boleh membunuh orang yang sedang dalam proses meninggal dunia atau
pasien koma yang irreversible maka bisa jadi kita akan memperluas pengertian dan
mulai membunuh bayi yang baru lahir, mereka yang sakit jiwa, anak cacat mental,
orang yang tidak produktif atau secara sosial tidak diinginkan. Begitu batas-batas
untuk membunuh diperluas, tidak ada lagi orang yang aman.
MENGAPA EUTHANASIA DIPERBOLEHKAN ?
(OLIVER, 2006)

• Mereka yang mendukung euthanasia berpendapat bahwa masyarakat yang


beradab harus memungkinkan orang untuk mati dalam martabat dan tanpa
rasa sakit, dan harus memungkinkan orang lain untuk membantu mereka
melakukannya jika mereka tidak bisa mengelolanya sendiri.
• Mereka mengatakan bahwa tubuh adalah hak prerogatif pemiliknya sendiri,
dan kita harus diizinkan untuk melakukan apa yang kita inginkan dengan
tubuh kita sendiri. Jadi, mereka menganggap bahwa mengupayakan
kehidupan yang lebih lama bagi yang tidak menginginkannya adalah salah.
Bahkan membuat orang terus hidup ketika mereka tidak ingin melanggar
kebebasan pribadi dan hak asasi manusia. Tidak bermoral, ujar mereka,
untuk memaksa orang untuk terus hidup dalam penderitaan dan rasa sakit.

• Mereka menambahkan bahwa tindakan bunuh diri bukan merupakan tindak


pidana, maka dari itu euthanasia tidak harus digolongkan sebagai kejahatan.
MENGAPA BANYAK YANG MELARANG
PELAKSANAAN EUTHANASIA ? (OLIVER, 2006)

• Argumen dari badan agama untuk melawan euthanasia adalah bahwa


kehidupan diberikan oleh Tuhan, dan hanya Tuhan yang harus
memutuskan kapan untuk mengakhirinya.
• Lainnya khawatir jika euthanasia dibuat legal, undang-undang yang
mengatur hal itu akan disalahgunakan, dan orang-orang yang
sebenarnya tidak benar-benar ingin mati (atau masih bisa
mendapatkan pertolongan medis lanjutan) justru diakhiri nyawanya.
DAFTAR PUSTAKA

• Djoko Prakoso, D. A. (1984). Euthanasia : hak asasi manusia


dan hukum pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia.
• James Rachels.(1980). “Euthanasia”, dalam Tom Regan (ed.),
Matters ofife and Death: New Introductory Essays in moral
Philosophy, New York: Random House.
• Oliver, D. (2006). A perspective on euthanasia. British
Journal of Cancer , 953 – 954.

Anda mungkin juga menyukai