Anda di halaman 1dari 15

A sfiksi

a
Kelompok
kece
5 paling
A N G G O T A K E L O M P O K 5:

1. LILY RAHMAWATI(P07124221005)
2. MAHATMA CITRA F.(P07124221012)
3. FANESA RAHMAWATI (P07124221016)
4. NERIZA EGA S.(P07124221027)
5.SOLOHEDELA VIAROSA BR. S (P07124221038)
6. APRILLIANA RENATYA S. (P07124221040)
7. RANI RAHMAWATI (P07124221041)
8. ALYA PUTERI P. (P07124221051)
Apa Itu
A sfiksia?
? adalah kegagalan bernapas secara spontan
dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis.
Faktor resiko
terjadinya Asfiksia
1. FAKTOR IBU

akibat pemberian obat analgetik atau


anestesiInfeksi berat selama kehamilan
(TB, malaria, sifilis, varisela, dll)
Perdarahan antepartumGangguan aliran
darah uterus, seperti anemia dan
riwayat hipertensi selama
kehamilanKehamilan postdate (usia
gestasi lebih dari 42 minggu)
2. FAKTOR PLASENTA
Plasenta merupakan sumber nutrisi janin, sumber
oksigen, dan tempat pembuangan sisa
metabolisme janin.Asfiksia dapat terjadi pada
kasus:Solusio plasenta, Lilitan tali pusat, Tali
pusat pendek, Perdarahan plasenta

3. ·Faktor neonatus Faktor persalinan


Pemakaian obat anestesi yang berlebihan,
Trauma persalinan, Kelainan kongenital, Bayi
prematur, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
sunggang, Partus lama & partus macet, Ketuban
pecah dini
4. Patofisiologi
Proses kelahiran umumnya selalu diawali
dengan asfiksia ringan yang bersifat
sementara.Pada keadaan asfiksia berat,
usaha napas ini tidak tampak,
selanjutnya bayi apneu, bradikardi, dan
bayi tampak
lemas (flasid).Penilaian asfiksia ini
berdasarkan nilai APGAR
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai
APGAR, yaitu:
Asfiksia berat dengan nilai A P G A R 0 –
3 Asfiksia sedang dengan nilai A P G A R 4
– 6 Asfiksia ringan dengan nilai A P G A R 7
TATALAKSANA
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan-tahapan berikut, yaitu:
. 1. Stabilisasi Mengeringkan

tubuh bayi
Memberikan kehangatan dengan
meletakkan bayi di bawah alat
pemancar panas (radiant
warmer)Bayi dalam keadaan
telanjang agar panas dapat
mencapai tubuh bayi dan
memudahkan eksplorasi seluruh
tubuh.
3. Breathing (Memulai
Melakukan rangsangan taktil untuk memulai pernafasan,
pernafasan)
berupa menepuk atau menyentil telapak kaki, atau
dengan menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas
bayiMemberikan tambahan suplai oksigenJika tidak
berhasil, lakukan ventilasi tekanan positif (VTP), seperti:
sungkup dan balon pipa E T dan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).

4. Circulation (Mempertahankan sirkulasi)


Kompresi dadaIndikasi jika frekuensi jantung < 6 0 x/
menit setelah V T P adekuat selama 30 menitTekanan pada
1/3 bawah sternum dengan kedalaman 1/3 diamete anter-
posterior dadaMelakukan kompresi dengan menggunakan
ibu jari atau 2 jariRasio kompresi : V T P 3 : 1
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Ada tidaknya asfiksia neonatorum dapat langsung
diketahui oleh dokter sesaat setelah bayi lahir
dengan menghitung skor APGAR dengan skor 0,1,
atau 2. Semakin baik kondisi bayi, skor APGAR
semakin tinggi. Seorang bayi dianggap mengalami
asfiksia neonatorum bila skor APGARnya di bawah 7.

Selain pemeriksaan skor APGAR, umumnya foto


rontgen dada juga akan dilakukan untuk membantu
mengetahui lebih detil penyebab asfiksia.
 Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar
bilirubin, kadar PaO2, PH
 Pemeriksaan fungsi paru
 Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler
 Gambaran patologi
TERIMA KASIH
Tak ada rahasia, tak ada sekat.
Kalo ada sekat berarti kamu ga spesial.
Kita selalu
jujur kepada
satu sama lain.
Tak ada rahasia, tak ada
sekat.
Kita menghabiskan waktu
berjam-jam bersama,
mengobrol hingga lupa
waktu.

Anda mungkin juga menyukai