FINNA PISKA
Alkana
Alkana berupa senyawa hidrokarbon, penyusun
senyawa berupa C dan H. Unsur-unsur ini pada
tabel periodik terletak di periode pertama dan
kedua dan e- nya terletak dalam dua kulit e-
terdekat ke nukleus.
C merupakan atom yang memiliki 6 e- dengan
konfigurasi 1s2 2s2 2p2
C memiliki 4 e- valensi yang, dimana e- ini yang
akan membentuk ikatan kovalen.
C terletak di golongan 4A. Atom di sebelah kiri C
cenderung bersifat memberikan e- sedangkan di
sebelah kanan cenderung bersifat menarik e-.
e- yang dekat dengan nukleus akan lebih tertarik
oleh proton dalam nukleus dibanding e- yang jauh
kedudukannya terhadap nukleus. Semakin dekat e-
terhadap nukleus maka semakin rendah energinya
dan sukar berpindah dalam reaksi kimia. Kulit e- yang
paling dekat dengan nukleus berada pada tingkat
energi pertama, e- pada kulit kedua berada pada
tingkat energi kedua yang lebih besar energinya
dibandingkan tingkat pertama, dst.
Posisi relatif suatu e- terhadap nukleus dapat
digambarkan dengan teori mekanikal kuantum. Tiap
kulit elektron dibagi menjadi orbital atom. Orbital
atom menggambarkan ruang di mana elektron dapat
Orbital atom mempunyai empat sub kulit yaitu s, p, d,
dan f. Orbital s berbetuk bulat (sferis), orbital p
berbentuk halter (seperti alat olahraga angkat beban),
masing-masing sub kulit dapat menampung dua e-.
Dalam ilmu Kimia Organik orbital s dan p ini yang
paling sering dikaji dalam reaksinya.
Misalkan:
• Kulit e- pertama mengandung orbital 1s,
sehingga jumlah e- pada kulit ini adalah dua.
• Kulit kedua mengandung satu orbital 2s dan 3
orbital 2p sehingga jumlah e- pada kulit ini
adalah delapan.
• Kulit ketiga berisi satu orbital s (3s), tiga orbital
p (3p), dan lima orbital d (3d), jadi total e-
pada kulit ketiga ada delapan belas.
Pada dasarnya C hanya memiliki 2 pasang e- yang
tidak berpasangan, yang artinya hanya bisa
membentuk dua ikatan C-H.
Misal:
• 3-etil-pentana
• 2-metil-butana
Dalam deret homolog di atas, semua senyawa alkana berakhiran dengan –
ana, suatu akhiran IUPAC untuk tata nama dalam bahasa Indonesia atau
akhiran –ane dalam bahasa Inggris. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon
jenuh yang hanya terdiri dari atom C dan atom H. Alkana disebut sebagai
hidrokarbon jenuh karena hanya mempunyai ikatan tunggal antar atom C
nya. Senyawa alkana disebut juga sebagai senyawa alifatik.
Bila alkana alifatik merupakan senyawa alkana
dengan rantai terbuka, maka terdapat senyawa
alkana yang strukturnya membentuk cincin.
Golongan senyawa ini yang disebut sebagai
senyawa alisiklik (alifatik siklik). Penamaan
senyawa alisiklik berdasarkan banyaknya atom
karbon dalam cincin dengan penambahan
awalan siklo.
Bila senyawa alkana rantai terbuka tanpa
percabangan diberi nama berdasarkan jumlah
atom karbon penyusunnya sesuai deret
homolog, untuk senyawa kimia organik yang
bercabang penamaan dilakukan dengan
mempertimbangkan rantai induk dengan
cabangnya (rantai sampingnya). Rantai induk
adalah rantai lurus yang terpanjang.
Rantai samping atau rantai cabang adalah gugus
alkil yang terikat pada rantai induk. Suatu gugus
alkil dari rantai samping atau cabang dinamai
menurut jumlah karbon penyusunnya sesuai
deret homolog dengan mengubah akhiran ana
menjadi –il.
Pada contoh di atas rantai induknya adalah alkana
dengan anggota tujuh C sehingga disebut sebagai
heptana. Rantai cabangnya berupa alkana dengan
satu C sehingga diberi nama metil yang terletak
pada posisi C ketiga. Molekul tersebut diberi nama
sebagai 3-metilheptana.
Senyawa organik bisa jadi tidak hanya memiliki
rantai samping tunggal yang sederhana, kadang
senyawa organik bisa mempunyai rantai samping
yang bercabang.
Beberapa gugus untuk rantai samping
mempunyai nama khusus misalnya untuk propil dan
butil. Contohnya pada propil CH3CH2CH2-, gugus
propil yang tidak bercabang diberi namadengan
awalan n-(normal), sedangkan bila ada cabang metil
pada ujung rantai samping alkil diberi awalan iso-
(dari kata isomerik) yaitu isopropil.
Contoh:
gugus butil, bisa berupa n-butil, isobutil, sekunder (sec-
butil) atau tersier butil (tert-butil). Isobutil merupakan
gugus butil yang mempunyai cabang metil pada C ujung
rantai.
Sekunder butil mempunyai dua cabang metil yang
terikat pada C kepala. C kepala adalah C rantai samping
yang terikat langsung pada induk.
Gugus butil tersier (tert-butil atau t-butil) memiliki tiga C
yang terikat pada C kepala.
Rantai induk suatu senyawa organik dapat
memiliki lebih dari satu percabangan. Penamaan
untuk cabang yang lebih dari satu ini memakai
aturan penamaan diurutkan secara alfabetis
menurut ejaan bahasa inggris.
Misalnya metil dan fenil maka penamaan untuk
fenil diletakkan setelah metil, masing-masing
cabang diberikan nomor yang menunjukkan posisi
lekatan, jika ada lebih dari satu cabang yang sama
pada induk maka gugus cabang tersebut digabung.
Tugas
5 soal essay beserta jawaban