Anda di halaman 1dari 29

Pertemuan 4

Pereferensian dalam Penulisan Karya Ilmiah


Praaktivitas
Bacalah paragraf berikut dan diskusikanlah pertanyaan-
pertanyaan di slide berikutnya dengan teman Anda!

Pentingnya kesadaran berliterasi sangat mendukung


keberhasilan seseorang dalam menangani berbagai persoalan.
Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak saja memperoleh ilmu
pengetahuan, tetapi juga bisa mendokumentasikan sepenggal
pengalaman yang menjadi rujukan di masa yang akan datang. Hal
ini sejalan dengan sebuah tulisan di surat kabar Kompas (edisi 1
Juni 2016) yang menyinggung baca tulis termasuk kemampuan
strategis yang harus dimiliki bila ingin menjadi bangsa yang maju.

Sumber: Irianto, Putri Oviolanda & Febrianti, Lifia Yola (2017).


Pertanyaan Praaktivitas
1. Ketika Anda menulis suatu makalah atau karya tulis
ilmiah yang lain, apakah Anda hanya menulis pendapat
Anda saja? Ataukah Anda mengutip pendapat orang lain
dari suatu sumber tertentu seperti pada contoh pada
slide pertama tadi?
2. Apa tujuan mengutip pendapat orang lain dari suatu
sember tertentu?
3. Bagaimana etika mengutip pendapat orang lain?
Apakah ada aturannya?
Penulisan
Karya Ilmiah & Mengutip
Penulisan karya ilmiah tidak lepas dari aktivitas mengutip atau membuat sitasi.

 Kutipan dalam bidang linguistik berarti pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari
karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan
sendiri (KBBI V, 2016).
 Mengutip adalah mengambil pendapat orang lain untuk mendukung gagasan penulis
(Nurhadi, 2017).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut jelas bahwa penulisan karya ilmiah tidak lepas
dari aktivitas mengutip karena pendapat orang lain yang kita kutip berfungsi untuk
memperkuat atau menjadi bukti atas gagasan yang kita tulis.
Definisi Mengutip

Mengutip adalah kegiatan meminjam atau mengambil


pendapat para ahli dari berbagai sumber tertentu. Kita
bisa mengutip secara langsung ataupun tidak langsung
dengan tetap mencantumkan sumber kutipan sesuai
aturan pengutipan (Andarwulan et al, 2019).

Kita bisa mengatakan bahwa mengutip adalah kegiatan


mengambil satu kalimat atau lebih pendapat ahli dari
berbagai sumber, baik secara langsung ataupun tidak
langsung dengan memperhatikan aturan pengutipan.
Teknik Mengutip
1. Menyusun Kutipan dengan Teknik Kolaborasi
Menyusun kutipan dengan teknik ini dilakukan dengan mengambil beberapa sumber
yang saling berkaitan dan saling mendukung untuk memperkuat gagasan penulis atau
menjadikan sumber rujukan sebagai landasan teori. Berikut pola penyusunannya:

Gagasan penulis .............................................................................................................


Hal ini sejalan dengan pendapat A (2017)....................................................................... Bisa dengan cara ini
B (2018) juga berpendapat..............................................................................................
Hal ini pernah ditegaskan oleh C (2018)..........................................................................

Menurut A (2017)..............................................................................................................
atau dengan cara ini Sementara itu, B (2018) juga berpendapat.........................................................................
Demikian pula dengan C (2018) yang menyatakan bahwa...............................................
Kesimpulan/gagasan penulis terhadap pendapat A, B,C...................................................
Teknik Mengutip

2. Menyusun Kutipan dengan Teknik Komparasi/Membandingkan


Menyusun kutipan dengan teknik ini dilakukan dengan membandingkan dua atau lebih
pendapat yang bertentangan untuk menguatkan gagasan yang kontroversial. Namun,
penulis memiliki argumen tersendiri yang mengarah pada salah satu pendapat.

Gagasan penulis.............................................................................................................................
A (2017) berpendapat bahwa.........................................................................................................
Contoh seperti ini Hal ini bertentangan dengan B (2018) yang menyatakan bahwa..................................................
.......................................................................................................................................................
Akan tetapi,........................ (gagasan penulis tentang keberpihakan disertai argumen dan data)
Teknik Mengutip

3. Menyusun Kutipan dengan Interpretasi


Menyusun kutipan dengan teknik ini dilakukan dengan mengkritik, menguraikan, atau
membahas sebuah gagasan untuk diperkuat. Setelah itu, penulis dapat menyimpulkan
hasil uraian atau bahasannya. Kesimpulan inilah yang digunakan untuk menguatkan
gagasan.

Menurut pendapat A (2018)..........................................................................................................


Hal itu merupakan................................................(uraian, kritik, atau analisis penulis).
Contoh seperti ini
Kesimpulan penulis......................................................................................................................
......................................................................................................................................................

(Andarwulan et al, 2019)


Jenis-Jenis Kutipan Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah kutipan yang bersumber dari rujukan asli


tanpa mengalami proses perubahan sama sekali. Jadi, sebagai
pengutip, kita tidak mengubah informasi yang kita kutip. Kutipan
jenis ini dilakukan jika
1 tidak mungkin melakukan parafrasa karena yang diungkapkan
pengarang asli sudah cukup jelas.
2 untuk mengungkapkan teori atau rumus ilmiah.

3 mengungkapkan ayat kitab suci.

4 akan menimbulkan penafsiran berbeda jika menggunakan bahasa


sendiri, misalnya UU.
5 ingin mengomentari gagasan, ide penulis lain sehingga kita perlu
mengutip secara langsung
Kutipan Langsung

Kutipan Langsung
Pendek Kutipan Langsung
Panjang
Kutipan Langsung Pendek
 Kutipan ditulis serangkai atau menyatu dengan teks yang
mengikutinya.
 Kutipan diapit oleh tanda petik di awal dan di akhir penulisan
(“...”).
 Identitas pengarang, tahun terbit, dan halaman dapat diletakkan
di awal atau akhir kutipan.

1
Contoh:
Nama pengarang disebut di awal kutipan
Sucipto (1990:123) menjelaskan “dalam memperlancar proses
pembangunan di wilayah perdesaan diperlukan partisipasi tokoh
masyarakat, warga masyarakat, dan aparat pemerintah desa”.
Contoh Kutipan Langsung Pendek
2
Nama pengarang disebut di akhir kutipan
Sesuai dengan uraian di atas, dijelaskan “dalam memperlancar
proses pembangunan di wilayah perdesaan diperlukan partisipasi
tokoh masyarakat, warga masyarakat, dan aparat pemerintah desa”
(Sucipto, 1990:123).

3
Di dalam kutipan terdapat tanda kutip
Dalam penjelasannya, Dardjowidjoyo (1992:4) menjelaskan “Kota
Leiden di negeri Belanda merupakan ‘kota suci’ berkembangnya
pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing”.
Kutipan Langsung Panjang
 Kutipan ditulis terpisah dari teks yang mengikutinya.
 Kutipan ditulis dengan spasi satu.
 Dimulai setelah ketukan ke-5 dari garis tepi sebelah kiri.
 Identitas pengarang, tahun terbit dan pengarang ditulis sama
seperti pada kutipan langsung yang pendek.
 Untuk nama pengarang, baik dalam kutipan lagsung maupun
tidak langsung, nama pengarang biasanya nama terakhir dari
nama pengarang (Satata, 2019).
Contoh Kutipan Langsung Panjang
Brookhart (2010:129) mengatakan:

A particularly interesting kind of creativity occurs when


students define problems in new ways. In popular jargon,
this is called “thinking outside the box”. It is valued in
school and in life, and it’s one of the methods by which
civilization advances. Creative problem solving involves
identifying a problem with fresh eyes. The poblem may
end up being about something completely different than
originally thought. Solving the “new” problem solves the
old one, too.
Tiga Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika
Mengutip Langsung
1. Jika pengutip ingin melakukan perubahan, pengutip harus memberi
keterangan jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.

2. Jika pengutip ingin melakukan koreksi, koreksi bisa diletakkan sebagai


catatan kaki. Selain menuliskannya sebagai catatan kaki, pengutip juga
bisa menggunakan tanda [Sic!].  Seperti Pada Aslinya, digunakan
untuk menunjukkan bahwa kesalahan terdapat pada naskah asli.
Indonesia berasil [sic!] meraih emas.
Setiap hari orang itu pergi keperpustakaan [sic!].

3. Jika pengutip ingin menghilangkan atau memotong kutipan, pengutip


bisa menggunakan tiga titik berspasi [...].
Kutipan Tidak Langsung
1. Gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan teks.
2. Ditulis tanpa tanda kutip.
3. Nama pengarang dari sumber kutipan dapat ditulis di awal/di
akhir kutipan. Nama pengarang biasanya nama terakhir yang
ditulis (Satata, 2019).
4. Nomor halaman kutipan tidak harus disebutkan (Suyitno, 2013).
Contoh Kutipan Tidak Langsung
Nama pengarang disebut di awal kutipan
Sarina (1990) mengemukakan bahwa tidak semua pengajar
BIPA di Indonesia memiliki pendidikan dan pengalaman dalam
mengajarkan BIPA.

Nama pengarang disebutkan di akhir kutipan


Sejalan dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tidak
semua pengajar BIPA di Malang memiliki pendidikan dan
pengalaman dalam mengajarkan BIPA (Sarina, 1990).
Cara Membuat Kutipan Tidak Langsung
Berbeda dengan kutipan langsung di mana kita menulis apa adanya
dari sumber yang kita rujuk. Dalam kutipan tidak langsung, kita bisa

menyadur meringkas mengubah struktur kalimat.

Mengubah tekanan kalimat dari aktif menjadi pasif atau sebaliknya.

menggunakan kata sinonim pada semua kata yang tidak umum


digunakan dalam karangan asli.
Mengurangi anak-anak kalimat yang tidak perlu untuk diuraikan
atau dimaknakan kembali oleh pengutip.

Membuat kesimpulan dari teks yang dikutip.


Gaya Mengutip

Gaya mengutip yang umum digunakan secara internasional


adalah gaya mengutip model APA (American Psychological
Association) dan Harvard Reference Style (Ristekdikti, 2016).

Gaya mengutip yang umum digunakan adalah APA, Harvard, dan Vancouver atau sesuai
gaya selingkung suatu lembaga atau instansi tertentu. Gaya selingkung universitas satu
dengan yang lain bisa berbeda. Semua tergantung kesepakatan selingkungan lembaga.

Yang umum digunakan adalah APA dan Harvard.


Gaya Mengutip Model APA
Gaya mengutip model APA biasa digunakan di bidang sosial, psikologi, dan pendidikan.
Model ini berformat penulis-tanggal/author-date. Selain APA, model yang menggunakan
format author-date adalah model Harvard.
Awal kalimat
Widodo (2006) mengemukakan bahwa pemerintah lokal merupakan pemerintahan yang
didekatkan dengan rakyat.

Tengah kalimat
Contoh Setelah mencermati keadaan di lapangan, Widodo (2007) menyatakan bahwa
pengelolaan kepentingan publik bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat.

Akhir kalimat
Stereotype merupakan pandangan umum suatu kelompok tentang kelompok lain (Iskan,
2007).
Gaya Mengutip Model APA
Jumlah pengarang banyak
 Menurut Noviyanti dan Kusudaryati (2018) sarapan pagi merupakan faktor yang
mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah.

 Bahasa Indonesia ragam ilmiah lebih sering dihadapkan dalam kegiatan


penulisan karya ilmiah, seperti artikel, proposal, makalah, skripsi, tesis, dan
Contoh disertasi (Andarwulan et al, 2019).

Mengutip dari sumber kedua


Menurut McClelland (dikutip dalam Thoha, 2005), seseorang dianggap mempunyai
motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan
pekerjaannya dengan lebih baik.
Mengutip Melalui MS. Word
Kita bisa menulis sumber kutipan secara manual pada karya tulis kita sesuai gaya
penulisan yang kita pakai. Namun, kita juga bisa mengunduh software Mendeley atau
menggunakan fitur di Microsoft Word. Meskipun kita bisa menulis sumber kutipan dan
daftar pustaka dengan praktis, ada baiknya kita tetap mengecek ketepatan
penulisannya. Langkah-langkah menulis sumber kutipan dan daftar pustaka melalui
fitur di Microsoft Word dapat dilihat pada tautan berikut.

Tutorial Penulisan Otomatis Kutipan & Daftar Pustaka pptx


https://zenodo.org
Daftar Pustaka/Bibliografi
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menulis daftar pustaka, yaitu:
1. Daftar pustaka diletakkan di bagian akhir karya tulis pada halaman
tersendiri.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan secara alfabetis setelah nama dibalik.
4. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lain ditulis
dengan jarak dua spasi.
5. Jarak dalam butir pustaka satu spasi.
6. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya
dari tiap sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4
ketukan.
7. Urutan: Nama pengarang dibalik. Tahun terbit. Judul. Kota terbit:
Penerbit.
8. Penulisannya mengikuti salah satu model tertentu dan konsisten
dari awal sampai akhir dengan model yang sama.
Daftar Pustaka/Bibliografi

Penulisan daftar pustaka juga mengikuti gaya penulisan model APA/


Harvard/Vancouver, dll. Kita memilih salah satu model sesuai gaya
selingkung lembaga/instansi/universitas tempat kita belajar. Ketika kita
mengirimkan karya tulis ilmiah ke salah satu jurnal ilmiah, kita juga
harus mengikuti gaya selingkung yang digunakan oleh jurnal ilmiah
tersebut.

Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada


materi yang berbentuk word.
Plagiarisme dalam Penulisan Karya Ilmiah
Plagiarisme adalah proses mengambil ide atau gagasan atau
bagian lain dari karya orang lain tanpa mencantumkan nama
penulis asli sehingga ide atau gagasan tersebut seolah-olah
hasil pemikirannya.
Menurut Soelistyo (2011), ada 4 jenis/tipe plagiarisme:
1. Plagiarisme ide
2. Plagiarisme kata
3. Plagiarisme sumber
4. Plagiarisme karangan
5. Self plagiarism
Yang Tidak Termasuk Plagiarisme
1. Menggunakan pengetahuan yang sudah menjadi fakta
umum di masyarakat, misalnya tanggal-tanggal bersejarah,
ibu kota suatu negara.
2. Menggunakan peribahasa yang sudah umum dikenal.
3. Memparafrasa kalimat orang lain dengan tetap
menyebutkan sumbernya secara jelas.
4. Melakukan kutipan sehingga jelas bagian karya yang dikutip
dari karya orang lain dengan tetap menyebutkan sumbernya
secara jelas (Istiana, 2013).
Sanksi
Sesuai Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 (dalam Istiana,
2013) jika seorang mahasiswa terbukti melakukan plagiat, maka
mahasiswa tersebut memperoleh sanksi:
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian sebagai hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa.
6. Pemberhentian tidak hormat dari status sebagai mahasiswa.
7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
Pertanyaan Refleksi
1. Jika karya Anda dikutip oleh orang lain tanpa mencantumkan nama Anda,
bagaimana perasaan Anda?
2. Selain belajar menulis kutipan dan daftar pustaka, usaha apa yang akan Anda
lakukan untuk menanggulangi plagiarisme?
Daftar pustaka
Andarwulan, T., et al. (2019). Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom. USA: ASCD.
E, Kuntarto. (2017). Penulisan Rujukan Berdasarkan Ketentuan APA Versi 6. Diakses dari
https://repository.unja.ac.id/5905/1/Modul%20MK%20Penelitian%20Kualitatif%20Penulisan%20Rujukan%20Berdasarkan%
20Pedoman%20APA.pdf
Irianto, Putri Oviolanda & Febrianti, Lifia Yola. (2017). Pentingnya Penguasaan Literasi bagi Generasi Muda dalam Menghadapi
MEA. ELIC: 640-647. Diakses dari http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ELIC/article/download/1282/989
Istiana, P. (2013). Membuat Sitasi dan Daftar Pustaka. Workshop Literasi Informasi bagi Pustakawan (pp. 1-8). Diakses dari
www.researchgate.net/publication/270050381_Membuat_Sitasi_dan_Daftar_Pustaka
Istiana, P. (2013). Perpustakaan dan Plagiarisme. Workshop Literasi Informasi bagi Pustakawan (pp. 1-15). Diakses dari
www.researchgate.net/publication/270050381_Membuat_Sitasi_dan_Daftar_Pustaka
Nurhadi. (2017). Handbook of Writing: Panduan Lengkap Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Perbukuan, B. P. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia V (Daring). Jakarta: Kemendikbud.
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Materi Plagiarisme dan Sitasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ristekdikti. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemenristek Dikti.
Satata, S. (2019). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Kanisius.
Sumarwati. (2015). Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Suyitno, H. I. (2013). Menulis Makalah dan Artikel. Bandung: PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai