Anda di halaman 1dari 34

MODUL 3

PENGEMBANGAN ASESMEN
ALTERNATIF
Nama Kelompok :
1. Aini Zulfa
2. Istikharoh
3. Muslimah Dwirini
4. Siti Nur Kholifah
Indikator Pencapaian :
1. Menjelaskan konsep dasar asesmen alternatif.
2. Menjelaskan pentingnya asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa.
3. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif sebagai cara
penilaian hasil belajar siswa.
4. Menjelaskan berbagai bentuk asesmen alternatif untuk menialai hasil belajar
siswa .
5. Mengembangkan berbagai tugas dalam asesmen alternatif.
6. Membuat rubric atau kriteria penilaian dalam asesmen alternatif.
7. Memberikan contoh penggunaan contoh penggunaan asesmen alternatif dalam
penilaian hasil belajar.
8. Mengembangkan alat ukur afektif.
Pengembangan Asesmen Alternatif

Konsep dasar Bentuk


Asesmen Penilaian
Asesmen Asesmen
Portofolio Ranah Afektif
Alternatif Kinerja
KB 1
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. LATAR BELAKANG

 Muncul pada tahun 1980-an, akibat banyak kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).

 Test tertulis hanya dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana
artinya hanya dapat mengukur sebagian kecil dari hasil belajar siswa dan tidak dapat mengukur hasil
belajar yang kompleks.

 Pada umumnya tes yang dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran , dilakukan dengan
menggunakan mekanisme skema pembelajaran konvensional.

 Menyadari ada beberapa kelemahan pada tes, maka para ahli pendidikan berupaya untuk
mengintegrasikan kegiatan penilaian dalam kegiatan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran
melalui proses penilaian yang dikenal dengan asesmen alternatif.
Skema Pembelajaran Konvensional

Kompetensi Dasar

Indikator

Proses Belajar Mengajar

TES
Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara
asesmen tradisional (tes) dengan asesmen alternatif
Asesmen Tradisional ( Tes ) Asesmen Alternatif

1. Penilaian dilakukan untuk menilai 1. Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas


kemampuan siswa dalam memberikan produk dan unjuk kerja siswa.
jawaban yang benar. 2. Tugas yang diberikan berhubungan dengan
2. Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
realitas kehidupan siswa. 3. Ada integrasi antara pengetahuan dengan
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang kinerja atau produk yang dihasilkan.
dilakukan siswa. 4. Sulit diskor dengan reabilitas tinggi.
4. Dapat diskor dengan reabilitas tinggi. 5. Hasil asesmen alternatif diberikan dengan
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor. bukti kinerja.
B. Pengertian Konsep Dasar Asesmen
Alternatif

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan


informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai
jenis tagihan dan mengolah

informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan


perkembangan belajar siswa.
Jenis –jenis asesmen :

1. Asesmen Tradisional

2. Asesmen Kinerja

3. Asesmen Authentik

4. Asesmen Portofolio

5. Penilaian Pencapaian

6. Asesmen Alternatif
Landasan Psikologis

Teori fleksibilitas Experiental Learning


kognitif dari R. Spiro Theory dari C. Rogers
( 1990 ) ( 1969 )

Generatif Learning
Model dari Osborne dan
Wittrock ( 1983 )

Multiple Intelligent
Teori Belajar Brunner Theory dari Howard
( 1996 ) Gardner
( 1993 )
D. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif
Keunggulan Asesmen Alternatif Kelemahan Assesmen Alternatif

1. Dapat menilai hasil belajar yang 1. Membutuhkan waktu banyak.


kompleks dan ketrampilan-ketrampilan 2. Adanya unsur subjektivitas dalam
yang tidak dapat di nilai dengan asesmen penskoran.
tradisional. 3. Ketepatan penskoran rendah.
2. Menyajikan hasil penilaian yang langsung, 4. Tidak tepat untuk kelas besar.
yang lebih hakiki dan lengkap.
3. Meningkatkan motivasi siswa.
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi
yang nyata.
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk
melakukan evaluasi pada dirinya.
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas
pembelajaran yang telah dilakukan .
7. Meningkatkan daya trasnsferbilitas hasil
belajar.
KB 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
 Asesmen Kinerja adalah asesmen yang meminta siswa untuk melakukan sesuatu atau
menunjukan kinerjanya sesuai tugas yang diberikan oleh guru. Asesmen kinerja
bertujuan untuk menilai kualitas kinerja baik proses maupun produk.

 Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen

KRITERIA PENSKORAN
TUGAS ( TASK )
( RUBRIC )
TUGAS ( TASK )

Informasi tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja dapat diperoleh dari berbagai
jenis tagihan, misalnya :
1. Computer adaptive testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka ( open ended question )
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok
6. Proyek
7. Interview
8. pengamatan
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :

1. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukan kemampuan siswa dalam berfikir
dan ketrampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang sesuai dengan
tingkat pekembangan siswa.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan

Catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang tugas dalam
asesmen kinerja :

1. Tugas merupakan bagian dari proses pembelajaran.


2. Tugas berhubungan dengan kehidupan nyata yang dihadap siswa sehari hari.
3. Tugas harus diberiakan siswa secara adil.
4. Tugas harus memotivasi dan tidak memberi tantangan kepada siswa untuk melakukannnya.
KRITERIA PENSKORAN
( RUBRIC )

Rubric adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk menilai mutu kinerja
atau hasil kinerja siswa. Rubric terdiri dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan
dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai disertai
dengan gradasi mutu untuk setiap kriteria tersebut, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk.
Langkah – Langkah Pengembangan Rubric
1. Menetukan konsep, ketrampian dan kinerja yang akan dimulai.

2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau ketrampilan yang
akan dinilai ke dalam rumusan yang menggambarkan kinerja siswa.

3. Menentukan tugas yang akan dinilai.

4. Menentukan skala yang akan digunakan.

5. Mendiskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan.

6. Melakukan uji coba.

7. Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba.


Berdasarkan kegunaan, rubric dapat dibedakan
menjadi dua

Holistic Rubric Analytic Rubric

Rubric yang diskripsi dimensi Rubric yang diskripsi dimensi


kerjanya dibuat secara umum dan kerjanya dibuat lebih rinci dan
dapat digunakan untuk menilai dapat digunakan untuk menilai
berbagai jenis kinerja kinerja tertentu
Holistic Rubric

Contoh

Dimensi Kinerja Skor Deskripsi


1. Kualitas pengerjaan tugas 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat
3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi kurang akurat
2 Kualitas pengerjaan tugas kurang baik dan kurang akurat
1 Kualitas pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat
2. Kreativitas dalam pengerjaan 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang meantang
tugas 3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh instruktur
1 Tugas hanya dikerjakan dengan prosedur baku
3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus
3 Secara keseluruhan produk tugas bagus
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang
1 Secara keseluruhan produk tugas tidak bagus
Analytic Rubric
Contoh
Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi
1. Struktur a. Judul 4 Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan Judul bukan
karangan 3 frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan
2 Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul sesuai isi karangan
1 Judul bukan frase, penulisannya tidak tepat, judul tidak sesuai isi karangan

b. Pembukaan 4 Ada dan mengarah ke isi karangan


3 Ada dan kurang mengarah ke isi karangan
2 Ada tetapi tidak mengarah ke isi karangan
1 Tidak ada pembukaan

c. Isi 4 Isi lengkap dan jelas


3 Isi lengkap tetapi kurang jelas
2 Isi kurang lengkap tetapi jelas
1 Isi tidak lengkap dan tidak jelas

d. Penutup 4 Penulisan ejaan benar 90% - 100 %


3 Penulisan ejaan benar 80% - 89 %
2 Penulisan ejaan benar 70% - 79 %
1 Penulisan ejaan benar paling banyak 69%
Contoh
Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi

2. Penggunaan a. Kosakata 4 Makna dan bentuk tepat


bahasa 3 Makna tepat, bentuk kurang tepat
2 Makna kurang tepat, bentuk tepat
1 Makna dan bentuk tidak tepat

b. Struktur 4 90% - 100% struktur kalimat benar


kalimat 3 80% - 89% struktur kalimat benar
2 60% - 79% struktur kalimat benar
1 ≤ 60% stuktur kalimat benar

4 Ada satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas


c. Alinea 3 Ada satu pokok pikiran dan perkembangannya kurangjelas
2 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas
1 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan perkembangannya kurang jelas

4 Penulisan ejaan benar 90% - 100 %


d. Ejaan 3 Penulisan ejaan benar 80% - 89 %
2 Penulisan ejaan benar 70% - 79 %
1 Penulisan ejaan benar paling banyak 69%
KB 3
ASESMEN PORTOFOLIO
 PENGERTIAN PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang
disusun secara sistematis yang menunjukan upaya,
proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu.
Prinsip Portofolio

Collect Select Reflect


Karakteristik Portofolio

 Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid dan
guru.

 Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting
adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan
ke dalam kumpulan hasil karya siswa.

 Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu.

 Kriteria penialaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.
Menunjukan perkembangan
hasil belajar siswa

Tujuan portofolio
menurut Jon
Mueller

Menunjukan Mencapai secara


kemampuan siswa secara keseluruhan pencapaian
langsung belajar siswa
PERBEDAAN

Portofolio Sebagai Hasil Karya Portofolio Sebagai Model


Asesmen
Mengapa saya mengumpulkan bukti ? Bagaimana saya menggunakan bukti ?

1. Sebagai representasi keterampilan yang telah 1. Sebagai landasan pengembangan level


dimiliki. berikutnya.
2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah. 2. Untuk mempromosikan perkembangan
berikutnya.
3. Untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki.
3. Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai.
4. Sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu
pertemuan. 4. Untuk memodifikasi pengajaran yang akan
dilakukan.
5. Sebagai bahan pelaporan.
5. Untuk menyesuaikan kurikulum.
Komponen penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan
portofolio sebagai asesmen :
1. Portofolio hendaknya memiliki kriteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi pada research
based criteria.
2. Untuk menilai kemampuan dan ketrampilan siswa dapat digunakan sebagai sumber infomasi yang
mengenal dengan baik kemampuan dan ketrampilan siswa.
3. Memperhatikan cara untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berkontribusi terhadap portofolio. Bukti
dapat berupa bukti tercetak maupun non-cetak seperti audio/video, hasil obseervasi, anecdotal record,
self report, dan sebagainya.
4. Portofolio dapat berupa karangan, hasil lukisan, skor tes, foto, dan sebagainya.
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dengan mata pelajaran
lain.
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap
portofolio tersebut seperti guru, sekolah, orang tua, dan siswa sendiri.
PERENCANAAN PORTOFOLIO
 Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
 Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil belajar yang
dapat diaamati.
 Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan
melengkapi penilaian.
 Menentuakan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan
portofolio siswa.
 Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
 Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan.
 Menentukan sistem yang kan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi
dan keputusan asesmen portofolio.
 Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan.
PELAKSANAAN PORTOFOLIO

Mendorong dan memotivasi


Memonitor pelaksanaan tugas
siswa

TUGAS GURU

Memamerkan hasil portofolio


Memberikan umpan balik
siswa
PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO

Hasil karya setiap siswa selama satu semester atau satu tahun
dikumpulkan dalam satu folder.

Kumpulan karya siswa dapat dikatakan sebagai portofolio jika


dikumpulkan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan
karya terpilih yang menunjukan pencapaian dan perkembangan
belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
TAHAP PENILAIAN PORTOFOLIO

1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penialain yang disepakati


bersama antara guru dengan siswa pada pembelajaran.

2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisiten.

3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan


pembelajaran berikutnya.

4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus


menerus atau berkesinambungan.
KB 4
PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Ranah afektif dalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri bhasil
belajar afektif akan tapak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Seprti,
perhatiannya dan kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran disekolah,
motivasinya yang tinggi untuk lebih tahu banyak mengenai pelajaran yang
diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and linn, 1990 )
Ranah Afektif ada lima level

Keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus misalnya


Receiving aktivitas dalam kelas, buku, atau musik.

Responding Partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.

Kemampuan siswa untuk memberikan nilai, keyakinan, atau sikap dan


Valuing menunjukan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
Kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan nilai yang
Organization lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai
membangun system nilai internal yang konsisten.
Level tertinggi dalam ranah efektif. Siswa sudah memiliki sisitem nilai yang
Characterization mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi
pola hidupnya.
SIKAP KONSEP DIRI

Ranah sikap yang perlu dikembangkan


meliputi sikap siswa terhadap guru, mata Penilaian yang dilakukan individu terhadap
pelajaran dan sekolah. Proses pembelajaran kemampuan dan kelemahan diri sendiri.
dikatakan berhasil jika pihak sekolah mampu Konsep diri penting untuk menentukan jenjang
mengubah sikap siswa dari negative menjadi karir siswa.
posistif
KARAKTERISTIK
RANAH
PENILAIAN NILAI
MINAT
AFEKTIF
Suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan
Keinginan seseorang untuk memperoleh objek
atau perilaku yang dianggap baik atau tidak
khusus, aktivitas, pemahaman, dan
baik. Sekolah perlu membantu siswa untuk
keterampilan untuk tujuan perhatian atau
menemukan dan menguatkan nilai yang
pencapaian. Hal penting pada minat adalah
bermakna agar mampu mencapai tujuan
intensitas untuk memperoleh sesuatu.
tertentu.
CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
PENGAMATAN Memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap
LANGSUNG sesuatu, kemudian dicarai atribut yang mendasari tingkah laku tersebut.

WAWANCARA Memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.

ANGKET/ Pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa
KUESIONER pilihan pernyataan ataupun pilihan bentuk angka.

TEKNIK
Tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal siswa.
PROYEKTIL

PENGUKURAN Pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang yang diamati tidak
TERSELUBUNG tahu bahwa ia sedang diamati.
LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF

1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif.

2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur.

3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur.

4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator.

5. Menggunakan indicator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrument.

6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan.

7. Melakukan uji coba.

8. Menyempurnakan instrumen.

9. Mengadministrasikan instrumen.

Anda mungkin juga menyukai