Anda di halaman 1dari 35

GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN

TANAMAN TERPADU (GP-PTT) PADI


Oleh :
Fitri Nurhasanah Hidayat, SP
Prinsip PTT
1. Terpadu
PTT merupakan suatu pendekatan agar
sumber daya tanah, tanaman, air dapat
dikelola dengan sebaik-baiknya secara
terpadu.
2. Sinergis
PTT memanfaatkan teknologi pertanian
terbaik, dengan memperhatikan keterkaitan
yang saling mendukung antar komponen.
Prinsip PTT
3. Spesifik Lokasi
PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan
lingkungan fisik, sosial, budidaya, dan ekonomi
petani setempat.

4. Partisipatif
Petani turut berperan serta dalam memilih dan menguji
teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan
kemampuan petani melalui proses pembelajaran
dalam bentuk laboratorium lapangan (LL).
Komponen PTT
• Padi sawah irigasi
• Padi sawah tadah hujan
• Padi gogo
• Padi rawa lebak
1. Komponen PTT Dasar

• Varietas Modern (VUB, PH, PTK).


• Bibit bermutu dan sehat
• Pengaturan jarak tanam (jajar
legowo)
• Pemupukan berimbang dan
efisien menggunakan BWD,
PUTS/ petak omisi, permentan
no.4/2007
• PHT sesuai OPT sasaran
2. Komponen PTT Pilihan

• Bahan organik/pupuk
kandang/amelioran *
• Pengelolaan tanah yang baik
• Pengelolaan air optimal
(pengairan berselang)
• Pupuk cair (PPC, organik,
biohayati/ZPT, pupuk mikro
• Penangangan pasca panen
Peran Komponen PTT
1. Benih VUB.
- daya berkecambah tinggi dan seragam
- tanaman sehat (perakaran baik)
- tumbuh cepat
- tahan hama penyakit
- potensi hasil tinggi

2. Penanaman tepat waktu


- Serentak
- Jumlah populasi optimal
- Menekan serangan hama penyakit
- Menekan pertumbuhan gulma
Peran Komponen PTT
3. Pemberian pupuk berimbang
- memberikan pertumbuhan yg baik
- meningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasil
tinggi.

4. Pemberian air secara efektif


efisien
- air sebagai pengangkut nutrisi dari tanah ke bagian
tanaman
- kebutuhan air setiap stadia berbeda-beda
- meningkatkan hasil
- menekan stress tanaman
Peran Komponen PTT
5. Perlindungan tanaman cara PHT
- meminimalkan kerusakan/ penurunan produksi krn
serangan OPT.
- utamakan PHT baru pestisida jika sudah > ambang
ekonomi.

6. Penanganan panen dan pasca


- hasil optimal jika panen tepat waktu (masak
fisiologis)
- menekan kehilangan hasil
- menjaga mutu tetap terjaga dengan pengemasan &
penyimpanan yg benar.
TEKNIS BUDIDAYA

PADI HIBRIDA
1. Pemilihan VUB
Intani 1 :
• Potensi hasil 8 – 11 ton/ha
• Produsen PT. BISI
• Produktivitas musim kering >
musim hujan
• Beririgasi teknis minimal IP 200
2. Persiapan Lahan
• Tanah digenang 1 minggu
• Dibajak singkal
• Galengan dibersihkan, dipopok
• Tanah digenang 1 minggu
• Dibajak rotari
• Perataan tanah
• Jarak tanam legowo 2:1 / 4:1
3. Pembibitan
• Luas 4% dari luas pernanaman (cth.
400 m2 dari 10.000 m2)
• Buat bedengan 1 x10 m; 1x20 m
• Tinggi bedeng 10 cm
• Selokan bedeng sedalam 30 cm
• Lahan ditebar pukan 2 kg/m2
• Benih direndam 1 hari, keringkan
• Tebar merata, renggang.
• 7 HSS beri urea 30 gr/m2
4. Tanam
• Umur benih 10/ 15/ 21 HSS.
• Jml daun 4 helai
• Jarak tanam legowo 2 : 1 / 4 : 1
• Penyulaman saat 7 HST
Legowo 2 : 1
(20-40cm) x 10 cm
• Populasi
1,2 x 1m 25 cm 40 cm UTARA
= 4 rpn x 10 rpn 25 cm

= 40 rpn
1 hektar
= 333.333 rpn

• Ubinan
1m
2,4x2,5m = 6 m2
= 8 rpn x 25
rpn = 200 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6 m2 x 5 kg
= 8333 kg GKP/ha SELATAN
1,2 m
= 83,33 kw/ha
Legowo 2 : 1
(25-50cm) x 12,5 cm
• Populasi
1,5 x 1m 50 cm UTARA
= 4 rpn x 8 rpn 25 cm 25 cm

= 32 rpn
1 hektar
= 213.333 rpn 1m

• Ubinan
3m x 2m = 6 m2
= 8 rpn x 16 rpn
= 128 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6 m2 x 5 kg
= 8333 kg GKP/ha
= 83,33 kw/ha SELATAN
1,5 m
Legowo 2 : 1
(30-60cm) x 15 cm
• Populasi
1,8 x 1,2m 60 cm UTARA
= 4 rpn x 8 rpn 30 cm 30cm

= 32 rpn
1 hektar
= 148.148 rpn
• Ubinan
2,7x 2,4m = 6,48m2 1m

= 6 rpn x 16 rpn
= 96 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6,48 m2 x 5
kg = 7716 kg
GKP/ha 1,8 m
SELATAN

= 77,16 kw/ha
Legowo 4 : 1
(20-40cm) x 10 cm
• Populasi 1 x 1m UTARA
60 cm
= 4 rpn x 10 20 cm
20cm

rpn
= 40 rpn
1 hektar
= 400.000 rpn
• Ubinan
3x 2m = 6m2 1m

= 12 rpn x 20 rpn
= 240 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6 m2 x 5 kg
= 8333 kg GKP/ha
1m SELATAN
= 83,33 kw/ha
Legowo 4 : 1
(25-50cm) x 12,5 cm
• Populasi 1,25 x 1m 75 cm

= 4 rpn x 25 cm 25cm UTARA


8 rpn
= 32 rpn
1 hektar
= 256.000 rpn 1m

• Ubinan
2,5x 2,5m = 6,25m2
= 8 rpn x 20
rpn = 160 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6,25 m2 x
5 kg = 8000 kg
GKP/ha 1,25 m SELATAN

= 80,00 kw/ha
Legowo 4 : 1 kosong
(20-40cm) x (10-20 cm)
• Populasi 1 x 1m
= 6 rpn x
100/20 rpn 20 cm
UTARA

= 30 rpn 40cm

1 hektar
= 300.000 rpn
• Ubinan 3x 2m = 6m2
= 18 rpn x 1m

200/20 rpn
= 160 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/6 m2 x 5 kg
= 8333 kg GKP/ha
= 83,33 kw/ha 1m SELATAN
Legowo 4 : 1 kosong
(25-50cm) x (12,5-25 cm)
• Populasi 1,25 x 1m
= 6 rpn x
100/25 rpn 25 cm
UTARA

= 24 rpn 50cm

1 hektar
= 192.000 rpn
1m
• Ubinan
2,5x 2m = 5m2
= 12 rpn x 200/25
rpn
= 96 rpn
• Hasil ubinan :
10.000/5 m2 x 5 kg
= 10.000 kg GKP/ha 1,25 m SELATAN
= 100,00 kw/ha
5. Penyiangan
• Dilakukan saat 7 HST
• Penyiangan tangan (21 & 35 HST)
• Herbisida (gramoxon, Agroxone,
Round Up)
6. Pengairan
• 0 - 42 HST macak2/ lembab agar
anakan banyak
• Fase bunting - pengisian gabah
digenang 2 cm agar gabah tidak
hampa.
• 1 minggu sebelum panen
dikeringkan.
7. Pemupukan
• Padi Hibrida :
• 7 HST : 50 kg Urea;
150 kg NPK
• 21 HST : 100 kg Urea
• 42 HST : 50 kg Urea
150 kg NPK
• Pupuk Organik 1 ton/ha saat olah
tanah
8. Pengendalian Hama Penyakit
Terpadu
a. Varietas tahan hama penyakit
b. Bibit sehat
c. Pola tanam sesuai
d. Rotasi tanaman (padi-padi-plwj)
e. Waktu tanam sesuai
f. Lahan yg bersih
g. Pemupukan berimbang
h. Irigasi berselang
i. Sistem TBS (trap barrier system)
8. Pengendalian Hama Penyakit
Terpadu
j. Observasi hama terus menerus
k. Penggunaan perangkap lampu
(light trap) untuk hama ulat
grayak & penggerek batang
l. Meningkatkan peran musuh alami
(laba-laba)
m. Penggunaan pestisida sbg
alternatif terakhir
Jenis Hama Penyakit
1. Hawar daun bakteri
Hama Penyakit
2. Wereng coklat
Hama Penyakit
3. Tungro
Hama Penyakit
4. Walangsangit
Hama Penyakit
5. Penggerek Batang
9. Penentuan waktu panen
a. Sudah 90% masak fisiologis
(gabah 90% kuning)
b. Dari masa berbunga 30 – 35 hari.
10. Pasca Panen
a. Mengurangi susut panen dengan
sabit bergerigi dan perontok
power thresher.
10. Pasca Panen
b. Pengeringan gabah di lantai jemur
ketebalan 5-7 cm, dibalik tiap 2
jam sekali/ menggunakan flat bed
dryer.
11. PERHATIAN !
a. Padi hibrida belum memiliki
ketahanan terhadap HPT utama
padi seperti WBC, HDB, tungro,
blast khususnya yg impor.
b. Beberapa memiliki rendemen dan
beras kepala < dari ciherang.

Anda mungkin juga menyukai