Anda di halaman 1dari 21

FOUR WHEEL ALIGNMENT ( FWA )

Tujuan Instruksional Khusus :

Peserta dapat menyebutkan definisi, macam,


fungsi dan ukuran Toe.
Peserta dapat meyebutkan definisi, macam,
fungsi dan ukuran camber.
Peserta dapat menyebutkan definisi, macam,
fungsi dan ukuran caster.
Peserta dapat menyebutkan definisi, macam ,
fungsi dan ukuran sudut kingpin dan offset.
STRUKTUR MATERI

WHEEL ALIGNMENT

MACAM-MACAM
WHEEL ALIGNMENT

TOE CAMBER CASTER SUDUT KINGPIN


DAN OFFSET

DEFINISI DEFINISI DEFINISI


•Macam •Macam •Macam
•Fungsi •Ukuran •Ukuran DEFINISI
•Fungsi •Fungsi •Macam
•Ukuran
•Fungsi
1. TOE
Selisih jarak antara roda depan bagian depan dengan bagian
belakang jika dilihat dari atas kendaraan.

 A
1.1. Toe In (Toe Positif)
 Roda bagian depan kendaraan
sa-ling mendekat. A < B
B
  merupakan ukuran sudut toe
in dalam derajat.
 Perbedaan A dan B merupakan
ukuran toe in dalam mm.
 Efek jika toe in terlalu besar
maka pada roda akan aus pada
sebelah luar.
1. TOE
1.2. Toe Out (Toe Negative)

 Roda bagian depan kendaraan 

saling menjauhi atau A > B.


  merupakan ukuran sudut toe
out dalam derajat.
 Perbedaan antara A dan B
merupakan ukuran toe out dalam
mm.
 Efek jikatoe out terlalu besar
maka pada roda akan aus pada
sebelah dalam.
1. TOE 1.3. Fungsi Toe
Sebagai Koreksi Camber
Reaksi rolling camber menyebabkan roda
menggelinding ke arah luar oleh
sambungan kemudi roda dipaksa bergerak
lurus kearah jalannya kendaraan
akibatnya roda menggelinding dengan ban
menggosok pada permukaan jalan.

Toe in mengakibatkan roda mengelinding ke


arah dalam efek rolling camber ke arah luar
dapat teratasi sehingga roda dapat
mengelinding lurus tanpa terjadi bau
menggosok pada permukaan jalan,
sehingga dapat :
1. Menghemat ban / keausan ban merata
2.Pengemudian stabil / tidak timbul getaran
1.3. Fungsi Toe
Sebagai Koreksi Gaya Penggerak
a. Penggerak roda belakang b. Pengerak roda depan
Cenderung bergerak ke arah luar. Cenderung bergerak kearah dalam.

Cara Mengatasi :

a. Penyetelan Toe - In b. Penyetelan Toe - Out


2. CAMBER
Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau ke luar terhadap garis
vertikal jika dilihat dari depan kendaraan.
 Camber Positif ( + )
 Bagian atas roda miring
ke luar jika dilihat dari
depan.
  merupakan ukuran
sudut camber positif.
 Jika camber terlalu
positif meng-akibatkan
keausan roda terjadi
pada bagian luar roda.
2. CAMBER
 Camber Negatif

 Bagian atas roda miring


ke dalam jika dilihat
dari depan.
 B merupakan ukuran
sudut camber negative.
 Jika camber terlalu
negative meng-akibatkan
keausan roda terjadi pada
bagian dalam roda.
 
Fungsi Camber 2. CAMBER
1. Camber Positif ( + )
Rolling
camber

Pengemudian menjadi
ringan.

Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan


jalan “O“ sehingga roda akan cenderung menggelinding
mengelilingi titik “O“ ( rolling camber). Dengan adanya
rolling camber gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih
ringan.
Fungsi Camber 2. CAMBER
2. Camber Negatif

Pada camber negative jauh


titik kutub terhadap jalan (1)
dengan titik putar kemudi
terhadap jalan (2) semakin
jauh.
 

Pengemudian kendaraan menjadi berat


Pengaruh Camber Terhadap Pengemudian 2. CAMBER
Camber Positif ( + ) Camber Negatif ( - )
Beban Mobil

Efek kebebasan bantalan


roda bertambah

Fs

Dapat memperbe-sar
moment bengkok spindel

Mengurangi kelong-garan Memperke-cil moment


bantalan bengkok spindel
 CASTER 3

Kemiringan sumbu kemudi (king pin) terhadap garis


tengah roda vertikal jika dilihat dari samping
kendaraan
Caster Negatif ( - )
  Bagian sumbu king pin
berada di depan garis
tengah roda vertikal “O”
dan bagian bawah sumbu
king pin berada
dibelakang
  merupakan sudut caster
negatif dalam derajat24
 CASTER 3
Caster Positif ( + )

• Bagian atas sumbu


king pin berada
belakang garis 
tengah roda vertikal
”O” dan bagian
bawah sumbu king
pin berada didepan.
•  merupakan Sudut
caster positif dala
derajat.
 CASTER 3

Fungsi Caster
F = Gaya penggerak
Fr = Gaya yang
digerakkan
Daya penggerak F bkerja pada
titik A dan menarik roda (yang
digerakkan) di titik B. Tahanan
gelinding roda mem-berikan
perlawanan (reaksi) yang arah-
nya berlawanan ( Fr ).
Saat jalan lurus caster berfungsi
A
menggerakkan roda tetap stabil
B
dalam posisi lurus walau roda
F Fr kemudi dilepas.
Pengaruh Caster Terhadap Sifat
Pengemudian  CASTER 3

a. Caster positive terlalu besar

 Makin besar penyetelan


caster positive, makin
besar kemampuan roda
kembali pada posisi
lurus.
 Bila permukaan jalan
jelek, getaran roda
terasa kuat dirasakan
pada kemudi
 
Pengaruh Caster Terhadap Sifat
Pengemudian  CASTER 3

b. Caster Negatif

 Pada roda timbul


getaran
 Pada roda bergerak
tidak stabil saat jalan
lurus.
4. Sudut King Pin & Offset
Kemiringan sumbu KING PIN terhadap garis
vertikal jika dilihat dari depan. 2 1

3
Keterangan :
1. Garis Vertikal 

2. Garis Sumbu King Pin


3. Garis Sumbu Roda

 = Sudut Kinping
 = Sudut Camber

A = Offset

A
Fungsi Sudut King Pin

TL = Tinggi saat posisi lurus


TB = Tinggi saat belok
TB > TL
Perubahan tinggi king pin
menye-babkab gaya balik
kemudi ke posisi lurus.
TB  
TL Sudut king pin berfungsi
untuk mengembalikan sikap
roda ke posisi lurus setelah
membelok.
Offset
Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap
permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis
sumbu king pin terhadap permu-kaan jalan.
Macam-macam Offset
 Offset Positif  Offset Negatif

Jarak A ada di sebelah dalam kendaraan Jarak A ada di sebelah luar


kendaraan
A merupakan ukuran untuk offset.
Pengaruh Offset
OFFSET SEMAKIN BESAR MENGAKIBATKAN
Setir semakin berat
Karena jarak titik temu dengan jalan semakin besar sehingga
yang digunakan untuk memutar roda lebih berat.

Yang mempengaruhi beratnya offset :


 
 Camber
 Sudut King pin
 Lebar telapak roda
KESIMPULAN TUJUAN WHEEL ALIGNMENT :

 Untuk mencegah keausan roda yang tidak


merata.
 Untuk meringankan pengemudian.Untuk
mengembalikan posisi kemudi setelah
membelok.
 Untuk menambah stabilitas pengemudian
kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai