Asal usul, tujuan, sumber ajaran dan latar belakang, ruang
lingkup, dasar, dan urgensi dalam akhlak tasawuf. Kata tasawwuf: dari kata “suf” bulu dompa, di mana orang sufi selalu memakai pakaian terbuat dari bulu domba. Ahl al-suffah: اهلا لصفةyaitu orang-orang yang ikut hijrah dengan nabi dari Makkah ke Madinah, yang karena kehilangan harta, mereka berada dalam keadaan miskin. Shafi( ص افيSUCI): sufi adalah orang-orang yang mensucikan Asal-usul dirinya dari hal-hal yang bersifat keduniawian / dunia, dengan Latihan yang berat dan lama. Sophia berasal dari Bahasa Yunani, yaitu hikmah/filsafat (jalan yang ditempuh oleh orang-orang sufi / cara yang ditempuh oleh para filosof. Mereka sama-sama mencari kebenaran yang berawal dari keraguan dan ketidakpuasan. Mengetahui fana’ dan ma’rifat : fana’ dalam arti filosofis adalah meniadakan diri supaya ada menurut ilmu tasawwuf, fana’ yaitu leburnya pribadi pada kebaqaan Allah / pasrah, berserah, merasa diri tak ada kemampuan kecuali atas izinNya. Rasa keinsanannya lenyap diliputi rasa Ketuhanan.
tujuan Ma’rifat artinya pengetahuan hakiki tentang ketuhanan atau
melihat lihat dengan hati sanubari.
فانون عن انفسهم باقون بربهم بحضور قلوبهم مع هللا: التصوف
Artinya “Tasawwuf itu ialah mereka fana dari dirinya dan baqa dengan Tuhannya, karena kehadiran hati mereka Bersama Allah”. Agama Islam diyakini dan dipahami sebagai agama “wahyu” artinya ajaran agama Islam dibangun dan didasarkan dari hasil pemikiran, penalaran, perenungan dsb. Sumber ajaran Sumber al-Qur’an dan al-Hadist Dalil untuk Akhlak: ان هذا اآل خلق االولين “(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang dahulu”. Q.S. As-Syu’Ara’ 137.
Dalil Qur’an Dalil untuk tasawwuf:
ان هللا يحب التوابين و يحب المتطهرين “sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. Q.S. Al-Baqarah 222. Hadis untuk akhlak انما بعثت التمم مكارم االخالق “bahwasanya aku dibangkitkan (diutus) adalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.
Hadis untuk tasawwuf
Sumber hadis ان تعبد هللا كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك (رواه:قال يارسول هللا ما االحسان؟ قال )مسلم “Tamu Rasulullah bertanya “ wahai Rasulullah, apakah yang disebut ihsan? Nabi menjawab: Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, maka jika engkau tidak dapat melihatNya, ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia melihatmu (HR. Muslim). SEKIAN TERIMA KASIH