Anda di halaman 1dari 68

Penyakit Jantung Iskemik

Akbar Shiddiq

PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS I ILMU PENYAKIT DALAM


RSUP DR. M. DJAMIL / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG
2022
Penyakit Jantung Iskemik (PJI), dikenal juga
Penyakit arteri koroner (PAK), didefinisikan
sebagai kekurangan oksigen dan penurunan atau
tidak adanya aliran darah ke miokardium yang
disebabkan oleh penyempitan atau terhalangnya
arteri koroner.
Proses Aterosklerosis
Plaque
Athero- Rupture/ Myocardial
Fatty Fibrous sclerotic Fissure &
Normal Streak Plaque Plaque Thrombosis Infarction

Ischemic
Stroke

Critical
Leg
Clinically Silent Angina Ischemia
Transient Ischemic Attack
Claudication/PAD
Cardiovascular Death

Increasing Age
Bentuk Klinis dari Penyakit Jantung Iskemik
dibagi menjadi dua, yaitu

Chronic coronary syndromes


• Stable angina
• Stable ischemic heart disease

Acute coronary syndromes


• Unstable angina
• MI (Myocardiac Infarction)
• Sudden cardiac death
Angina
Pectoris
Stabil
Angina Pektoris Stabil (APS) terdiri atas
seluruh situasi dalam spektrum penyakit
arteri koroner selain kejadian sindrom
koroner akut

Nyeri dada dicetuskan sewaktu


Hilang atau
adanya beban (aktivitas, beban
berkurang dengan
mental) dimana kebutuhan
istirahat dan/atau
miokardium tidak dapat dipenuhi
nitrogliserin
dengan suplai yang cukup
Patofisiologi The difference of
Contractility Arteriovenous
O2
oxygen pressure
O2
Heart rate
demand > supply
Wall tension Coronary blood flow

Angina

Aortic Coronary
Ventricular Ventricular the duration of Diastolic Vascular
Pressure Volume
diastole
pressure resistance
Atherogenesis
Keadaan yang dapat
menimbulkan nyeri dada
• Reflux esofagus
•Ruptur esofagus
•SKA : Infark angina Gastrointestina
l
•Penyakit kel empedu
•MVP • Ulkus peptikum
Kardia •Stenosis Aorta • Pankreatitis
k •Kardiomiopati
hipertropi
• Perikarditis

Vaskuler • Diseksi Aorta /aneurisma

•Emboli Paru
•Pnemonia
Paru •Pneumothorax
• Pleuritis •Musculoskeletal
Lain-lain
•Herpes zoster
Klasifikasi
Exertional

Silent
Variant
Ischemia

Anginal
Syndrome-X Equivalent
Syndrome

Prinzmetal’s
Angina
Exertional angina
Iskemia yang terjadi saat kebutuhan
miokard meningkat ( saat aktifitas /
stres / emosi tinggi ). Keluhan hilang
saat istirahat karena stenosis
koroner yang ada tidak
menimbulkan gangguan saat
istirahat.
Variant angina
Gangguan suplai koroner yang transien terjadi akibat
vasospasme atau agregasi platelet

Umumnya pasien memiliki plak aterosklerotik

Biasanya terdapat hipersensitifitas arteri koroner

Prognosis baik
Anginal Equivalent Syndrome
Keluhan pasien muncul dalam
bentuk sesak napas saat
aktifitas ( exertional dyspneu )
BUKAN nyeri dada.

Dicetuskan oleh aktifitas yang


menganggu fungsi LV
Prinzmetal’s Angina

Spasme pembuluh koroner yang besar

Transmural ischemia

Bisa muncul elevasi ST-Segment


saat istirahat dan/atau aktifitas
Silent Ischemia

Sering ditemukan

Lebih banyak episode silent


daripada keluhan iskemia

Sulit terdiagnosis  Perlu Holter


Monitoring atau exercise test
Pasien dengan angina dan/atau dispnea, dan
dugaan penyakit arteri koroner
Evaluasi Angina Pektoris Stabil

• Anamnesis
• EKG
• Exercise Evaluas • Pem Fisik
Evaluas Testing :
i Angina i fungsi • Ro Thorak
• Treadmill test LV • Echocardiogram
• Nuklir jantung
• Stres echo
Anamnesis
Onset

Karakteristik

Lokasi

Durasi

Faktor pencetus dan penghilang

Gejala dan tanda klinis penyerta


Nyeri Iskemik
Tidak
berhubungan
dengan gerakan
respirasi dan
batuk

Tidak
Tidak
berhubungan
berhubungan
dengan kondisi
dengan posisi
lain seperti
dan gerakan
herpes zoster,
tubuh
trauma, dll
Faktor Risiko
Secara umum berhubungan dg fc aterosklerosis :

• Merokok,berapapun jumlahnya
• Kadar kolesterol total dan LDL yg tinggi
• Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Usia lanjut
• Riwayat PJK dlm keluarga

Obesitas

Hipertrofi LV
Canadian Classification of Angina
Angina only with
extreme exertion
Class I
Angina with walking 1
Class II to 2 blocks

Class III Angina with walking 1


block

Class IV Angina with minimal


activity
EKG

ST segment • with or without


depression
• that reverse
T wave after ischemia
inversion disappears

Normal • Stress Test


ECG
STRATIFIKASI RISIKO
N o n d isa b lin g A n g ina

R e s ting L V Fu n ction
(C lin ica l A sse ss m e n t)

L V D ysfu n ction N o rm al L V Fu n ction


Pemeriksaan
Non Invasif C o ro n a ry A rte rio g ra p hy S tre s s T e s ting

H ig h R is k L o w R is k

Kateterisasi C o ro n a ry A rte rio g ra p hy M e d ic a l T h e ra py

jantung S ta b le R e c u rre nt A n g in a

M e d ic a l T h e ra py C o ro n a ry A rte rio g ra p hy
Exercise Testing

Tujuan : memicu keadaan iskemia yang temporer


dalam observasi klinis dan EKG
Treatment Goals

Menghilangkan gejala

Menghambat progresifitas penyakit

Menurunkan risiko kejadian


kardiovaskular di masa akan datang
Prognosis dipengaruhi oleh,

Fungsi ventrikel kiri

Jumlah pembuluh darah koroner


dengan stenosis yang signifikan

Luas miokard yang dipengaruhi


oleh iskemia
Modifikasi Faktor Risiko
Hipertensi

Merokok

Dyslipidemia

Diabetes Mellitus

Obesitas

Stress

Hiperhomosisteinemia
Terapi
A n g in a
T re a tm e n t O p tio n s

M e d ic in e P e rc u ta n e o u s CABG
In te rva tio n

• Beta-blockers
• Ca channel
blockers
• Nitrates
• Aspirin
• Statins
Anti-anginal drug therapy
Offer a short acting nitrate (for immediate short term relief) 1 and
either a beta blocker or calcium channel blocker (CCB) as first-line treatment 2

If symptoms not controlled


on either beta-blocker or If beta blocker or CCB not If both beta blocker or CCB
CCB, consider other option tolerated consider switching not tolerated consider
or use both drugs together3 to other option monotherapy with a long-
acting nitrate or ivabradine
or nicorandil or ranolazine
If symptoms not fully
controlled, consider adding a
long-acting nitrate or
ivabradine4 or nicorandil5 or
ranolazine

If symptoms not satisfactorily controlled with two anti-anginal drugs and the person
is waiting for revascularisation (or revascularisation not appropriate), consider
adding third anti-anginal drug.
Do not offer a third anti-anginal drug if stable angina is controlled with two
drugs

32
CHRONIC CORONARY
SYNDROME
Coronary Arteri Disease (CAD) adalah proses patologis yang ditandai dengan akumulasi
plak aterosklerotik pada arteri epikardial, baik obstruktif maupun non-obstruktif.

Memiliki periode yang lama dan stabil tetapi juga dapat menjadi tidak stabil setiap saat,
biasanya karena peristiwa aterotrombotik akut yang disebabkan oleh ruptur atau erosi plak.
Chronic
Coronary
Penyakit ini kronis, paling sering progresif, dengan gejala yang berat.
Stable CAD Syndrome

Perjalanan CAD
progresif dan
resiko yang terus
berlanjut
Comorbidities and other
causes of symptoms
Menilai kesehatan umum pasien, penyakit penyerta, dan kualitas hidup.

Jika revaskularisasi tidak mungkin menjadi pilihan terapi, pengujian lebih lanjut
dapat dilakukan untuk mencari terapi yang tepat.

Pencitraan fungsional non-invasif untuk iskemia dapat menjadi pilihan jika


diperlukan untuk memverifikasi diagnosis.

Jika nyeri jelas non-angina, tes diagnostik lain dapat diindikasikan untuk
mengidentifikasi penyebab gastrointestinal, paru, atau muskuloskeletal nyeri dada.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
biokimia :
Hb, fungsi tiroid,
HbA1C, troponin, EKG 12 lead
kreatinin, profil
lipid

Echocardiografi Foto thoraks


EKG
Echocardiography and MRI
at rest
Chest X-ray
Penilaian probabilitas
coronary artery disease
Pilihan pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
non-invasive

Angiografi computed
tomography coroner

Angiografi
koroner
invasif.
Penilaian risiko kejadian
Tatalaksana

Tujuan
Mengurangi gejala dan meningkatkan
prognosis melalui pengobatan dan intervensi
yang tepat, dan untuk mengendalikan faktor
risiko termasuk perilaku gaya hidup
Terapi non Farmakologi
Terapi Farmakologi
Obat anti iskemik
Strategi
bertahap
untuk
pemberian
obat anti-
iskemik
jangka
panjang
pada
pasien
CCS
Recommendations for event
prevention I
Recommendations for event
prevention I
Recommendations for event
prevention I
Recommendations for event
prevention I
x
Revaskularisasi

Revaskularisasi bertujuan Revaskularisasi di lakukan jika


menghilangkan gejala pada pasien pengobatan optimal gagal dalam
dengan angina dan/atau memperbaiki mengurangi kejadian angina dan
prognosis stenosis yang signifikan.

Revaskularisasi dengan PCI dan


CABG efektif meredakan angina,
mengurangi pemakaian obat anti
angina dan meningkatkan kualitas
hidup di bandingkan dengan
penggunaan obat obatan saja.
Pada pasien dengan diagnosis CCS jangka panjang, diperlukan pengobatan dan pengawasan seumur
hidup.

Perjalanan klinis pasien dengan CCS mungkin jinak dari waktu ke waktu

Namun, pasien dengan CCS dapat mengalami berbagai komplikasi kardiovaskular

Risiko komplikasi dapat terjadi pada pasien tanpa gejala, dan dengan demikian penilaian status risiko
berlaku untuk pasien simtomatik dan asimtomatik.
Pasien dengan • Harus dipantau lebih hati-
gejala stabil <1 hati, karena berisiko lebih
tahun setelah besar
sindrom koroner
akut atau pasien • Direkomendasikan
dengan post setidaknya dua kunjungan
revaskularisasi pada tahun pertama.

Pada pasien yang mengalami disfungsi sistolik LV


sebelum prosedur revaskularisasi atau setelah ACS,
penilaian ulang fungsi LV harus dipertimbangkan 8-12
minggu setelah intervensi.

Fungsi jantung mungkin memburuk karena penyakit


kardiovaskular lainnya (misalnya penyakit katup, infeksi
atau peradangan, aritmia, dll.)
Pasien >1 tahun setelah diagnosis awal atau revaskularisasi

• Dilakukan evaluasi tahunan untuk menilai status klinis pasien secara keseluruhan dan kepatuhan
pengobatan, dan faktor resiko yang dapat memperberat penyakit kardiovaskular

Tes laboratorium (profil lipid, fungsi ginjal, hitung darah lengkap,


biomarker) harus dilakukan setiap 2 tahun

EKG 12 sadapan

• Denyut jantung dan irama jantung


• Mendeteksi perubahan sugestif iskemia/infark
• Membedakan kelainan pada segmen elektrokardiografi tertentu (misalnya interval PR, QRS, dan
QT), menilai fungsi LV (diastolik dan sistolik), status katup, dan dimensi jantung pada pasien
tanpa gejala setiap 3-5 tahun.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai