Anda di halaman 1dari 10

Culture; Place,

Space, &
Geography
Kelompok A:
1. Muhaemin Sulthoni (2004016005)
2. Ika Azzahrah R. (2004016050)
3. M. Nasrudin Baihaqi (2004016060)
4. Nazifah Risma Ap. (2104016073)
Apa kebudayaan itu?
1. Edward Burnett Tylor [1832-1917]
Menurut Tylor kebudayaan adalah sistem yang kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum adat istiadat, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Beonislaw Malinowski (1884-1942)
Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai penyelesaian manusia terhadap lingkungan hidupnya
serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai dengan tradisi yang terbaik dalam
hal ini, Malinowski menekankan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta dapat digeneralisasi kan
secara lintas budaya.
3. Clifford Geertz (1926-2006)
Antropologi ternama dunia Clifford Geertz mengatakan kebudayaan merupakan sistem keteraturan
dari makna dan simbol-simbol, simbol tersebut kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar
dapat mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu,
pengembangan pengetahuan, hingga cara bersikap.
4. Roger M.Keesing (1926-1993)
Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua pendekatan, adaptif, dan ideasional.
Kebudayaan menurut adaptif merupakan kontes pikiran dan perilaku, sedangkan, menurut
pendekatan ideasional kebudayaan adalah semata-mata sebagai konteks pikiran.
Culture & Place
Tempat merupakan unsur dimana kebudayaan manusia dibentuk dan dikembangkan
Tempat [place] adalah bagian dari lingkungan manusia dimana makna, aktivitas, dan
lanskap tertentu saling terlibat dan menyelubungi.
Menurut Castello, tempat [place] merupakan "ruang yang disyaratkan" maksudnya
dalam pembahasan selain culture, ruang dipahami sebagai sesutu yang abstrak dan
subyektif. Tetapi, dalam kebudayaan, ruang dipahami sebagai sesuatu yang objektif
dan dialami oleh semua orang.
Dalam sudut pandang fenomenologi, tempat diartikan sebagai setiap locus lingkungan
dimana terjadi kesatuan spasial antara tindakan individu atau kelompok, pengalaman,
tujuan dan makna didalamnya atau melaluinya.
Place
Secara teoritis tempat dibagi menjadi 3 :
1.Tempat dalam dimensi fisik atau materi.
2. Tempat "memori" mengacu pada ruang dan waktu (space and time).
3.Tempat polaritas mengacu pada dimensi sosial, tempat termasuk interaksi sosial yang
membentuk struktur sosial.

Maka dari itu, tempat mempunyai hubungan dengan kehidupan manusia, yaitu sebagai sebuah
"memori" dari pengalaman langsung maupun tidak langsung yang dikembangkan melalui kata-kata,
cerita dan gambar.
Tempat menjadi sebuah arena penyatuan antara tindakan manusia, makna, dan pandangan tertentu
sehingga menghasilkan kebudayaan. Misalnya, di amerika serikat makan tangan kiri adalah hal
yang wajar, tapi di Indonesia makan harus dengan tangan kanan. Perbedaan budaya cara makan ini
dibentuk oleh tempat, dimana aktivitas manusia disatukan dengan makna ( di amerika makan
dengan tangan kiri tidak ada sangkut pautnya dengan nilai tapi di Indonesia tangan kanan
menunjukan kesopanan,dsb.(
Culture & Space
Konsep ruang dalam pandangan barat berasal dari dua konsep klasik yang
bersumber pada filsafat yunani. Konsep yang pertama dari Aristoteles, yang mana
menyatakan bahwasannya ruang adalah suatu medium dimana objek material
berada, keberadaan ruang dikaitkan dengan posisi objek materi.
Konsep yang kedua dari plato kemudian dikembangkan oleh Newton yaitu konsep
displancement-container yang melihat ruang sebagai wadah yang tetap, jadi
walaupun objek material yang ada didalamnya dapat disingkirkan atau diganti
tetapi wadah itu tetap ada.
Ruang (space) menurut Michael Foucault:
"Ruang tempat kita hidup, yang menggambarkan tentang diri kita, didalamnya
pengikisan hidup kita, waktu dan sejarah kita terjadi, ruang yang mencakar dan
menggerogoti kita, adalah juga, dengan sendirinya merupakan ruang heterogen
[...] kita hidup didalam seperangkat relasi."
Dalam pandangan fenomenologi, ruang manusia hidup bukanlah ruang homogen
atau kosong. Ruang di penuhi oleh makna-makna dan fantasi.
Secara umum terdapat dua ruang utama: ruang fisik dan ruang virtual.
Foucault menambahkan " ruang liyan " atau other space yang
menggambar kan suatu ruang yang dianggap ada padahal sebenarnya
tidak ada, seperti utopia dan heteropia.
Kebudayaan manusia berkembang dari ruang yang di konstruksi menjadi ruang
sosial. Ruang menjadi media atau wadah terjadinya interaksi sosial dan ruang
dibentuk oleh tindakan sosial.
Contoh kebudayaan masyarakat kota berangkat kerja pada jam 7 dengan
kebudayaan desa yang berangkat bekerja sesuai dengan keadaan alam. Pada
masyarakat kota, ruang yang di konstruksi menjadi ruang sosial mengharuskan
masyaraknya bekerja sejak jam 7. Sedangkan desa dengan ruang sosial yang
lebih dinamis menjadikan kebudayaan kerja mereka lebih bergantung pada
kondisi alam daripada tanggung jawab sosial.
Culture & Geography
Budaya dan geografi mempunyai keterkaitan dan saling mempengaruhi.
Geografi merupakan satu dari dua hal dalam habitat [yang merupakan
faktor pembentuk kebudayaan], yang kedua adalah iklim.
Habitat menurut Herskovits :
"Habitat menandakan pengaturan alami keberadaan manusia, ciri-ciri fisik
yang dihuni oleh sekelompok orang, sumber daya alamnya, baik secara aktual
maupun potensial tersedia bagi mereka, iklimnya, ketinggian, dan fitur geografis
lainnya yang telah diadaptasi oleh mereka".
Determinisme Geografi/Environtalisme
° Geograf i disebut juga topograf i
° Terdapat teori tentang kuatnya pengaruh geografi terhadap kebudayaan. Teori ini disebut
Determinisme Geografis atau Environmentalis.
° Teori ini dicetuskan oleh dokter Yunani klask, Hippocrates, dalam bukunya pengaruh Atmosfir,
Air, dan Lingkungan Alam. Hippocrates menjelaskan bahwa perbedaan bakat prestasi, sifat, dan etik
bangsa-bangsa sebagai hasil situasi geografis.
° Teori ini diperkenalkan ulang pada era modern oleh Adolf Bastian. Ia berpendapat bahwa
ide dasar yang ada pada semua bangsa dibedakan oleh situasi alam sampai menjadi kepribadian
bangsa (volkerhedanken).
° Demikian juga menurut Friedrich Ratzel, bahwa untuk mengerti hasil ciptaan manusia
(kebudayaan), perlu untuk mempelajari lingkungan alamnya.
° Tidak semua ahli sepakat dengan teori ini, baik secara teoritis dan histori.
Alasannya, manusia tidak bergantung secara mutlak kepada alam (kondisi geografis).
Manusia dalam perjalanan sejarahnya mampu menaklukan kondis geografisnya.
Contoh Pengaruh Geografi
dalam Kebudayaan
Manusia
•Bukti geografi dalam
kebudayaan manusia
sangat banyak misalnya •Kebudayaan di Indonesia
peradaban manusia dengan kondisi
pertama seperti di Sumeria, geografisnya tropis banyak
Babilon, dan Mesir berada melakukan ritual atau •Kebudayaan di Arab kuno yang tidak
diwilayah "Bulan Sabit upacara dengan melestarikan budaya intelektual tulis-
Subur". Negara/bangsa menggunakan hasil bumi menulis karena tidak bersifat fungsional
awal muncul di wilayah yang melimpah di wilayah gurun dengan masyarakat
sekitar sungai dibandingkan dengan yang nomaden. Berbeda dengan di
kebudayaan di Timur Romawi yang melestarikan tulis-menulis
Tengah yang sedikit karena kondisi geografis yang
melibatkan hasil bumi. memungkinkan mereka belajar menulis.
Terimakasih
sudah menyimak

Anda mungkin juga menyukai