Anda di halaman 1dari 37

PERBEDAAN KADAR hsCRP PREEKLAMPSIA BERAT

DAN NORMOTENSI PADA MASA NIFAS

Disusun oleh : dr. Zaki Hetami


Pembimbing : dr.Julian Dewantiningrum, MsiMed, SpOG(K)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Preeklampsia merupakan masalah dalam pelayanan obstetri di
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin disamping perdarahan dan infeksi
• Menurut data yang didapat dari WHO pada tahun 2011 terdapat
275.000 kematian maternal di dunia dan 14% disebabkan oleh
preeclampsia dan eclampsia
• Penderita dengan riwayat preeklampsia memiliki Resiko penyakit
jantung akut dibandingkan kehamilan dengan normotensi sekitar
2,8 kali lebih tinggi
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Peningkatan hsCRP pada preeklampsia disebabkan karena adanya
reaksi inflamasi yang juga meningkatkan IL-6, IL-1 dan TNF-α
• Belum diketahui apakah kadar hsCRP masih tetap tinggi pada masa
nifas minggu ke 2 sampai minggu ke 6  Diharapkan dengan
diketahui lebih awal dapat memberikan edukasi perubahan pola hidup
• Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kadar
hsCRP serum pada penderita dengan preeklampsia setelah 2-6
minggu pasca melahirkan dibandingkan dengan penderita dengan
normotensi
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN PENELITIAN :

Apakah ada perbedaan antara kadar hsCRP ibu dengan


preeklampsia dengan hamil normotensi pada masa nifas?

Apakah ada korelasi Antara umur ibu dengan kadar hsCRP pada
masa nifas?

Apakah ada korelasi Antara IMT dengan kadar hsCRP pada masa
nifas?
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN :

• Mengetahui perbedaan kadar hsCRP ibu dengan preeklamsia dan

UMUM
normotensi.

• Menganalisis perbedaan antara kadar hsCRP ibu dengan


preeklampsia berat &normotensi pada masa nifas

KHUSUS
• Mengetahui pengaruh antara umur dengan kadar hsCRP pada masa
nifas
• Mengetahui pengaruh antara IMT dengan kadar hsCRP pada masa
nifas
PENDAHULUAN
MANFAAT PENELITIAN
Ilmu Pengetahuan
• Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan tentang peranan faktor
inflamasi pada pasien preeklamsia sehingga dapat dilakukan pencegahan maupun
pengelolaan yang sesuai

Pelayanan
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para klinisi tentang untuk
pengelolaan komplikasi maupun prognosis jangka panjang pasca persalinan pasien dengan
riwayat preeklamsia

Penelitian
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya
khususnya tentang prognosis Sindrom Koroner Akut (SKA) pasca persalinan ibu dengan
riwayat preeklamsia
PENDAHULUAN
KEASLIAN PENELITIAN
Nama Tahun Tempat Metode Populasi Hasil

Hossein 2007 Ghaem Hospital, Cross-sectional 115 kasus terdiri dari 40 wanita Konsentrasi serum hsCRP
Dkk Mashhad,Iran normal, 37 wanita secara signifikan
preeklampsia ringan dan, 38 lebih tinggi pada
wanita dengan preeklampsia preeklampsia berat (p <0,05)
berat
Fatemeh M dkk 2008 Department of Obstetrics and Cross-sectional 129 kasus terdiri dari 43 Ada korelasi yang signifikan
  Gynecology, Kerman   wanita normal, 43 wanita antara kadar CRP serum dan
University Medical Center,   preeklampsia ringan dan, 43 tekanan darah diastolik (r =
Kerman, Iran   wanita dengan preeklampsia 0,5, p <0,001) antara serum
  berat CRP dan berat bayi yang baru
  lahir (r = -0.9, p = 0,01)
 

Irfan dkk 2011 Bagian Obstetri Ginekologi Cross-sectional 28 kasus terdiri dari 14 wanita hsCRP pada grup kehamilan
Fakultas Kedokteran normal, 14 wanita preeklampsia lebih tinggi
Universitas Hasanuddin, preeklampsia daripada grup kehamilan
Makasar, Indonesia normal dan adanya
peningkatan hsCRP pada
wanita dengan preeklampsia
yang berkaitan dengan usia
dan indeks massa tubuh
Nama Tahun Tempat Metode Populasi Hasil

Farzadnia 2013 Department of Obstetrics and Cross-sectional 115 kasus terdiri 40 wanita Didapatkan perbedaan yang
Gynecology, Mashad   hamil normal, 37 wanita signifikan hsCRP antara
University, Iran preeklampsia ringan dan 38 hamil normal dan
preeklampsia berat preeklampsia ringan
(p<0.05), demikian juga
dengan preeklampsia berat
dengan hamil normal
(p<0.05)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI PREEKLAMPSIA :
• Adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu dan masa nifas (Williams Obstetri 23rd
ed)
• Protein urin dengan kadar > 300 mg dalam 24 jam, bila terdapat
protein dalam urin dengan kadar > 300 mg per liter, atau dengan
pemeriksaan kualitatif > + 1 pada pengambilan urin sewaktu (Williams
Obstetri 23rd ed)
• Menurut HKFM preeklampsia  suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih
TINJAUAN PUSTAKA
Tanda Dan Gejala Preeklampsia Berat (PMPK 2011) :
• TD ≥ 160/110 mmHg
• Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ +2 dipstik
• Ada keterlibatan organ lain:
a. Hematologi: trombositopenia (<100.000/ul), hemolysis
mikroangiopati
b. Hepar: peningkatan SGOT dan SGPT, nyeri epigastrik atau kuadran
kanan atas
c. Neurologis: sakit kepala persisten, skotoma penglihatan
d. Janin: pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
e. Paru: edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
f. Ginjal: oliguria (≤ 500 ml/24 jam), kreatinin ≥ 1,2 mg/dL
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Predisposisi Preeklampsia
• Primigravida
• Hiperplasentosis
• Umur yang terlalu muda atau tua
• Riwayat preeklampsia
• Riwayat keluarga
• Penyakit ginjal dan hipertensi
• Obesitas
• Thrombophilia
• Dislipidemia
TINJAUAN PUSTAKA
Respon Inflamasi Sistemik
• Pada kehamilan normal dapat menyebabkan reaksi inflamasi sistemik
ringan
• Respon inflamasi sistemik meningkat dan mencapai puncak pada
trimester ketiga
• Pada preeklampsia menunjukkan bahwa kelainan imun memberikan
kontribusi terjadinya gangguan infasi trofoblas dan yang kemudian
terjadi transformasi sebagian dari desidua arteri spiral dan arterioles
• Selama proses implantasi plasenta, sel-sel Natural killer (NK​​), limfosit
dari sistem imun bawaan, memainkan peran penting dalam desidua,
di mana mereka adalah bagian penting dari respon inflamasi desidua
TINJAUAN PUSTAKA
Respon Inflamasi Sistemik
• preeklampsia ditandai dengan tingkat sirkulasi peningkatan Tumor
Necrosis Factor-α (TNF–α) dan IL-6
• IL-6 adalah sumber utama dari sel adipose sehingga IMT dan CRP
mungkin berbagi jalur yang menghubungkan obesitas terhadap
preeklampsia
• Disfungsi endothel mengaktifkan granulosit dan monosit yang
menyebabkan terjadi pelepasan sitokin peradangan (TNF-α dan IL-1, IL-6
dan larutan fosfolipase A2)
• peningkatan sirkulasi TNF-alpha dan IL-6 terdeteksi memanjang setelah
melahirkan pada wanita dengan preeklampsia sampai dengan 12-14
minggu pasca persalinan
TINJAUAN PUSTAKA
Peran Plasenta
• 2 kelompok faktor terkait: (1) faktor pertumbuhan, reseptor pelarut mereka
atau sitokin dan (2) hasil dari stres oksidatif plasenta, termasuk bagian-bagian
plasenta dan / atau faktor lainnya
• Kemungkinan terbesar adalah reseptor pelarut untuk VEGF dikenal sebagai
sFlt-1
• Molekul ini menetralkan aktivitas angiogenik VEGF dan growth factor plasenta
• Uji pemberian sFlt-1 menyebabkan endotheliosis glomerulus pada tikus
sehingga hipertensi dan proteinuria
• Pelarut Flt-1 disintesis dan dilepaskan oleh sel endotel, monosit dan plasenta
• Serum sFlt-1 meningkat pada preeklampsia
TINJAUAN PUSTAKA
Peran Plasenta
• Sel-sel trofoblas juga memproduksi-sFlt-1, yang meningkat dalam
respon terhadap stres oksidatif
• Selama preeklampsia, aktivasi sel endotel dan monosit dapat
menyebabkan peningkatan produksi sFlt-1
• dalam keadaan tidak hamil, kondisi medis kronis yang berkaitan
dengan inflamasi sistemik ringan umumnya terkait dengan
penurunan sFlt-1
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN hsCRP
• hsCRP dipakai untuk memprediksi resiko penyakit jantung koroner
pada orang yang tampak sehat dan dapat dipakai sebagai indikator
prognosis
• Tingkat CRP terhadap resiko kardiovaskuler :
a. Kurang dari 1 mg/L yang diharapkan dan menggambarkan
risiko rendah terhadap penyakit kardiovaskular.
b. Tingkat CRP antara 1 dan 3 mg/L adalah menunjukkan risiko
sedang,
c. Sedangkan tingkat CRP lebih dari 3 mg / L menunjukkan risiko
vaskular cukup tinggi
Respon fase akut CRP  
Infeksi Bakteri, Sistemik/infeksi jamur yang luas, mycobacterial,
Virus

Alergi yang disebabkan oleh infeksi Demam rematik, erythema nodosum


Penyakit Radang Rheumatoid arthritis, Juvenile chronic arthritis, Ankylosing
spondylitis, Psoriatic arthritis, systemic vasculitis,
Polymyalgia rheumatica, reiter disease, Chrone disease,
Familial Mediterranean fever

Nekrosis Myocardial infarction, Tumor embilization, penkreatitis


akut

Trauma Operasi, Terbakar, Fraktur


Keganasan Lymphoma, Carsinoma, sarcoma
Tingkat rendah atau tanpa respon fase akut CRP Systemic lupus erythematosus, Scleroderma,
Dermatomyositis, ulcerative colitis, leukemia, Graft-versus-
host disease
KERANGKA TEORI
Plasentasi

Pelepasan sFlt-1

Respon Inflamasi
Indeks Massa Tubuh
Sistemik

Disfungsi Endothel

• Kehamilan 2-6 minggu masa nifas


Preeklampsia • Persalinan hsCRP
KERANGKA KONSEP
Preeklampsia
Berat

Kadar hsCRP pada


masa nifas

Normotensi

- Umur ibu
- Indeks Massa
Tubuh
HIPOTESIS
• Kadar hsCRP pada masa nifas pada ibu dengan riwayat
preeklampsia adalah lebih tinggi daripada hamil normotensi.
• Ada pengaruh umur ibu dengan kadar hsCRP pada masa nifas
• Ada pengaruh IMT dengan kadar hsCRP pada masa nifas
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian Ini merupakan penelitian observasional analitik
dgn rancangan belah lintang (cross sectional)

Tempat Penelitian
Poliklinik Obsgin RSUP dr. Kariadi Semarang

Waktu Penelitian
Penelitian dilaksakan setelah mendapatkan persetujuan dari
Ethical Clearence RSUP dr.Kariadi Semarang
METODE PENELITIAN
Populasi Target
wanita 2 s/d 6 minggu pasca persalinan dengan preeklampsia
berat dan normotensi

Populasi Terjangkau
Wanita 2 s/d 6 minggu pasca persalinan dengan preeklampsia
berat dan normotensi yang melahirkan di RSUP dr. Kariadi
semarang
METODE PENELITIAN
Sample Penelitian

Sampel penelitian terbagi atas dua kelompok yaitu


kelompok preeklampsia berat dan normotensi yang telah
melahirkan dan telah berada pada 2-6 minggu masa nifas
yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi
METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi
a. Riwayat persalinan pervaginam
b. Memenuhi kriteria preeklampsia berat pada kelompok
preeklampsia berat
c. Riwayat bersalin dengan usia kehamilan lebih dari 20
minggu
d. Bersedia ikut dalam penelitian
METODE PENELITIAN
Kriteria eksklusi
a. Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda infeksi dari
klinis atau laboratorium.
b. Hasil pemeriksaan laboratorium darah dijumpai leukosit
lebih dari 25.000/µL
c. Riwayat eklampsia dan sindroma HELLP
d. Riwayat atau menderita penyakit jantung berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
e. Adanya tanda-tanda keganasan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
f. Persalinan Sectio Caesarean.
METODE PENELITIAN
Cara Pengambilan Sampel
Pemilihan subyek penelitian akan dilakukan secara consequtive
sampling yaitu erdasarkan kedatangan pasien ke RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Pengambilan sampel dihentikan sampai dengan
jumlah sampel terpenuhi
METODE PENELITIAN
Besar Sampel untuk uji beda kadar hsCRP

[ ]
2
( ( Zα + Zβ ) SD )
n 1 = n2 =2 2
(x1 − x2 )
Farzadnia : kadar hsCRP riwayat preeklapmsia 9,2±7,1 mg/ml, riwayat hamil normotensi 6,7±2,0 mg/mL

[ ]
2
( (1,96+0,842 ) 2,0 )
n 1 = n2 =2 2
=20,1 ≈ 21
( 9,2− 6,7 )
Diperkirakan drop out sebesar 10%

𝒏 21
𝒏𝒅𝒐 = = =22,3=23
1− 𝒅𝒐 1 −0,1

Besar sampel total adalah 23 ibu pasca cersalin dengan normotensi dan 23 ibu pasca bersalin dengan
preeclampsia berat sehingga total 46 subyek penelitian
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
a. Variabel tergantung adalah kadar hsCRP
b. Variabel bebas adalah hamil dengan preeklampsia berat
dan normotensi
c. Variabel perancu: Indeks Massa Tubuh, umur ibu
METODE PENELITIAN
Definisi Operational
No Variabel Skala
1.   Status pasien Nominal
A.Preeklampsia berat adalah kehamilan yang memenuhi
kriteria diagnostik dari Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran 2011 yaitu :
1. TD ≥ 160/110 mmHg diukur dengan tensi air raksa
yang telah ditera dan diukur dua kali selang 4 jam
setelah penderita istrirahat dalam posisi berbaring
miring ke kiri
2. Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ +2 dipstik pada
pemeriksaan laboratorium
 
B. Normotensi adalah wanita dengan riwayat kehamilan
dengan tekanan darah normal yaitu kurang dari 140/90
mmHg yang diukur dengan tensimeter air raksa yang telah
ditera dan diukur dua kali selang 4 jam setelah penderita
istirahat dalam posisi berbaring miring kekiri.
METODE PENELITIAN
Definisi Operational
No Variabel Skala
2.  Kadar hsCRP adalah yaitu pemeriksaan untuk mengukur kadar Rasio
CRP serum ibu pada masa nifas dengan menggunakan metoda
LTIA (Latex Turbidimetry Immunoassay), dengan range
pengukuran : 0.2 – 20 mg/L yang dilakukan pada minggu 2 – 6
pasca persalinan

3.  Indeks massa tubuh adalah nilai yang diambil antara Ordinal
perhitungan antara berat badan dan tinggi badan
4.  Umur ibu adalah umur penderita dalam tahun dihitung dari Ordinal
tahun kelahiran sampai ulang tahun terakhir
METODE PENELITIAN
Bahan dan Cara Kerja
Subyek penelitian terbagi 2 kelompok (kelompok
preeklampsia berat dan normotensi) yang telah melahirkan
kurang dari 2-6 minggu. Subyek penelitian dihubungi dan
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi. Subjek yang bersedia ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini dimohon untuk
menandatangani formulir persetujuan yang telah disediakan
METODE PENELITIAN
Bahan dan Cara Kerja
1. Anamnesis meliputi nama, usia, alamat, paritas, dan riwayat hipertensi
sebelumnya, riwayat sakit jantung, adanya tanda-tanda keganasan.
2. Pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien setelah
sebelumnya diistirahatkan selama kurang lebih 15 menit dengan posisi
berbaring miring ke kiri. Pengukuran dengan menggunakan alat
sfigmomanometer berkolom air raksa merk ABN dan stetoskop merk Littman.
Panduan untuk menentukan nilai sistolik adalah angka pada saat denyut
terdengar pertama kali (Korotkoff I). Air raksa kemudian dibiarkan terus turun,
bunyi denyutan menjadi lebih keras, kemudian berangsur-angsur menghilang
sampai intensitasnya mcndadak berkurang (Korotkoff V) yang menunjukkan
tekanan diastolik. Hasil pengukuran yang diambil adalah rata-rata dari dua kali
pengukuran yang kemudian dibulatkan.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Cara Kerja
3. Dilakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan
timbangan dan tinggi badan merk Onemed dengan tanpa alas kaki dengan
satuan kilogram (Kg), tinggi badan diukur mulai dari telapak kaki sampai
dengan ujung kepala dalam posisi tegak lurus dengan satuan sentimeter (Cm).
4. Serum diambil dari sampel darah vena sebanyak 5cc yang diambil melalui vena
mediana cubiti pada saat pasien di poliklinik RSDK. Kadar hsCRP serum diukur
dengan metode LTIA dan pemeriksaan darah rutin.
METODE PENELITIAN
Alur Penelitian

Penderita 2-6 minggu masa nifas di RSUP dr.


Kariadi Semarang

Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

PE berat Normotensi

pengukuran kadar hsCRP serum

Analisis data dan penyusunan laporan


penelitian
METODE PENELITIAN
Analisis Data
• Uji normalitas distribusi data yang berskala kontinyu dengan
menggunakan uji Saphiro Wilk
• Pebedaan kadar hsCRP dianalisis akan dianalisis dengan uji t-tidak
berpasangan apabila berdistribusi normal atau Mann-Whitney apabila
distribusinya tidak normal
• Hubungan antara kadar hsCRP serum ibu dengan umur ibu dan IMT
dengan uji korelasi Pearson apabila berdistribusi normal atau korelasi
Spearman apabila distribusinya tidak normal
METODE PENELITIAN
Etika Penelitian
• Penelitian ini menggunakan sampel darah vena subyek penelitian baik
ibu dengan riwayat preeklampsia berat maupun normotensi dan tidak
melibatkan subyek maupun bayi secara langsung
• Subjek diminta kesediaannya untuk diikutsertakan dalam penelitian
dengan informed consent tertulis
• Ethical Clearance diperoleh melalui Komisi Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang

Anda mungkin juga menyukai