Anda di halaman 1dari 10

Perlindungan Hukum

Terhadap Profesi Guru

Oleh : Sat Reskrim Polres Musi Rawas


Istilah :

 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, emlatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
 Perlindungan hukum adalah upaya melakukan perlindungan hukum dari
tindakan kekerasan, ancaman, perlakukan diskriminatif, intimidasi, atau
perlakukan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peseta didik,
masyarakat, birokrasi atau pihak lain.
 Bantuan hukum adalah jasa konsultasi hukum yang diberikan kepada guru
dalam bentuk litigasi dan non-litigasi oleh Organisasi Bantuan Hukum (OBH)
Dasar Hukum

 UU No. 8 tahun 1981 tentang kitab UU Hukum Acara Pidana ;


 UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negera Republik Indonesia ;
 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ;
 UU No. 17 tahun 2016 tentang penetepan peraturan pemerintah pengganti UU
No 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua UU No. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak ;
 UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen;
 PP No. 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan;
 PP No. 19 tahun 2017 tentang guru.
Masalah Guru

 Guru dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari berbagai


permasalahan diantaranya menyangkut permasalahan hukum, profesi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serata Hak kekayaan Intelektual (HKI);
 Guru menyentuh bagian badan peserta didik yang dianggap pelecehan seksual
pada saat serangkaian kegiatan proses pembelajran;
 Guru dalam menjelaskan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur
kesusilaan;
 Guru yang membedakan memberikan hukuman pada muridnya;
 Dan perbuatan lainnya yang disengaja oleh guru yang rawan menimbulkan
perbuatan tindak pidana apabila disikapi sepihak oleh peserta didik dan atau
orang tua/wali.
Faktor penyebab kriminalitas pendidik
dan tenaga kependidikan
 Tindakan kriminalitas terhadap pendidik (guru) dan tenaga kependidikan laiinya yang
kerap mewarnai dunia pendidikan di Indonesia dipicu oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu :
 adanya pemahaman yang tidak utuh bagi orang tua siswa dan masyarakat pada umumnya
terhadap UU RI No 17 tahun 2016 “anak didalam dan dilingkup satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatans eksual dan
kejahatan laiinya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga keondidikan sesama peserta didik
dan atau pihak lain”
 tindakan kekerasan dalam pasal tersebut memerlukan sebuah penafsiran yang benar yaitu
tindakan yang dapat menyebabkan luka atau gangguan kesehatan bagi anak berupa fisik
maupun psikis (mental) atau bahkan sampai menghilangkan nyawa
 Adapun pemberian sanksi dalam tujuan memberikan bimbingan dan pendidikan yang
sesuai dengan kaidah pendidikan maka hal itu menjadi wajar, dengan catatan tidak
melakukan kekerasan fisik yang mengacu pada kecacatan anggota tubuh atau samapai
menghilangkan nyawa.
 Dalam mendisiplikan anak dalam bentuk menjewer, memotong rambut,
menampar dalam hal mendidik (tidak terlalu keras) atau sanksi ringan
lainnya adalah hal yang lumrah dan masih dalam batas yang wajar demi
kebaikan moral dan karakter peserta didik, namun sanksi yang berapa
kekerasan fisik dan psikis sudah seharusnya ditinggalkan.
Perbuatan guru yang menimbulkan
tindak pidana :
 Guru yang sengaja melakukan perbuatan tindak pidana berupa pelecahan
penganiayaan, pelecehan seksual dan perbuatan tidak menyenangkan kepada
peserta didik pada saat dilaksanakan serangkaian kegiatan belajar mengajar;
 Guru yang sengaja melakukan perbuatan tindak pidana pencurian terhadap
barang milik sekolah dan barang milik peserta didik;
 Guru yang sengaja menyuruh peserta didik untuk melakukan perbuatan yang
tergolong tindak pidana;
 Guru yang dengan sengaja melakukan pengutuan uang atau barang kepada
peserta didik diluar ketentuan sekolah, dan ;
 Perbuatan lain yang dengan sengaja dapat menimbulkan perbuatan tindak
pidana pada saat kegiatan proses pembelajaran.
Mekasnisme penerimaan laporan
pengaduan / laporan polisi :
- Kasat Reskrim, Unit PPA
Unitp PPA - Dewan guru
Orang
- Ketua PGRI kab. Mura
tua/peserta Konseling
Mediasi - LBH
didik terhadap
- Ortu Korban/korban
korban/pelaku
- Pelaku

Tidak
Berhasil berhasial
mediasi mediasi

- VER
- Riksa saksi Laporan
pengadilan JPU Lidik/sidik
- Tahap I Polisi
- Tahap II
Kedudukan guru dalam proses hukum
 Penyidikan tindak pidana yang dilakukan terhadap guru tetap berdasarkan
keapda azas praduga tak bersalah dan guru tidak mempunyai hak istimewa;
 Dalam upaya paksa guru, tidak dapat dilakukan dalam proses pembelajran
kecuali patut diduga terdapat baramg bukti yanga da padanya terhadap
tindak pidana tertetu (misalnya : naskoba) dan atau tindak pidana yang dapat
membahayakan jiwanya;
 Upaya paksa yang dilakukan oleh kepolisian memperhatikan etika, situasi, dan
sosial hukum dalam rangka memberikan perlindungan profesi dan keamanan
guru.
 Perbuatan tindak pidana yang tidak disengaja dan perbuatan rawan timbulnya
tindak pidana yang berkaitan dengan profesi, proses penyelesaian hukumnya
diutamakan dengan perdamaian, dalam rangka menjaga kewibawaan guru
dengan tidak menyalahi dan tetap berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Anda mungkin juga menyukai