Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

Pulsed electromagnetic field (PEMF) as an adjunct therapy for pain management


in interstisial cystitis/bladder pain syndrome
Christina Ross, Tyler Overholt, Raymond Xu, Gopal Badlani, Robert J Evans, Catherine A. Matthes, Stephen J. Walker

Oleh:
dr. Ikhwan

Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan


Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2022
1
PICO
• Pasien dengan sistitis
Populasi interstisil/sindrom nyeri kandung
kemih (IC/BPS)

Intervention • Terapi PEMF

Comparator • -

• Penggunaan PEMF dapat menjadi


Outcome strategi terapeutik untuk
manajemen nyeri
Critical Appraisal 2
3
Pendahuluan
 Sistitis interstisial/sindrom nyeri kandung kemih (IC/BPS) merupakan
kondisi kronis yang ditandai dengan nyeri di kandung kemih/pelvis disertai
dengan LUTS, termasuk urgensi dan frekuensi, tanpa adanya penyebab
yang jelas.
 Beberapa pilihan dalam manajemen nyeri yang digunakan untuk pasien
IC/BPS (metode yang kurang invasive, farmakolgi, hingga yang invasive)
menunjukkan efikasi yang lemah dan merupakan rekomendasi yang rendah
menurut American Urological Association (AUA)
 Berdasarkan data dari beberapa uji klinis menyebutkan terapi PEMF efektif
dalam manajemen nyeri untuk kondisi lain.
 Hipotesis: terapi PEMF merupakan terapi yang aman dan dapat melengkapi
atau menjadi alternatif terapi IC/BPS yang telah digunakan.
13
Apa itu PEMF?

• Pulsed electromagnetic field (PEMF) merujuk kepada hukum dasar


elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana medan magnet akan berinteraksi
dengan rangkaian listrik untuk menghasilkan gaya elektromotif  induksi
elektromagnetik

• Sinyal eksogen seperti PEMF menmpengaruhi nyeri dan inflamasi dengan:


1. Modulasi molekul terkait nyeri (G protein coupling receptors [GPCRs])
2. Downregulasi aktivitas COX-2
3. Downregulasi protein inflamasi (TNF-α, IL-1β, NF-KB)

• PEMF memodulasi jalur pensinyalan adenosin siklik monofosfat (cAMP) yang


terkait dengan nyeri dan memodifikasi sifat stabil saluran ion natrium (Na +), kalium
(K+), dan kalsium (Ca2+) .

• Kanal Na+ bertanggung jawab terhadap eksitabilitas neuronal system saraf pusat
maupun perifer  PEMF meningkatkan Na+ ke membran
13
Apa itu PEMF?

• Paparan terhadap PEMF menunjukkan modulasi eksitasi neuronal dan


neurogenesis terkait dengan aktivitas saluran Na+, dimana neuron tereksitasi oleh
gaya elektromagnetik eksogen juga dapat mempengaruhi sel-sel terdekat dengan
interaksi ephaptic

• PEMF secara terapeutik memodulasi penyimpangan vascular endothelial growth


factor (VEGF), fibroblast growth factor (FGF), platelet-derived growth factor
(PDGF), dan nerve growth factor (NGF) pada penyakit autoimun dan degenerasi
jaringan, dimana produksi faktor pertumbuhan dikembalikan pada kadar yang
sehat

• Berdasarkan hukum induksi elektromagnetik Faraday, PEMF eksogen berinteraksi


dengan proses biologis paling dasar di tingkat seluler  meningkatkan
mikrosirkulasi, modulasi aktivitas inflamasi, dan memberikan pereda nyeri.

• Meskipun mkanisme yang tepat belum sepenuhnya dipahami, tetapi Penggunaan


PEMF dapat memberikan manfaat untuk manajemen nyeri pada pasien dengan
IC / BPS.
Bagaimana penghantaran 13

PEMF?
• PEMF  terapi non invasive yang secara
eksogen menghantarkan intensitas rendah
(<400 microTesla), bentuk gelombang
elektromagnetik frekuensi rendah (<1 kHz)
melalui alat yang telah disetujui FDA

• Pemasangan terdiri dari:


1. Kotak pengontrol  mengatur daya
pengantaran
2. Sumber daya  mentransmisi energi ke
tatakan dan bantalan feksibel (seluruh
tubuh: meningkatkan sirkulasi
mikrovaskular, mengurangi inflamasi dan
nyeri) dan penghantaran bertarget ke regio
pelvis (mempengaruhi fisiologi lokal Figure 1. Illustrative depictions of the pulsed
seperti saraf aferen mekanosensori electromagnetic field (PEMF) devices. A Full body mat
that consists of 6 coils (blue) and the belt, consisting of 3
kandung kemih) coils (green), that can be laid across the pelvic region for
increased targeted therapy. B Full-body mat generates
widespread PEMF therapy covering the entire body via
the 6 coils
13
Desain eksperimental hipotetikal
PEMF untuk terapi IC/BPS

• Konsep umum:
PEMF dapat diberikan secara konsisten selama beberapa minggu,
dengan penilaian pasien dilakukan saat mulai, segera setelah
penghentian terapi, dan beberapa minggu setelah penghentian terapi
(mengukur efikasi jangka panjang)

• IC/BPS  luaran yang positif ditandai dengan:


1. Penurunan skor nyeri VAS
2. Peningkatan perbaikan fungsional berdasarkan kuesioner yang
valid (ICSI/ICPI, skala PUF, GUPI dan kuesioner kualitas hidup SF-
36)
Demonstrasi efikasi PEMF dalam 13

pengobatan nyeri kronik


• Jorgensen et. al: berhasil meredakan nyeri pada 17 pasien wanita dengan nyeri
panggul kronik
• Beberapa RCT: perbaikan signifikan pada nyeri dan koring gejala ketika mendapat
terapi PEMF frekuensi rendah
• Sutbeyaz et. al: perbaikan fungsional, nyeri dan skoring gejala pada 56 pasien
wanita dengan fibromyalgia
• Shupak et. al: pengurangan nyeri yang signifikan (McGill Pain Questionnaire dan
skor VAS) pada 13 kasus rheumatoid arthritis dan 18 kasus fibromyalgia

Hipotesis  PEMF mungkin menunjukkan efikasi yang baik pada pasien IC/BPS

Overholt et. al: studi kasus seorang wanita dengan IC/BPS, refrakter terhadap terapi
standard  menunjukkan perbaikan dengan terapi PEMF
13
Pertimbangan lebih lanjut terkait
efikasi PEMF dalam kasus IC/PBS

• Sekelompok pasien IC/BPS dan fibromyalgia memiliki small fiber


polyneuropathy (SFPN) yang mendasari  terdapat komponen
neuropatik pada kondisi nyeri kronik yang terjadi bersamaan dengan
IC/BPS  bisa menjadi target PEMF
• Nyeri neuropati berhubungan dengan kondisi proinflamasi  PEMF
eksogen menunjukkan intervensi pensinyalan sel bersamaan dengan
jalur nyeri inflamatori perifer melalui modulasi reseptor nyeri (GPRs,
COX-II) dan downregulasi modulator inflamasi (TNF-a, IL-IB, NF-KB, dll)

PEMF merupakan terapi rendah risiko dan banyak manfaat pada pasien
IC/BPS
13
Keterbatasan terapi PEMF untuk
mengobati IC/BPS

• Mekanisme aksi terapeutik belum jelas  masih belum jelas apakah


penggunaannya menguntungkan bagi pasien, keuntungan spesifik apa
yang dapat didapat, dan berapa lama perbaikan klinis akan menetap
• Meski demikian, PEMF menunjukkan efikasi dalam pengobatan kondisi
yang terkait nyeri lainnya dengan efek samping yang rendah

Penggunaan PEMF dalam manajamen nyeri IC/BPS menjadi modalitas


terapi yang berisiko rendah bermanfaat banyak
17
Kesimpulan

Berdasarkan luaran yang positif pada berbagai kondisi nyeri,


masih diperlukan uji klinis untuk mengevaluasi apakah PEMF
dapat menjadi terapi non invasive yang aman untuk
memperbaiki gejala nyeri kronik pada pasien IC/BPS.
TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai