Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 6

PGRI DAN
PERGERAKAN
GURU DI ERA
REFORMASI
Anggota Kelompok

Ahmad Figo Ahmad Syairozi


202043500053 202043501172

Roby Ansyah Junira Dwi Ayu


202043500183 202043500361
PERGOLAKAN REFORMASI DAN
TRANSISI DEMOKRASI

01 02 03 04
Terjadinya Perubahan Perdebatan Politik Perubahan Politik
Era Reformasi Format Politik (Transisi) Transisi Nasional

Reformasi bukan akhir dari Definisi dari transisi ini adalah Prespektif transisi menuju Pasca pemilu 1999
perjalanan sejarah bangsa peralihan dari otoritarian ke demokrasi mendominasi debat menujukan sejumlah
sistem demokratik interpretasi perubahan politik di perubahan, baik positif
Indonesia
indonesia maupun negatif
REFORMULASI PERJUANGAN PGRI ERA
REFORMASI

• Era Reformasi
• Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk
membrntuk tatanan baru yang lebih baik guna mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Adapun
yang menjadi tujuan reformasi adalah tercapainya suatu tatanan kehidupan yang baru dan lebih baik
dalam masyarakat madani, yaitu masyarakat demokratis, sejahtera dan agamis.
• PGRI Era Reformasi Ditandai Dengan Runtuhnya Rezim Orde Baru
• Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Setelah orde baru
tumbang maka perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa. Era perubahan itulah yang dikenal
era reformasi. Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian,
kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional serta kemitraan
nasional dan internasional
1). KONGRES XVIII DI LEMBANG, BANDUNG
(25-28 NOVEMBER 1998) MENGHASILKAN:

• Kehidupan Organisasi lebih demokratis dan dinamis.


• Pengurus Besar ditugaskan memperjuangkan UU Guru dan Anggaran Pendidikan
20%
• Kembali ke Jatidiri PGRI
2). KONGRES XIX DI SEMARANG (8-12 JULI
2003):

• Penegasan kembali PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan


organisasi ketatanegaraan
• Diundangkannya UU Guru dan Dosen
• Pengakuan Guru sebagai profesi oleh presiden pada tanggal 2 Desember 2004
3). KONGRES XX DI PALEMBANG, SUMATERA
UTARA (30 JUNI – 4 JULI 2008):

• Ditetapkannya Kode Etik dan Dewan Kehormatan Guru Indonesia


• Membangun PGRI yang kuat dan bermartabat
• Dibentuknya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
4).KONGRES XXI DI ISTORA SENAYAN,
JAKARTA (1-5 JULI 2013):

Hasil Kongres ke-XXI ada tiga hal penting yaitu:


• Politik Nasional
• Pendidikan Nasional
• Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
TUNTUTAN PERUBAHAN SISDIKNAS

Melalui kongres ini PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah yaitu:

• Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional.

• Gaji guru supaya tidak dihentikan.

• Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan.

Tuntutan tersebut mendapat perhatian pemerintah, terbukti dengan ditunjuknya Rh. Koesnan menjadi
anggota Panitia Gaji Penerintah yang di bentuk oleh Departemen Kuangan RI. Kongres kedua PGRI ini
mengahasilkan keputusan yang merupakan wujud dari tanggung jawab nasional PGRI dalam upaya
mempelopori perubahan sistem pendidikan kolonial menjadi sistem pendidikan nasional.
PENGERTIAN PGRI DAN
OTONOMI DAERAH

Peran PGRI
Membina, mengarahkan
dan melindungi PGRI
dan anggotanya dalam
PGRI melaksanakan tugasnya
sehari-hari.
Otonomi Daerah
PGRI merupakan wadah tempat Hak, wewenang, dan kewajiban daerah
berhimpunnya segenap guru dan tenaga otonom untuk mengatur dan mengurus
kependidikan lainnya sebagai sendiri urusan pemerintah dan
organisasi perjuangan, organisasi kepentingan masyarakat setempat
profesi, dan ketenagakerjaan yang sesuai dengan peraturan perundang-
berdasarkan Pancasila. undangan.
PERANAN PGRI DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU DI ERA
OTONOMI DAERAH
Penyeimbang Pola Kemitraan
Sebagai penyeimbang
pola kemitraan dengan
pemerintah kabupaten/
kota dalam mengawal
Pemikir dan mengembangkan
pengelolaan pendidikan
Penekan
Sebagai penggagas dan penghasil secara profesional. Sebagai pihak yang menjembatani
konsep- konsep pengelolaan aktualisasi permasalahan, potensi, dan
pendidikan secara inovatif. harapan para guru di lapangan untuk
direalisasikan oleh kabupaten/kota.
PGRI SEBAGAI
ORGANISASI
PROFESI

Untuk meningkatkan sikap


profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru
sebagai anggota utama PGRI.
UPAYA PGRI DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU DI ERA OTONOMI
DAERAH
01 02 03
Peningkatan Gaji dan Alih Tugas Profesi dan Rekruitmen Membangun Sistem Sertifikasi
Kesejahteraan Duru Guru Untuk Menggantikan Guru atau Pendidik dan Tenaga
Pendidik yang Dialihtugaskan ke Kependidikan, Serta Sistem
Profesi Lain. Penjaminan Mutu Pendidikan.

04 05
Membangun Satu Standar Peningkatan Kompetensi
Pembinaan Karir (Career yang Berkelanjutan
Development Path).
9

HUBUNGAN DAN
KERJASAMA LUAR
NEGERI
PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu berusaha menjalin serta
mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak,
bahkan PGRI sudah menjalin hubungan secara internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah:
 Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan kesatuan.
 Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas.
 Menerima, membantu dan merasakan penderitaan orang lain.
 Meduli terhadap keadaan masyarakat.
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah melakukan kerjasama dengan
masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan
kerjasama PGRI secara vertikal, horizontal dan hubungan luar negeri.
Hubungan luar negeri meliputi hubungan kerjasama dalam tingkat regional dan internasional, diantaranya adalah :
a. Ditingkat Regional
1)      ASEAN Council of Teachers (ACT).
2)      Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN).
b. Ditingkat Internasional
1)      Konvensi ILO/UNESCO
2)      Education International (EI)

Bentuk Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri


Bentuk kerjasama PGRI dengan Luar Negeri dengan pertukaran pelajar dapat dibuktikan dengan adanya sembilan
mahasiswa IKIP PGRI Semarang praktik mengajar di Malaysia. Pada tanggal 17 April sembilan calon guru IKIP
PGRI Semarang dilepas oleh rektor, Muhdi SH MHum untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di
beberapa sekolah setingkat SLTA di Johor Malaysia. Kesembilan mahasiswa tersebut di antaranya berasal dari
beberapa program studi antara lain Pendidikan Bahasa Inggris (3), Pendidikan Matematika (2), Pendidikan Biologi
(2), dan Pendidikan Fisika (2). Praktek mengajar yang akan berlangsung selama 1 bulan tersebut merupakan salah
satu bentuk kelanjutan dari kerjasama yang dijalin antara IKIP PGRI Semarang dengan Universitas Teknologi
Malaysia.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai